NovelToon NovelToon
Menjadi Sekretaris Bos Mafia

Menjadi Sekretaris Bos Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Mengubah Takdir
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Rizky Handayani Sr.

Xera Abilene Johnson gadis cantik yang hidup nya di mulai dari bawah, karena kakak angkat nya menguasai semua harta orang tua nya.
Namun di perjalanan yang menyedihkan ini, Xera bertemu dengan seorang pria dingin yaitu Lucane Jacque Smith yang sejak awal dia
menyukai Xera.
Apakah mereka bisa bersatu?? Dan jika Xera mengetahui latar belakang Lucane akan kah Xera menerima nya atau malah menjadi bagian dari Lucane??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rizky Handayani Sr., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Suara derit pintu besi tua menggema. Seorang pria muda dengan senyum sinis masuk, mengenakan jaket kulit gelap dan sarung tangan hitam. Alexi. Wajahnya tampan tapi penuh kelicikan.

Di dalam gudang, beberapa pria dari mafia kecil lokal Klan Vezaro sedang merokok, berjudi, dan bercanda kasar. Tapi saat Alexi masuk, suasana langsung menegang.

Seorang pria botak dengan tato ular di leher berdiri menyambutnya Grego, ketua kecil Vezaro.

“Jadi anak angkat keluarga kaya itu akhirnya datang juga,” gumam Grego sambil menatap tajam.

Alexi tersenyum dingin. “Jangan salah. Aku bukan cuma anak angkat. Aku pewaris resmi. Yang lain hanya sisa-sisa.”

Grego meludah ke lantai. “Kau bilang kau bisa kasih kami akses ke rekening keluarga Xera?”

Alexi melemparkan flashdisk kecil ke meja.

“Itu sebagian. Tapi bukan itu yang kupedulikan. Uangnya bisa kalian rampas yang aku mau hanya satu.”

Dia menatap Grego tajam.

“Singkirkan Xera. Buat dia lenyap. Tapi jangan sekarang pelan-pelan, dari bayangan.”

Grego menyeringai. “Kenapa repot-repot? Kami bisa ledakkan dia malam ini juga.”

Alexi menggeleng. “Kalau dia mati begitu saja, semua akan curiga. aku tidak akan kehilangan nama baik dan perlindungan dari keluarga besar. Buat dia tampak seperti penghianat.

Hancurkan reputasinya, jebak dia, dan hilangkan dia saat semua sudah lelah membela.”

Grego mengangguk pelan. “Penuh kebencian juga, ya.”

Alexi mendekat, berbisik tajam.

“Dia akan merusak semuanya. Kalau dia menikah dengan Lucane, dia bisa dapat akses hukum dan kekuasaan. Aku tidak akan biarkan wanita rendahan itu menginjak dunia yang sudah aku bangun.”

Alexi mengencangkan sarung tangannya, lalu menatap Grego dan anak buahnya.

“Aku akan terus kirim informasi. Dia sekarang tinggal bersama Lucane. Itu berbahaya. tapi juga peluang.”

Grego tertawa. “ah ternyata dia dalam perlindungan.”

Alexi membalas dingin, “Kau hanya perlu satu momen. Dan saat itu tiba, pastikan dia tidak pernah bisa kembali.”

Cliffhanger: Di Lorong Kantor – Esok Harinya

Xera berjalan melewati lorong kantor sepulang meeting. Tak sadar, dari kejauhan seseorang memotret dia diam-diam. Kamera itu dikendalikan oleh anak buah Grego.

Dan di sisi lain kota, Alexi menerima foto itu dengan senyum kecil.

“Kita mulai dari sini... Adikku yang malang.”

* * * *

Baik. Di tengah tekanan dari keluarga Lucane dan ujian berat dari Tuan Revantra, Xera kini menghadapi bayang-bayang dari arah tak terduga. Diam-diam, musuh telah menyusup ke dalam hidupnya. Perlahan tapi pasti, kehidupan profesional dan mentalnya diguncang, membuatnya seolah-olah menjadi musuh di tempatnya sendiri.

Hari itu dimulai biasa saja. Xera masuk ke kantor seperti biasa, menyapa beberapa rekan yang ia kenal. Tapi dia merasa ada yang berubah. Sorot mata yang biasanya ramah kini terlihat dingin. Beberapa orang bahkan tampak membisikkan sesuatu saat dia lewat.

Saat sampai di ruangannya, layar komputer sudah menyala. Tapi yang membuatnya bingung email terbuka, dan ada dokumen yang sudah dikirim atas namanya.

“Proposal merger ke klien utama” gumam Xera, kaget. “Tapi ini bukan draft yang kubuat.”

Dibacanya cepat. Isinya penuh kesalahan fatal, termasuk angka investasi yang terlalu tinggi dan indikasi manipulasi keuntungan. Jika sampai dikirim ke luar ini bisa jadi skandal besar.

Belum sempat dia bereaksi, Clara masuk tergesa-gesa.

“Xera! Atasan dari divisi keuangan sedang marah besar. Mereka bilang kau yang kirim dokumen itu. Apa yang terjadi?”

Xera berdiri, wajahnya pucat. “Aku tidak pernah kirim dokumen ini Aku bahkan belum buka laptopku pagi ini.”

Clara menatapnya, jelas khawatir. “Ada yang ingin menjatuhkanmu. Tapi siapa?”

Beberapa Hari Kemudian Teror Semakin Intens

Kotak mejanya berisi foto-foto lama dari masa kecilnya.

Surat kaleng masuk ke email pribadi dan bahkan dicetak lalu ditaruh di mejanya

“Kau pikir bisa naik dengan menjual diri ke bos? Semua akan tahu siapa kau sebenarnya.”

File kerja penting yang sudah dia kerjakan berhari-hari hilang secara misterius dari server internal.

Di ruang makan, rekan-rekan satu timnya tiba-tiba mulai menjauh. Seseorang menyebarkan gosip bahwa Xera mendapat promosi hanya karena "kedekatannya dengan Lucane".

Gosip itu pun semakin menyebar dengan beberapa foto saat Xera keluar dari mobil lucane.

"Sial, ini pasti Kau Alexi. Aku bersumpah akan mencabik cabir mulut busuk mu itu" kesal Xera dan menatap diri nya dari cermin.

* * * *

Suasana kantor pusat Lucane Enterprises mendadak lebih dingin dari biasanya. Di ruangan pribadi Lucane yang luas dan minim cahaya, hanya suara lembaran laporan yang dibuka dengan pelan terdengar. Juan berdiri tegak di hadapannya, membawa tumpukan berkas yang tampak biasa tapi berisi masalah besar.

“Tuan Lucane ini adalah laporan divisi keuangan dan komunikasi internal minggu ini. Ada beberapa kejanggalan yang saya rasa perlu Anda lihat sendiri.”

Lucane tidak langsung menjawab. Dia mengambil berkas itu dan membaca dalam diam. Sorot matanya semakin tajam saat menemukan detail kesalahan-kesalahan fatal yang dikaitkan dengan nama satu orang Xera.

“Kesalahan hitungan dalam proposal merger.”

“Keterlambatan laporan finalisasi tender dari Jepang.”

“Akses tidak sah ke dokumen milik direktorat investasi.”

Semua itu tidak masuk akal. Xera bukan tipe yang ceroboh. Bahkan selama ini, dia dikenal sebagai pekerja teliti dan paling disiplin di seluruh lantai eksekutif.

Lucane mengangkat pandangannya perlahan. Suaranya dingin seperti pisau yang baru diasah.

“Kau yakin semua ini dikaitkan pada Xera?”

Juan mengangguk. “Ya, Tuan. Tapi jujur saja terlalu aneh. Saya yang menandatangani beberapa dokumen itu bersama dia. Tidak ada kesalahan saat kami menyerahkannya. Seolah-olah ada yang mengubahnya setelah semuanya lewat tangan dia.”

Lucane berdiri. Napasnya dalam, tapi wajahnya mulai menunjukkan kemarahan yang terpendam. Dia berjalan menuju jendela kaca besar di belakang meja kerjanya, memandangi kota di bawah sana.

“Alexi,” gumamnya lirih. “Bocah itu akhirnya mulai gerak. Tapi dia tidak sendiri…”

Dia memencet tombol memanggil di ponsel nya. Dan sambungan itu terhubung dengan max.

“Max. Temukan siapa yang bermain di belakang Xera. Aku yakin Alexi terlibat, tapi cari semua jejak, semua nama yang terlibat dengannya. Jika ada satu pun dari dalam yang ikut menekan Xera tarik mereka keluar. Hidup atau mati.”

"Baiklah tuan" jawab Max patuh dan sambungan terputus

Lucane menoleh pada Juan yang masih berdiri kaku.

“Kau. Bersihkan kekacauan ini di kantor. Pastikan reputasi Xera tetap utuh di mata para pemegang saham. Aku tidak peduli kau harus manipulasi data, diamkan wartawan, atau bayar para direktur. Yang penting, tidak satu pun orang menyentuh nama Xera lagi mulai hari ini.”

Juan sedikit terkejut, tapi segera mengangguk cepat. “Baik, Tuan.”

Lucane kembali duduk. Matanya menatap kosong, tapi pikirannya bekerja seperti mesin perang.

“Kalau mereka pikir bisa menjatuhkannya tanpa aku tahu mereka jelas belum kenal siapa aku.”

* * * *

Hari ini, Xera masuk kantor lagi. Tapi dia merasakan atmosfer yang tidak biasa. Rekan-rekan yang biasa menyapanya, kini hanya memberi lirikan cepat lalu menunduk. Beberapa bahkan pergi begitu dia mendekat.

Tapi saat dia membuka laptopnya, ada satu notifikasi tidak biasa

[INTERNAL CLEARANCE: ALL CHARGES CLEARED – DIRECTIVE: EXECUTIVE ORDER]

Issued by: Juan de Castillo — atas perintah pribadi Lucane Jacque Smith.

Xera tertegun. Tapi belum sempat dia berpikir lebih jauh, Clara duduk di sampingnya dan berbisik,

“Kau punya pelindung paling mengerikan di kota ini, Xera. Sekarang mereka mulai ketakutan.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!