NovelToon NovelToon
Cinta DiTujuh Kehidupan

Cinta DiTujuh Kehidupan

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Cintamanis / Time Travel / Transmigrasi / Ruang Ajaib
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Datu Zahra

Hong Zhi Shi, seorang putri dari garis keturunan Klan Dewa Pengetahuan. Cantik sudah pasti, karena ia seorang Dewi yang tinggal dialam surgawi. Pintar, tak perlu ditanya lagi, secara Klannya adalah Dewa pengetahuan.

Hidup abadi, cantik, pintar, tinggal dialam surgawi yang semua serba indah dan ada, tentu menjadi anugerah diingini banyak manusia.

Tapi akibat ia menolak lamaran Dewa neraka untuk menjadikannya selir, Hong Zhi Shi dijatuhi hukuman. Ia akan menjalani hidup dialam dunia fana dalam tiga kali masa kehidupan.

Ada banyak misi yang harus ia emban, salah satunya mendapatkan cinta tulus dari seorang pria yang juga ia cintai. Karena hanya dengan itu, Hong Zhi Shi akan kembali bisa hidup dialam surgawi setelah kematiannya didunia fana.

Entah dikehidupan yang keberapa cinta itu akan ia dapatkan, pasalnya sudah enam kehidupan sudha ia jalani. Sekarang dimasa ini, adalah kehidupannya yang ketujuh.

Bagaimana kisah Hong Zhi Shi dikehidupan ketujuh ini..?

Mari ikuti kisahnya..!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengobati lagi

"Hua'er..! dari mana kau bisa mempelajari akupuntur, mengerti soal racun dan pandai ilmu pengobatan..?" tanya Jang Bing.

Para wanita langsung bercerita perihal Yin Hua yang mengobati tuan muda Song, begitu sampai dirumah.

"Ayah..! bukankah paman Wang percaya kalau aku ini reinkarnasi Dewi pengetahuan. Jadi ayah percayai itu saja seperti paman Wang."

Jang Bing menghela nafas. Kini fikirannya melayang kembali kemasa lalu, dimana putrinya itu baru terlahir kedunia.

Meski terusir, tapi semua kemudahan dan kebaikan datang padanya. Apa pun yang dilakukan pasti membuahkan hasil dan berjalan dengan baik.

Putrinya itu pun sejak bayi tak sekali pun rewel, bandel dan nakal. Amat pengertian seperti orang dewasa.

Benarkah putrinya ini reinkarnasi Dewi pengetahuan, mungkin juga titisan Dewi obat. Atau malah dua-duanya...?

"Paman, bagaimana kalau bangunan yang dijadikan gudang dibuat klinik pengobatan..? Jadi kalau ada orang sakit bisa datang ketempat paman." saran Yin Hua.

"Lalu untuk lilin dan sepatunya bagaimana..? lagi pula siapa yang mau jadi tabibnya..?"

"Untuk sepatu dan lilin jadi satu saja dengan toko sosis, tempat itu juga masih sangat lebar." balas Yin Hua.

"Untuk tabib kita bisa membuka lowongan, nanti aku akan kesana. Kita juga bisa membuka akademi untuk orang-orang yang tertarik dengan ilmu pengobatan."

Wang Chun melirik Yu Lan, kemudian bergantian menatap Jang Bing, Su Zihan, Jang Mei dan yang lain.

"Paman fikirkan saja dulu, tidak usah terburu-buru. Besok kita masih ada gula dan kertas yang harus didahulukan." kata Yin Hua.

Obrolan terhenti untuk makan malam bersama. Setelahnya Jang Bing pergi kerumah kepala desa guna membayar bukit kapur, yang sebelumnya sudah ditanyakan terlebih dulu berapa harganya.

Karena masuk kegolongan lahan tidak subur, Jang Bing hanya perlu membayar sepuluh koin perak untuk enam hektar tanah, dengan bukit kapur setinggi empat belas meter lebih.

Keesokan harinya semua pergi kekota. Selain mengurus toko serta memberi arahan karyawan baru. Jang Bing dan para lelaki yang lain, ingin melihat Yin Hua mengobati tuan muda Song.

Sesampainya dikota, Yin Hua memasak makanan obat dengan sembilan macam herbal untuk tuan muda Song. Kali ini ia membuat sup bakso dengan campuran jamur porcini, lobak, asparagus dan daging rusa.

Ketika masakan matang bertepatan dengan datangnya rombongan tuan Song.

"Selamat pagi tuan paman, kakak...!" sapa Yin Hua.

Tuan Song tersenyum, menjawab salam bocah cantik itu. Begitu juga tuan muda Song yang digendong pengawalnya.

Bocah lelaki itu sudah terlihat jauh lebih baik. Air wajahnya mulai berseri, bibir hitam dan mata merahnya sudah berkurang.

Yang membuat kegembiraan membuncah dihati tuan Song. Tidak ada lagi teriakan kesakitan sejak kemarin sore hingga pagi ini. Putranya tidur damai dan nyenyak sekali semalam.

Jang Bing dan Wang Chun ikut menyapa dan dengan bangga Yin Hua memperkenalkan ayah dan paman tampannya itu.

Dengan penuh kerendahan hati, tuan Song mengucapkan terimakasih pada Jang Bing dan Wang Chun.

"Kakak makan dulu ya...? setelah itu minum obat ini." kata Yin Hua menyodorkan mangkuk sup dan gelas berisi tonik.

Tuna muda Song mengangguk "baik..!"

Yin Hua beralih ketuan Song, mengulurkan tangannya yang memegang botol porselen.

"Tuan paman, ini penawar racun sekaligus obat untuk pemulihan kakak. Ambil satu sendok makan lalu seduh dengan air panas, minum tiga kali sehari selagi masih hangat."

Tuan Song menerima dengan suka cita. Mata tegasnya berembun haru, putra tercinta akhirnya sembuh setelah dua bulan lamanya tersiksa oleh racun lidah api.

"Terimakasih Hua'er, terimakasih..! paman sangat beruntung bisa bertemu dneganmu." ucap tuan Song tulus mengusap pucuk kepala Yin Hua dengan segaris airmata menghiasi pipinya.

"Paman tidak perlu sungkan, sudah kewajiban kita sesama manusia untuk saling menolong. Setelah paman pulang, segera cari orang jahat itu. Hati-hati untuk semua makanan dan minuman yang disajikan pelayan."

Tuan Song mengangguk "iya, aku akan menangkap penjahat itu." kilatan amarah melintas cepat dimata pria itu.

Yin Hua bersiap melakukan akupuntur, setelah tuan muda Song mencerna obat dan makanannya dengan baik.

Sama seperti kemarin, seratus lima puluh jarum emas dan perak menancap disekujur tubuh bocah tampan itu.

Jang Bing, Wang Chun, Bai Fang dan Mu Jiao, membelalakkan mata. Melihatan kecepatan Yin Hua dalam menusukkan jarum-jarum itu dititik merdian tuan muda Song.

"Kakak..! Hua'er kita sangat hebat. Dia benar-benar reinkarnasi Dewi langit." ucap Wang Chun tanpa mengalihkan tatapannya.

"Aku ingin menangis mendengar ucapanmu." balas Jang Bing dan disambut kekehan oleh Bai Fang dan Mu Jiao.

Satu jam berlalu, darah hitam berbau busuk keluar dari kulit yang ditusuk jarum. Tapi tidak sebanyak dan sehitam kemarin.

Pelayan toko Wang sigap membantu membersihkan lalu mengganti airnya.

Dua jam, semua jarum dicabut dan tuan muda Song kembali memuntahkan dara kental berwarna hitam pekat.

Yin Hua memberikan tonik penambah darah serta penguat tulang pada pelayan toko Wang untuk diberikan pada tuan muda Song.

"Apa kakak merasakan sesuatu yang tidak nyaman..? ada yang sakit..?" selidik Yin Hua setelah tiga puluh menit berlalu.

"Aku hanya lemas saja dan sedikit pusing." jawab tuan muda Song tersenyum.

"Nanti sore kalau kesini, kakak harus jalan kaki ya..? itu untuk melatih saraf dan otot kakimu."

Tuan muda Song mengangguk "baik...!"

Tuan song bersama putranya pamit dan kembali lagi pada sore hari, sekalian mereka mampir untuk makan direstoran 5 saudara.

Pukul enam sore Yin Hua dan semua pulang dengan membawa pemerah tebu serta penggiling gula.

"Besok ayah dan paman sudah bisa mengambil tebu, jangan lupa untuk ditanami lagi ya..?"

Yin Hua mengajari bagaimana cara memanen dan menanam tebu. Untuk pengerjaannya akan dikerjakan setelah Yin Hua selesai mengobati tuan muda Song.

1
Andi Ilma Apriani
crazy up thoorr
Andira Rahmawati
lanjutttttt..thorrrrr..
Andira Rahmawati
ceritanya bagusssss bgt...seruuu
trusss semangat ya thorrr💪💪💪
Andira Rahmawati
🤣🤣🤣 jang lei ama jang bing suka ketukar...
Andi Ilma Apriani
selalu ditunggu upx thoorrr
Andi Ilma Apriani
semangaattt thooorrrr💪💪💪💪
Andi Ilma Apriani
crazy up thoorrr...ceritax sangat bagus 😍😍😍😍
Andi Ilma Apriani
semangaaatt thoorr
Andi Ilma Apriani
hadiiirrr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!