NovelToon NovelToon
Air Mata Istri Yang Diabaikan

Air Mata Istri Yang Diabaikan

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Penyesalan Suami / Tukar Pasangan
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: fadelisa dedeh setyowati

Ratna yang tidak bisa hamil menjebak suaminya sendiri untuk tidur dengan seorang wanita yang tak lain adalah adik tirinya.

ia ingin balas dendam dengan adik tirinya yang telah merenggut kebahagiaannya.

akankah Ratna berhasil? atau malah dia yang semakin terpuruk?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fadelisa dedeh setyowati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Air Mata Istri Yang Diabaikan 29

Pagi itu Andini bangun agak terlambat dan tidak ada tanda-tanda Bagas tidur di sampingnya semalam. Tidak ada kamar mandi di dalam kamarnya sehingga ia harus keluar mencari kamar mandi untuk dia bisa membersihkan diri.

Saat dia keluar tidak ada aktivitas dari pemilik rumah. Ia mengitari ruang tamu dan juga dapur tapi tetap tidak menemukan siapapun.

Andini melirik jam yang tergantung. Pukul 08.15.

‘Ahh aku terlambat’ batinnya.

Andini berkeliling mencari toilet tapi tidak menemukan. Awalnya ia ragu tapi mungkin ia bisa meminjam kamar mandi pribadi milik Ratna di kamarnya. Maka dengan perlahan ia mengetuk pintu kamar Ratna memastikan tidak ada orang di dalamnya.

Beberapa kali diketuk tidak ada jawaban, Andini memberanikan diri memutar handle pintu dan membukanya.

Begitu pintu dibuka terlihat pemandangan yang membuatnya berdegup.

Ia melihat Ratna dan Bagas saling berpelukan dalam keadaan telanjang, Andini tentu tau apa yang terjadi.

Entah mengapa melihat hal tersebut membuat hatinya serasa diiris. Ada kecemburuan yang membuncah di hatinya.

Bagaimana tidak, di hari pertama Bagas memboyongnya – lelaki itu malah memilih tidur dengan istri pertamanya ketimbang menemani dirinya di hari pertama ia tinggal.

Andini juga agak heran, biasanya Ratna akan berpihak padanya. Andini berpikir kenapa Ratna tidak meminta Bagas untuk tidur dengannya?

Sedang memikirkan itu semua, Andini melihat pergerakan Ratna – membuatnya sedikit gelagapan dan buru-buru menutup pintu agar tidak ketahuan.

Andini turun tangga dan terus mencari toilet. Akhirnya setelah mengitari rumah ia menemukan kamar mandi yang ada di pojokan. Tanpa berpikir macam-macam ia segera masuk dan membersihkan diri. Selesai membersihkan diri ia mencoba membuka pintu kamar mandi tersebut.

Malangnya pintunya mendadak tidak bisa dibuka. Andini berusaha membuka memutar handle pintu tapi pintunya terkunci. Sepertinya rusak.

Andini panik, ia menggedor pintu sekuat tenaga. Memanggil nama Ratna dan Bagas bergantian, berteriak meminta tolong.

Tapi setelah sekian menit melakukannya Andini tidak mendengar tanda-tanda orang rumah yang menyadari dia terjebak di sana.

Sekuat tenaga ia terus menggedor pintu yang terkunci itu sampai pergelangan tangannya memerah karena sakit dan ngilu.

Kamar mandi tempat dimana ia terjebak berada di pojokan, itu membuatnya semakin khawatir karena takut kalau-kalau tidak ada yang menyadari bahwa ia terjebak di sana.

Air matanya menetes, ia takut tidak bisa keluar dari sana. Sejujurnya ia agak takut dengan ruangan yang sempit. Rasanya sesak di dada. Ia merasa kamar mandi itu menghimpitnya.

Suaranya mulai serak dan tangannya sakit, Andini hanya bisa berdoa semoga Ratna dan Bagas segera menemukannya.

Yang sedang di harapkan Andini tengah berpelukan setelah semalam mereka bergumul.

Keduanya saling menatap dan tersenyum penuh cinta, Bagas mengecup kelopak mata Ratna, menumpahkan segala perasaan cinta yang ada di hatinya untuk istri pertama yang sangat ia cintai itu.

“Mas cinta kamu dek, makasih sudah hadir di hidup mas,” ucap Bagas diiringi tatapan penuh kasih sayang.

“Adek juga Mas, adek merasa beruntung menjadi istri Mas Bagas,” balas Ratna tak kalah mesra.

“Apapun akan Mas lakukan untuk kamu, satu-satunya wanita yang Mas cintai,” imbuh Bagas sambil membelai rambut istrinya.

“Bagaimana dengan Andini?” Ratna mengingatkan Bagas soal Andini.

“Dek, sedari awal Mas kan ga mencintai dia. Pernikahan ini ada karena terpaksa,”

“Tapi Mas juga perlu mencintai Andini karena ia mengandung anak Mas Bagas. Ga kayak aku yang ga bisa kasih Mas anak,” Ratna tertunduk sedih sambil menatap perutnya.

Hati Bagas terasa perih mendengar perkataan Ratna. Ia juga sama sakitnya dengan Ratna.

“Mas akan coba menerima dia, tapi jika untuk mencintai ... demi apapun Mas ga akan bisa. Cuma kamu dek, Cuma kamu satu-satunya wanita di hati Mas. Sampai kapanpun tidak akan ada yang bisa menggantikanmu walaupun Andini bisa kasih Mas anak sekalipun,” hibur Bagas mendekap istrinya dalam pelukannya yang hangat.

Ratna semakin menenggelamkan dirinya dalam dekapan suaminya. Ia telah mendengar apa yang ia ingin dengar. Ia tak perlu takut bersaing dengan Andini meskipun ia tak bisa memberikan Bagas keturunan. Bagas ada di pihaknya.

“Makasih Mas, kata-kata Mas menguatkanku saat ini,”

“Kita jalani sama-sama ya dek. Soal Andini Mas tidak peduli. Biarkan dia tinggal di sini. Kehadirannya tidak membawa arti apa-apa di rumah ini.”

Hati Ratna semakin tenang mendengar pernyataan Bagas. Membuatnya tersenyum senang.

“Mas mau sarapan apa pagi ini?”

Bagas menggesekkan hidungnya ke hidung mungil Ratna, “Apapun asal kamu yang buat Mas pasti mau,”

“Seingat adek bahan di kulkas habis. Kayanya masih ada roti dan meises, Mas mau?” tawar Ratna.

“Dek, Mas udah bilang, apapun asal kamu yang buat pasti Mas mau,” ujar Bagas lembut.

Ratna lagi-lagi tersenyum senang, ia sangat beruntung memiliki Bagas.

“Kalau gitu mas siap-siap biar adek yang buatin sarapan.”

“Ok sayang,” ucap Bagas mengecup pipi bulat istrinya.

Di dapur Ratna tengah mengoleskan mentega ke roti tawar yang kemudian ia taburi meises coklat. Ia membuat dua tangkup roti. Satu untuk Bagas dan satu untuk dirinya. Ia tidak membuatkan untuk Andini karena berpikir Andini belum bangun. Andini bisa membuat roti untuk dirinya sendiri.

Saat menyiapkan teh hangat, samar-samar Ratna mendengar namanya di panggil.

“Mba Ratna ... Mas Bagas ... tolong aku ....”

Ratna menajamkan pendengarannya sampai ia yakin bahwa itu adalah suara Andini. Tapi dimana dia ...

“Mba Ratna ... Mas Bagas ... tolong ....”

Ratna berkeliling di sekitar dapur dan berhenti di depan pintu kamar mandi yang ada di pojokan.

“Dini?” panggil Ratna.

Andini yang mendengar suara Ratna seolah mendapat harapan, ia segera berdiri dan menggedor pintu itu kembali.

“Mba ... Mba Ratna, tolong aku mba. Aku kekunci di dalam,” ucap Andini dengan suara serak.

“Astaga ... kenapa kamu bisa di sini? Kamar mandi ini rusak Din,” Ratna heran.

“Tolong aku mba ....” rintih Andini.

“Bentar mba panggilkan Mas Bagas dulu, kamu yang tenang,” ujar Ratna.

Kemudian Ratna mencari Bagas yang tengah mengancing kemejanya.

“Mas, tolong Andini Mas ....” ucap Ratna agak panik.

“Kenapa Andini?” Bagas bertanya santai seolah Andini tak penting.

“Dia ... dia kejebak di kamar mandi bawah yang rusak itu. Tolong dia Mas,”

“Apa?” Bagas terkejut.

“Ayo Mas. Kasihan dia.” Ratna menarik Bagas menuruni tangga dan berjalan ke kamar mandi tempat Andini terjebak.

“Pintu ini rusak,” ucap Bagas mencoba memutar handle pintu.

“Coba Mas dobrak,” usul Ratna, “Din kamu mundur ya, biar Mas Bagas dobrak pintunya,”

“Iya Mba,” jawab Andini sedikit tenang. Ia akan keluar dari sini.

Bagas mundur perlahan, lalu mendorong dengan seluruh berat tubuhnya. Pintu tidak langsung terbuka, tapi ada retakan halus. Engselnya berbunyi perlahan. Di belakang pintu ada isak tertahan.

Kaki Bagas mundur lagi – kali ini ia mengerahkan kekuatan tubuhnya untuk mendobrak pintu itu.

Bbrraaakk! Pintu terbuka.

Andini yang tengah terduduk di lantai berdiri dan berlari memeluk Bagas. Ia memeluk Bagas erat seolah Bagas adalah penyelamat jiwanya

"Mas Bagas .... Ak - aku takut Mas," isak Andini

Perlakuan Andini membuat mata Ratna mengkilat tajam.

 

1
Cookies
air mata istri yg diabaikan, andini yach
fadeliu: betul ka .. dia istri yang di abaikan
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!