Menikahi Sopir Kaya

Selesai acara makan malam, mereka semua beranjak meninggalkan meja makan.

Mentari pergi ke kamarnya, sedangkan Argha pergi ke ruang TV.

.

.

.

"Ma, bagaimana kabar Mama?" Argha menelpon Melinda yang sedang berada di Paris, sejak tadi Burhan menyebut nama Papa nya, Entah kenapa, Argha sangat merindukan sekali kedua orang tua nya.

"Sayang, apa semua baik-baik saja? bagaimana kabarmu mu dan Menantu Mama yang paling cantik ?" Nyonya Melinda.

"Semua baik-baik saja Ma, tidak ada yang perlu di khawatirkan. Aku hanya merindukan mu." Argha.

" Mama juga merindukan mu Nak, oya...kapan Mama mendapat kabar baik tentang cucu Mama?" Melinda bertanya sambil membayangkan kebahagiaan nya memiliki cucu dari anak semata wayangnya.

"A...aku...Ah...sudahlah Mah, jangan membahas itu dulu, Mama tau kan, bagaimana pernikahan ini terjadi?, aku hanya tidak ingin membohongi dan mengecewakan Mama." Argha menjawab.

"Baiklah sayang, percayalah , kelak semua akan baik-baik saja !, Mama sangat menantikan hari itu ". Sahut Melinda.

"Baiklah, nanti kita sambung lagi ya Ma , ada beberapa tugas kuliah yang harus Argha selesaikan malam ini. Jangan lupa jaga kesehatan Mama disana !. Sampai Jumpa !!"

Anak dan Ibu itu akhirnya mengakhiri pecakapan lewat ponsel mereka.

.

.

.

Seusai menelpon Melinda, Argha kembali ke kamarnya. Betapa kagetnya Argha ketika melihat isi kamarnya sudah berubah.

"Kau pindahkan kemana sofa tempat ku tidur?". Argha bertanya kepada Mentari yang sedang duduk berselonjor di tempat tidur sambil memainkan ponselnya.

Mentari pura-pura tak mendengar pertanyaan Argha, dan masih fokus dengan ponselnya.

"Hei...Apa kau..." Belum selesai Argha melanjutkan ucapannya, Mentari langsung menjawab, "Sofa mu ada di kamar pelayanan, kalau kau mau, kau bisa tidur di kamar nya sana!, bukan kah kau menyukai wanita cantik? menurutku pelayan kita juga cantik-cantik".

Argha yang mendengar perkataan Mentari hanya merapatkan gigi nya, tidak mengerti, kenapa istrinya menyebalkan sekali.

Argha, pergi ke kamar mandi untuk mandi. Karena ketika ia pulang tadi, Ayah mertuanya menyuruhnya untuk makan malam terlebih dahulu.

Selang beberapa menit, Argha keluar dari kamar mandi, ia hanya mengenakan handuk yang di lilitkan di pinggang nya.

Mentari yang tak sengaja melihat Argha, sempat terkesima beberapa saat, dan melihat Argha bertelanjang dada dengan rambutnya yang masih basah. Mentari membuka sedikit mulutnya, seperti kagum dengan dada bidang Argha yang terlihat menggoda.

Usia mentari memang sudah cukup matang, jadi wajar saja jika ia sudah memiliki hasrat kepada laki-laki. Meskipun kali ini yang pertama untuk nya, karena Mentari nyaris tidak pernah menghabiskan waktunya bersama laki-laki, kecuali dengan Sekretaris Reno. Itu pun hanya makan siang bersama atau sekedar pergi menghadiri meeting bersama.

"Kenapa kau menatapku seperti itu? coba lihat air liur mu sampai menetes.!" Argha tersenyum usil.

Mentari yang terperanjak spontan mengusap bibir nya yang ia khawatirkan benar-benar ada air liur yang menetes disana. Ketika Mentari menyadari Argha sedang mengerjai nya. Mentari langsung mengumpat " Dasar laki-laki mata keranjang, kau fikir aku sama seperti mu?"

Argha yang merasa berhasil mengerjai istrinya, tersenyum penuh kemenangan, kemudian berjalan ke ruang ganti, untuk mengenakan pakaian.

Argha selesai mengenakan pakaian nya. Ia menggunakan kaos oblong putih dan celana pendek di atas lutut, pakaian yang biasa ia kenakan ketika tidur.

"Hei, kau mau kemana berpakaian seperti itu?" Mentari bertanya kepada Argha yang hendak membuka pintu dan bergegas keluar kamar.

" Mau tidur di kamar pelayan." Jawaban Argha sambil melambaikan tangannya dan berjalan melangkah keluar kamar.

"Cih, dia benar-benar akan tidur di kamar pelayan? Berani sekali dia ??" Dengus Mentari salam hati.

Setelah kepergian Argha, Mentari memutuskan untuk tidur. Tetapi setelah beberapa lama, Mentari sama sekali tidak bisa memejamkan matanya, bayangan Argha yang sedang menggoda pelayannya terus saja berlarian di kepalanya.

"Ahhh...aku ini kenapa?" Mentari beteriak dalam hati sambil menggaruk kasar rambut nya yang tidak gatal.

"Kau lihat saja, akan ku pergoki perbuatan mu dengan pelayan itu, lalu akan ku laporkan kepada Ayah, setelah itu, apa masih bisa kau dapat predikat menantu kesayangan Ayah ku?" Mentari berjalan setengah berlali meninggalkan kamar, berniat ke kamar pelayan yang ia rasa sedang menghabiskan waktu bersama suami nya.

Bersambung ...

Terimakasih atas dukungan berupa vote yang kalian berikan. Malam ini Author berikan 2 chapter spesial Mentari yang mulai menaruh perasaan kepada Argha setelah kejadian ia terjatuh menindih tubuh Argha dan terpesona dengan ketampanan suaminya yang hakiki..hahaha...

Jangan lupa dukung terus Karya ini dengan memberikan vote terbaik kalian yaa, karena besar kemungkinan, dengan respon yang baik terhadap karya ini, Author akan semakin sering memberikan bonus chapter . ^-^