"Ya Allah. Ijin aku memiliki calon suami setampan pria yang ada sebelahku ini," ucap Rani dengan suara yang cukup keras membuat seorang Khalid tersenyum samar karena ia paham dengan bahasa Rani.
"Aamiin ya Allah kabulkan doa bidadari ini karena aku sendiri yang akan menjadikan dirinya sebagai istriku," lirih Khalid mengaminkan doa Rani lalu mengikuti langkah Rani yang ingin keluar dari lingkaran tawaf.
Sedetik Cinta di tanah nabi
Dia hadir tanpa permisi
Mengisi relung menyesap lambat
Ku tolak ia ku takut murkaNya
Yang ada ia menyusup hadir mendiami jiwa..
Aku terdiam menikmati lezatnya.Merasakan nuansa yang tak ingin usai
Waktu berlalu tanpa pamit
Sedetik hadirmu mengusir lara..ku takut sepi menyapa jua seperti gelap tak pernah iba tuk hadirkan malam..
Aku takut melepaskan detik cinta tertinggal mimpi ...ku ingin miliki dia karena ku damba... hadir mu singkat hilang tak dapat kutahan .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Menjadi Tahanan
Di ruang interogasi imigrasi, Rani menjawab pertanyaan yang sama dari petugas imigrasi yang terus menerus menekannya. Ia dipaksa mengakui kesalahan yang tidak ia perbuat. Bahkan ponselnya disita hingga tidak bisa menghubungi siapapun.
"Apa tujuan kamu ke sini, nona?" tanya tuan Isak.
"Jawaban saya tetap sama. Saya seorang dokter spesialis kandungan yang diundang ke sini untuk menolong nyawa seseorang. Dan saya akan dijemput oleh mereka. Pasien saya sedang menunggu kedatangan saya. Ini sangat urgen tuan. Tolonglah. Kalian bisa mengawal aku ke tempat tujuan jika kalian takut aku membohongi kalian," jelas Rani panjang lebar.
"Kami sudah memeriksa dokumen milik anda. Tapi itu tidak menjamin keasliannya. Anda adalah seorang dokter gadungan yang ingin menyusup ke sini menjadi pekerja imigran. Bukankah begitu? Jika anda mengakuinya maka kami akan melepaskan anda," ucap tuan Isak.
"Tidak. Saya tidak mau mengakui sesuatu yang tidak saya perbuat sekalian pun kalian ingin menjebloskan saya ke dalam penjara. Ini mengenai integritas saya sebagai seorang dokter profesional dan sebagai hamba Allah yang menjunjung tinggi nilai kejujuran," tegas Rani.
"Mengapa kamu keras kepala nona. Kamu sudah dua hari di sini tapi kamu tidak mau bekerjasama dengan kami. Kami terpaksa menahan anda di sini sampai anda mau melakukan apa yang kami minta," ucap tuan Isak.
"Silahkan.....! Aku tidak akan merubah pengakuan ku," ucap Rani pada pendiriannya.
"Dasar keras kepala...!" tuan Isak meninggalkan Rani dengan hanya satu botol air mineral.
Rani berusaha tegar karena ia sudah terlatih sebagai putri dari seorang mafia yang berhati malaikat.
"Ya Allah. Aku tidak tahu permainan apa yang sedang aku perankan. Tapi, aku mohon tolong aku dan ijin kan aku untuk menolong hambaMu yang saat ini sedang mengharapkan bantuan ku," ucap Rani lirih dalam doanya.
Sementara itu Khalid yang baru tiba di rumahnya di sambut amukan oleh ayahnya. Khalid seketika terdiam saat mendengar penjelasan ayahnya tentang kondisi saudara kembarnya Sarah. Khalid mulai menghubungkan benang merah dari kejadian ini.
"Apakah kalian membutuh bantuan seorang dokter wanita yang akan menolong Sarah?" tanya Khalid berusaha tetap tenang.
"Yah. Tapi entah apa yang terjadi pada dokter itu sampai sekarang kedatangannya tidak bisa dikonfirmasi oleh pihak rumah sakit kerajaan," ucap tuan Mohammad Walid.
"Apakah dokter yang dimaksud mereka adalah Rani? Bukankah Rani sedang mendapatkan tugas untuk menolong persalinan bayi seorang putri orang penting yang tidak bisa disebutkan identitasnya? Ya Allah benarkah dokter itu adalah istriku sendiri?" Khalid beranjak pergi dari hadapan ayahnya untuk menghubungi Rani.
"Dasar putra tak tahu diuntung. Orangtua sedang bicara dia malah pergi begitu saja." Tuan Mohammad menghempaskan tubuhnya sambil mengatur nafasnya agar tidak terlalu tersulut emosi.
Sementara itu Khalid sudah berkali-kali menghubungi Rani namun nomor istrinya tetap tidak tersambung.
"Ya Allah. Harusnya aku menemaninya sampai akhir bulan meninggalkan begitu saja dan memikirkan pekerjaanku yang menumpuk di sini," sesal Khalid.
Ia lalu menghubungi Syam untuk mencari tahu informasi kedatangan penerbangan Rani melalui manifest penumpang pesawat dalam dia hari ini. Syam bergerak cepat untuk melakukan pelacakan secara diam-diam karena Syam sudah curiga jika ada konspirasi dalam kerajaan antar hubungan kerabat karena masalah pernikahan Khalid dan Zakiyah yang digagalkan oleh Khalid sendiri.
"Aku sangat paham dengan permainan ini. Sepertinya nona Rani dijebak oleh otoritas bandara atas perintah tuan Yusuf," gumam Syam dengan argumen nya untuk mengungkap kasus yang menimpa Rani.
Sementara itu Rani telah dipindahkan diam-diam oleh orang-orang suruhan tuan Yusuf ke tempat yang lebih aman. Andai saja tuan Yusuf tahu siapa yang telah meminta kedatangan Rani ke negara itu maka dia tidak akan berani berbuat nekat demi permintaan sang putri tercintanya.
Rani merasakan tubuhnya tidak bisa bergerak sama sekali. Ia mengingat apa yang dilakukan terakhir kalinya sehingga ia tidak sadarkan diri seperti orang mati. Rani melihat di sekitar tempat itu dan ternyata tempat itu bisa dikatakan ruang bawah tanah karena baunya yang lembab.
"Ya Allah. Di mana aku? Tidak mungkin aku dijebloskan ke penjara tanpa melalui proses pengadilan bukan? Apakah ini kaitannya dengan balas dendam?" otak Rani bisa menebak apa yang terjadi pada penangkapan dirinya.
"Baiklah ya Allah. Tidak ada yang terjadi padaku jika semua ini atas Kehendak Mu. Aku yakin dibalik ujian ini ada hikmah yang akan membawakan aku pada sebuah kebahagiaan. Tolong selamatkan aku ya Allah," ucap Rani yang merasa sangat lapar saat ini.
...----------------...
Hari berlalu dengan cepat. Sementara Syam masih mencari keberadaan Rani. Bukan hanya Khalid yang mengkonfirmasi rumah sakit Rani di Jakarta namun pihak rumah sakit kerajaan juga menanyakan lagi keberadaan Rani dari rumah sakit Istambul sebagai penghubung mereka dengan Rani.
Khalid mencoba bicara dengan pihak rumah sakit siapa sebenarnya dokter wanita yang mereka maksud untuk menolong saudara kembarnya.
"Dokter Genah. Apakah anda sudah mengetahui identitas lengkap dokter tersebut?" tanya Khalid penasaran.
"Tentu saja prince...! Kami memaksa mereka untuk menyebutkan identitas lengkap dokter itu atas keselamatan nya yang sampai saat ini belum ditemukan di manapun," ucap dokter Gena secara menyerahkan identitas dan foto Rani tanpa menggunakan cadar.
Dalam sekejap tubuhnya gemetar dengan darah mendidih. Ternyata dugaannya benar kalau dokter yang akan menolong persalinan Sarah adalah istrinya sendiri. Melihat ekspresi Khalid yang terlihat menangis, dokter Genah akhirnya bertanya kepada suami dari Rani itu.
"Prince. Apakah anda mengenal dokter muda ini?"
"Bukan hanya mengenalnya dokter Genah. Dia adalah istriku sendiri," gumam Khalid sambil mengusap air mata di pipinya. Ia mengatupkan rahangnya kuat dengan genggaman kedua tangannya seakan ingin memukul seseorang.
Dokter Genah terpana dengan ucapan Khalid barusan. Antara bangga dan takjub karena mereka akan bekerjasama dengan dokter misterius yang selama ini menjadi perbincangan dikalangan profesi mereka saja. Dan lebih membanggakan mereka ternyata dokter Rani adalah istri dari pangeran mereka sendiri.
"Lihatlah...! Bagaimana kuasa Allah mengatur semua ini agar dokter Rani akan diterima dikalangan kerajaan sebagai ratu dari pangeran Khalid. Ini sangat berkesan," ucap dokter Genah. Ia harus tetap merahasiakan status pernikahan Khalid dan Rani demi keamanan kedua orang penting itu.
Khalid menemui kedua orangtuanya yang sedang menemani Sarah di rumah sakit karena keadaan Sarah yang makin melemah. Ia menyerahkan dokumen pribadinya Rani kepada kedua orangtuanya yang bingung dengan putra mereka.
"Ada apa Khalid? Apa ini?" tanya nyonya Sheza mengamati berkas dokumen pribadinya Rani.
"Ternyata dokter yang direkomendasikan oleh rumah sakit ini untuk menolong Sarah adalah istriku sendiri yang sampai saat ini keberadaannya tidak tahu di mana," ucap Khalid lagi-lagi meneteskan airmata nya karena memikirkan nasib istrinya.
Deggg....
Nyonya Sheza terkesiap mendengar ucapan putranya. Ternyata menantunya itu bukan orang biasa karena kehebatan Rani yang sudah ia dengar dari dokter Gena yang membuatnya sangat kagum sekaligus penasaran untuk bisa bertemu dengan Rani.