NovelToon NovelToon
Tubuh Suci

Tubuh Suci

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur
Popularitas:562
Nilai: 5
Nama Author: Reina

Yun Xiao, putra keluarga Yun terlahir dengan tubuh Suci, salah satu dari 7 tubuh yang mendominasi. Apakah Yun Xiao akan membawa kemakmuran yang belum pernah keluarga Yun lihat, atau pada akhirnya Yun Xiao akan sama seperti para leluhur tubuh Suci sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#19 Awal Pertemuan

Saat anggota keluarga Yun melangkah menuju area utama pertemuan, tatapan dari berbagai sekte mulai tertuju pada mereka.

Di antara sekian banyak mata yang mengamati, satu sosok berdiri diam di kejauhan, matanya tertuju pada Yun Xiao.

Ji Qinyi.

Berdiri dengan anggun di bawah pohon sakura yang kelopaknya beterbangan ditiup angin, gadis bergaun putih itu menatap Yun Xiao tanpa ekspresi. Rambut panjangnya tergerai, sesekali tersapu oleh angin lembut.

Yun Xiao, yang tengah berjalan di depan, tiba-tiba merasakan tatapan itu. Langkahnya terhenti sejenak sebelum ia menoleh dan menemukan Ji Qinyi berdiri di sana.

Gadis itu perlahan berjalan mendekat, senyuman tipis menghiasi bibirnya.

"Lama tidak berjumpa, Tuan Muda Yun."

Yun Xiao menatap wajahnya sesaat sebelum menjawab, suaranya tetap tenang.

"Iya, lama tidak berjumpa, Nona Qinyi."

Sebuah keheningan singkat terjadi di antara mereka. Ji Qinyi mengamati Yun Xiao dengan mata berbinar samar, seolah mencari sesuatu di balik sikapnya yang datar.

"Ada apa, Tuan Muda Yun?" tanyanya dengan nada lembut.

Yun Xiao tersenyum tipis. "Aku hanya sedikit penasaran. Apakah Ji Qinyi yang berdiri di hadapanku ini adalah yang asli, atau hanya klon?"

Senyuman Ji Qinyi sedikit bertambah, seolah pertanyaan itu menghiburnya. "Tuan Muda Yun suka bercanda. Tentu saja, ini adalah diriku yang asli."

Tanpa berkata-kata, Yun Xiao mengangkat tangannya dan dengan lembut mengambil kelopak sakura yang tersangkut di rambut Ji Qinyi.

"Karena sebelumnya kita tidak jadi bertemu, kali ini aku berharap bisa melihat kekuatan Nona Qinyi."

Setelah mengatakan itu, Yun Xiao berbalik dan berjalan menuju kursi yang disediakan untuk keluarga Yun.

Ji Qinyi menatap punggungnya yang perlahan menjauh, senyum tipis masih terukir di wajahnya. Jari-jarinya yang ramping terangkat, menyentuh tempat di rambutnya yang tadi disentuh Yun Xiao.

Angin berembus lembut, membawa kelopak sakura yang berguguran.

"Melihat kekuatanku, ya…" gumamnya pelan, matanya sedikit menyipit.

Tak jauh darinya, seorang pria berambut perak dengan jubah biru tua mendekat. Tatapannya tajam, hawa dingin samar menyelimuti tubuhnya.

"Qinyi, kau kenal baik dengan Yun Xiao?"

Ji Qinyi menoleh sekilas sebelum kembali mengamati Yun Xiao yang sudah duduk di kursinya.

"Hanya sebatas mengenal," jawabnya santai.

Pria itu mendengus kecil. "Jangan remehkan dia. Waktu itu dia membunuh ahli ranah Hidup dan Mati Akhir dengan mudah."

Ji Qinyi tersenyum tipis. Matanya tetap tertuju pada Yun Xiao. "Begitukah? Bukankah itu justru menarik?"

______

Arena Pertemuan Sekte

Di tengah area utama, suasana menjadi semakin tegang ketika pertemuan antar sekte resmi dimulai.

Di atas panggung, seorang tetua berjubah ungu dari Wilayah Sembilan Langit mengangkat tangannya, meminta perhatian.

"Para murid sekte yang terhormat, pertemuan ini bukan sekadar ajang menjalin hubungan, tetapi juga untuk menguji potensi generasi muda!"

Sorakan kecil terdengar di antara para murid yang tak sabar menantikan pertarungan.

Tetua itu melanjutkan, "Seperti biasa, uji tanding antar murid akan dilakukan. Siapa pun yang merasa cukup kuat, silakan maju!"

Atmosfer mendadak berubah.

Para murid dari berbagai sekte saling melirik, menimbang siapa yang akan maju terlebih dahulu.

Dari kursi keluarga Yun, Yun Mei berbisik pada Yun Xi, "Sepertinya akan ada banyak pertarungan menarik kali ini."

Yun Xi mengangguk. "Terutama jika murid-murid terbaik dari setiap sekte turun tangan."

Di panggung, seorang murid dari Sekte Langit Suci melangkah ke depan dengan penuh percaya diri.

"Aku, Luo Ming dari Sekte Langit Suci, menantang siapa pun yang berani melawanku!"

Para murid mulai berbisik, beberapa di antara mereka tampak ragu untuk maju.

Dalam keheningan yang menyelimuti arena, seorang pria bertubuh tegap dari Sekte Serigala Hitam melangkah maju. Tatapannya tajam seperti elang, hawa dingin menyelimuti tubuhnya.

"Aku, Han Zhen dari Sekte Serigala Hitam, menerima tantanganmu."

Sorakan kecil terdengar. Han Zhen bukan nama asing di kalangan sekte, dia dikenal sebagai pendekar berbakat dengan teknik bertarung yang cepat dan mematikan.

Luo Ming menyeringai. "Bagus, setidaknya ada yang punya nyali."

Tetua pengawas mengangguk. "Silakan mulai."

Begitu kata itu diucapkan, Luo Ming langsung melesat ke depan, mengayunkan telapak tangannya yang dipenuhi energi qi emas.

"Langkah Naga Suci!"

Cahaya keemasan meledak dari tubuhnya, menciptakan tekanan luar biasa yang membuat beberapa murid di sekitar arena mundur selangkah.

Namun, Han Zhen tetap berdiri tenang. Saat serangan Luo Ming hampir mengenainya, tubuhnya seolah kabur dari pandangan, bergerak seperti bayangan yang tertiup angin.

Tiba-tiba, Han Zhen muncul di belakang Luo Ming. Dengan gerakan cepat, ia mengayunkan lengannya.

"Taring Serigala Hitam."

Angin berdesir tajam.

Pukulan keras menghantam punggung Luo Ming, menyebabkan tubuhnya terhuyung. Sebelum ia sempat menstabilkan diri, Han Zhen kembali menghilang dan muncul di sampingnya.

Lututan tajam menghantam rusuk Luo Ming, menyebabkan murid Sekte Langit Suci itu terbatuk darah.

Luo Ming mencoba bertahan, mengerahkan qi-nya untuk memperkuat tubuh, tapi Han Zhen tak memberinya kesempatan.

Sebuah kilatan hitam melesat. Han Zhen menebas telapak tangannya ke arah dada Luo Ming.

Tubuh Luo Ming terpental keluar arena, menghantam tanah dengan keras.

Keheningan menyelimuti arena.

Para murid dari berbagai sekte menatap dengan mata melebar.

"Han Zhen menang dalam tiga gerakan?!"

Tetua pengawas mengangguk. "Luo Ming tidak bisa melanjutkan. Pemenangnya adalah Han Zhen!"

Han Zhen hanya tersenyum tipis, lalu berbalik dan kembali ke tempatnya, seolah kemenangan itu bukan sesuatu yang istimewa.

Dari kursinya, Yun Xiao memperhatikan dengan santai, seolah melihat sebuah hiburan. Dia tidak terlalu peduli dengan kekuatan sekte lain, tetapi tetap menikmati pertunjukan yang disajikan.

Di atas panggung, tetua berjubah ungu kembali berbicara.

"Selanjutnya, apakah ada yang ingin maju?"

Suasana kembali tegang.

Murid-murid saling melirik.

"Apa ada di antara kalian yang ingin maju?" tanya Yun Xiao, suaranya tenang namun terdengar jelas di antara anggota keluarga Yun.

Beberapa di antara mereka saling bertukar pandang, tetapi tidak ada yang langsung bergerak.

Yun Xi, yang duduk tak jauh darinya, menatap lurus ke depan sebelum menjawab dengan nada mantap, "Kami tidak akan maju secara sukarela, Saudara Yun Xiao. Namun, jika ada yang secara langsung menantang kami, maka tentu kami tidak akan mundur."

Jawaban itu bukan sekadar pendirian pribadi, tetapi mencerminkan harga diri keluarga Yun.

Yang lainnya mengangguk setuju.

Yun Xiao mengangkat alis sedikit, lalu tersenyum tipis. Itu bukanlah keputusan yang buruk.

Dengan begitu, mereka tidak perlu membuang tenaga tanpa alasan. Lagi pula, sejak awal para tetua hanya meminta mereka untuk hadir dan bertarung jika memang menginginkannya. Tidak ada keharusan untuk membuktikan diri di arena ini.

Dengan pemikiran itu, Yun Xiao kembali bersandar santai, matanya tetap mengamati panggung.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!