NovelToon NovelToon
Lihat Aku, Mas Dion!

Lihat Aku, Mas Dion!

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Beda Usia / Harem
Popularitas:47.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

Dion terpaksa menikahi wanita yang tidak cintainya karena perjodohan yang diatur orang tuanya. Namun kehidupan pernikahannya hancur berantakan dan membuatnya menjadi duda.

Selepas bercerai Dion menemukan wanita yang dicintai dan hendak diajaknya menikah. Namun lagi-lagi dia harus melepaskan wanita yang dicintainya dan menuruti keinginan orang tua menikahi wanita pilihan mereka. Demi menyelamatkan perusahaannya dari kebangkrutan, akhirnya Dion bersedia.

Pernikahan keduanya pun tidak bisa berlangsung lama. Sang istri pergi untuk selamanya setelah memberikan putri cantik untuknya.

Enam tahun menduda, Dion bertemu kembali dengan Raras, wanita yang gagal dinikahinya dulu. Ketika hendak merajut kembali jalinan kasih yang terputus, muncul Kirana di antara mereka. Kirana adalah gadis yang diinginkan Mama Dion menjadi istri ketiga anaknya.

Kepada siapa Dion melabuhkan hatinya? Apakah dia akan mengikuti kata hati menikahi Raras atau kembali mengikuti keinginan orang tua dan menikahi Kirana?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan

Pukul setengah satu siang, mobil yang dikendarai Dion berhenti di area parkir Blossom Café. Pria itu keluar dari mobil setelah mematikan mesin kendaraan. Dia segera menghubungi Letisha, mengabarkan wanita itu kalau dirinya sudah sampai di tempat pertemuan. Letisha mengarahkan Dion naik ke lantai dua. Dia sudah menunggu di sana.

Dion segera melangkahkan kakinya memasuki Blossom Café. Dia langsung menaiki tangga untuk menuju lantai dua. Tidak banyak pengunjung yang ada di lantai ini. Dion bisa dengan cepat menemukan keberadaan Letisha. Karena hanya dia yang duduk seorang diri dan dari penampilannya, dia yakin kalau wanita itu adalah orang yang akan ditemuinya.

“Letisha?” tanya Dion setelah berada di dekat meja yang ditempati Letisha.

“Dion?”

Letisha balik bertanya dan hanya dijawab anggukan kepala. Wanita itu berdiri kemudian mengulurkan tangannya pada Dion seraya menyebutkan namanya. setelah perkenalan singkat mereka, keduanya segera duduk dengan posisi berhadapan. Letisha mengangkat tangannya memanggil pelayan yang bertugas di lantai dua.

“Kamu mau makan apa?” tanya Letisha.

“Steak saja,” jawab Dion cepat.

Letisha memesan dua porsi steak beserta minuman pada pelayan. Usai mencatat pesanan, pelayan tersebut segera meninggalkan kedua orang tersebut. Masih belum ada pembicaraan di antara keduanya. Letisha memang sudah mendengar dari Mamanya kalau Dion, orang yang hendak dijodohkan dengannya berusia lebih muda darinya. Namun dia tidak menyangka kalau pria itu berwajah sangat tampan.

Sama seperti Letisha, Dion pun diam-diam menilai penampilan wanita di depannya. Dari segi wajah, Dion harus mengakui kalau Raras lebih cantik dibanding Letisha. Namun Letisha terlihat lebih anggun dan elegan. Wajahnya juga manis dan membuat orang yang memandangnya tidak akan bosan.

“Aku dengar kamu sekarang menjabat Wakil Direktur Utama PT. Blue Harmony,” Letisha membuka pembicaraan di antara mereka.

“Iya. Bagaimana dengan mu?”

“Aku dipercaya mengurus perusahaan cabang.”

“Kamu pasti memiliki kemampuan yang baik sampai dipercaya memimpin perusahaan cabang.”

“Aku sendiri masih banyak belajar,” jawab Letisha merendah.

“Oh ya, ada apa kamu meminta bertemu dengan ku?” tanya Dion to the point.

Baru saja Letisha hendak menjawab ketika matanya menangkap pelayan menuju ke mejanya dengan membawa pesanan mereka. Dua porsi makanan dan minuman dengan cepat disajikan di depan mereka.

“Bagaimana kalau kita makan dulu?” tawar Letisha.

Dion menyetujui saja tawaran dari Letisha. Keduanya segera menikmati makanan yang sudah tersaji. Sesekali Dion melhat pada Letisha yang tengah menikmati makanannya dengan tenang. Sama sekali tidak ada perbincangan ketika keduanya makan. Letisha tidak tahu harus berbicara apa dengan Dion. Sejak putus dari tunangannya, Letisha jarang berinteraksi dengan laki-laki.

Setelah acara makan selesai, masih belum ada pembicaraan di antara mereka. Letisha bingung harus memulai pembicaraan dari mana.

“Makan kita sudah selesai. Apa kita bisa memulai pembicaraan?” tanya Dion.

“Aku dengar kamu membutuhkan modal untuk meneruskan proyek Blue Living. Papa ku bersedia berinvestasi di sana.”

“Iya, benar. Tapi..”

“Tapi Papa ku mengajukan syarat. Dia akan berinvestasi kalau kamu bersedia menikah dengan ku. Benar begitu?”

“Iya.”

“Aku minta maaf sebelumnya kalau membuat mu tidak nyaman soal ini. Aku sebenarnya malu, Papa ku mencampur adukkan masalah bisnis dengan masalah pribadi. Tapi aku mengerti kekhawatirannya. Sebagai orang tua, pasti ingin melakukan sesuatu untuk anaknya. Aku ingin tanya bagaimana pendapat mu tentang pernikahan ini?”

“Jujur, aku tidak menyukai gagasan ini. Kalau memang Ayah mu mau berinvestasi, seharusnya karena beliau tertarik dengan proyek yang kukerjakan. Bukan karena menginginkan sesuatu sebagai imbalannya. Lalu bagaimana dengan mu? Apa kamu setuju dengan ide pernikahan bisnis ini?”

“Sejujurnya aku juga tidak setuju. Tapi aku sadar kalau sudah membuat orang tua ku khawatir beberapa tahun belakangan. Di satu sisi aku ingin memenuhi keinginan orang tua ku. Tapi di sisi lain, aku juga tidak mau merugikan mu. Apalagi kalau kamu sudah memiliki calon pendamping. Aku tidak mau menjadi penghalang hubungan kalian.”

“Kalau begitu tolak saja keinginan orang tua mu. Aku juga akan menolak. Jujur saja, aku memang sudah memiliki calon istri.”

“Tapi bagaimana dengan proyek mu?”

“Aku akan tetap berusaha mencari investor lain. Kalau pun gagal, tidak apa. Yang penting aku sudah berusaha.”

“Aku sudah mencari tahu soal proyek Blue Living. Aku pikir proyek itu menjanjikan. Apalagi Blue Living juga menyediakan wadah bagi pengrajin lokal yang belum memliki tempat untuk memamerkan hasil karyanya. Begini saja, aku akan membantu bicara dengan Papa ku. Siapa tahu dia mau berinvestasi tanpa harus ada pernikahan di antara kita.”

Dion cukup terharu mendengar penuturan Letisha. Wanita itu benar-benar berbeda dengan Amelia. Sejujurnya Dion sedikit trauma dengan pernikahan bisnis. Sebelumnya pernikahannya dengan Amelia berujung dengan perceraian. Dan sekarang dia pun harus menghadapi hal serupa. Hanya saja orang yang akan dijodohkan dengannya jauh lebih baik. Sayang, di hati Dion sekarang hanya ada Raras.

“Apa kamu benar mau membantu ku?”

“Iya. Tapi aku tidak bisa janji kalau bisa berhasil. Kamu harus tetap mencari cara lain.”

“Terima kasih, Leti. Aku tunggu kabar baik dari mu.”

“Mudah-mudahan ada kabar baik yang bisa kuberikan.”

“Kalau begitu, aku pergi dulu.”

Tangan Dion melambai, memanggil pelayan. Dia meminta bill untuk membayar makanan tadi. Letisha buru-buru mengambil bill di tangan Dion lalu menaruh sejumlah sebagai bayaran.

“Aku yang mengajak mu makan siang. Tentu aku yang harus membayarnya.”

“Terima kasih. Senang berkenalan dengan mu, Leti.”

Dion menjabat tangan Leti sebelum meninggalkan wanita itu. Letisha masih terpaku di tempatnya sepeninggal Dion. Walau baru sekali bertemu, tapi dia tahu kalau Dion adalah pria yang baik. Pria itu dengan jujur mengakui kalau sudah memiliki calon istri.

Kamu orang baik, Dion. Andai kamu bersedia menjalani pernikahan bisnis dengan ku, aku tidak keberatan. Tapi sepertinya kita memang tidak berjodoh.

Letisha mengambil tas yang tersimpan di kursi sebelahnya lalu bangun dan meninggalkan tempat tersebut.

***

Empat hari setelah pertemuannya dengan Letisha, Dion masih belum mendapatkan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapinya. PT. Karya Utama sudah berulang kali meminta pencairan dana. Pembangunan Blue Living sudah hampir rampung, mereka membutuhkan uang untuk membayar sisa gaji pekerja.

Pahlevi juga tidak tinggal diam. Pria itu mencari orang yang mau membeli Blue Mart. Seperti janjinya, dia akan mendukung apapun keputusan Dion. Walau pun harus menjual Blue Mart demi mempertahankan Blue Living. Namun ternyata mencari pembeli yang sesuai harapan tidaklah mudah. Waluyo berusaha menghalangi penjualan Blue Mart. Pria itu membujuk dewan direksi untuk melakukan Rapat Umum Pemegang Saham. Dia ingin menggagalkan proyek Blue Living dan menendang Dion dari jabatannya sekarang.

Dion bukan tidak tahu rencana Waluyo. Setelah berhasil menyingkirkannya, pasti pria itu akan menyingkirkan Ayahnya juga. Posisi Dion semakin terpojok. Kalau dia melepas Blue Living, belum tentu posisi Pahlevi akan selamat. Satu-satunya cara adalah mempertahankan Blue Living dan memantapkan posisinya di perusahaan.

Selama dua hari belakangan, Dion lebih banyak merenung. Dia juga menolak bertemu dengan Raras agar bisa mengambil keputusan dengan tenang. Pria itu sadar kalau dia bersikap egois dengan menolak perjodohan, maka akan banyak orang yang dirugikan. Sementara jika dia menerima perjodohan, dia bisa menyelamatkan Blue Living dan mengamankan posisi dirinya juga Pahlevi. Bukan itu saja, harapan pengrajin kecil agar bisa produknya dikenal masyarakat luas akan terwujud.

Setelah melalui pertimbangan matang, Dion mengajak Letisha bertemu lagi. Dia akan menyetujui rencana pernikahan mereka. Seperti sebelumnya, Letisha mengajak Dion bertemu di Blossom Café saat jam makan siang.

Berbeda dengan sebelumnya, kali ini Dion datang lebih dulu. Lima menit berselang Letisha datang. Dia disambut wajah kusut Dion. Hanya dari melihat raut wajah Dion, wanita itu sudah tahu apa yang menimpa pria itu.

“Apa kamu sudah memesan makanan?” tanya Letisha.

“Aku tidak na*su makan.”

“Kita tidak bertemu selama empat hari. Tapi kamu sudah terlihat kuyu seperti ini. Walau kamu tidak ada selera makan, kamu tetap harus makan. Berpikir juga butuh energi.”

Letisha mengangkat tangannya, memanggil pelayan untuk memesan makanan. Wanita itu memesan hidangan pembuka yang bisa menggugah selera makan Dion.

“Itu saja dulu,” ujar Letisha.

Setelah sang pelayan pergi, Letisha memandangi Dion yang masih termenung.

“Kali ini, bagaimana kalau kita bicara dulu, baru makan.”

“Itu lebih baik.”

“Apa kamu sudah mendapatkan investor?”

“Kalau aku sudah mendapatkan investor, aku tidak akan mengajak mu bertemu. Masalah yang kuhadapi lebih rumit dari sekedar mempertahankan Blue Living.”

“Maaf, Dion. Aku tidak berhasil membujuk Papa ku. Aku berencana menjadi investor untuk Blue Living, tapi dana yang kumiliki tidak cukup banyak. Ditambah lagi Papa ku membekukan beberapa aset milik ku. Aku baru bisa menguasai aset ku lagi jika sudah menikah. Maafkan aku, tidak bisa membantu mu.”

“Tidak masalah. Terima kasih kamu sudah berusaha membantu ku.”

“Lalu, apa ada yang bisa kubantu lagi?”

“Leti, apa kamu masih bersedia menikah dengan ku?”

Mata Letisha membelalak. Dia tidak menyangka kalau Dion akan mengajaknya menikah. Entah bagaimana dia menggambarkan perasaannya saat ini. pernikahan yang diajukan Dion hanyalah pernikahan bisnis. Kalau dia menyetujui, maka dia bisa membantu Dion. Lalu bagaimana dengan hatinya? Apa dia sanggup menghabiskan hidup dengan pria yang tidak mencintainya?

“Aku tahu kalau mungkin ini terdengar tidak adil untuk mu. Aku mengajak mu menikah karena butuh investasi. Tapi aku berjanji akan tetap menjalankan kewajiban ku sebagai suami dengan baik setelah kita menikah.”

“Lalu bagaimana dengan kekasih mu? Apa dia tahu soal ini?”

“Belum. Aku mau mengajak mu bicara dulu. Baru aku menjelaskan padanya.”

“Dion, aku tahu kalau tujuan mu menikah dengan ku demi mendapatkan investasi. Di antara kita tidak ada perasaan apapun. Dan mungkin keputusan mu ini tidak hanya menyakiti kekasih mu, tapi juga kita. Apa kamu sadar akan hal itu?”

“Iya, aku tahu. Maafkan aku sudah bersikap egois. Hanya memikirkan kepentingan ku saja tanpa mempertimbangkan perasaan mu.”

“Kalau memang menikah dengan ku bisa menjadi solusi atas masalah yang kamu hadapi, aku punya sebuah solusi.”

“Apa?”

“Kita menikah kontrak saja.”

***

Kira² Dion setuju ngga?

Ini visual Letisha versiku

1
ana17
seru
Endang 💖
bagus leti kamu harus tegas sama raras
Ila Lee
woi ingat raras nyonya Dion itu siapa lesti bukan.kamu pergi jauh di rumah tidak punya cermin tak malu /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
yumna
good ibu lethi
yumna
siapa kmu ras berani mau maen pect orang aja
Ila Lee
wah mas Dion demam mintak di manja ya sama lesti rawat suami MU lesti❤️❤️❤️
Ila Lee
pak Dion lagi jalang saman isteri nya biar raras terbakar cemburu🤣🤣🤣
anonim
Raras si muka tembok datang menjenguk Dion. Ketika mau masuk ke dalam rumah - Susi menghalangi langkahnya.
Marahlah Raras kepada Susi yang merasa dia yang memperkerjakan Susi.
Ketika Raras bilang mau memecat Susi, Letisha sudah berdiri di belakang Susi dan berkata - kamu tidak berhak memecat pegawai di rumah ini.
Malu dong harusnya Raras dengan Letisha berkata begitu.
anonim
Letisha menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri dengan merawat Dion yang suhu badannya tinggi - mengganti baju yang basah keringat - mengompres kening - memijit dengan lembut kepalanya - memanggilkan dokter keluarga - menyuapin dan memberikan obat untuk diminum. Komplit dah kerjaan perawat dadakan ini 😄
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
tuh dengerin 😘
Titiez Larasaty
sok berkuasa bange si raras baru jadi pacar udh ngancem2 gimana kl jd istri hadeeh/Facepalm/
tehNci
Emang siapa elu? Situ yg bayar gajinya Susi? Emang bisa mecat Susi gitu?
choowie
bagus leti... tunjukan taringmu
choowie
diiih yg bayar tetap Diin ya
choowie
cieeee
choowie
nah gitu dong jgn beri celah
choowie
nah ini bagus
choowie
bagus sus
choowie
leti telaten bgt ya
amma'na Nurul
lagakmu Raras sok jadi nyonya, main pecat ART di rumah Dion seenak jidatmu😏😏 ini betina satu kayak,y perlu di ruqiyah buat ngilangin sifat menjengkelkan yg sudah mendarah daging di hidup,y🤭😅 berasa sudah di atas angin..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!