KAKAK KANDUNGKU RACUN RUMAH TANGGAKU

"Sialan kenapa toko rotiku sama sekali tidak ada kemajuan." runtuk seorang wanita.

"Maaf bu,hari ini roti kuta cuma laku dua puluh buah.bLebih sedikit dari hari sebelumnya." Ujar salah seorang karyawan yang menolong Ina menjalankan usaha toko roti nya.

Ina memperkerjakan dua orang karyawan,yang satu bertugas sebagai pembuat adonan kue dan yang satu lagi bertugas melayani pembeli dan bersih - bersih. Dan kadang - kadang Ina juga turut membantu.

"Maaf bu,diluar beredar rumor kalau ibu itu perusak rumah tangga orang lain. Mungkin itu yang menyebabkan penurunan omset kita bu." lapor karyawan Ina.

"Kamu dengar dari mana rumor receh gitu." ada kilatan amarah dimata Ina. Membuat karyawannya ketakutan.

"Tadi saat saya beli makanan untuk makan siang, ga sengaja dengar beberapa ibu - ibu sedang bergosip didepan gang sana bu. Mereka bilang ga kan pernah beli roti di toko ini lagi. Katanya pemilik toko Roti itu seorang pelakor." ujar karyawan itu takut - takut.

Ina mencoba menahan emosi yang sudah siap meledak. Bukan saatnya ia marah dan juga tidak pada tempatnya.

"Liat saja nanti,jika saya sendiri yang langsung mendengarnya akan saya kasih pelajaran mulut julid ibu - ibu itu." ujar Ina sambil mengepalkan kedua tanganya.

Karyawan Ina cuma menunduk,tidak berani mantap bosnya.

"Ya sudah,kamu segera beres - beres. Kita tutup lebih awal saja. Katkan pada pak Firman besok ga usah buat roti dulu." pesan Ina.

Karna toko rotinya cepat tutup,Ina hari ini pulang lebih awal. Duduk termenung di sofa mencoba memutar otak untuk membuat toko rotinya rame seperti dulu lagi.

"Siapa yang menyebarkan rumor ga jelas itu?" ia tidak sadar kalau rumor itu benar adanya. Ia merasa tidak jadi pelakor justru Irwanlah yang mengejarnya. Dasar manusia tidak tahu diri memang.

"Kalau kaya gini terus toko roti ku pasti akan gulung tikar." Ujar Ina membayangkan hal buruk yang akan terjadi pada usaha yang tengah digelutinya.

Lamunan Ina terhenti saat suara barito menyebut namanya.

Hai sayang.Ina....Ina." Irwan menyenggol bahu Ina sehingga membuat Ina tersentak dari lamunannya.

"Eh,yang. Kamu sudah pulang. Kok aku ga dengar suara mobil kamu?" ujar Ina berusaha bersikap biasa saja.

"Kamu lagi melamun ya. Aku sudah dari tadi pulang dan beberapa kali aku memanggil nama kamu. Masa kamu ga dengar dari suara mobil. Lagi melamun apaan sih?" Irwan duduk disamping Ina.

Ina menghirup udara banyak - banyak untuk mengisi rongga dadanya yang terasa kosong.

"Yang,toko roti ku makin hari makin sepi pembeli bukan itu saja sekarang beredar rumor kalau aku itu pelakor." jelas Ina memanjunkan bibirnya.

Irwan melihat bibir istrinya seperti itu langsung melumatanya.Irwan melepaskan lumatannya saat ia melihat istrinya sudah kehabisan nafas.

"Gila kamu yang,kamu mau membunuhku."Ujar Ina kesel dengan tingkah Irwan yang nyaris membuatnya kehabisan nafas.

Irwan nyengir kuda."Tapi kamu menikmatikan?"

Ina tersipu malu,semburan merah merona di pipinya." Kamu nakal tau ga!" ujarnya manja.

"Udah ga usah terlalu dipikirkan rumor yang beredar, nanti kalau sudah bosan mereka juga pasti akan berhenti membicarakannya.. " hibur Irwan pada istri sirinya.

"Tapi aku yakin gara - gara rumor itu toko roti ku sepi,yang. Biasanya juga rame yang datang berbelanja,tapi seminggu turun drastis semenjak rumor itu muncul." jelas Ina. Akankah usaha Ina akan berakhir ?

*************

Terimakasih untuk kakak pecinta novelku semuanya. Terimakasih saran dan ide - ide brilian dari kakak semua. Terimaksih like dan komennya.Moga kedepannya lebih baik lagi. Love you kk semuanya😘😘😘🙏🙏🙏