NovelToon NovelToon
Suami Ku Yang Relakan

Suami Ku Yang Relakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Dijodohkan Orang Tua / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: ScarletWrittes

Leon, pria yang ku cintai selama 7 tahun tega mengkhianati Yola demi sekertaris bernama Erlin, Yola merasa terpukul melihat tingkah laku suamiku, aku merasa betapa jahatnya suamiku padaku, sampai akhirnya ku memilih untuk mengiklaskan pernikahan kita, tetapi suamiku tidak ingin berpisah bagaimana pilihanku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ScarletWrittes, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13

“Udah, daripada kamu ke sini ganggu saya, mendingan kamu kerja gih. Kerjaan kamu banyak, kan.”

“Kerjaan aku memang banyak, tapi walau bagaimanapun kamu bosnya. Kalau aku nggak kerja juga kamu nggak akan marahin aku, kan?”

“Kenapa sih kamu jadi males gini kerjanya? Kalau misalkan kamu malas begini, aku bakal pecat kamu, loh. Dan aku bakal cari orang lain yang lebih baik daripada kamu!”

Sekretarisnya merasa kesal dengan perkataan Leon, tapi Leon juga harus tegas kepada sekretarisnya agar orang-orang lain tidak berpikir yang aneh-aneh tentang dirinya dengan sekretarisnya.

Bila Leon tidak meratakan sikapnya kepada semua bawahan, pasti yang lain juga akan merasa tidak diadili oleh Leon. Maka dari itu, Leon berusaha untuk tetap adil kepada semuanya.

Namun, pikiran Leon masih saja terpaut dengan Yola. Entah kenapa, dirinya ingin mengenal Yola lebih dalam lagi.

---

Yola di butik

“Capek banget. Tadi baju-baju mau ditaruh ke mana ya? Malah banyak banget lagi. Apa aku coba live aja ya biar cepat laku.”

Tok tok tok

Bunyi ketukan pintu dari arah luar ruangan membuat Yola bingung. Ia merasa tidak ada janji dengan siapa pun hari ini.

Saat membuka pintu, Yola kaget. Ada bunga besar yang menutupi wajah pengirimnya.

“Atas nama Mbak Yola.”

“Iya, dengan saya sendiri. Ada apa?”

“Mohon maaf, Mbak. Ini ada kiriman bunga untuk Mbak. Mohon ditandatangani ya, Mbak. Dan ini bunganya boleh diambil, soalnya berat banget. Saya jadi bingung mau taruh di mana.”

Yola merasa seperti mengenali suara itu. Saat melihat pengirimnya, Yola kaget dan tidak menyangka.

“Loh, Yoto? Kenapa kamu ada di sini? Bukannya kamu bilang nggak mau ketemu aku lagi?”

“Mohon maaf ya, Ibu Yola yang terhormat. Saya ke sini hanya mau kerja sama saja sama Ibu, bukan bermaksud mau ketemu kok. Tenang aja.”

“Mohon maaf juga ya, Pak Yoto. Anda itu kan direktur, kenapa harus turun tangan menemui saya? Bukannya Anda punya tangan kanan atau manajer, supervisornya ke mana, Pak?”

“Kalau untuk bertemu dengan Ibu Yola, kayaknya harus private saya sendiri sih, Bu. Karena saya nggak bakal mengizinkan anak buah saya bertemu Ibu.”

Yola hanya tersenyum dan tertawa mendengar perkataan Yoto yang tetap saja cemburuan, walaupun sudah tidak memiliki hubungan apa pun.

“Ayo duduk, kasihan berdiri terus. Berat nggak bunganya?”

“Berat lah. Pijitin dong.”

“Tukang bunga macam apa nih, kurang ajar banget. Masa disuruh mijitin? Bayar ya, ongkosnya mahal, minimal 3 juta.”

“Atur aman aja. Mau 3 juta kek, 10 juta kek, berapapun saya kasih. Yang penting pijitin dulu, pegel soalnya bawa bunga gede.”

Yola tertawa saja. Tetapi saat mereka tertawa seperti itu, seketika mengingatkan mereka pada masa lalu di antara keduanya saat masih muda dulu.

Tangan Yola tiba-tiba terdiam sebentar. Yoto melihat ke arah Yola, lalu bingung.

“Bu Yola, kenapa diam? Ini belum selesai, lho, Bu. Pijatnya. Nanti Ibu nggak mau saya bayar 3 juta? Bu tadi minta 3 juta, saya mau bayar 3 juta, eh Ibunya malah berhenti. Gimana sih.”

“Nggak apa-apa kok. Aku cuma keingat masa lalu aja, waktu sama kamu. Kayaknya masa-masa kita berharga dan indah banget ya, Yoto. Sayang banget nggak bisa diulang. Tapi nggak apa-apa kok. Dengan bertemu kamu seperti ini aja sudah buat aku senang. Makasih ya udah mau balik lagi jauh-jauh lho dari Malaysia ke sini.”

“Ya nggak apa-apa, kan. Nggak ada salahnya kalau aku dari sana ke sini.”

“Ya, nggak apa-apa. Kamu kan orang hebat. Aku bingung aja kamu masih mau bertemu dengan aku yang bukan apa-apa.”

Yoto merasa kesal mendengar perkataan Yola yang selalu merendahkan dirinya tanpa sebab. Padahal sebenarnya, Yola tidak seburuk apa yang ia ucapkan.

“Aku mau nanya deh. Kenapa sih kamu selalu menjelekkan diri kamu sendiri kalau di depan aku? Apakah di depan suamimu kamu juga begini?”

“Kalau di depan suami aku, aku nggak pernah cerita apa-apa sama dia. Soalnya dia nggak pernah tertarik sama cerita aku. Tapi anehnya, hari ini dia tiba-tiba mendadak romantis sama aku. Aku nggak ngerti maksudnya apa, tapi aku tetap aja biasa aja sama dia.”

“Kamu nggak ngerti kalau cowok kayak gitu ke kamu maksudnya apa?”

“Emangnya maksudnya apa?”

Yola sambil merapikan baju-bajunya untuk persiapan live nanti.

Yoto mencoba memegang kedua pundak Yola, menatap matanya dalam-dalam.

“Dia itu suka sama kamu. Kalau dia nggak suka sama kamu, ngapain dia berbuat kayak gitu? Lagian, kamu itu aneh juga sih.”

“Kok bisa sih suka sama aku? Padahal aku nggak ngapa-ngapain dia. Tahu-tahu tiba-tiba dia bisa suka sama aku. Aneh.”

“Kalau menurut kamu itu aneh, menurut dia nggak. Kalau menurut aku, mungkin dia pengen coba memperbaiki sifat dia yang salah ke kamu, makanya dia mencoba untuk dekat.”

“Tapi aku udah nggak selera dekat. Aku ngerasa dia kayaknya berbuat itu ada alasan lain. Dia juga tadi sempat melarang aku pergi ke butik sama ke toko kue. Aneh banget nggak sih?”

Yoto yang mendengar Yola memiliki toko kue dan butik merasa bangga sekaligus kagum. Baginya, Yola adalah wanita terkeren yang pernah ia kenal.

“Aku bangga sama kamu.”

Yola kaget mendengar kalimat itu keluar dari mulut mantan pacarnya. Itulah kata-kata yang sebenarnya ia harapkan sejak dulu, agar Yoto ucapkan langsung, bukan lewat pesan atau telepon.

“Kenapa kamu bangga sama aku? Kan aku nggak ngapa-ngapain. Emang aku melakukan hal apa buat kamu sampai kamu bangga?”

“Aku bangga sama kamu bukan berarti kamu harus melakukan sesuatu untuk aku. Aku bangga karena kamu sudah mencapai apapun yang kamu mau. Itu yang buat aku bangga.”

“Kata siapa aku bangga dengan pencapaian aku. Aku nggak pernah merasa bangga sih. Ini cuma aku pikir, ya, sampingan aja. Daripada aku bete di rumah nggak berbuat apa-apa.”

“Ya bagus. Berarti kamu mau berproses. Kamu nggak mau langsung hasilnya, tapi kamu mau mencoba. Itu hal yang baik menurut aku.”

Yola selalu kehabisan kata-kata bila berbicara dengan Yoto. Entah kenapa, berbicara dengannya membuat Yola semangat dan merasa seperti mendapat dukungan, walaupun jauh.

“Kamu udah makan belum? Aku mau pesan makan nih, soalnya aku nanti mau nge-live baju.”

“Oh, kamu mau nge-live baju? Baju-baju apa? Boleh aku lihat? Ada baju cowok nggak? Kalau ada, ntar aku live juga deh.”

“Lah, kamu pede? Emangnya kalau kamu pede nggak apa-apa sih. Tapi muka kamu menjual banget, loh. Aku mau sih kalau kamu mau bantuin aku, nggak masalah. Asalkan itu gratis.”

“Enak aja, bayar dong. Masa gratis. Direktur nih. Direktur mah nggak mungkin gratis dong. Pasti ada bayarannya setimpal, ya nggak sih?”

Yola tersenyum. Dari dulu sikap jahil Yoto memang tidak pernah berubah. Dan itu justru yang membuat Yola rindu.

Tapi, cukup dengan tawa itu Yola sudah merasa bahagia. Walaupun tidak bisa memiliki Yoto lagi, ia tidak boleh egois dan menuntut terlalu banyak.

“Aku bercanda kok soal bayaran. Lagian aku mau bantuin kamu nge-live secara gratis. Asalkan itu buat kamu, aku nggak apa-apa. Jadi nggak usah dipikirin bayaran aku berapa, oke?”

“Siapa juga yang mau kasih kamu bayaran. Orang aku udah bilang nggak mau kasih kamu bayaran. Aku kasih kamu makan aja, gimana?”

“Boleh, kenapa nggak. Aku tunggu makanan kamu ya.”

“Udah aku pesan dari tadi, dua box. Kamunya kelamaan. Tapi ada cemilan juga sih sama minuman. Kamu mau makanan, maksud aku, atau cemilan aja? Atau minuman gitu?”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!