"Kau mengundang suami sah mu untuk menyaksikan istrinya dinikahi pria lain? lelucon apa yang sedang kau buat?. Dirimu, tubuhmu, bagian terdalam mu, hanya milikku. Ariana Raj Wallace." (Caesar Castillo Grayson).
Hawaii, tempat indah yang menghantarkan Ariana pada kehidupan baru. Ia mengalami kejadian apes yang membuatnya mendadak jadi istri seorang pria asing bernama Caesar selama 21 hari.
Setelah semuanya selesai, Ariana pergi tanpa memikirkan bahwa dirinya masih seorang istri dari seorang Caesar. Seiring berjalannya waktu, keduanya dipertemukan kembali. namun status pernikahannya harus disembunyikan.
.
.
Penasaran?
SIMAK KISAH SELENGKAPNYA>>
Note: Dilarang mencomot karya orang/plagiasi, silahkan keluar dengan aman!.
HAPPY READING^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 32
Belen yang datang membawa jamuan, seketika mengerutkan kening saat mendengar apa yang Lucas katakan. "Husband? Apa yang kau maksud?."
Lucas menatap tajam nama kontak itu, apa Ariana memberi nama kontak Diego dengan panggilan demikian? Hatinya terus berontak menyanggah, karena Ariana tidak akan mungkin melakukannya jika orang itu tak memiliki ikatan kuat, apalagi keduanya belum menikah dan Lucas tahu pengkhianatan itu..
Kecuali jika memang ini ada dalam rencananya.
Tangan Lucas terasa gatal terlebih nomor itu terlihat asing bukan berasal dari New York. Ia menatap penuh curiga, adiknya kemungkinan menyembunyikan sesuatu yang tak ia ketahui jika terus-terusan menunjukkan gelagat aneh seperti saat ini.
Saat Lucas hendak menerima panggilan, langkah kaki Ariana yang menuruni anak tangga berhasil mengalihkan fokus. Terlihat wajah cantiknya nampak panik, ia berlari kecil dan segera merebut handphonenya dari sang kakak.
"Ah rupanya di sini.."
Nafas Ariana ngos-ngosan, ia panik terlebih nama kontak 'husband' menghubunginya. Jika saja ia telat sedikit saja, habislah sudah. Karena di balik itu, Caesar lah orangnya.
"Siapa dia?." Tanya Lucas penuh selidik.
Ariana langsung mengembangkan senyumnya memecah ketegangan. "Kenapa masih bertanya? Tentu Diego. Aku sengaja memberi nama kontak nya seperti itu karena sebentar lagi kita akan menikah."
Lucas tak langsung menjawab. Entah ini kebohongan atau bukan, alasan adiknya terlihat masuk akal sekaligus mencurigakan. Namun ia tak mau ambil pusing memikirkan terlalu jauh, selagi adiknya aman ia tak mempermasalahkan.
"Ya sudah lanjutkan lagi ngobrolnya, hari ini aku ingin istirahat dengan cepat." Timpal Ariana lagi untuk pamit. Ia mencium pipi daddy, dan mommy nya juga Lucas. Setelah itu ia kembali masuk kamarnya di lantai dua.
"Good night sayang!." Timpal Belen.
"Ya, mom.."
"Lanjutkan." Ucap Liam kembali, setelah mendengar setengah dari apa yang putranya katakan.
Liam dan Belen tentu saja terkejut saat tidak ada angin tidak ada hujan, Lucas tanpa ragu mengatakan ketidaksetujuan nya terhadap pernikahan Ariana dengan Diego yang akan berlangsung 1 minggu lebih lagi.
"Kenapa tiba-tiba seperti itu, Lucas? Kau dengan Diego sudah mengenal sejak lama." Ujar Belen.
"Entahlah.." Lirih Lucas, saat ini ia hanya akan memberi signal bukan akan mengatakan semuanya, ia lakukan demi keinginan sang adik. "Firasat ku berkata lain, tapi sekarang itu tiada arti.."
"Ku harap daddy tidak menutup mata untuknya." Lanjut Lucas dengan penekanan yang berhasil membuat Liam menatap intens ke arahnya.
"Kau berubah jadi tak merestuinya?." Ujar Liam.
"Bisa dibilang."
Tentu Belen dan Liam merasa keheranan sekaligus cukup resah dibuatnya. Lucas tak mengatakan alasan yang pasti, ia cukup memberitahukan kepada mereka seolah ada hal besar yang mungkin telah merubah pandangannya hingga demikian.
"Untuk saat ini itu yang ingin ku katakan, dan aku tak akan tinggal diam jika adikku tak aman." Lanjut Lucas sebelum pulang.
Liam menghela nafas panjang, ia paham kekhawatiran anaknya. "Ya, daddy paham maksudmu."
Belen tak bisa berkomentar apa-apa selain menginginkan semuanya berjalan baik-baik saja. "Hati-hati.. Nanti bawa Daniella ke sini, mommy sudah merindukannya."
"Jika bisa kau membuat cucu lagi untuk kami." Timpal Liam menanti tanpa basa-basi, ia sangat menyayangi Daniella tapi akan lebih menyenangkan jika cucu laki-laki hadir juga. Rasanya akan lengkap.
Sudut bibir Lucas terangkat, ia peka dengan keinginan daddy-nya. "Sepertinya Ariana yang akan mengabulkan permintaan itu."
"Ya sudah, aku harus kembali." Lanjut Lucas pamitan.
"Iya."
Pria itu pun berlalu meninggalkan mansion besar milik keluarganya untuk pulang.
Sementara itu..
Ariana terduduk lemas di lantai kamar setelah semuanya hampir ketahuan. Ia tegang dengan jantung yang tak karuan. "Jangan sekarang.. Ku mohon..."
Untungnya Ariana memberi nama kontak Caesar dengan nama husband, sehingga ia masih bisa beralibi menyembunyikannya. Ya walaupun mencurigakan juga..
Seperti yang diketahui orang-orang, di hadapan semua ia belum menikah, tetapi faktanya Ariana diam-diam telah memiliki suami. Dan tentu sangat pantas sekali tatapan mata Lucas begitu menusuk penuh selidik. "Ah... Hampir saja. Dasar kau, Ariana!."
Dalam waktu bersamaan..
Handphonenya kembali berdering..Dan tentu Ariana sudah dapat menebak siapa yang melakukannya.
Hatinya perlahan damai, setiap kembali menemukannya dalam ruang kegelisahan.
"Hallo?.."
"Apa kau serius dalam kolaborasi?." Ujar Caesar dari seberang, pasalnya ia telah mengirimkan dokumen penting namun Ariana tak kunjung membalasnya.
"Hei tuan arogan.. Bukankah kita telah sepakat melakukan pekerjaan mulai besok? Kenapa malah tengah malam begini." Lirih Ariana.
Sejenak tidak ada jawaban.. Berhasil membuat diri penasaran dan menanti.
"Begitu ya..."
Ariana terdiam saat mendengar deru nafasnya yang terasa berat namun teratur. Pasti Caesar sengaja melakukannya.
Wanita cantik itu penasaran dan sangat ingin tahu bagaimana kondisinya.
"Caesar.." Lirih Ariana dengan nada yang perlahan pelan.
"Ya?."
"Barusan.. Kita hampir ketahuan."
Hening sejenak tidak ada yang bersuara, Caesar seolah sudah dapat menebak semuanya..
"Aku telah menantikan nya." Balas pria itu, terasa sangat dalam sekali maknanya.
Jika Ariana tak mencegahnya mungkin Caesar telah bertindak, namun ia terpaksa menahan diri dan bersabar agar wanita yang dicintainya itu menyelesaikan masalahnya terlebih dahulu.
"Jahat sekali.. Kau tidak memikirkan diriku?." Sindir Ariana dengan nada merajuk.
Mendengar itu Caesar menengadah.. Bagaimana reaksinya?.. Bagaimana sorot matanya yang ditunjukkan saat merajuk?.. Ia ingin meraih, sangat ingin meraihnya..
Ariana benar-benar tak memikirkan perasaannya, bisa-bisanya ia berhasil memancingnya dengan suara itu.
"Siapa di sini yang jahat? Kau dengan sadar menelantarkan suamimu dan sibuk mempersiapkan diri untuk menikahi pria lain." Sinis Caesar..
Ariana terdiam.. Ada kerapuhan di sana yang berbalut dendam.
"Ariana.."
"Ya?."
"Bisa tunjukkan dirimu?..." Lanjut Caesar.
Terlihat panggilan berubah menjadi video.. Ariana membukanya.. Sehingga keduanya kini saling melihat, saling menikmati keindahan masing-masing yang memanjakan mata..
Mendapati raut wajah Caesar yang terasa berbeda, Ariana menyadari satu hal. "Kau mabuk?."
"Tidak..."
"Lalu? Wajahmu terlihat panas.. Apa kau sakit?." Lirih Ariana memastikan, naluriahnya tak bisa bohong.
"Tidak juga.." Lirih Caesar parau.
Terlihat wajah cantiknya kebingungan, Ariana menilik dengan seksama. Sorot mata yang yang terasa dalam dan menenggelamkan itu membuatnya menyadari sesuatu yang cukup memalukan.
Mulut mereka mungkin diam, tetapi hati dan pikirannya sama-sama terhubung mengetahui keinginan masing-masing.
Ariana seketika mengalihkan pandangannya saat pipinya terasa panas akan rona merah yang menghiasi.. Lagi-lagi ia mengakui kekalahannya akan sosok Caesar. Berapa kali pun Ariana menyangkal, pertahanan diri seolah tiada arti lagi.
"Ariana..."
"Ya?."
Pria itu tampak sedikit kesulitan seolah menahan sesuatu yang ingin berontak. Ariana benar-benar telah menghancurkan semua, sangat tak terima jika jarak ini memisahkan mereka. Caesar akan menagih semua.. Atas buah sabar dan pertahanan diri yang telah ia lakukan selama ini. Ya, suatu saat nanti..
"Berhenti menatapku dengan tatapan seperti itu.." Lirih Ariana tak fokus. "Katakan yang terbesit dalam benak mu.."
Caesar mengunci pandangannya, terasa begitu menanti dan menenggelamkan.
"Bagaimana jadinya... Jika kini, aku berbaring dan berada di belakang mu.. Menyentuh, bertemu, dalam selimut.."
aku jabanin dah..rebahan doang, baca ceritamu
semangat thor aku menanti sekali asal muasal permasalahan yg buat 2keluarga jdi bermusuhan thor,,
ditunggu up ny thor,, semungutttt🤗