Sinopsis:
Lilia, seorang agen wanita hebat yang mati dalam ledakan saat menjalankan misinya, namun secara tidak sengaja masuk ke dunia novel sebagai tokoh wanita antagonis yang dibenci oleh semua warga desa. Dalam dunia baru ini, Lilia mendapatkan misi dari sistem jika ingin kembali ke dunia asalnya. Untuk membantunya menjalankan misi, sistem memberinya ruang ajaib.
Dengan menggunakan ruang ajaib dan pengetahuan di dunia modern, Lilia berusaha memperbaiki keadaan desa yang buruk dan menghadapi tantangan dari warga desa yang tidak menyukainya. Perlahan-lahan, perubahan Lilia membuatnya disukai oleh warga desa, dan suaminya mulai tertarik padanya.
Apakah Lilia dapat menyelesaikan semua misi dan kembali ke dunianya?
Ataukah dia akan tetap di dunia novel dan menemukan kebahagiaan yang sebenarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 : Mendarat Ke Pulau Monyet
Lilia dan Titan menyelesaikan makannya dengan cepat, mungkin karena mereka sangat lapar. Walau menu sarapan di siang hari yang mereka santap sangat sederhana tapi makanan tak bersisa sedikitpun dalam piring.
Burung-burung ajaib yang di kirim ke pulau-pulau di kota Arunika berdatangan. Mereka datang melapor. Awalnya Lilia dan Titan terkejut dengan kedatangan burung itu yang tampak bergerombol, takutnya para warga di sekitar takut. Ternyata burung-burung itu hanya bisa dilihat oleh Lilia dan Titan. Ajaibnya lagi, semua burung itu bisa bahasa manusia.
"Lapor nona, semua pulau disebelah Timur kota Arunika tidak ada yang mencurigakan."
"Di sebelah Utara juga aman."
"Semua organ tubuh yang sudah mereka ambil dari para korban sedang diselundupkan ke negara tetangga lewat Dermaga Tiga Kota Arunika, mereka mengunakan kapal yang direkayasa menjadi kapal nelayan."
"Mayat para korban tengah dibawa ke pulau Monyet, tidak jauh dari Dermaga untuk dikuburkan."
Ekspresi Lilia dan Titan sangat tegang ketika mendengar laporan dari burung-burung itu. "Bagaimana dengan Pak Johan, apa dia sudah mati?" tanya Lilia, dengan takut.
"Belum nona, semua korban yang belum diambil organ tubuhnya sedang dalam perjalanan ke Pulau Monyet, di sana ada bangunan khusus yang disamarkan seperti bangunan tak terpakai, padahal isi dalamnya menyimpan perlengkapan medis yang lengkap. Para dokter ilegal yang disewapun masih di sana karena setiba calon korban nanti mereka langsung bekerja," jawab salah satu burung ajaib itu.
"Siapa pemilik tempat jahat itu?" tanya Titan.
"Entahlah Tuan, mungkin Tuan dan Nona bisa mencari tau sendiri."
"Apa tugas kami sudah selesai, nona, Tuan?" tanya burung ajaib lagi.
"Belum selesai! Salah satu dari kalian pantau terus situasi dan laporkan padaku jika ada yang mencurigakan!" titah Titan.
"Baik, Tuan," jawab burung-burung itu. Mereka pun kembali terbang melaksanakan perintah Titan.
"Ayo kita ke markas lagi, aku ingin menelepon pimpinan agar mereka menyerbu Pulau Monyet dan Dermaga Tiga diam-diam," kata Titan.
Lilia mengangguk. Mereka pun pergi ke markas lagi. Titan menelepon Pimpinan untuk menceritakan semua informasi yang dia dapat. Awalnya Pimpinan markas di ibukota tidak percaya, apalagi sumber informasi Titan tidak jelas, tapi Titan berani menjamin bahwa informasi yang dia terima akurat. Selama ini pimpinan markas ibukota tidak pernah melihat Kolonel Pandu bicara yang sia-sia, jadi pimpinan markas ibukota memutuskan percaya untuk kali ini. Sesuai saran Titan, semua pasukan akan di kerahkan secara diam-diam menuju Pulau Monyet dan Dermaga Tiga.
"Lalu kita naik apa ke sana?" tanya Lilia.
"Di ruang ajaib ada bubuk ajaib. Jika bubuk itu di lempar ke tubuh, bubuk itu akan menghasilkan asap. Ditengah asap kita ucapkan tujuan kita kemana, dan kita langsung sampai di tempat tujuan itu," jawab Titan.
"Hebat sekali. Sistem yang kamu ciptakan sungguh luar biasa," puji Lilia pada Titan.
"Sistem itu hanya bisa digunakan di dunia paralel buku. Karena apa? Karena semua barang yang ada tidak ada di dunia kita."
"Oohh ... Oke, aku panggil Taro lagi." Lilia memanggil sistem. Kali ini dia membeli bubuk ajaib untuk mereka berdua pergi ke Pulau Monyet.
Setelah bubuk ajaib sudah di tangan Lilia, bubuk itu dia bagi ke Titan. Kemudian mereka berdua melempar bubuk itu ke tubuh mereka. Saat asap menggumpal, keduanya berpegangan tangan sambil mengucap nama tempat yang mereka tuju. Secara ajaib, mereka langsung menghilang, dan mendarat di Pulau Monyet. Mereka terjatuh di antara pepohonan, tidak jauh dari tempat para dokter ilegal dibayar untuk mengambil organ tubuh para korban.