NovelToon NovelToon
Mermaid:Cinta Atau Balas Dendam

Mermaid:Cinta Atau Balas Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Balas Dendam / Cinta Terlarang / Cinta Beda Dunia / Dunia Lain
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nadinachomilk

Nerina Oceana, seorang mermaid muda, ditugaskan oleh ibunya, sang ratu, untuk menyelidiki hilangnya beberapa mermaid di daratan. Misinya berubah rumit saat ia bertemu Ethan Blackwood, pria yang pernah ia selamatkan. Tanpa Nerina ketahui, Ethan menyimpan rahasia keluarga kelam yang terkait dengan dunia mermaid. Kini, Nerina dihadapkan pada pilihan sulit: mengikuti kata hati dan bersama Ethan, atau mengkhianati cintanya demi membalaskan dendam klannya?


Dukungannya teman teman dengan like dan komen ❤️❤️❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadinachomilk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 Jambak jambakan

Nerina dan Alia sekarang sudah berada di tribun menonton latihan basket Ethan,Jacob dan Haidar. Benar saja seperti dugaan Alia, Reina dan gengnya datang dengan berjalan lenggak lenggok dan ikut duduk di samping Nerina.

"Ngapain lo disini juga?" tanya Alia dengan nada ketus.

"Emang ini tribun milik lo?"Reina menatap tajam ke arah Alia dan Nerina.

"Iya anjir sok banget deh lo,lagi pula kita juga mau nonton cowo cowo" ujar Lara mendorong bahu Alia.

"Di tribun ini banyak kursi kosong dan kalian ngapain duduk tepat di dekat kita" ucap Alia lalu berdiri dan menunjuk ke seluruh kursi yang kosong.

"Apa dah lo, gue mau lihat ayang Jacob di depan. Lagi pula emang ini tempat milik kalian ha?" tanya Jena sambil tersenyum sinis.

"Oh ya?" ucap Alia sambil mendorong bahu Jena.

Reina melipat tangan di dada, senyumnya penuh sindiran. "Karena gue mau disini. Emangnya lo siapa yang bisa ngatur-ngatur gue duduk di mana?"

Lara ikut menimpali dengan nada manja, "Iya, lagian kan kita juga mau lihat ayang kita main basket" Tatapannya jelas-jelas diarahkan ke arah Haidar.

Jacob yang sedang latihan di bawah sempat melirik ke arah tribun, wajahnya jelas jengah.

Alia makin emosi, apalagi saat Jena sengaja menepuk bahunya.

"Marah mulu lo Al, mirip kayak emak-emak ngamuk" ucap Jena sambil tersenyum sinis.

"Heh, lo siapa ngatain gue emak-emak?" Alia langsung mendorong bahu Jena dengan keras.

Jena berdiri, wajahnya mendekat ke wajah Alia dengan senyum sinis.

"Lo berani sama gue?"

"Berani lah! Jangan sok jagoan lo di sini!" Alia sudah tidak tahan lagi, tangannya refleks menjambak rambut Jena.

"AAHHH! LEPASIN!!!" teriak Jena sambil berusaha melepas cengkraman Alia.

Reina dan Lara langsung maju mau membantu, membuat suasana semakin ricuh. Nerina yang panik segera mencoba menahan Alia.

"Al, jangan! Udah cukup!" Nerina berusaha memisahkan mereka, tubuhnya terdorong ke depan akibat tarikan keras dari arah Reina yang ikut mendorong.

Nerina kehilangan keseimbangan dan hampir saja terjatuh dari tribun. Namun sebelum tubuhnya menyentuh lantai, dua lengan kuat langsung menangkapnya dengan sigap.

"Nerina!" suara Ethan terdengar tegas dan penuh khawatir.

Semua orang di tribun seketika terdiam, bahkan Alia yang masih menjambak rambut Jena pun berhenti. Mata mereka langsung tertuju ke arah Ethan yang kini memeluk Nerina erat di dadanya.

"Kamu ga apa-apa?" suara Ethan pelan, hampir seperti bisikan, namun sarat dengan kepanikan.

Nerina yang wajahnya hanya beberapa inci dari dada Ethan, bisa merasakan detak jantungnya berdentum cepat. Pipi Nerina memerah, matanya menatap Ethan bingung,

"A-aku… aku ga apa-apa"

Ethan menatap matanya dalam-dalam, seolah memastikan dengan sungguh-sungguh.

"Hati-hati Ner. Aku takut liat lo jatuh atau terluka"

Seketika suasana tribun berubah hening, semua mata terpaku pada momen itu. Jacob dan Haidar yang berada di lapangan saling pandang, lalu tersenyum tipis melihat sahabat mereka begitu melindungi Nerina.

Reina yang melihat pemandangan itu langsung mengepalkan tangan, wajahnya penuh amarah dan cemburu.

"Dasar cewek kampung…" gumamnya dengan nada lirih, namun matanya menatap Nerina dengan penuh kebencian.

Reina yang melihat Nerina dan Ethan masi berpelukan tiba tiba datang dan melepaskan pelukan itu dengan paksa, lalu segera menggenggam tangan Ethan dengan manja.

"Ethan tadi Alia sama Nerina usir kita yang mau duduk disana" ujar Reina sambil menatap kursi di dekat Alia.

"Fitnah mulu lo jadi orang" teriak Alia tak terima.

Kondisi tribun yang mulai ramai ditambah ribut dari Alia dan Reina beserta ganknya membuat Jacob dan Haidar segara ikut naik.

"Lo anjir yang buat masalah duluan" ucap Jena yang tak terima dengan perkataan Alia lalu malah menjambak Jena.

Alia yang merasa tidak terima membalas jambakan Jena dengan keras,hingga kegiatan jambak menjambak itu dimulai lagi.

"Lepasin!!!sakit all" teriak Jena.

"Lo juga lepasin anjir" teriak Alia tak terima.

Jacob langsung naik ke tribun dan dengan cepat menarik Alia menjauh, menggenggam pergelangan tangannya erat supaya ia berhenti melawan.

"Alia, udah! Jangan diladenin, lo bisa luka!" ucap Jacob dengan nada tegas, lalu menatap Jena tajam.

"Dan lo, Jena… jangan keterlaluan. Gue ga suka liat cewek berantem kaya gini" ucap Jacob dingin.

Jena yang awalnya masih menjambak langsung terhenti. Tatapannya bergeser ke tangan Jacob yang masih menggenggam Alia, lalu wajahnya memerah penuh cemburu.

"Jadi gitu? Lo malah bela dia sekarang?" suaranya bergetar menahan amarah.

Alia menepis tangan Jacob, wajahnya sama-sama merah, tapi bukan karena cemburu melainkan malu dan masih kesal dengan ulah Alia yang membuat kepalanya sedikit pusing.

"Gue bisa jaga diri sendiri, gausah ikut campur!" serunya, walau hatinya agak bergetar karena Jacob begitu sigap menolongnya dan menjaganya.

Sementara itu, Haidar yang baru sampai malah tertawa melihat kekacauan itu.

"Anjir, ini tribun apa arena smackdown sih? Serius lo semua berantem cuma gegara kursi kosong segambreng di belakang?" katanya sambil menepuk pahanya, jelas-jelas menganggap semua ini begitu lucu.

"Lo ga tau haidar" sindir Alia.

Namun di sisi lain, situasi berbeda justru terjadi. Ethan menatap Reina yang masih menggenggam tangannya erat-erat, lalu dengan perlahan melepaskan genggaman itu.

"Reina, cukup. Jangan bikin masalah lagi,gue muak lihat lo ganggu Nerina" ucapnya dingin.

Reina terbelalak. "Lo serius milih dia daripada gue?" tangannya menunjuk ke arah Nerina dengan wajah penuh benci.

Ethan langsung berdiri tegak, lalu melangkah mendekat ke arah Nerina. Ia menoleh sebentar pada Reina dengan tatapan yang tak bisa ditawar.

"Kursi itu gue yang siapin buat Nerina sama Alia. Jadi lo sama temen-temen lo jangan ganggu mereka lagi, ngerti?masi ada banyak kursi jangan buat masalah disini" suaranya tegas, dan cukup keras untuk didengar orang-orang di tribun.

Nerina yang sejak tadi panik mencoba menengahi hanya bisa membeku. Hatinya berdebar tak karuan saat Ethan berdiri di hadapannya seperti pelindung. Perasaan yang selama ini ia denial, kini mulai terasa makin nyata.

Reina mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras.

"Lo bakal nyesel, Ethan…" katanya penuh amarah, lalu menoleh ke gengnya.

"Ayo cabut!"ajak Reina dengan kesal sambil menatap kedua temannya.

Jena masih menatap Jacob dengan tatapan penuh sakit hati, sementara Lara mendengus kesal. Mereka pun pergi meninggalkan tribun dengan wajah tak puas.

"Sini duduk lagi" pinta Ethan sambil menggandeng Nerina untuk duduk kembali.

"Terimakasih Ethan, maaf jadi ganggu main basketnya" ucap Nerina lirih.

"Itu bukan salah kamu Ner" ucap Ethan lalu mengelus pucuk rambut Nerina.

Sedangkan Jacob hanya menatap Alia yang ikut duduk di sebelah Nerina dengan wajah yang kesal.

"Harusnya gue tendang juga tu para jalang" kesal Alia.

🧜‍♀️🧜‍♀️🧜‍♀️

MOHON DUKUNGANNYA JANGAN LUPA LIKE,KOMEN DAAN VOTE SEBANYAK BANYAKNYA TERIMAKASIHHH

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!