Vito Bramana seorang lelaki tampan berusia 28 tahun,seorang abdi negara. Vito telah lama mengabdi pada negara dan itu adalah cita cita nya. Nindy Nugraha Seorang gadis cantik bertubuh mungil,dengan mata sipit,hidung mancung,dan bibir mungil. Nindy adalah seorang relawan,butuh perjuangan untuk bisa menjadi seorang relawan. Hingga pada akhirnya tugas mempertemukan Vito dan Nindy dan perjalanan mereka dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risti rika safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumit
Mario dan teman-temannya telah pergi meninggalkan restoran tersebut. Kini pasangan paruh baya tersebut sedang terdiam dengan pikiran masing-masing.
"Apa papa juga memikirkan apa yang mama pikiran sekarang?" Tanya wanita bernama Sely
"Iya kenapa papa baru terpikirkan sekarang ma! Setelah kita tidak sengaja mendengar obrolan pria tadi" jawab Hendra
"Tapi! Itu semua belum pasti pah! Bunga adalah anak kita! Anak yang aku lahirkan" ucap sely yang berusaha menepis pikiran nya
"Papa juga berpikir begitu mah! Bunga adalah putri kita! Papa sendiri yang mengazani dia saat pertama kali melihat dunia" sahut Hendra yang juga tidak percaya dengan pikiran nya sendiri
"Sudahlah pah! Tidak usah dipikirkan lagi. Kita harus fokus pada kesembuhan bunga untuk saat ini. Mama gak mau kehilangan putri kita pa! Mama cuman punya dia!" Ucap sely yang kini sudah meneteskan air matanya
"Mama jangan nangis ya! Papa berjanji akan mencarikan dokter terbaik untuk kesembuhan putri kita! Papa tidak peduli semahal apapun biaya nya. Jika saja penyakit nya bisa berpindah papa siap menanggung semuanya" ucap Hendra yang menenangkan istrinya
"Iya pa mama juga! Mama ikhlas jika sakit itu pindah kepada mama. Asalkan putri kita tidak merasakan sakit lagi. Mama tau pa dia selalu menyembunyikan sakitnya saat didepan kita agar kita tidak khawatir" ujar Sely sambil menangis
"Sudah! Ayo sekarang kita pulang ma" ajak Hendra
Mereka pun beranjak dari tempat duduknya saat mereka ingin keluar tidak sengaja mereka bertabrakan dengan heni yang juga ingin keluar.
Bruk!
"Aduhh! Kalo jalan itu pakai mata dong!" Ucap heni marah
"Kamu juga kalo jalan itu lihat depan jangan main handphone" cibir Sely
"Malah nyolot lagi! Eh tante yang salah itu Tante Lo! Udah tau ada orang mau keluar ya sabar dong! Udah salah malah nyolot lagi" sarkas heni
"Kamu ini tidak tahu sopan santun sekali ya! Saya ini lebih tua dari kamu. Harusnya kamu itu menghormati orang yang lebih tua!" Ucap Sely marah
Kini semua mata Tertuju pada mereka. Banyak orang yang mencibir heni karena tidak punya sopan santun kepada orang yang lebih tua.
"Siapa kamu ingin dihormati oleh model terkenal seperti saya? Apa kamu tidak tahu siapa saya? Saya ini model terkenal! Berani-beraninya kamu berbicara seperti itu pada saya!" Teriak heni
"Cih dasar sombong baru jadi model aja udah belagu banget!" Cibir salah pengunjung restoran
"Iya benar! Berasa dia orang penting aja! Type kayak dia ga ada bentukan model nya! Make up aja menor banget" sinis pengunjung lainnya
"Itu tepung berapa kilo mbak?" Ucap pria muda yang juga salah pengunjung restoran
Gelak tawa terdengar saat mendengar ucapan pria tersebut. Wajah heni sudah merah padam menahan marah! Ia tidak terima semua orang menghina nya seperti ini! Dengan raut wajah kesal heni meninggalkan restoran tersebut dengan menggerutu tidak jelas.
"Udah tante jangan masukin hati omongan orang kayak gitu! Manusia kayak gitu biasanya cepat punah" ucap pria tadi
"Salah bego! Justru manusia kayak gitu lama punah nya orang nya dosa nya aja banyak" sahut teman nya dengan terkekeh
Mereka semua kembali tertawa mendengar ucapan para pria muda tersebut. Hendra dan sely mengucapkan terimakasih kepada para pengunjung yang membela mereka. Mereka juga pamit pergi.
\~
Disebuah perusahaan tak kalah ternama dengan perusahaan lainnya kini ada seorang wanita yang sedang berkutat dengan tumpukan berkas-berkas diatas mejanya.
Dia adalah Bunga Setiawan. Gadis cantik itu kini fokus pada semua berkas-berkas yang perlu ia periksa dan tanda tangani. Sebenarnya hari ini ia merasa kurang fit. Kepalanya terasa sakit sekali. Namun ia tetap tenang dan mencoba mengalihkan rasa sakitnya dengan pekerjaan.
"Shh" ringis bunga
"Ayolah! Kerja sama nya sebentar saja! Tunggu aku menyelesaikan semua pekerjaan ini ya" ucap bunga pada dirinya sendiri
Ia sudah diberi tahu oleh dokter untuk tidak melakukan pekerjaan yang berat. Tidak boleh banyak pikiran karena itu akan berpengaruh pada kesehatan nya. Tapi bunga adalah gadis yang keras kepala. Ia tidak mendengarkan ucapan dokter tersebut.
Ia justru merasa bosan ketika tidak melakukan kegiatan apapun itu! Sudah sedari dulu ia selalu menyibukkan diri dengan bekerja dan bekerja.
Tok! Tok!
"Masuk" ucap bunga
"Permisi bos! Ada yang ingin menginvestasikan saham kepada perusahaan kita" ucap asisten bunga sebut saja nama nya alvin
"Investasi?" Beo bunga
"Iya bos orang tersebut ingin menginvestasikan saham diperusahaan kita" jawab alvin
"Siapa? Dari perusahaan mana?" Tanya bunga
"Namanya Dirga bos! Perusahaan nya bernama Cempaka kemilang" jawab alvin
"Orang nya ada didepan bos! Apa anda ingin langsung menemui nya?" Ucap Alvin lagi
"Boleh suruh saja masuk" titah bunga
Alvin pun dengan segera memanggil Dirga yang sudah menunggu nya didepan ruangan bos nya.
"Ayo masuk" ucap alvin
"Baik tuan" jawab dirga
"Permisi" ucap Dirga
"Oh ayo duduk disana saja" ajak bunga
"Jadi ada keperluan apa?" Tanya bunga langsung
"Saya ingin anda menanam saham di perusahaan saya! Ah tidak lebih tepat nya menginvestasikan saham anda diperusahaan saya" ucap Dirga
"Mengapa kamu ingin saya menginvestasikan saham diperusahaan kamu?" Tanya bunga
"Karena saya sedang membutuhkan modal! Perusahaan saya 1 Minggu yang lalu mengalami kerugian yang besar akibat ada salah satu karyawan melakukan korupsi" jawab Dirga
"Lalu apa yang saya dapatkan jika saya menanam saham diperusahaan kamu?" Tanya bunga lagi
Jelas bukan? Jika bunga banyak bertanya karena ini menyangkut perusahaan nya juga! Ia tidak ingin mengeluarkan uang secara sia-sia. Terlebih ia baru mengenal Dirga.
"Saya akan mengembalikan saham yang anda tanam dalam waktu 1 tahun. Jika dalam 1 tahun saya tidak bisa mengembalikan nya maka perusahaan tersebut resmi jadi milik anda! Dan ini saya sudah membawa semua surat-surat penting perusahaan" ucap Dirga sambil menyerahkan map berwarna merah tersebut kepada bunga
Bunga melirik Alvin, Alvin yang mengerti pun langsung mengambil map tersebut dan memeriksa nya. Tidak ada satu kata pun yang dilewatkan oleh Alvin.
"Benar bos! Semua asli dan disini tertera nama pemilik perusahaan tersebut adalah dirga kemilang" ucap Alvin
"Baik! Saya akan menanam saham diperusahaan anda! Dengan catatan surat ini akan berada ditangan saya Sampai batas waktu yang kamu tentukan" ucap bunga yang membuat senyum terbit di bibir Dirga
"Baik saya tidak masalah! Terimakasih sekali lagi" ucap Dirga
"Oke untuk selanjutnya silahkan kamu hubungi Asisten saya" ucap bunga
Setelah semua nya selesai Dirga pun pamit undur diri. Ia akan datang lagi kemari 3 hari lagi. Disepanjang jalan ja terus tersenyum.
"Tidak susah ternyata mencari uang! Huh tunggu kemiskinan kamu heni! Aku tidak peduli pada orang yang berkerja disana! Ini adalah resiko berani menolakku! Dan ternyata heni juga bodoh bisa dengan mudah percaya akan ucapan preman itu tentang investasi! Ah bukan hanya heni tapi orang tua nya juga bodoh dengan sukarela mau ikut berinvestasi dengan surat-surat berharga perusahaan nya!" Ucap Dirga dalam hati
Entah bagaimana nasib keluarga Nugraha. Nugraha dan Diana yang kehilangan putrinya karena keegoisan mereka. Lalu Nugraha yang juga bakal kehilangan perusahaan nya karena percaya pada heni.
Ingat! Hidup seakan tidak ada puasnya! Tidak pernah bersyukur dengan apa yang kita miliki! Heni yang selalu merasa cemburu dan iri karena melihat keberhasilan Nindy dan melihat bagaimana semua orang memujinya,ia menjadi gelap mata dan melakukan fitnah pada Nindy! Ia berpikir jika membuat Nindy dibenci oleh keluarga nya maka ia yang akan menjadi anak dan cucu kesayangan. Tidak tahukah dia? Jika langkah nya saat ini akan mengantarkan dia pada kenyataan-kenyataan yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya.
Diciptakan nya mata agar tidak gampang menilai orang dari telinga! Tapi berbeda dengan Nugraha dan Diana yang terlalu mempercayai Heni hingga membutakan hati dan mata nya pada Nindy. Mereka bahkan tidak mencari tahu apakah yang dikatakan Heni adalah kebenaran atau tidak! Biarlah waktu yang akan menunjukkan semuanya kepada mereka.
\~
Didalam sebuah ruangan kini terdapat Guntoro, Bagaskoro dan juga Mario. Mario sengaja meminta para orang tua itu untuk berbicara di dalam ruangan khusu milik Guntoro.
"Jadi apa yang ingin kamu katakan?" Tanya Guntoro membuka pembicaraan
Mario menghela napas panjang ia menatap para orang tua yang kini duduk didepan nya dengan pandangan yang sulit diartikan. Mario sebenarnya tidak ingin memberitahu soal pembicaraan dia dan teman nya tadi di restoran. Tapi ia juga tidak bisa bergerak sendiri.
"Tadi mario bertemu teman disebuah restoran! Kita membahas soal perusahaan cempaka kemilang. Menurut pendapat teman aku kita tidak bisa memindahkan nama kepemilikan itu jika tidak ada suratnya" ucap Mario
"Yah! Memang benar kita tidak bisa mengganti nama perusahaan tersebut jika tidak ada suratnya! Tapi kita juga harus berusaha dan mencari tahu dimana kini surat itu berada! Aku tidak ingin suatu saat nanti akan terjadi hal yang tidak aku inginkan dengan perusahaan itu" sahut guntoro
"Bukankah sebaiknya kita membicarakan ini terlebih dahulu kepada Nindy? Maksud saya Nindy itu bercita-cita menjadi dokter bahkan saat ini ia meneruskan kuliah nya. Bukankah dari sini sudah terlihat jelas jika ia tidak ada minat dalam mengurus perusahaan?" Tutur Bagaskoro
"Nindy bakal menikah gas! Ia pasti mempunyai anak. Biarlah kini perusahaan itu aku berikan padanya jika kelak anak nya laki-laki ia akan meneruskan kembali perusahaan itu" timpal Guntoro
"Lalu heni?" Tanya Bagaskoro
"Entahlah! Untuk saat ini aku engga mendengar nama nya" Jawab Guntoro cuek
"Hm ada yang ingin aku sampaikan lagi" ucap mario
"Apa?" Tanya Guntoro
"Em tadi juga teman ku mengutarakan pemikiran nya tentang heni. Mereka bilang jika heni itu tidak ada kemiripan sama sekali dengan Nugraha dan Diana, dari segi wajah dan sifat semua terlihat beda" ucap mario
Deg!
Guntoro dan Bagaskoro terkejut mendengar ucapan Mario. Kini Guntoro langsung mengambil album keluarga nya ia akan memastikan sendiri ucapan mario. Setelah dapat ia langsung membuka nya dan mencari foto heni. Ia mengamati foto heni lalu melihat foto Nugraha dan Diana. Memang! Tidak ada kemiripan diwajah mereka! Beda dengan Nindy yang mewarisi wajah ayahnya.
"J-jadi maksud kamu heni bukan anak kandung Nugraha dan Diana?" Tanya Guntoro masih dengan raut wajah terkejut nya
"Aku juga tidak tau paman! Aku akan mencari kebenaran nya! Aku ingin menunda kepergian ku kesingapura untuk mencari tahu semua ini" jawab mario
"Hah mengapa semua ini Terlalu rumit" ucap Bagaskoro sambil menghela napasnya
"Aku bahkan tidak tahu lagi harus mengatakan apa saat ini! Masalah 1 saja belum selesai ini sudah datang masalah baru lagi" ucap mario dalam hati