AIR MATA PERNIKAHAN

Sampai tengah malam seorang Leon menunggu seorang Mentari di kamar nya. Tepat nya di dalam kamar sewaan Mentari di hotel milik Leon.

Sedari pagi Leon sudah memikir kan nya, dia akan mengajak Mentari bicara serius. Apa lagi yang di bahas kalau bukan masalah ranj4ng panas mereka.

Leon tak sanggup hanya sendiri yang ingat dan terkenang. Bisa gila dia!

Ini saja dia tak fokus dalam bekerja. Dia yang biasa nya di kenal si gila kerja. Tapi hari ini malah malas malasan.

Yang dia ingat hanya wajah Mentari yang bersinar karena keringat mereka. Wajah pasrah Mentari saat penyatuan mereka. Apalagi desahan itu, terngiang di telingga nya. Alhasih torpedo milik nya terasa ngilu.

Tak tahan seperti ini, Leon memilih sesi curhat dengan Malvin sang asisten. Meski asisten nya ini lagi kurang sehat, tapi tak apalah. Kan hanya mendengarkan, bukan di suru bekerja. Soal urusan kantor ada Maxi. Dan untuk hotel nya ada Rangga manager nya.

"Ada apa tuan? Saya lagi tak bisa bekerja," cicit Malvin, saat bos nya ini masuk ke dalam kamar nya. Bukan hanya Leon saja yang mempunyai kamar pribadi disini. Ada Malvin dan Maxi juga. Bahkan si Rangga ikutan.

"Ck,,,aku minta saran! Bukan menyuru mu bekerja," tegas Leon.

"Soal wanita," imbuh Leon.

"Tuan salah orang, panggil Maxi. Aku tak tahu urusan betina. Mahluk liar seperti itu buat susah,"geramnya. Ada kemarahan dalam hatinya.

Maklum Malvin punya trauma sendiri dengan mahluk betina. Makanya dia sampai usia tiga puluh tujuh tahun tidak menikah, ya karena itu. Padahal seorang Malvin itu ganteng banget, wajah nya mirip anime jepang dalam komik. Perpaduan ganteng dan cantik dia.

Tapi gegara ulah bapak nya yang doyan main perempuan, dia yang trauma. Salah satu wanita peliharaan bapak nya malah balas dendam nya ke Malvin. Apalagi wanita itu terobsesi dengan ketampanan Malvin kecil. Anggaplah usia nya baru tiga belas tahun. Dan Malvin jadi korban pelec3han wanita dewasa itu.

Balik ke Leon.

" Ayolah Malvin hanya saran."

" Apa?" Betul nya Malvin paling malas berurusan dengan kaum hawa. Tapi bos nya sedikit memaksa nya.

"Aku sudah menghabiskan malam panas dengan wanita. Dan sekarang aku menginginkan wanita itu," curhat Leon.

Malvin langsung menatap bos nya tak percaya. Bukan nya setahu nya ini bos tak mau berhubungan dengan

wanita lagi.

" Tak usah melihat seperti itu. Aku juga tak percaya, bisa sampai melakukan itu," jelas Leon lagi.

" Dia menjebak tuan? Kapan?"

"Nggak! Semalam."

"Orang gila yang anda katakan itu?"

" Iya."

Kembali Malvin menatap sang bos. Dia teringat akan wanita gila yang menyosor nya itu. Ada kelegaan di hati nya sudah menutup akses wanita itu masuk ke dalam hotel nya. Kalau tidak, bisa jadi dia punya nasib sama dengan bos nya.

"Tapi kenapa sekarang bos nya menginginkan wanita itu?" Bukan nya harus nya dia marah.

lagi. "Kenapa? Aneh banget lo ngeliat nya?" tanya Leon

"Kenapa bisa anda menginginkan nya? Bukan nya dia menjebak anda tuan?"

" Mana ada? Dia mabok, aku yang menidurinya.

Bagaimana kalau dia hamil. Mengingat aku semalam full mengagahinya."

Malvin cenggo, dia menelan saliva nya tetiba terasa kering. Ini bos bisa nya cerita masalah begituan sedetail itu.

Malvin memang trauma wanita. Hal dewasa begitu tentu saja dia tahu. Tapi buat melakukan nya atau mendekati wanita tentu saja dia tak berani. Tapi membahayangkan atau bermimpi basah tentu dia pernah.

" Kamu tahu Vin,, puluhan tahun tak merasakan nya. Begitu mencoba, aku kecanduan."

"Astaga aku lagi sakit, kenapa malah dapat sesi curhat seperti ini," omel Malvin dalam hati.

"Harus nya si play boy Maxi ini."

"Aku harus apa?" tanya Leon kemudian.

"Ya udah temuin, trus nikahin. Susah nya dimana?

Tuan tampan, mapan, tajir dan sultan. Wanita manapun tak akan menolak anda," saran Mavin akhir nya.

Terlihat sekali memang tuan nya. Menginginkam wanita itu. Spesial itu wanita itu di mata bos nya. Sampai seorang Leon tak malu curhat pada anak buah nya, hanya sebuah saran.

"Wanita hebat," gumam Leon. Dalam waktu semalam bisa menaklukan seorang Leon Evander Marcopolo.

Padahal setahu Malvin, tidak ada kamus bos nya menikah lagi, atau mendekat dengan kaum hawa.

"Apa aku mengenal nya tuan?" Tetiba tanya Malvin.

"Kenal nggak, tapi kamu pernah bertemu dengan nya. Lagian nanti kamu pasti akan mengenal nya. Dia bakalan sering ada di dekatku. Bahkan selalu di dekat ku."

"Ingat, jangan tertarik dengan apa yang ku miliki. Dia wanita ku, dan hanya milik ku," tegas Leon.

Astaga posesif sekali bos nya. Belum ada ikatan sudah serasa memiliki.

"Baik tuan," jawab Malvin. Dalam otak nya mulai mencari siapa wanita yang di maksud tuan nya. Setahunya tuan nya tak pernah mengenalkan seorang wanita dengan nya.

Apa mungkin wanita gila yang sama. Artinya wanita itu setelah merayu tuan nya, dan dia merayu nya juga.

Kalau iya, tuan nya harus tahu bahwa wanita yang di inginkan ini licik. Dan dia harus mengagalkan niat bos nya. Tapi sebelum nya dia harus mencari tahu dahulu.

Dan disinilah Leon berada, di dalam kamar milik Mentari. Dia sudah menunggu disini selama tiga jam, bahkan dia sampai tertidur disini. Dan yang di tunggunya tak muncul juga.

"Kemana wanita ku? Udah sudah tengah malam," gerutu Leon.

"Jangan bilang dia m4bok lagi dan mencari mangsa baru," monolog nya pelan.

Dia liat jam di tanggan nya sudah pukul sebelas malam. Dan Leon mulai gelisah di buat. Dia takut kalau wanita nya terjebak lagi dengan pria selain nya.

Jangan sampai ada yang menginginkan wanita nya lagi

"Malvin,,, cari tahu tentang Mentari Amaya Mentari sekarang, dan cari keberadaan nya saat ini," titah Leon dalam sambungan telfon nya.

"Foto nya setelah ini aku kirim. Secepat nya?"

Malvin di ujung sana langsung menghela nafas kasar.

Baru juga mau mejamin mata, eh dapat tugas dadakan.

Inilah yang di rasakan oleh asisten di seluruh dunia.

Di saat sang atasan jatuh cinta dan bucin, seorang asisten lah yang akan jadi berjuang di depan. Asisten lah yang jungkir balik memenuhi keinginan gila di atasan dan calon mangsa nya.

Dan kini Malvin yang kena imbas nya. Soal pribadi bos nya hanya dia yang tahu. Maxi dan Rangga hanya untuk urusan kerjaan.

"Siap tuan," hanya itu yang dapat Malvin katakan. Dia berharap semoga dia tak merasakan hal yang sama seperti bos nya.

Di tempat lain, ada Haykal yang sedang bersitegang dengan bule negro. Bule yang mengaku dia lah pemelik apartemen itu. Bahkan sampai melibatkan satpam dan pemilik naungan apartemen ini.

"Istriku ini baru kerampokan tadi sore, surat kepemilikan apartemen nya hilang," marah Haykal. Dia bosan menjelaskan pada pengelola apartemen ini.

"Alasan,,, ini milik ku. Jelas saja aku membeli nya tadi sore. Dan ini bukti transferan ku." Kekeh si bule.

"Bohong, aku tidak menjual unit ku. Dan aku juga tak kenal kamu. Mana ada transferan di ponsel ku," bantah Lisa.

" Ya aku memang aku bukan belinya di kamu nona jelek," timpal si bule.

" Nih aku punya bukti kepemilikan apartemen. Ini semua atas namaku," ucap si bule lagi.

Haykal dan si pengelola melihat surat surat nya.

Semua memang atas nama bule ini.

"Kok bisa?"

Padahal kan baru tadi sore istrinya kerampokan, secepat ini bisa merubah ini semua.

"Palsu kan?" Tuduh Haykal.

"Asli," kekeh si bule.

"Buktinya aku punya kartu akses masuk dan anda tidak," sahut nya lagi.

"Jangan bilang kamu yang merampok ku tadi sore, setelah itu kamu merubah segala nya" tuduh Lisa.

"Tunggu,,, apa kamu yang nama nya Lisa, penghuni lama apartemen ini."

"Iya aku pemilik nya," sarkas Lisa.

"Oh,,, kamu wanita yang kalah judi terus menjual murah apartemen ini kan?"

"Jangan sembarangan fitnah kamu," marah Lisa di

Tuduh nggak bener gini.

" Pak Rudi, tolong usir orang itu. Dia asal mengaku jadi pemilik hunian ku," pinta Lisa.

"Tunggu,, Arini lagi kesini. Aku membeli unit ini darinya. Dan ibu Lisa sendiri yang menjual nya murah."

"Tunggu aku punya surat jual belinya" ucap si bule Negro. Dan benar memang itu adalah surat tanda beli yang emang di tanda tanggani Lisa. Dan tanda tanggan nyapun asli.

Kenapa bisa?

Ya tentu saja bisa. Arini sendirilah yang menipu Lisa, satu jam sebelum kerampokan. Berpura jadi sales cantik, menawarkan tas mewah sebagai hadiah produk. Ujung nya berakhir dengan sesi foto dan tanda tanggan.

Salah sendiri tak cermat dan suka barang gratisan.