NovelToon NovelToon
Gadis Desa Kesayangan Sang Suami

Gadis Desa Kesayangan Sang Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Lentera Sunyi

Suatu kondisi yang mengharuskan Zidan menikahi Khansa, teman masa kecilnya yang tinggal di desa, atas permintaan terakhir neneknya yang terbaring di ranjang rumah sakit.

Disisi lain, Zidan memiliki kekasih setelah bertahun-tahun tinggal di kota.

Pernikahan itu terjadi karena satu syarat yang diberikan Khansa, mau tidak mau Zidan menerima syaratnya agar pernikahan mereka bisa berlangsung.

Bagaimana kehidupan pernikahan Zidan dan Khansa?

Lalu bagaimana hubungan Zidan dengan kekasihnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lentera Sunyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pipi Khansa

“Sudahlah, lupakan aja.” Khansa beranjak dari kasur. Namun, saat ia akan melangkah, Zidan sudah lebih dahulu mencekal tangan Khansa.

Khansa berbalik, melihat Zidan yang memegang pergelangan tangannya. “Ada apa? Kamu butuh sesuatu? Dan yah, lupakan semua yang menjadi pembicaraan kita.”

“Satu hal lagi.” Khansa mengangkat tangannya dengan menunjuk Zidan dengan telunjuk tangan kanannya. “Tidak perlu cemburu dengan mama, karena yang aku lihat itu bukanlah seperti kamu.”

Khansa menarik tangannya, namun Zidan memegangnya terlalu kuat. Ia menatap Zidan dengan tatapan tajam dan terkejut.

“Lepas, Zi. Aku mau belajar, waktu terus berjalan, dan setiap menitnya sangat berarti buat aku memahami materinya.” Khansa mencoba menarik tangannya.

Bukannya melepas tangan Khansa, Zidan justru menarik tangan Khansa hingga membuatnya jatuh ke pangkuannya, karena Zidan langsung memeluk pinggang Khansa.

“Aaa!!” Tangan Khansa spontan memeluk leher Zidan. Matanya terpejam karena takut terjatuh.

Zidan tersenyum melihat Khansa yang memeluknya begitu erat. Ia tau benar jika saat ini Khansa sedang terkejut sekaligus takut.

Merasakan tidak terjadi sesuatu, Khansa membuka matanya. Hal yang pertama ia lihat adalah rahang tegas milik Zidan. Namun, teralihkan dengan tonjolan kecil di leher Zidan yang bergerak naik turun.

Khansa langsung mendorong dada Zidan untuk menjauh. Ia juga langsung berdiri dan pergi ke meja belajar.

Bagi Khansa suasananya menjadi sangat canggung, jadi ia memilih untuk diam dan fokus pada buku di depannya.

Astaga! Kenapa jadi kaya gini sih? Ini sudah yang kesekian kalinya situasi seperti terjadi. Aku masih belum terbiasa, tapi wajar aja si. Karena kita berdua belum sedekat itu, keluh Khansa dalam hatinya.

Khansa melirik ke arah belakang, Zidan masih tetap berada di posisinya. Tidak begitu jelas apa yang dilakukan Zidan. Karena saat ini Khansa duduk membelakangi Zidan. Meski posisi meja belajarnya berada disisi kiri.

“Jika ada yang tidak kamu pahami bisa tanyakan padaku. Meskipun aku tidak mempelajarinya, tapi aku tau sedikit saat membantu menyelesaikan pekerjaan mama.” Khansa berbalik, melihat Zidan yang juga melihat ke arahnya.

Khansa tersenyum tipis, tanpa diminta pun ia pasti akan bertanya pada Zidan. “Tentu saja, keluargamu punya bisnis di bidang ini. Sudah pasti kamu tau mengenai desain mesti tidak mempelajarinya.”

Zidan tersenyum, ia mulai menyadari perjalanan hidupnya. Sepertinya ini semua memang sudah takdir. Saat ini aku mengambil prodi bisnis untuk mengelola bisnis keluarga, sedangkan Khansa ingin mengambil prodi yang sejalan dengan bidang bisnis mama, ucap Zidan dalam hati.

Melihat Zidan yang melamun dan tersenyum membuat Khansa terheran. “Zi?” panggil Khansa. “Lah? Kok malah ngelamun, kenapa sekarang dia lebih sering melamun ya?” gumamnya.

Khansa tidak menghiraukan Zidan yang masih melamun, ia tidak ingin membuat situasi yang sudah mulai cair kembali menjadi canggung lagi.

Tidak lama setelah Khansa memutuskan untuk fokus untuk belajar, Zidan justru tersadar lalu menatap Khansa.

“Sepertinya aku melamun cukup lama, sampai nggak sadar jika sudah mulai siang.” Zidan melihat ponselnya, yang dimana terdapat notifikasi pesan dari mamanya.

“Sebentar lagi makan siang, kamu mau makan di kamar atau di meja makan? Mama baru kirim pesan kalau ada urusan penting.”

“Mama pergi kemana?” tanya Khansa berbalik setelah menutup buku yang baru saja ia selesaikan.

“Mama nggak ngasih tau mau pergi kemana, mama hanya bilang ada mau pergi karena ada urusan,” jelas Zidan yang memperlihatkan layar ponselnya yang menampilkan room chat dengan ibunya.

“Aku percaya, kamu tidak perlu sampai segitunya. Kita tau benar jika mama sangatlah sibuk. Bahkan dalam satu minggu ini jarang sekali di rumah.” Khansa berjalan menghampiri Zidan.

Khansa membaringkan tubuhnya yang terasa begitu pegal karena duduk cukup lama. Ia baru saja mempelajari satu buku. Masih ada sisa satu buku lagi, dan yang terakhir buku latihan soal untuk materi yang sudah ia pelajari.

“Hah…” Khansa menghela nafasnya sembari mata yang terpejam.

“Capek ya?” Khansa mengangguk, karena memang ia merasa sangat lelah. Kepalanya juga terasa penuh mempelajari semua materi dalam satu buku.

“Jadi? Mau makan disini atau di meja makan?” tanya Zidan lagi.

Khansa membuka mata kirinya, “Sebenarnya enak di meja makan. Tapi aku terlalu malas buat turun. Jadi kita bisa makan disini aja.”

Khansa memejamkan matanya kembali, “Bangunkan aku jika makanannya sudah diantarkan. Aku ingin tidur sebentar sebelum nanti kembali mempelajari buku yang satunya.”

Lihatlah, dia hanya bicara dengan mata yang terpejam. Tapi kenapa terlihat menggemaskan, batin Zidan yang ingin mencubit pipi Khansa yang sedikit berisi.

Khansa memang kecil, bahkan tingginya saja hanya sampai pada dagu Zidan, dan pipinya juga chubby itulah yang membuat Zidan selalu merasa sangat gemas saat melihat perempuan yang terbaring di hadapannya.

Zidan menggeser tubuhnya mendekati Khansa yang sepertinya sudah tertidur. Memperhatikan setiap inci wajah Khansa, Zidan sudah memutuskan untuk selalu mempertahankan pernikahan mereka meski awalnya karena terpaksa.

Selain itu, perasaan yang muncul dalam hati Zidan semakin terasa dan terlihat jika dirinya benar-benar mencintai Khansa.

Khansa memalingkan wajahnya saat Zidan menyentuh hidungnya. Sedangkan Zidan terkekeh melihat Khansa yang berusaha menghindar dari jailannya.

“Jika bisa memilih, aku ingin pernikahan kita terjadi satu tahun yang lalu. Dan sekarang kita pasti sudah bahagia, tanpa kamu yang membatasi diri. Aku akan lewati pembatas yang kamu buat, karena sekarang aku sangat yakin dengan apa yang hatiku katakan.” Zidan mencium kening Khansa, lalu membenarkan posisi tidurnya dengan memindahkan Khansa.

Tidak lupa Zidan menyelimuti Khansa, sebelum ia pergi ke dapur. “Istirahatlah, aku akan buatkan makanan agar energimu kembali.”

Zidan mengusap bibir bawah Khansa, ingin sekali ia melahapnya. Tapi ia tidak bisa melakukannya karena tidak ingin mengambil keuntungan saat Khansa sedang lengah.

Sebelum Zidan benar-benar pergi, ia menatap Khansa dengan lekat dari depan pintu. Perlahan tangannya menarik pintunya hingga tertutup.

Bersamaan dengan itu Khansa membuka matanya. Ia menyentuh bibir bawahnya yang sebelumnya disentuh oleh Zidan.

“Dia tidak menciumnya kan? Jika tidak salah Zidan menyentuh bibirku.” Khansa terbangun sejak Zidan membenarkan posisi tidurnya, tapi ia memilih untuk tetap memejamkan matanya, jika tidak ia pasti akan sangat malu.

Khansa menggelengkan kepalanya, ia tidak bisa memikirkan hal kotor dengan Zidan. Meskipun mereka berdua sudah resmi menjadi suami istri, tetap saja bagi Khansa apa yang ia pikirkan adalah salah.

Ujian dalam setiap hubungan rumah tangga pasti akan selalu ada tentunya juga akan sangat berat.

Saat ini, Khansa sendiri juga juga tidak bisa memastikan apa yang menjadi pilihannya setelah beberapa hari terakhir ini. Semua perhatian Zidan sedikit mengalihkan apa yang menjadi tujuannya. Namun, sampai detik ini juga Khansa masih bersikeras dengan apa yang menjadi tujuan awalnya.

1
partini
semoga Zidan tau siapa laki" yg dulu di hati istri nya di tunggu part itu ya Thor lanjut👍👍
Mericy Setyaningrum
Khansa, mampir ikutan baca Kak
♡お前のペンデハ♡
Semangat terus thor, aku yakin ceritamu akan menjadi luar biasa!
Uchiha Itachi
wow, thor! Gak sabar nunggu karya selanjutnya!
minsook123
Tidak sabar untuk kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!