NovelToon NovelToon
Bukan Lagi Gadis Lemah

Bukan Lagi Gadis Lemah

Status: sedang berlangsung
Genre:Kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: noerazzura

Shanum disiksa sampai matii oleh dua kakak tirinya. Sejak ibunya meninggal, dia memang diperlakukan dengan sangat tidak baik di rumah ayahnya yang membawa mantan kekasihnya dan anak haramnya itu.

Terlahir kembali ke waktu dia masih SMA, ketika ibunya baru satu tahun meninggal. Shanum bangkit, dia sudah akan membiarkan dirinya dilukai oleh siapapun lagi. Dia bukan lagi seorang gadis yang lemah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16. Dimas Mengajari Shanum

Sementara semua orang merasa tidak senang karena Shanum sudah membuktikan dirinya bukan pecundang. Gadis itu malah dengan santainya mendengarkan musik di tepi kolam renang, duduk dengan begitu santai di kursi santai yang ada disana. Sambil memegang satu bungkus camilan berukuran besar.

"Hatchiuu, Hatchiuu!"

Shanum menyentuh ujung hidungnya dengan punggung tangannya beberapa kali.

"Hais, siapa yang sedang memakiku!" gerutunya kesal.

Dia benar-benar menjadi sosok yang berbeda dari orang yang selalu berpikiran positif menjadi seseorang yang memiliki kewaspadaan dan pikiran yang realistis. Pengalaman mengajarkan segalanya padanya. Pengalaman buruknya, penyiksaan selama 5 tahun yang dilakukan keluarganya sendiri padanya. Membuatnya tak bisa lagi menjadi Shanum Megantara yang baik hati. Dia tidak akan menjadi baik lagi.

Dari balkon lantai dua. Dimas melihat bagaimana Shanum menikmati waktunya.

"Apa dia sudah makan malam?" tanya Dimas yang memang setelah menjemput Shanum dan mengantarkannya pulang memang kembali lagi ke kantornya.

"Sudah tuan" jawab bibi Hamidah.

"Apa dia sudah belajar?" tanya bibi Hamidah lagi.

Bibi Hamidah sedikit ragu mengatakannya. Tapi memang semenjak pulang tadi yang dilakukan oleh nonanya itu hanya bermain game dan juga menikmati waktu luang dengan mendengarkan musik dan memakan camilan terus seperti itu.

Dimas yang lama menunggu jawaban bibi Hamidah sampai menoleh ke arah kepala pelayan di rumahnya itu.

Dan karena majikannya sampai menoleh begitu, bibi Hamidah pun mengatakan yang sebenarnya pada tuannya itu.

"Para pelayan, dan saya sendiri. Belum melihat nona mudah belajar semenjak pulang sekolah tadi!" katanya jujur menjawab pertanyaan Dimas.

Dimas menghela nafas panjang. Dia sudah tahu tentang video Shanum yang ramai di internet itu. Tapi, meski dia ingin Shanum melakukan semua yang ingin gadis itu lakukan untuk menyenangkan dirinya sendiri. Pesan Sofia padanya sebelum pergi, adalah menjadikan Shanum seseorang yang kuat dan pintar. Dia harus bisa mengurus perusahaan Megantara saat dia lulus kuliah nanti. Untuk itu, tentu saja Dimas tidak bisa membiarkan kalau gadis itu malas belajar.

Dimas berbalik, dia berjalan ke arah lantai satu. Tepatnya Dimas ingin menghampiri Shanum.

Bibi Hamidah yang melihat itu juga mengikuti majikannya. Tapi dari jarak yang cukup jauh. Setelah Dimas berada di samping Shanum. Pria itu meraih camilan bungkus besar di tangan Shanum.

Shanum yang melihat Dimas berdiri di sampingnya dengan wajah yang terlihat serius. Segera berdiri dari duduknya dan melepaskan headset di kepalanya.

"Paman" sapanya yang langsung terlihat bingung, kenapa Dimas mengambil camilannya.

'Mungkin paman juga suka camilan' pikir Shanum.

"Jika paman suka, untuk paman saja" kata Shanum masih tidak mengerti sebenarnya Dimas mau apa.

"Kamu sudah belajar?" tanya Dimas dengan wajah serius.

Shanum melebarkan matanya. Dia memang belum belajar. Di kehidupannya yang sebelumnya, dia sangat serius belajar. Tapi pada akhirnya dia mengalahkan Diana, dan itu membuat Diana sangat marah dan malah menyiksanya. Selanjutnya dia tidak diperbolehkan untuk belajar oleh keluarga itu.

Meski begitu, sebenarnya tidak mengurangi semangat dari kehidupan ini. Hanya saja, tadi dia memang terlalu asik saja mendengarkan musik sambil makan camilan tanpa ada yang mengganggunya tidak seperti kehidupannya yang sebelumnya. Boro-boro bisa bersantai seperti itu. Seember air akan langsung mengguyurnya kalau dia leha-leha begitu dulu.

"Em, itu... aku akan belajar sekarang!" kata Shanum.

"Bawa semua bukumu dan peralatan sekolah ke ruang kerjaku. Sekarang, itu juga akan jadi ruang belajarmu!" kata Dimas yang memang sangat ingin mengawasi Shanum belajar.

Shanum terlihat tidak nyaman. Bagaimana bisa dia belajar di ruang kerja Dimas. Itu akan terasa seperti sedang diawasi saat ujian malah kan?

"Paman, tidak perlu begitu. Aku... aku kalau belajar sangat berisik. Nanti saat paman bekerja, paman akan terganggu!" kata Shanum mencoba mencari alasan agar hal itu tidak terjadi, dia tidak perlu berada satu ruangan saat belajar dengan Dimas. Itu benar-benar akan membuatnya gugup.

"Tidak masalah" jawab Dimas singkat padat dan meresahkan.

"Paman..."

"Aku bantu bawakan bukumu!" kata pria itu.

Dimas segera berbalik menuju ke dalam rumah. Sebuah ucapan dan tindakan yang memang tidak mungkin lagi terbantahkan. Karena memang pria itu sudah berjalan menuju ke kamar Shanum.

Shanum mau tidak mau harus mengikuti Dimas. Dan pada akhirnya, dia harus berada satu ruangan dengan Dimas saat belajar.

Suasana sedikit tegang dan canggung. Dimas bahkan meletakkan meja belajar Shanum di sisi kanan, dimana itu sangat dekat dengan meja kerja Dimas di ruangan itu. Dan dari sudut dimana Dimas duduk, pria itu benar-benar akan bisa melihat ke arah Shanum dengan sangat jelas.

Shanum yang duduk di kursinya. Menghela nafas panjang. Mendadak dia bahkan bingung menyelesaikan Sebuah fungsi kuadrat didefinisikan dengan f dalam kurung x.

'Oh ya ampun, bagaimana aku belajar kalau begini..'

"Ada yang tidak kamu mengerti? aku akan membantumu!"

Wajah Shanum langsung terlihat termangu. Saat mendadak Dimas sudah berada di sampingnya.

"Soal ini? Tentukan koordinat titik puncak parabola. Jadi caranya, x sama degan min b per 2a. Kamu lihat disini..."

Shanum tertegun, ternyata Dimas memang sangat pintar. Dia bisa menyelesaikan soal seperti ini. Bukankah itu pelajaran yang mungkin dia pelajari 12 tahun yang lalu. Tapi pria itu masih ingat dengan jelas. Dia sungguh membuat Shanum terkesan.

"Jadi hasilnya min empat. Paham?" tanya Dimas.

Shanum segera mengangguk paham. Penjelasan Dimas juga tidak sulit dimengerti. Dan pada dasarnya Shanum memang gadis yang pintar.

"Baiklah, kerjakan yang ini. Aku akan lihat!"

Shanum mengangguk dengan cepat. Dia mengerjakan soal yang selanjutnya seperti yang tadi di jelaskan oleh Dimas. Dan anehnya setelah Dimas berada di dekatnya, dia malah tidak gugup atau canggung sama sekali. Malah merasa semakin aman dan percaya diri.

"Hasilnya min dua, paman"

Dimas tersenyum. Gadis di dekatnya itu memang sangat pintar. Sungguh mirip sekali dengan Sofia.

"Bagus, lanjutkan!"

Dimas kembali mengajari Shanum, kali ini dengan jarak yang cukup dekat. Karena tulisan di buku itu sedikit lebih kecil. Jadi ada sebuah gambar, dan angka yang ada di gambar itu ukurannya lebih kecil dari ukuran tulisan atau angka yang lain. Tentu saja, Dimas harus sedikit lebih membungkuk untuk melihat tulisan itu dengan jelas.

"Jadi koordinat minimum..."

Dimas menjeda ucapannya. Karena ketika dia menoleh. Shanum juga menoleh ke arahnya. Dan itu jarak yang sangat dekat.

Tok tok tok

"Tuan, ada nyonya Regina"

Dimas segera menjauh dari Shanum.

"Kamu lanjutkan, nanti paman periksa hasilnya!"

Dan tanpa berbalik, setelah mengatakan itu Dimas keluar dari ruangan itu.

Shanum masih mencerna apa yang baru saja terjadi.

"Perasaanku saja, atau wajah paman sedikit merah ya tadi? Hahh... jangan-jangan paman demam?" gumamnya terlihat khawatir kalau-kalau Dimas demam gara-gara terlalu lelah. Sudah bekerja di perusahaan, mengantar jemput dia dari sekolah, belum lagi sekarang mengajarinya, "oh tidak, aku harus bertanya pada paman, apa dia sakit?" kata Shanum yang segera berdiri dan menyusul Dimas keluar ruangan itu.

***

Bersambung...

1
Azahra Rahma
untung ada Bu regina yg menjaga shanum ,, sehingga rencana Dion dan Diana gagal
partini
good story
partini
keluarga gedeng terobsesos sekaleeeee bikin huru hara
Azahra Rahma: ya betul kak keluarga gendeng mereka ,,,
total 1 replies
Azahra Rahma
iya itu bisa menular, makanya kalian jgn dekat² dengan Diana ya
Noer: wkwk 🤣🤣🤣
total 1 replies
Erchapram
Aku ngakak bacanya, terkontaminasi kotoran tikus? Astaga... 🤣🤣🤣
Noer: ho'oh 🤣
total 1 replies
partini
hadiah apa sih penasaran akuhhhhhh
Noer: wkwk 🤣🤣🤣
total 2 replies
Nesia
semangat terus thor
Rara
keren dan seru cerita nya
Oneng
lanjutkan up nya kak
Fida
💪💪💪💪👍
Irena
keren banget
Irena
semangat terus thor
Jovanca
hadirrr kak
Jovanca
mantul mantap betul
Sandi
keren banget
Sandi
semangat terus thor
Nuwow
lanjutkan kak updatenya
Uhud
bagus banget lanjut kan kak
Badrun
semangat kak
Badrun
keren banget nih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!