NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Dengan Kakak Mantan

Terpaksa Menikah Dengan Kakak Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:515k
Nilai: 4.9
Nama Author: Mommy Ghina

Kekhilafan satu malam, membuat Shanum hamil. Ya, ia hamil setelah melakukan hal terlarang yang seharusnya tidak boleh dilakukan dalam agama sebelum ia dan kekasihnya menikah. Kekasihnya berhasil merayu hingga membuat Shanum terlena, dan berjanji akan menikahinya.

Namun sayangnya, di saat hari pernikahan tiba. Renaldi tidak datang, yang datang hanyalah Ervan—kakaknya. Yang mengatakan jika adiknya tidak bisa menikahinya dan memberikan uang 100 juta sebagai ganti rugi. Shanum marah dan kecewa!

Yang lebih menyakitkan lagi, ibu Shanum kena serangan jantung! Semakin sakit hati Shanum.

“Aku memang perempuan bodoh! Tapi aku akan tetap menuntut tanggung jawab dari anak majikan ayahku!”



Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25. Makan Malam

Setelah pintu tertutup, Shanum menatap ke langit-langit lagi. Matanya berkaca-kaca, tapi ia menahan tangis. Ia sudah terlalu lelah untuk menangis. Perutnya masih terasa tegang, meskipun infus yang mengalir ke tubuhnya perlahan membantu meredakan kontraksi.

Pikirannya kacau. Semua kata-kata Pak Wijatnako tadi terngiang dalam kepalanya, bercampur dengan bayangan wajah Ervan yang terlihat menyesal, tapi tetap pergi juga.

Ia membenci dirinya sendiri karena berharap terlalu banyak.

Lalu, suara pintu terbuka pelan.

Shanum menoleh dengan cepat, pikirannya sempat berdesir—tapi bukan Ervan yang masuk.

Seorang perawat perempuan masuk membawa nampan kecil berisi air hangat dan handuk.

“Maaf, Mbak Shanum. Saya bantu bersihkan badan sedikit ya, biar lebih nyaman. Nanti makan malamnya juga akan segera diantar,” katanya dengan ramah.

Shanum mengangguk pelan. “Terima kasih.”

Perawat itu dengan cekatan membantu membersihkan area sekitar tangan dan wajah Shanum, mengganti handuk kecil di dahinya.

“Mbak-nya tetap harus banyak istirahat. Hindari pikiran yang berat-berat dulu, ya. Kalau ada keluhan, langsung tekan bel atau hubungi kami.”

“Baik, Sus,” jawab Shanum.

Beberapa menit kemudian, makanan datang: sup ayam, bubur lembut, dan teh hangat. Shanum hanya menatapnya, tak ada nafsu makan sama sekali.

"Kamu kuat ya, Nak. Jangan ikut stres karena Ibu."

Tangis yang tadi ditahan, akhirnya mengalir juga. Tapi ia menekap mulutnya, menahan suara agar tidak memancing perhatian perawat. Bahunya bergetar.

“Kenapa ... kenapa kalian seperti ini? Kenapa kalian menginginkan Shanum keguguran ... anak Shanum nggak salah?” bisiknya lirih.

Di luar, malam benar-benar tiba. Langit Jakarta mulai gelap, dan lampu-lampu kota menyala satu per satu. Dari jendela ruang rawat VIP, Shanum bisa melihat gedung-gedung tinggi yang menjulang, seolah tak peduli pada kesedihan kecil yang terperangkap di lantai tujuh rumah sakit.

***

Sementara itu, Ervan sudah duduk di dalam mobil, memandangi jalan raya dengan pikiran melayang.

Ia tak tahu kenapa langkahnya terasa berat saat keluar dari ruang Shanum. Ia tak tahu kenapa perasaannya seperti ditinggal, padahal jelas-jelas ia yang meninggalkan.

Mobilnya melaju ke arah restoran tempat di mana ia sering makan bersama Meidina selama ini.

Tapi detak hatinya tertinggal di lantai tujuh.

Dan entah kenapa, untuk pertama kalinya ... ia merasa tidak ingin sampai di tempat tujuan.

***

LANTAI DUA RESTORAN MARBLE BLEU, JAKARTA PUSAT – 19.05 WIB

Mobil hitam dengan plat nomor khusus itu akhirnya berhenti di pelataran restoran. Seorang valet langsung sigap membuka pintu dan menyambut Ervan dengan senyum sopan, tapi tak mendapat balasan.

Langkah pria itu berat. Setiap gerakannya seperti dipaksa oleh waktu dan kewajiban, bukan keinginan. Ia menghela napas, memperbaiki jasnya sebentar sebelum akhirnya menaiki anak tangga menuju restoran mewah yang pernah menjadi tempat favoritnya dan Meidina—dulu, saat semuanya masih terasa sederhana.

Begitu pintu kaca dibuka oleh petugas, aroma anggur, daging panggang, dan lilin aromaterapi menyambutnya. Interior restoran itu seperti biasa: klasik, mewah, dan terlalu megah untuk malam yang rasanya terlalu muram baginya.

Waiter segera mendekat. “Selamat malam, Pak Ervan. Meja Anda sudah disiapkan. Ibu Meidina sudah menunggu,” katanya sopan, lalu memberi isyarat tangan untuk mengantar.

Ervan mengangguk pelan. “Terima kasih.”

Langkahnya mengikuti pelayan hingga tiba di sudut ruang privat restoran, dekat jendela besar yang menghadap ke lampu-lampu kota. Di sana, Meidina duduk anggun mengenakan dress satin merah marun yang membingkai tubuh jenjangnya. Rambutnya disanggul setengah, memperlihatkan anting berlian kecil yang berkilau di bawah lampu gantung kristal.

Begitu melihat Ervan, Meidina langsung berdiri. Senyumnya merekah, lalu dengan tanpa ragu, ia mengecup pipi Ervan singkat.

“Finally, Kak Ervan datang juga,” ucapnya dengan nada manja, meski sorot matanya menyiratkan kekesalan.

Ervan membalas dengan senyum seadanya. “Maaf, tadi siang ada rapat dadakan di kantor. Dan tidak sempat pamit langsung.”

Meidina menghela napas, lalu duduk kembali. “Ya ampun, kamu itu ya. Udah kayak hantu sekarang, susah banget dicari.” Ia menatap Ervan lekat-lekat. “Aku hampir kira kamu ngilangin aku pelan-pelan.”

Ervan tertawa kecil, paksa. “Tidak mungkin. Mana bisa aku ngilangin kamu?”

“Bisa. Kalau kamu mau,” balas Meidina sambil memainkan sendok peraknya. “Tapi aku tidak akan semudah itu nyerah.”

Pelayan datang membawa dua gelas wine dan menu. Meidina langsung memilih tanpa berpikir lama—steak wagyu favoritnya, salad keju, dan lava cake untuk penutup.

Ervan hanya memesan sup jamur dan air mineral. Ia tak punya nafsu makan sejak tadi.

“Boleh aku yang pesan anggur untuk kamu juga, Kak?” tanya Meidina sambil memiringkan kepala.

Ervan cepat menggeleng. “Nggak usah. Lagi nggak pengin minum.”

“Oh, kamu sekarang jadi makin boring, ya?” Meidina terkekeh kecil. “Atau jangan-jangan kamu lagi diet rahasia buat nikah nanti?”

Pertanyaan itu membuat Ervan diam sejenak. Tangannya mencengkeram pinggir meja, lalu perlahan merilekskan diri. “Mungkin,” jawabnya singkat.

Meidina tertawa renyah, lalu menyender ke kursi. “Gimana soal Om Wijatnako? Sudah dikasih tahu rencana pernikahan kita dimajukan?”

“Belum. Aku belum bertemu Papa,” jawab Ervan tanpa semangat.

Suasana hening sejenak, lalu pelayan kembali datang membawa makanan. Meidina langsung semangat saat melihat steaknya, sementara Ervan hanya menatap sup jamur yang mengepul ringan di depannya.

Malam itu harusnya jadi malam romantis. Tapi tidak untuk Ervan.

Pikirannya masih tertinggal di lantai tujuh rumah sakit. Masih membayangkan wajah Shanum yang pucat, suara lirihnya yang menyuruh Ervan pergi, dan kalimat terakhirnya yang pedih: "Selamat menikmati makan malamnya."

“Kak Ervan, kenapa sih diem aja?” Suara Meidina memecah lamunannya.

Ervan tersentak, buru-buru tersenyum. “Maaf. Tadi sempat baca laporan yang masuk ke email.”

Meidina memutar bola matanya. “Duh, jangan bawa kerjaan terus ke meja makan, dong Kak. Kita jarang banget ketemu sekarang. Aku pengen ngobrol serius malam ini.”

Ervan mengangguk. “Ya, maaf. Aku dengerin.”

Meidina meletakkan garpunya, menatap Ervan serius. “Aku tahu Kakak lagi banyak pikiran, dan aku ngerti. Tapi please ... jangan coba-coba menjauh kayak gini. Kita punya masa depan yang harus kita bangun. Kak Ervan udah tunangan sama aku hampir satu tahun. Dan aku tahu kamu sayang sama aku.”

Ervan menunduk. “Aku tidak bermaksud menjauh.”

“Tapi Kak Ervan agak sedikit berubah sejak tadi pagi.”

Bersambung ... ✍️

1
mama
jgn trllu enk2n dan santai van,ada berita yg lagi heboh2 ny tu yg muncul di sosmed 😭.. ikhsan juga mana lagi gk nongol2, biasanya lngsung gercep ditangani..
Chauli Maulidiah
makanan ringan bik. bukan makanan berat..
Mommy Ghina: Bik Laras nggak paham 🤣
Mommy Ghina: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 2 replies
dyah EkaPratiwi
semoga shanum bisa bahagia ya
Wiek Soen
ikut meleleh aq num...dg sikap pk Ervan ❤️❤️❤️😍😍
Nurmiati Aruan
awas loh maedina....ntar di balas sama bang Ervan loh....
partini
sayang Weh seyengg 🥰🥰
masih adem adem Bae ga ada yg tau di sosmed lagi heboh
Mommy Ghina: ho'oh belum ada yang laporan
total 1 replies
Inooy
eiit tunggu duluuu,,klo kamu mo menghancurkan Shanum..kamu jg siap2 hancur, karena lawan kamu skarang bukan hanya Shanum..tp ada Ervan dn papa Wijat....
klo kamu lupa aq ingetin y,,kamu bisa punya klinik kecantikan modal nya dr siapa tuuh..kamu suka foya2 uang nya dr siapa?
kamu tuh benar2 g sadar2 y siapa lawan kamu, kamu jangan berpikir mama Diba masih sekutu kamu,,beliau udh insyaf!!!

aq tungguin kehancuran Meiii..😠
Har Laili
Siap2 kehancuranmu meidina,, seranganmu akan menjadi boomerang untuk dirimu,, ervan&papanyanya tdk akan tggl diam
Inooy
kamu klo g tau permasalahan nya jangan ikut2an menghakimi Shanum yaaa,,lagian yg merebut tunangan s Mei Mei tuh siapaa?

klo ngomong tuh asal jeplak aj nih orang,,bikin naik darah aj niih 😤

tolong Moom,,kepela ku mulai puyeng ini gara2 Mei Mei mulai muncul..padahal skarang udh Juni tp tuh s Mei Mei malah muncul lg 😵‍💫🤯
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋
wah kamu gak dengar ancaman Ervan dan pak Wijanarko
Sunaryati
Kau berani menjejakkan Shanum Bos Wijatnako lawanmu, tunggu sebentar lagi awal kehancuranmu, Meidina
Inooy
laaah,,emg yg mo manggung siapaaaaa???
Ais
jadi kasihan sm ervan ya yg pny salah renaldi tapi yg hrs menanggung tanggungjwb ervan tp smua ada andilnya ervan juga klo aja ervan ngak nyuruh renaldi buat kabur dr tanggungjwbnya ngak mungkin ervan yg jd pengantin pengganti tp mungkin ini cara tuhan buat menyatukan dua insan beda jenis dgn memilihkan pasangan yg salah dl brlah mereka dipertemukan karena sesungguhnya ervan dan shanum bs jd berjodoh
Inooy
hhuuuu,,siap2 tensi naiiiiiikk...

kamu tuh g kapok2 y Meii,,segitu udh d peringati ma papa Wijat 🤦‍♀️
Tuti Chandra
meidima mau cari mati krn ulahnya sendiri kita lihat aja apa yg akan terjadi sama meidina.
Inooy
memang cinta sejati tidak membutuhkan janji,,cinta sejati butuh nya action..karena d saat orang yg qta cintai sedang d landa masalah, dia hanya butuh bahu utk bersandar dn teman berbagi tempat keluh kesah...karena sejati nya cinta sejati akan selalu ada tanpa qta meminta...
Inooy
biarlah utk sementara menyapa nya lewat diam, lewat roti isi ato pun air hangat..yg penting orang yg qta sayangi ada d hadapan qta,,bisa d tatap bahkan d sentuh 🥺
Inooy
kamu harus bisa berdamai dengan masa lalu Num, biar hati kamu tenang..lagian Ervan jg udh mulai mencintai kamu biarpun kamu belum bisa menerima Ervan seutuh nya...
Rafly Rafly
/Facepalm/... kamu lupa Meidiana...apa yg di katakan tuan wijatnako... tunggu saja feedback-nya...rontok bisnismu../Facepalm/
Inooy
happy buangeeet Vaan,,udh lama menantikan momen ini y Van biarpun nanti kamu kebanyakan mingkem 😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!