6 tahun menjalin kasih dengan pemuda yang menjabat sebagai kepala desa membuat Aruna merasa senang. tapi disisi lain ibu tiri dan juga adiknya memaksa nya untuk mundur di pernikahan nya sendiri.
"Adik mu mencintai Aryo. sebaiknya Ketty saja yang menggantikan mu, sebagai pengantin!" ucap Ibu tirinya yaitu Susi.
"Kalian tega berbuat seperti ini padaku!" teriak nya dengan emosi yang begitu menyakitkan
Tapi tak lama pernikahan yang diharapkan nya sejak lama dengan orang yang dicintai nya, malah berakhir menikah dengan pria yang bahkan dia tak mengenal asal usul nya. apakah Aruna sanggup menjalankan pernikahan tersebut?
Bagaimana kelanjutan kisah nya yuk simak!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrinw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.25
Keesokan harinya Aruna menahan salting mengingat kejadian semalam. rasanya bener bener tak menyangka akan mempersembahkan kesucian nya untuk suaminya.
Aruna melihat ke arah Faris yang masih tertidur lelap, bahkan dari tadi tangan nya itu mengelus wajah Faris dengan penuh kelembutan.
"Tampan, mas Faris sempurna banget ya!" batinnya dengan wajah berbinar
"Mas tau mas tampan sayang. Good morning my wife!" ucap nya dengan suara khas bangun tidur
"Mas, dari kapan kamu bangun?" tanya nya yang sudah gugup
"Dari kamu mengelus wajah Mas. pagi ini begitu indah saat melihat wajah istri cantik mas ini!" ucap nya dengan nada menggoda
"Dasar gombal!" ucap nya dengan wajah salting
"Mas, lepasin tangan nya, aku mau bangunkan langit."
"Sebentar lagi sayang, mas masih kangen." ucap nya dengan serak
"Mas, langit nanti telat, kamu juga ayok mandi."
"Mandi bareng yuk." ajak Faris dengan bersemangat
"Mas, iss lepas dulu masih sakit tau akibat ulah kamu!" kesal nya dengan cemberut
"Haha.. kamu gemas banget sih aruna, mas ga nyangka bisa dapatkan istri yang gemas banget kayak kamu gini!"
"Udah dong pujiannya, aku tuh lagi kesal ya sama mas Faris."
"Yaudah, ayok mas anter ke kamar mandi nya."
"Bener ya cuman nganter?" tanya Aruna yang sedikit ragu
"Iya, ayok cepat nanti kamu telat bangunin langit nya."
"Iya mas."
Sesampainya dikamar mandi, ternyata oh ternyata Faris menggempur lagi Aruna. Dia tak tahan dengan kemolekan istrinya, rasanya nya bener bener nikmat.
Hanya butuh 1 jam membuat Aruna berdecak kesal. bisa bisa nya dia terlena akibat rayuan suaminya itu
"Tok.. Tok..Tok..
"Papi, mami buka pintu nya, aku udah telat ini." teriak langit dengan suara yang keras
"Iya sayang, sebentar ya." teriak Aruna dengan terburu buru memakai baju nya
"Maaf ya sayang!" ucap Faris sambil memeluk tubuh istri ya dari belakang
"Mas. Aku masih kesal ya sama kamu, minggir dulu kasihan langit!" ucapnya sambil cemberut
Sedangkan Faris hanya cengengesan, pagi ini bener bener membuat nya merasa bahagia, selain lama nya menahan hasrat, akhirnya tersampaikan pada orang yang tepat, apalagi dialah orang pertama yang menyentuh istri nya itu.
"Iya sayang, ayok kita sarapan dulu."
"Tapi mas, emang langit ga telat?" ucap nya sedikit cemas
"Ga, sekolah nya itu bertaraf internasional, jadi peraturan nya juga sangat terjamin
"Masuk sekolah nya jam berapa mas?"
"Masuk jam 8, pulang jam 12. setelah itu nanti mereka ada bimbingan pembelajaran semacam bimbel di kelas
"Wow, luar biasa, padahal masih SD tapi langit udah keren banget.
"Bener, jaman semakin canggih, jadinya sistem pelajaran untuk anak anak SD saja sudah diajarkan berbagai macam bahasa di sekolah nya."
Aruna merasa begitu senang saat mengetahui kebiasaan langit yang hobi belajar seperti dirinya, dia akan membuat langit menjadi genius di usia muda nya.
Cklek...
Pintu terbuka menampilkan wajah langit dengan wajah cemberut dan menggemaskan.
"Maaf ya, sayang. Mami tadi pakai pakaian, kamu mau sarapan ya?" tanya Aruna dengan lembut nya
"Ayok, kita tinggalin Papi mih, aku tau pasti papi yang buat mami lama." ucap nya dengan wajah kesal
Sedangkan Faris yang baru mendengar ucapan putra nya melotot kaget, bisa bisa nya putra nya itu posesif ke Aruna."Aruna memang luar biasa menaklukkan bocah kematian itu!" gumam nya yang masih didengar oleh Aruna
"Mas, ayok cepat, kamu ngapain jad patung begitu!"
"Iya sayang, tungguin mas nya dong."
"Papi manja banget sih, kayak bocah SD." ucap nya dengan wajah kesal
"Biarin dong, kan manja nya sama istri papi." ucap Faris dengan nada tengil nya.
"Dasar tua bangka!" ejek Faris
"Apa kamu bilang! Hei bocah sini kamu. Berani berani nya ejek papi tua bangka!" teriak Faris.
Aruna hanya menghela nafas berat nya, bisa bisa nya suami nya berdebat pagi pagi begini.
"Mas." ucap Aruna dengan nada tegas nya
"Hehe, bocah itu menyebalkan sayang." adu nya seperti bocah kecil
"Anak nya kok dibilang menyebalkan sih, kamu yang menyebalkan!" ucap Aruna dengan galak
Langit mengulurkan lidahnya ke arah papi nya itu, dia begitu senang saat melihat wajah papi nya yang cemberut, apalagi hari ini ada yang membela nya.
"Hahah, rasain, ayok mami kita tinggalin Papi yang kayak bocah itu!"
"Ayok sayang." ucap Aruna menggenggam tangan mungil langit.
