NovelToon NovelToon
TOLONG CABUT PAKU DI KEPALA KAMI

TOLONG CABUT PAKU DI KEPALA KAMI

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Mata Batin / Hantu / Tumbal
Popularitas:249.8k
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

“Tolong cabut paku di kepala kami! Tolong! Argh sakit!”
“Tolong aku! Paku ini menusuk otak hingga menembus batang tenggorokan ku! Tolong!”

Laila baru saja dimutasi ke wilayah pelosok. Dia menempati rumah dinas bekas bidan Juleha.

Belum ada dua puluh empat jam, hal aneh sudah menghampiri – membuat bulu kuduk merinding, dan dirinya kesulitan tidur.

Rintihan kesakitan menghantuinya, meminta tolong. Bukan cuma satu suara, tetapi beriringan.

Laila ketakutan, namun rasa penasarannya membumbung tinggi, dan suara itu mengoyak jiwa sosialnya.

Apa yang akan dilakukan oleh Laila? Memilih mengabaikan, atau maju mengungkap tabir misterius?

Siapa sebenarnya sosok bidan Laila?

Tanpa Laila tahu, sesungguhnya sesuatu mengerikan – menantinya di ujung jalan.

***

Instagram Author ~ Li_Cublik

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tolong : 24

"Siapa yang begitu lancang melepaskan segel ku?!” Teriakan Laila menggema di dinding gua batu bercahaya lampu obor kuning kemerahan. Bunyi napasnya memburu dengan netra berkobar amarah.

“Saya cah Ayu.” Mbah Patmi berdiri di samping meja papan dari batang kayu Merbau. “Maaf tak meminta izin terlebih dahulu, tapi kami nyaris kehabisan waktu dikarenakan tak lama lagi bulan purnama terakhir penghabisan tahun.”

“Apa hubungannya denganku?” ekspresinya masih menyimpan kekesalan.

“Seperti yang kau lihat dalam wujud roh – mengulang waktu bidan Juleha saat dieksekusi. Maka pada Jumat Kliwon bertepatan dengan bulan penuh setahun tiga kali – akan ada seorang perawan maupun perjaka di tumbalkan, demi kejayaan, ketamakan, kekuatan.”

Kepala Laila rasanya mau meledak, para arwah gentayangan yang berdiri di samping peti mati kaca – mencoba merasuk kepikiran nya, ingin memperlihatkan bagaimana caranya mereka dibantai.

“Tolong biarkan aku mencerna ini dulu,” pintanya dengan suara melunak, dan tatapan memohon.

Mbah Patmi menoleh ke samping, dia mengangguk – seolah meminta pengertian para korban yang sesungguhnya masih menderita meskipun sudah jadi arwah.

“Siapa sebenarnya dirimu, Mbah? Lantas Mbah Suryo itu siapa? Wajah dan posturnya mirip Pramudya?” Ekor matanya melirik pria yang bergeming, berdiri layaknya patung di dekat obor.

‘Dia sudah mirip patung Kera di gapura halaman Mbah Suryo,’ sempat-sempatnya batinnya menghina.

‘Saya mendengar apa kata hatimu, Laila!’

‘Hah?’ Laila tersentak.

“Jadi selama ini, kau mendengar seluruh apa yang ku katakan dalam hati?!” ia tidak mau lagi memanggil menggunakan juragan ataupun Tuan, masih tidak terima kalau dirinya sudah dipermainkan.

“Iya.”

“Mengapa tak mengatakannya padaku?!”

“Karena kau tidak bertanya,” jawab Pramudya dengan nada mengejek.

“Laila!” tegur Mbah Patmi. Dia menggelengkan kepalanya, cicit Mbah Ngatemi sama persis seperti yang diceritakan – mudah tersulut emosi, ceroboh, suka berasumsi sendiri.

Laila kembali menatap wanita yang dia yakini pada masa mudanya sosok cantik, tapi masih lebih mempesona dirinya.

“Saya sahabat Uyut mu, Mbah Ngatemi. Kami satu perguruan tinggi mendalami keistimewaan yang diturunkan oleh orang tua kami, agar tidak salah menggunakannya,” ujarnya tenang, dengan intonasi stabil.

“Kami bertiga. Saya, Ngatemi, dan Joyo – ayahnya Suryo, dia kakeknya Pramudya. Sepuluh tahun lamanya, kami hidup dalam lingkungan hunian sang guru, sampai masa latihan selesai, dan sudah dapat mengendalikan keistimewaan warisan, kami kembali ke kampung masing-masing.” Ditatap nya wajah terkejut cicit sahabatnya.

“Namun, Joyo memiliki seorang putra pembangkang, tamak, yang berambisi ingin menguasai suatu wilayah, memperkaya diri dan haus pujian. Dia membelot dari ajaran ayahnya, mematikan hati nurani, serta memperdalam ilmu hitam dengan caranya sendiri _”

“Tunggu sebentar!” Telapak tangan Laila terulur. “Usia Mbah sekarang berapa? Kalau bersahabat dengan Uyut ku, mengapa belum kembali ke Alam Barzah. Malah masih terlihat seperti berumur lima puluh tahunan.”

Pertanyaan bernada sindiran tajam itu berhasil mengeraskan rahang Pramudya.

‘Diam kau!’ hardik Laila dalam hati.

Mbah Patmi tersenyum lebar, diusapnya betis Laila. Sang empunya langsung merinding hingga badannya bergidik. “Umur saya 82 tahun. Mengapa terlihat lebih mudah, itu karena pola hidup sehat, menghindari makanan mengundang penyakit, dan tentu saja ….”

Laila menelisik wajah yang memang sudah terdapat keriput, ternyata ada susuk jarum emas di pipi. Kemudian matanya turun ke lengan, dan disana pun terdapat susuk dengan kegunaan sebagai awet muda padahal usianya sudah sepuh.

“Pantas saja,” gumamnya diiringi suara dengusan.

"Diantara Saya, Joyo, dan Uyutmu – Ngatemi lah yang menikah diusia belia, sehingga umurnya masih terbilang belum sepuh sudah memiliki Cicit," beritahunya.

Kemudian Mbah Patmi kembali menceritakan tentang pembelotan Suryo. “Dia kabur dari kampung dalam kurun waktu sangat lama setelah membunuh istrinya yang mencoba menghalangi dirinya memperdalam ilmu hitam. Meninggalkan sang putra masih berusia empat tahun dalam pengasuhan Joyo.

“Dua puluh tahun kemudian, Suryo kembali dengan membawa keluarga baru – membeli perkebunan yang dijadikan tempat pemujaan. Entah darimana dan kepada siapa dia mempelajari ilmu jahat itu sehingga berhasil menjadi seorang dukun sakti, sehingga sangat ditakuti dan disegani.” Mbah Patmi menarik napas panjang.

Kening Laila mengernyit, dia belum bisa menerka, masih meraba-raba akar cerita yang dikisahkan Mbah Patmi. “Karsa bilang, dia dan Pramudya memiliki hubungan ipar, dari siapa?”

“Damini, anak istri barunya Suryo.”

“Dimana sekarang Damini itu? Benarkah dia sakit keras dan kondisinya kini mulai membaik?” tanyanya setelah mulai paham, ia ingin tahu segalanya agar tidak bingung lagi.

Mbah Patmi tertawa sinis. “Jangan pernah mempercayai apa yang kau dengar tentang mereka. Semua itu rekayasa! Damini bukan sekarat dikarenakan sakit, tapi nyaris mati dibunuh Pramudya, setelah wanita itu membakar rumah yang mana ada Nilam serta Naina – Cucu dan cicit ku.”

Laila langsung menatap kerangka manusia ibu dan bayinya.

“Pada waktu itu, Pramudya sedang pergi ke kota. Damini menggunakan kesempatan tersebut, membawa dua orang algojo kepercayaannya. Dalam senyap, menyiram minyak tanah di dinding kayu, dan membakar hunian. Tujuannya ingin membunuh Nilam, agar tidak menjadi ancaman. Kemudian mencuri jasadnya untuk dikendalikan sebagai senjata menakuti para warga supaya tetap tunduk pada sang ayah.”

Mbah Patmi menarik napas panjang, sungguh berat menceritakan kisah tragis cucunya. "Nilam wanita berdarah manis, dan tulang wangi. Ruh nya memiliki kekuatan magis, sehingga dapat diperalat Suryo. Waktu itu – Nilam masih masa nifas, bayinya baru berumur 39 hari. Dia terjebak dalam bangunan terbakar _”

“Saya datang terlambat. Ketika tiba rumah Pramudya yang sekarang kau tempati, sudah dilalap api. Atap-atap penyanggah roboh. Tak ada yang bisa dilakukan oleh wanita bau tanah ini. Berhasil memadamkan api, saya menemukan tubuh Nilam yang melepuh, terpanggang sedang menggendong buah hatinya.”

Bugh!

Pramudya meninju batu, matanya memerah menatap nanar kerangka istri dan putrinya.

Laila menangis dalam diam, dia turun dari meja, melangkah perlahan mendekati peti. Yang mana disisinya ada para arwah termasuk bidan Juleha. ‘Maaf, aku sudah salah sangka.’

Sekarang dia tahu mengapa para roh itu dapat menampakkan diri ketika di rumah dinas, karena ada Nilam di sana, dan ruh nya melindungi arwah korban kebiadaban Karsa, Suryo, dan para anteknya.

“Apa berbahaya kalau mereka dikuburkan dengan layak?” tanyanya penasaran.

"Sangat beresiko. Harus menunggu melewati lima bulan Suro, baru tulang belulang itu tak lagi menguarkan aroma manis dan wangi yang dapat dimanfaatkan untuk dijadikan jimat perlindungan diri, dan roh Nilam diperalat demi mencelakai orang tak bersalah."

"Apa tak ada jalan lain?" Laila berbalik, menatap penuh selidik – dia tadi sempat melihat sewaktu segel nya berusaha dilepaskan, kaca peti mati Nilam bergetar.

Keheningan menambah aura mencekam. Baik Mbah Patmi dan Pramudya sejenak terdiam, mereka saling melirik.

"Ada satu jalan – dengan menitipkan ruh Nilam di dalam ragamu, Laila. Kau dan dia terlahir di weton yang sama. Kalian memiliki kemiripan, sama-sama bisa membaca pikiran orang yang dikehendaki, melihat makhluk tak kasat mata, dan mempunyai ilmu hitam dalam aliran darah. Dan juga – cuma kalian yang bisa menghentikan perbuatan keji Suryo si pemilik ilmu Rawa Rontek!"

"Hah? Fakta gila apalagi ini?!"

.

.

Bersambung.

1
Fia Ayu
Akhirnya nongol, kemaren bulak balik kaga tau nya libur🥺
FLA
hohohooo aku suka kekacauan ini, terus serang mereka Laila ngatemi
jekey
hallo besti" mau tanya app punya kalian sm kayak q gak , pemberitahuan udah update tp gk bisa dibukak 🤧😭😭
Cublik: Ngenes aku ngerasain Laila Ngatemi. Dari kemarin gak bisa tayang Mak 🥹
total 1 replies
_yuniarti.sherli_
ralat bukan pindah ke pedalaman tapi udah pindah alam 😅😂
Rina Canigo
Hanya satu kata TERBAIK
Cublik: Terima kasih ya Kak 🥰🥰
total 1 replies
Hafifah Hafifah
bukan pindah tugas tapi mereka udah mati dibunuh ama si suryo dan komplotannya
Rina Canigo
kaaak ...ini ntah yg ke berapa akun bolak balik lihat Up terbaru,,,,kenapa ngak sabaran aku baca novel kakak
Y.S Meliana
akhir'y stlh maraton baca nyampe jg di part ini kak 😄 horrreeee... bisa minta apdet sesuka hati ini mah, iya kan kak cublik 🤭
Y.S Meliana
sebentar kak cublik, aku tarik napas dulu 🤭. klo baca cerita kak cublik tuh serasa ga napas 😄
isnaini naini
brpa bnyk ya yg sdh jd krbn
Betri Betmawati
pindah alam iyA
isnaini naini
msh meraba raba..ada misteri apa dibalik tmbok rmh juragan pram...
堅監.
baru awal aja udah horor bangt ini mah
Cublik: Terima kasih sudah mampir Kakak 😊
total 1 replies
isnaini naini
br mulai bc sdh merinding thor....
Cublik: Terima kasih sudah berkenan membaca Kak 😊
total 1 replies
Marlina Prasasty
ihhh lagi seru-serunya bersambung
Bun cie
laila cs keren banget buat sedesa heboh👏👍..damini karsa abdul mulai nggak tenang tuh..suryo dimana ya?🤔
Y.S Meliana
nama jin'y unik, jin kamprett 🤣. yg sabar y jin, majikanmu jg unik sm ky kamu, jadi serasi 😄
💜⃞⃟𝓛 ❤️⃟Wᵃf༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈
mamous kauu kau kira mampu hadehh blm satu selesai satunya timbul
mampus kauu
Hafifah Hafifah
teror udah dimulai
Hafifah Hafifah
katanya dukun sakti kok punya rasa takut juga ya 🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!