Cassandra, terpaksa menjadi wanita simpanan untuk laki-laki yang bahkan belum dia ketahui hingga saat ini.
Demi pengobatan anaknya, dia rela melakukan apapun untuk bisa mendapatkan uang. Termasuk menjual dirinya demi putranya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 33
Setelah pertempuran panas mereka, kepergian ke Bali pun ditunda. Romano yang baru saja keluar dari kamar mandi melihat wanita yang sedang tertidur telungkup di atas tempat tidurnya.
Entah lah, Romano merasa dekat dengan Cassandra, yang membuatnya selalu penasaran akan sosok tersebut.
"Sebenarnya siapa dirimu Cassandra? kenapa aku merasa kita itu dekat?" gumam Romano sambil menatap ke arah Cassandra yang tertidur dengan begitu pulasnya.
Romano menarik nafasnya dalam-dalam, lalu menghembuskannya. Dia merasa lelah setelah bertempur dengan Cassandra.
"Mas?" bik Munah kaget saat berpapasan dengan Romano.
"Jangan memikirkan terlalu jauh, bik. Aku dan Cassandra -"
"Mas, bibik gak mau ikut campur. Tapi bibi harap, Mas gak main-main sama mbak Cassandra. Kasihan, Mas. Dia seperti membutuhkan sosok yang bisa mengerti dirinya. Jadi bibik harap, Mas bisa jaga mbak Cassandra ya," ujar bik Munah memperingati Romano untuk tidak hanya menjadikan Cassandra sebagai pemuas hawa nafsunya saja.
Menurutnya Cassandra itu wanita baik-baik, jadi alangkah lebih baiknya menjadikan Cassandra sebagai istrinya. Dari pada harus menimbun dosa. Itulah pemikiran bik Munah sebagai orang tua.
Romano tidak menjawab, tapi dalam hatinya dia berpikir keras atas apa yang dikatakan bik Munah.
"Apa?" tanya Romano ketika sambungan telepon mereka terhubung.
Dia tau, yang menghubunginya adalah Roni. Itu artinya asisten pribadinya itu sudah terbang ke Bali untuk menghadiri acara peresmian hotel baru mereka.
"Apa apanya, Pak? kenapa tiba-tiba membatalkan jadwalnya? semua orang tampak kecewa karena tidak hadirnya anda sebagai pemilik resort. Investor dari jepang juga menyangkan hal itu." ucap Roni setelah berhasil menghubungi Romano.
"Lalu?" jawabnya dengan begitu santai. Dia iya benar terlihat sangat santai menjawab Roni.
"Cuma, lalu aja nih, Pak?" tanya Roni yang benar-benar tidak percaya dengan semua ini.
Bagaimana bisa, bosnya hanya menjawab satu kata, di saat dia sudah menjelaskan banyak hal.
"Lalu aku harus menjawab apa? Aku ada pekerjaan penting. Lagi pula tidak masalah hanya peresmian saja, bukan?
"Astaga, bapak Romano yang terhormat. Semua ini di liput media, karena resort Anda ini adalah salah satu resort terbesar di kota Bali. Bahkan termasuk terbesar di Asia tenggara." jelas Roni lagi.
"Sudah, jangan terlalu banyak bicara. Besok aku akan pergi ke sana untuk menghadiri acara makan malam. Jadi tenang saja." ucapnya dengan begitu santai tanpa memikirkan seperti apa repotnya Roni menghadapi para tamu dan investor yang hadir dalam acara peresmian tersebut.
Sedangkan pemilik dari tempat mewah itu sedang menikmati makanannya tanpa memikirkan apa yang terjadi padanya saat ini.
"Pak, ini serius pak."
"Lalu, kau pikir aku sedang bercanda saat ini? sudahlah, kerjakan saja pekerjaanmu. Aku akan mengirimkan Merci keluaran terbaru untukmu. Kau sudah tidak berganti mobil selama 6 tahun." ujar Romano yang membuat benar-benar semakin tidak habis pikir dengan bosnya ini.
Mereka sedang membicarakan tentang masalah pekerjaan saat ini. Lalu, kenapa tiba-tiba Romano membicarakan tentang mobil?
"Ah, sudahlah. Anda selalu seperti ini." jawab Roni sebelum mengakhiri pembicaraan mereka kali ini.
Romano kembali menikmati makan malamnya setelah bicara dengan asisten pribadinya. Dia benar-benar sangat menikmati makan malam sederhananya yang dibuat oleh tangan bi Munah.
Setalah makan malam, Romano masuk ke ruangan kerjanya. Dia melihat ada email yang masuk ke dalam iPad miliknya dan itu informasi yang dia butuhkan tentang Cassandra.
"Operasi Jantung?" gumam Romano ketika membaca informasi yang dikirimkan anak buahnya.
Dia benar-benar tidak percaya dengan semua ini. Romano membaca keseluruhan informasi tersebut, sampai dia mengingat satu hal disini.
Bukan hanya itu saja, Bahkan nama dokter kepala yang menangani operasi Cassandra waktu itu adalah dokter Erwin. Dokter yang sangat di kenalnya.
"Buatkan janji ku dengan dokter Erwin. Aku ingin bertemu dengannya!" titah Romano pada anak buahnya lagi.
Semakin dia ingin mencari tahu tentang Cassandra, dia semakin dikejutkan dengan hal-hal tak terduga seperti ini. Dia Bagaimana bisa?
Romano benar-benar harus menyelesaikan semua ini. Sebelum dia melangkah lebih jauh lagi.
"Astaga, Cassandra. Kenapa hidupmu terlalu rumit." gumam Romano memijat keningnya.
Dia merasa pusing setelah mencoba mencari tahu tentang kehidupan Cassandra. Bahkan dia juga membaca seperti apa perilaku keluarga wanita itu.
"Ternyata ibunya yang mengatur kehidupannya. Pantas saja dia tidak hidup bahagia. Keluarnya sangat toxic!" lanjut ke Romano yang terus membaca informasi tentang Cassandra.
Semakin dia membacanya, semakin besar pula rasa penasarannya. "Kau benar-benar membuatku pusing, Cassandra!" umpat Romano setalah selesai membaca informasi tentang wanita itu.
Malam semakin larut, dan Romano kembali ke dalam kamarnya. Sedangkan Cassandra sendiri masih bergelut dengan mimpi lelahnya.
***
Nb : Cassandra habis perang sama Romano.
dan kau tak sadr kh dr mu gmn...
mmm gmn klo casa tau.... kau simpnan shbt ny🤣🤣🤣
di pangil mas
rasanya kok gimana gitu ya
🤭🙏🙏🙏