Sosok Wanita yang Misterius, tak terlacak dan penuh dengan kejutan, memasuki kehidupan seorang CEO Tampan dan Sukses, entah di sengaja atau hanya kebetulan saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
WAY 24
Rasanya sudah tidak sabar, Kia beberapa kali melihat jam di tangan kirinya, berharap hari ini berlalu begitu cepat, dan senyumnya segera terbit, setelah waktu menunjukkan jam 04.00 sore.
"Akhirnya, aku bisa pulang sekarang" Ucapnya, Kia segera melangkah meninggalkan ruangan, memasuki live perusahaan kemudian tangannya dengan cepat menekan tombol angka satu.
Di saat dia keluar, bersama itu juga terlihat Zaki dan Galang muncul dari lift yang ada di sebelahnya.
"Tumben dia keluar tepat waktu, biasanya ada saja yang masih dilakukan hingga hari menjelang petang" ucap Zaki.
"Hem, mungkin karena hari ini dia harus kembali ke rumahnya sendiri, waktu untuk kerja secara offline sudah habiskan?"
"Oh benar juga sih, sesuai kontrak kerja yang dijanjikan, sebenarnya apa tidak capek ya, Ambar harus bolak-balik ke Surabaya, apa dia tidak mau jika bekerja secara langsung dalam lima hari aktif, dan dia bisa meminta kompensasi libur beberapa hari dalam satu bulan, toh cara pembayaran perusahaan dihitung hari kerjanya kan?" Ucap Zaki.
"Sebenarnya aku setuju saja masalah itu, tapi bagaimana dengan Ambar"
"Itu juga karena salahmu, kenapa juga cari asisten pribadi dengan syarat tidak harus bertemu dengan mu, ternyata Ambar berbeda kan, dia tidak mudah tertarik dengan laki-laki, buktinya sikapnya dingin-dingin saja terhadapmu"
"Ck, bukankah itu dari kalian juga, kenapa sekarang menyalahkan ku, bagiku dia kerja langsung ke perusahaan ataupun online tidak ada pengaruhnya, yang penting tugas yang kuberikan selesai secepatnya"
"Oh ya?, tapi aku melihat kau lebih bersemangat kerja jika ada Ambar yang menemani langsung, dan aku senang juga dia ada satu ruangan denganku, dia Cantik dan_"
"Tutup mulutmu, lihat itu _" Zaki tak lagi berbicara, menutup mulutnya dan terkejut melihat apa yang dilihatnya saat ini.
"Anak kecil itu_?, anaknya?" Tanya Zaki sambil menatap tak percaya.
Saat ini, terlihat Kia tengah tertawa menyambut kedatangan seorang anak kecil yang berlari menuju ke arah, untuk sesaat, mereka berpelukan erat, lalu kemudian terlepas dan Kia kembali berdiri.
"Profil yang masuk, apa terlihat data diri tentang statusnya?" Tanya Galang masih terdiam mengamati.
"Belum menikah, begitu yang aku tau" jawab Zaki.
"Lalu anak itu?"
"My God, mungkinkah dia membesarkan anaknya tanpa ikatan pernikahan?" Tanya Zaki menduga-duga.
"Hem, sungguh mengejutkan" ucap Galang lalu melanjutkan langkahnya, walaupun dalam pikirannya berkecamuk seribu tanya tentang seorang Ambar Azkia Ardiansyah.
Semakin hari banyak sekali percikan kejutan tentang sosok Asisten Pribadinya, sebenarnya Galang tigak ingin memikirkan dan ikut masuk terlalu dalam, tapi, entahlah, semakin diam justru semakin penasaran.
Kini Kia sudah meninggalkan perusahaan, masuk kedalam mobil keluarga dengan tujuh penumpang yang bisa di masukkan, jelas sekali begitu longgar saat ini, karena hanya ada Sepasang suami istri, satu anaknya dan Kia yang kini tengah bercanda.
"Tega kamu Kia, kenapa tidak mengabari ku kalau kau kerja di Jakarta, aku justru tau dari salah satu keluargamu di Surabaya"
"Sorry Gung, belum sempat"
"Belum sempat gundul mu, rasanya pengen sekali aku memukulmu, selalu saja semuanya di pikul sendiri" semprot sahabatnya yang bernama Agung.
"Tenang, tidak berat kok" sahut Kia menimpali.
"Dasar, kau ini selalu saja seperti ini, kami merasa bersalah jika terjadi sesuatu padamu, apalagi sampai aku tidak tau, masih ingatkan apa yang sudah kamu lakukan pada kami, semua bantuan mu itu_"
"Cukup, ada Sabilla Mas" potong seorang wanita cantik di sampingnya, tak lain adalah Istri Agung bernama Mirna dan ibu dari Sabilla yang tengah manja di pangkuan Kia.
"Sudah, aku minta maaf, dan tolonglah jangan membesarkan masalah, kalau aku butuh bantuan, pasti akan menghubungi kalian" jawab Kia sambil tersenyum melihat ke arah Mirna.
"Maafkan suamiku mbak, dia selalu saja suka mengomeli mu"
"Ya karena Kia itu selalu datang dan pergi diam-diam, gak mau kasih kabar" sambat Agung yang masih nampak kesal.
"Okey, aku salah, bisa di maafkan bapak Agung?" Ucap Kia.
"Jangan bercanda, aku serius Kia" sahut Agung.
"Aku disini bekerja, masih belum ada dua minggu, butuh konsentrasi penuh untuk beradaptasi dan memberikan kinerja terbaikku, jadi belum sempat menghubungi siapapun, dan soal kalian, aku sudah merencanakan akan bertemu, tapi sayang, kau tau duluan Gung, jadi aku meminta maaf, aku salah" ucap Kia pasrah.
Agung terdiam, sepertinya kalimat yang diucapkan oleh Kia bisa menenangkannya kini, dan nampak kemudian terdengar helaan nafas panjang.
"Ya sudah, Aku maafkan, tapi lain kali, awas aja kalau diulangi"
Suasana seketika menjadi lebih cair, Kia memaklumi akan kemarahan Agung, karena sudah hampir 3 tahun mereka tidak bertemu, dan Agung merasa begitu besar hutang Budi akan pengorbanan Kia saat dirinya dan sang istri mengalami kesulitan ekonomi.
berakhir di sebuah mall yang sangat besar, Kia dan Agung sekeluarga keluar dari mobil dan berjalan memasuki pintu utama.
"Kalian belanja lah, biar Sabilla bersamaku, kami akan ke tempat mainan dan memilih yang kamu mau, bukan begitu Sabilla?"
"Asik!!, aku mau sama Aunty Kia!" Teriak bocah kecil itu yang sering Video Call dengan Kia di waktu senggang.
Kia tersenyum, dan akhirnya mereka pun berpisah, awalnya Kia berjalan menyusuri tempat mainan anak perempuan yang cukup besar, tapi kemudian berakhir di sebuah Stan Buku Bacaan di mana banyak sekali cerita anak-anak disana.
Kia hanya duduk dan memperhatikan apa yang pernah dilakukan oleh Sabila, rupanya anak kecil itu begitu menyukai buku cerita, Kia tersenyum melihatnya.
Tanpa disadari, ada sepasang mata yang telah memperhatikan sejak tadi, berada di ruangan yang sama dengan jarak yang tidak begitu dekat.
"Ambar?" Gumamnya.
Melihat sekilas wajah dan ekspresi yang berbeda dari Asisten pribadinya, tidak ada wajah serius dari misterius lagi disana, lebih tepatnya menyenangkan di pandang mata, dan seperti yang di bilang oleh Zaki, dia Cantik.
Tanpa di duga, tiba-tiba saja tatapan yang tidak disangka mengunci matanya,
Deg!
Galang terkejut saat Asisten pribadinya itu menatap dirinya, dan sama-sama terkejut.
"Pak Galang?" Ucap lirih Kia lalu kemudian berdiri mengamati.
Galang hanya melambaikan tangan, entah kenapa dirinya tiba-tiba melakukan hal itu, spontan tangannya terangkat dan melambai begitu saja.
Kia mengangguk sambil tersenyum, lalu teriakan Sabilla mengalihkan atensinya, saat menoleh kembali, Galang sudah tidak ada disana, ada perasaan lega dirasakan oleh Kia.
"Aunty, aku suka yang ini" ucap Sabilla, menarik perhatian Kia kembali.
"Oh, okey, ayo kita bayar" ucap Kia lalu berjalan sambil memegang tangan mungil itu.
Berada di kasir, seorang wanita mengatakan jika Kia harus membayar sejumlah delapan puluh lima ribu.
Segera Kia hendak mengambil dompet yang ada di tas kecilnya, namun tiba-tiba_
"Jadikan satu dengan punya saya" ucap seseorang sambil menyodorkan buku tebal yang akan di belinya.
"Pak Galang?" Kia terkejut, dikiranya sudah pergi, malah muncul lagi disini.
Bersambung.
ciye...