NovelToon NovelToon
Dear Alvin

Dear Alvin

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu / Murid Genius / Keluarga / Bad Boy
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Fantastic World Story

"Heh, anak sialan! Pergi kamu dari

rumah ini. Keluar!! Gak sudi aku

nampungmu lagi!!" usir Bu Elanor.

membuat Alvin yang sedang melamun

segera terperanjat.

"Berhenti bicara yang tidak-tidak

Ela!!" hardik pak Rohman.

"Kamu pilih aku dan anak anak yang

keluar apa anak sialanmu ini yang keluar

pak!?" teriak Bu Elanor membuat pak Rohman terkejut.

Beliau tak pernah berfikir akan

dihadapkan pada situasi se rumit ini.

"Alvin yang akan keluar pak buk"

ucap Alvin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fantastic World Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12 Gaji yang Di Harapkan

Seminggu sebelumnya, saat hendak ke

kantin, Alvin melewati kelas Ratih, dari

kejauhan ia melihat Ratih sedang

membuang kertas, yang telah di remasnya

ke dalam tong sampah depan kelas.

Alvin pun memperhatikan sembari

memicingkan mata, tampak familiar

dengan kertas yang diremas dan di buang

oleh Ratih, ia pun segera memungutnya

dan merapikan kertas yang sudah kusut

tersebut.

Benar dugaan Alvin, kertas yang kini

tampak kusut itu adalah lembaran folio

bergaris yang berisi catatan yang di buat

Alvin kemarin, yang baru ia sampaikan

pada Bu Irma tadi pagi untuk disampaikan

pada Ratih.

"Kalau tahu begini, aku gak perlu

repot-repot bikin catatan kayak gini lagi

hmm" gumam Alvin pada dirinya

sendiri.

Kembali ke saat ini, dimana Ratih

sedang menyesali perbuatannya, ia yang

terlalu iri saat Bu Irma memuji Alvin,

yang bersedia membuat catatan untuk

Ratih kala itu, membuat Ratih kesal dan

membuang catatan yang baru saja

diberikan.

Alvin yang telah berlalu, segera

masuk ke dalam kendaraan sekolah,

disana ia langsung diberi selamat dari

teman-teman yang lain, meski seluruh tim

lomba olimpiade yang dikirim oleh SANG

JUARA mendapatkan juara, namun tim

Alvin yang mendapatkan juara pertama

tentu yang paling menjadi perhatian.

"Loh pak, Ratih belum masuk loh.

Tadi dia masih diatas" protes Alvin saat

kendaraan sedang dipanaskan, tanda akan

berjalan sebentar lagi.

"Oh, Ratih katanya di jemput papanya,

jadi kita bisa pulang dulu" jawab pak Arif.

"Nah itu, mobil papanya Ratih"

sambung pak Arif seraya menunjuk mobil

sedan mewah yang baru datang.

Alvin pun memperhatikan apa yang

di tunjukkan oleh pak Arif. Tampak

seorang pria berusia 40an yang masih

tampak bugar keluar dari mobil, tak lama

kemudian Ratih datang bersama Bu Irma,

Bu Irma pun tampak berbasa-basi

sebentar, sebelum akhirnya meninggalkan

Ratih pada papanya.

Lomba telah berakhir, kini Alvin

bisa sedikit bersantai dan bisa fokus

sambil bekerja kembali.

"Gimana lombanya le?" tanya pak

Rohman ketika Alvin pulang ke rumah.

"Alhamdulillah lancar pak" jawab

Alvin seraya tersenyum.

"Juara berapa?" tanya pak Rohman,

beliau sudah hafal dengan Alvin, yang

jika ikut lomba pasti membawa pulang

yang namanya gelar juara.

"Pertama pak" jawab Alvin.

"Alhamdulillah" ucap pak Rohman.

"Halah, meskipun juara juga gak ada

uangnya, seperti yang sudah-sudah, ya

buat apa. Mending fokus kerja" sahut Bu

Elanor.

"Udah jangan di hiraukan, sini makan

bareng le, mumpung ibumu masak enak

ini" ajak pak Rohman.

"Iya, sini makan Vin, ibu masak ayam goreng kesukaanmu loh" ucap Bu

Elanor.

"Sejak kapan aku suka ayam goreng,

itu kan makanan kesukaan Dina"batin

Alvin, namun ia tetap memilih

menuruti ajakan sang bapak.

Jarang sekali ibunya itu memasak

dengan lauk yang sedikit mewah ini.

Apalagi ia juga diajak makan bersama

dengan ramah, tidak seperti biasanya.

"Kamu ambil sayap aja, itu pahanya

buat Dina sama Rafi" ucap Bu Elanor ketika

Alvin hendak mengambil salah satu

paha ayam yang tersedia.

Tanpa protes, Alvin pun menurut

dan segera makan agar dirinya bisa segera

istirahat.

Waktu berlalu, 2 hari kemudian hari

Senin pun tiba. Seperti biasa, upacara bendera pun dilaksanakan. Seluruh tim

yang mengikuti lomba kemarin

dikumpulkan, untuk mendapatkan

piagam serta hadiah dari sekolah.

"Saya sangat salut dengan tim dari

mata pelajaran fisika, yang mana salah

satu pesertanya tidak ikut tambahan

pelajaran di sekolah, tapi mampu

membawa nama baik sekolah kita menjadi

juara pertama. Oleh karena itu saya

ucapkan banyak terimakasih pada Ratih,

atas usaha yang telah dilakukan" ucap

kepala sekolah seraya menoleh pada Ratih

yang langsung mengangguk kemudian

tersenyum.

Sementara rekan Alvin yang lain

hanya menggelengkan kepala, mereka

semua tahu, jika kemenangan lomba fisika

kemarin yang paling banyak berkontribusi

adalah Alvin. Harusnya Alvin lah yang disebut, bukan Ratih.

Usai menyampaikan sedikit pidato,

piagam penghargaan, kalung medali dan

hadiah pun diberikan kepada masing

masing peserta lomba.

Lepas upacara, ke enam perwakilan

lomba kemarin masih berkumpul.

"Weh cuma 300rb, apa karena kita

cuma juara 3 yah sal" ucap Mingyu pada

Faisal. Mingyu yang penasaran memang

segera membuka amplop yang diberikan

tadi.

"Iya kali" jawab Faisal yang tergerak

ikut membuka amplopnya juga.

"Halah sama, ini punyaku juga segitu"

sahut Alex yang turut membuka amplop

miliknya yang ternyata juga hanya berisi

uang 50ribuan sebanyak 6 lembar.

Arumi tak berkomentar, ia hanya ikut

menyetujui ucapan Alex dengan

mengangguk. Padahal ia dan Alex juara 2

di bidang matematika, tapi ternyata

hadiahnya sama.

"Vin ayo buka punyamu, kamu kan

yang paling bagus nih juaranya, masak iya

dapetnya sama kayak kita" pinta Mingyu

pada Alvin.

Tanpa ragu, Alvin pun membuka

amplopnya dengan disaksikan oleh teman-

teman yang terlihat penasaran itu.

"Sama" ucap Alvin begitu

membeberkan uang hadiahnya.

"Aneh" gumam Arumi.

"Iya aneh, perasaan kita selalu

dijanjikan hadiah jutaan, masak dari

jutaan kita cuma dapat segini" ucap

Mingyu menggebu.

"Udahlah Ming, terima aja, mungkin

emang sekolah cuma menyemangati

waktu bilang hadiahnya jutaan, agar kita

terpancing untuk menjadi juara' sahut

Faisal.

Sementara Ratih yang sejak tadi hanya

menyimak, kini hendak pergi, namun

sebelum pergi, ia memberikan amplop

hadiah miliknya pada Alvin.

"Buat kamu aja, uang segitu uang

jajanku tiap hari, aku gak butuh" ujar

Ratih meletakkan amplopnya di pangkuan

Alvin. Sembari membereskan barang-

barangnya sebelum benar-benar pergi.

"Eh jangan, meskipun ini uang yang

sedikit bagi kamu, tetep saja ini hak kamu

tih, ini hadiah buat kamu, bukan buatku"

tolak Alvin.

"Karena ini hak aku, makanya aku berikan ke kamu" jawab Ratih.

"Udah terima aja, uang dia udah

tumpah tumpah, uang segitu gak ada

artinya buat dia" ujar Alex.

"Vin, itu kayaknya lebih tebal, coba

kamu buka deh, isi berapa. Kok aku

penasaran" bisik Mingyu.

Tak ingin membuat temannya

penasaran, Alvin pun segera membuka

amplop yang kini berada di tangannya.

Dan benar saja, isinya jauh lebih banyak

dari milik mereka semua.

"Ratih, ini punyamu isinya 1 juta loh"

ucap Alvin saat melihat Ratih sudah

beranjak.

"Ya udah sih, berati kan lumayan

kamu jadi dapat banyak vin" jawab Ratih

enteng, sejujurnya ia tak menyangka jika

pihak sekolah akan segila ini dalam pilih kasih.

Alex yang mendengar pun hanya bisa

tersenyum kecut, fakta bahwa sekolah

telah pilih kasih membuatnya geram.

"Tapi ini terlalu banyak tih" protes

Alvin.

"Bagi aja sama yang lain, aku pergi

dulu" ucap Ratih kemudian benar-benar

berlalu.

"Haruskah kita protes mengenai

jumlah hadiah ini?" ucap Arumi pelan.

"Halah bikin ribet rum, udah kita

terima aja" sahut Faisal membuat Mingyu

mengangguk.

Namun tak begitu bagi Alex, ia pasti

akan melayangkan protesnya, tapi nanti.

Jalur pribadi, mengingat ia adalah anak

pemilik sekolah, tentu bukan hal yang

sulit untuk mengetahui fakta yang ada

bukan.

Sementara Alvin yang sadar diri dan

posisi tak ingin terlibat masalah, menjadi

murid beasiswa saja baginya sudah

menyesakkan, apalagi jika sampai timbul

masalah, kalau ia harus memprotes

jumlah hadiah yang ia dapatkan.

"Berati masing-masing dari kita

ketambahan 200 ya, Ratih kan tadi

bilangnya suruh bagi sama kalian" ujar

Alvin seraya memberikan uang 200an

pada masing-masing temannya.

Alex hendak menolak dan

memberikan uang itu pada Alvin,

namun ia sadar tak ingin melukai harga

diri Alvin, makanya ia memilih untuk

menerima uang tersebut.

Pulang sekolah, seperti biasa Alvin kembali menjadi tukang sampah, yang

menjadi pekerjaan Alvin selama sebulan

terakhir.

Hal yang membuat Alvin baru

ingat, jika tanggal gajiannya sudah lewat 3

hari, haruskah ia menanyakannya pada

haji Maliki, pikirnya.

Keesokan harinya, sepulang sekolah

Alvin pun memutuskan untuk mampir

ke rumah haji Maliki, dengan mengayuh

sepeda dengan semangat, Alvin pun

sampai di rumah haji Maliki.

"Assalamualaikum bah" sapa Alvin

pada haji Maliki yang sedang duduk santai

di amben depan rumahnya.

"Waalaikumsalam le, sini sini,

tumben mampir" jawab haji Maliki setelah

Alvin menyalaminya.

"Iya bah, cuma mampir aja, sama itu, sebenarnya ada yang mau saya tanyakan"

ujar Alvin.

"Apa itu le?" tanya haji Maliki.

"Ngapunten sebelumnya ngge bah,

saya kan sudah sebulan kerja jadi tukang

sampah, kalau boleh tahu, untuk masalah

pembayaran itu biasanya di tanggal berapa

ngge?" tanya Alvin dengan hati hati,

membuat haji Maliki mengerutkan

keningnya karena heran.

"Loh kamu itu gajian tanggal 1 le,

sudah diberikan kok, malah sudah saya

potong buat nyicil sepeda itu seperti yang

kamu mau, tak kasih slip juga di

amplopnya le" jawab haji Maliki membuat

Alvin heran.

"Loh engge ta bah?" tanya Alvin,.

"Sek sek tak tanyakan istri saya" ucap

haji Maliki seraya masuk ke dalam rumah.

Tak lama kemudian, haji Maliki pun

keluar dengan istrinya.

"Mik, katanya gaji Alvin sudah

kamu kasihkan, ini kok anaknya nanyain"

tanya haji Maliki pada istrinya.

Sementara Alvin merasa tak enak

hati, takut membuat pasangan suami istri

itu bertengkar.

"Memang sudah tak berikan bah, 4

hari yang lalu Bu Elanor kesini, katanya

Alvin minta tolong buat diambilin

gajinya" jawab umik Hana.

"Kok kamu kasihkan mik" protes haji

Maliki.

"Yah gimana bah, wong Bu Elanor

bilangnya dimintain tolong sama Alvin,

apalagi Bu Elanor sudah dari seminggu yang

lalu juga kesini nanyain gajinya Alvin"

jawab umik Hana.

1
ラマSkuy
thor nama karakter utamanya sebenernya siapa sih thor kok kadang namanya ganti ganti dari Alvin terus Bintang?
ラマSkuy: oh boleh di spill kah thor di PF mana? hehehe
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!