NovelToon NovelToon
Biar Aku Yang Pergi

Biar Aku Yang Pergi

Status: sedang berlangsung
Genre:Berbaikan / Konflik etika / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Penyesalan Suami
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Biru_Muda

Jangan menikah saat hati kita belum bisa move on dan berdamai dari masa lalu, karena yang akan dirugikan tak hanya diri sendiri, namun juga pasangan baru kita. Hal itu yang pada akhirnya menjadi konflik pada hubungan Rania dan juga Andreas. Pernikahan mereka di ambang pada perpisahan karena masa lalu Andreas tiba-tiba datang ditengah-tengah mereka, terlebih sikap Andreas yang dingin dan cuek membuat Rania lelah untuk terus bertahan pada pernikahannya, karena seolah hanya dia yang selama ini memperjuangkan hubungannya. Ia pun akhirnya memilih untuk pergi. Tapi, bisakah ia pergi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Biru_Muda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Surat Cerai

Waktu telah menunjukan pukul tiga sore, belum ada tanda-tanda Fandy memberi kabar soal Rania. Andreas pun mencoba menghubungi Fandy dan mengonfrontasinya tentang keberadaan istrinya itu. Namun, ia mendapat jawaban yang kurang memuaskan karena Fandy masih belum bisa menemukan keberadaan Rania.

"Dimana kamu?" Gumamnya penuh tanya.

Andreas bergegas untuk pulang kerumah, dengan harapan Rania sudah berada dirumah. Ia bahkan meminta supirnya untuk melajukan mobilnya lebih kencang agar sampai dirumah lebih cepat. Walau mencoba tenang, nyatanya ia sedikit panik melihat Rania yang pergi dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaanya. Ia terus menggoyangkan kakinya tanda tak tenang, walau ekspresinya terlihat datar seolah tak terjadi apa-apa.

Begitu tiba dirumah, tanpa basa basi ia langsung masuk kedalam dan mempercepat langkahnya. Tempat pertama yang ia tuju begitu masuk kerumah adalah kamar yang biasa dirinya tempati bersama Rania. Namun, kamar itu kosong tidak ada siapapun, mencoba mencari ke kamar yang sempat Rania tempati semalam dan hasilnya tetap sama tak ada Rania di dalam.

Andreas berdiri mematung ditempat yang semalam Rania tiduri. Ia mencoba mengatur ekspresinya dan menenangkan dirinya untuk tetap tenang. Ia pun keluar dari kamar dan mencoba mencari bi Fatmi untuk bertanya.

"Pak Andreas sudah pulang rupanya" Sapa bi Fatmi begitu melihat Andreas sudah berada di dalam rumah.

"Iya, bi" Jawab Andreas.

Belum sempat Andreas bertanya soal istrinya, bi Fatmi sudah memberitahu dengan sendirinya.

"Tadi, bu Rania juga sempat pulang kerumah, cuma sekarang pergi lagi" Ucap bi Fatmi.

"Istriku tadi pulang? Kapan?"

Andreas kaget mendengar istrinya sempat pulang.

"Benar, pak, tadi bu Rania ada dirumah. Mungkin baru satu jam yang lalu beliau pergi"

"Sekarang dia kemana?"

"Waduh, saya juga kurang tahu pak, tapi beliau tadi sebelum pergi hanya bilang pada bibi kalau pak Andreas disuruh membaca amplop coklat yang ada dikamar"

"Amplop?" Bingungnya, "Amplop apa yang dimaksud?" Lanjutnya lagi.

"Saya juga kurang tahu maksudnya pak, saya hanya menyampaikan pesan dari bu Rania." Jelas bi Fatmi

"Ok, terimaksih, bi"

Walu sempat bingung, namun Ia pun bergegas menuju ke kamarnya lagi. Dan mencoba mencari amplop coklat yang dimaksud. Ia menemukan amplop itu ternyata berada di atas rak dekat ranjang.

"Kenapa aku tidak melihat ini ya tadi?" Ujarnya sembari mengambil amplopnya.

Ekspresinya terlihat bingung ketika memegang amplop itu. Dengan ragu ia pun membuka amplopnya dan betapa terkejutnya dia karena ternyata itu adalah surat cerai dari istrinya. Andreas terdiam, tubuhnya tiba-tiba saja membeku. Ekspresinya pun mendadak tak percaya. Ia terduduk lemas di atas ranjangnya dengan masih memegang surat cerai dari istrinya.

Hal yang ia takutkan akhirnya benar-benar terjadi, dan sekarang dia benar-benar tak bisa berkata-kata. Memikirkan bahwa Rania tak ingin lagi hidup bersamanya sangat membuatnya tak percaya. Lagi-lagi ia ditinggalkan seperti kisahnya dulu. Ia pun mencoba membaringkan tubuhnya di atas kasur dengan ekspresi tak bersemangat sembari menatap langir-langit di atasnya. Dan, surat cerai itu masih dia pegang ditangannya.

Tiba-tiba ia bangun dan mencoba menghubungi seseorang.

"Bagaimana? Apa kamu sudah tahu dimana istriku berada?"

Begitu bangkit, ia pun mencoba menghubungi Fandy, untuk mencari kebenaran tentang keberadaan istrinya. Namun, ternyata Fandy pun masih belum bisa menemukan keberadaan Rania. Membuat Andreas menahan kesalnya.

"Tetap cari, dan temukan keberadaanya bagaimanapun caranya." Ujarnya memberi perintah, yang kemudian menutup telfonnya.

Telfon pun terputus, kali ini matanya tertuju pada lemari dan terlihat semua pakaian dan barang-barang milik istrinya masih ada di dalam.

"Apa dia pergi tanpa membawa apapun?"

Kembali melihat sekeliling, kali ini ia tertuju pada meja riasan milik istrinya yang juga tak banyak berubah. Mencoba untuk membuka lacinya dan ia begitu terkejut melihat kartu yang pernah dia kasih dulu pada Rania, dan sekarang ternyata tersimpan rapih bersama cincin pernikahan milik Rania di dalam.

Melihat cincin pernikahan Rania yang berada di dalam laci, tiba-tiba hatinya merasa sakit.

"Aku bahkan tidak pernah melepas cincin pernikahan kita" Ujarnya dengan nada sedih.

1
Novansyah
terlalu mutar2 kalau mau d kenang masa kalau nya kenapa gak dari awal ceritanya biar gak mutar2 buat bingung terlalu bajang cerita d masa lalu sama masa kecil nya
Biru_Muda: Thanks masukannya tp emang alurnya maju mundur
total 1 replies
Novansyah
bagus kk tapi kalau bisa update nya jangan cuma 1 bab kalau bisa sekali update 4 sampai 5 bab kk biar enak bacanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!