NovelToon NovelToon
Unwritten Apologies

Unwritten Apologies

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Model / Diam-Diam Cinta / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Bullying dan Balas Dendam / Tamat
Popularitas:631k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Ini adalah kisah cinta pria berkebangsaan Korea dan gadis berdarah Indonesia.

Waktu SMA, Ha joon tidak setampan sekarang. Pria itu gemuk dan selalu memakai kacamata tebal kemana-mana. Ha joon sangat menyukai Rubi, gadis populer di sekolahnya.

Namun suatu hari Ha joon mendengar Rubi menghina dan mengolok-oloknya di depan teman-teman kelas mereka. Rasa suka Ha joon berubah menjadi benci. Ia pun memutuskan pindah ke kampung halamannya di Seoul.

Beberapa tahun kemudian, Rubi dan Ha joon bertemu lagi di sebuah pesta pernikahan. Ha joon sempat kaget melihat Rubi yang berada di Korea, namun rasa dendamnya sangat besar hingga ia berulang kali menyakiti perasaan Ruby.

Tapi, akankah Ha joon terus membenci Ruby? Mulutnya berkata iya, namun tiap kali gadis itu tidak ada didepan matanya, ia selalu memikirkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Camping

Ruby sudah merencanakan bahwa dirinya akan menghabiskan waktunya seharian di rumah ini. Sayangnya ia tidak bisa. Sena menelponnya dan mengingatkan dia kalau mereka akan pergi camping yang di adakan oleh perusahaan Ha joon. Agencynya juga memaksa dia harus pergi.

Sebenarnya Ruby bisa menolak dengan alasan dirinya baru keluar dari rumah sakit akibat kecelakaan semalam. Tapi kondisi tubuhnya sudah tidak apa-apa. Rasanya tidak enak dia membohongi mereka.

Dengan malas, Rubi mengemasi beberapa pakaian ke dalam ranselnya. Lututnya masih terasa sedikit sakit, bekas benturan semalam belum sepenuhnya hilang. Tapi ia tahu, Sena tidak akan berhenti mengganggunya jika ia tidak muncul di acara camping itu. Terlebih lagi, acara itu disponsori langsung oleh Ha Joon. Ia menghela napas berat.

"Kenapa harus sekarang, sih …" gumamnya, menatap bayangan dirinya di cermin. Mata itu masih terlihat lelah. Tapi ia tak punya pilihan. Agensinya menekankan pentingnya menjaga citra baik agar bisa terus bekerja sama dengan perusahaan milik Ha Joon. Bayaran mereka dapatkan dari hasil kerjasama terbilang fantastis. Apalagi perusahaan itu adalah salah satu perusahaan bergengsi di Ibukota yang memiliki jumlah karyawan sangat banyak. Jelaslah agency Ruby tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan menjalin hubungan baik dengan perusahaan tersebut, terutama pendirinya.

Ruby di jemput oleh Sena dengan mobil pribadi wanita itu. Mereka sudah terlambat untuk ikut bersama karyawan mengenakan bus. Dalam perjalanan menuju lokasi perkemahan, Rubi duduk diam di kursi penumpang. Sena yang mengemudi tampak bersemangat, bercerita panjang lebar soal momen-momen indah yang bisa mereka manfaatkan di sana.

Rubi hanya menanggapi dengan anggukan kecil, pikirannya melayang ke kejadian semalam. Kecelakaan mobil yang hampir saja merenggut nyawanya, Ha Joon, serta sopir taksi itu. Untung Ha Joon cepat mengetahui kalau truk di depan mereka ada masalah, jadi mobil yang mereka naiki itu pun tidak jadi tabrakan dengan truk dan mereka semua hanya mengalami luka ringan.

"Ruby-ah,"

Ruby menoleh ke Sena. Perempuan itu fokus menyetir tetapi sekali-kali melirik ke kiri menatapnya.

"Kau suka Ha Joon?"

Pertanyaan tersebut sontak membuat Ruby kaget. Rubi memalingkan wajah, menatap keluar jendela, mencoba menyembunyikan keterkejutannya. Jantungnya berdetak sedikit lebih cepat, namun ia berusaha terlihat tenang.

"Apa maksudmu?" tanyanya pelan.

Sena terkekeh.

"Soalnya aku perhatikan kamu kelihatan aneh setiap kali ada Ha Joon di depanmu.

"Aneh gimana?" Ruby mencoba bersikap tenang, padahal hatinya sudah tak karuan.

Sena melirik sekilas, lalu kembali fokus pada jalanan.

"Kamu memang pendiam, tapi saat Ha Joon muncul, kamu jadi lebih diam, matamu juga berubah. Kadang seperti wanita yang merindukan orang yang dia sayang, kadang seperti … menyimpan sesuatu."

Ruby menunduk, memperhatikan tangannya yang menggenggam ransel di pangkuan. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Bagaimana bisa ia menjelaskan kalau yang ia rasakan terlalu rumit untuk diceritakan? Dia juga belum terlalu mengenal Sena. Jadi untuk apa menceritakan masa lalunya bersama Ha Joon?

"Tidak Sena, kau saja yang terlalu banyak berpikir."

"Ayolah Ruby, Ha Joon adalah pria tampan yang punya segalanya. Wajar kalau banyak perempuan suka sama dia. Kalau kamu suka, aku bisa meminta bantuan Jae-min membuat kalian berdua dekat. Malam itu Ha Joon juga membela kamu dari perempuan yang menghina kampung halamanmu kan? Kalian pasti tidak sulit dekat. Aku juga lihat mata Ha Joon saat menatapnya. Sepertinya dia juga menyukaimu."

Ruby tersenyum tipis, meski matanya tidak benar-benar ikut tersenyum.

"Jangan terlalu cepat menyimpulkan, Sena," ucapnya pelan.

Sena mendesah, tapi tak memaksa. Suasana dalam mobil kembali hening, hanya diisi alunan musik dari radio. Ruby menyandarkan kepala ke jendela, membiarkan pemandangan berganti-ganti di hadapannya. Tapi pikirannya tertahan pada nama yang barusan disebut, Ha Joon.

Apa Ha Joon akan datang? Tidak.

Mungkin tidak setelah kecelakaan semalam. Sekitar satu jam perjalanan, mereka pun sampai di sebuah tempat yang cukup berhutan.

Ada banyak sekali pepohonan berdiri rapat, seolah menyambut kedatangan mereka. Udara di sana jauh lebih sejuk dibandingkan kota, menyegarkan paru-paru Ruby yang terasa sesak sejak pagi tadi. Di kejauhan, terlihat beberapa tenda besar sudah didirikan, dan karyawan perusahaan Ha Joon tampak sibuk menyiapkan perlengkapan tambahan.

Sena turun lebih dulu, lalu membuka pintu untuk Ruby.

"Ayo," ucapnya sambil tersenyum.

Ruby mengangguk dan keluar dari mobil dengan hati-hati. Lututnya masih agak nyeri, tapi ia berusaha tak terlihat lemah. Ia tidak ingin menjadi pusat perhatian karena alasan yang salah. Beberapa orang menyapa mereka ramah, dan Ruby hanya membalas dengan senyum tipis. 

Baru beberapa langkah menuju area utama perkemahan, langkahnya terhenti. Matanya langsung menangkap sosok yang tak asing berdiri di dekat api unggun yang belum dinyalakan. Tinggi, tegap, dengan jaket hitam dan rambut yang tertiup angin,

Ha Joon.

Laki-laki itu datang juga ternyata. Dia pikir tidak.

Ha Joon pun menoleh seolah tahu dirinya sedang diperhatikan. Tatapan mereka bertemu. Untuk sesaat, dunia seolah berhenti. Tak ada suara, hanya mata mereka yang saling berbicara tanpa kata.

Ruby buru-buru memalingkan wajah. Aduh, dia ketahuan. Ketahuan menatap pria itu diam-diam. Ia melihat Ha Joon berdiri, melangkah ke arahnya. Jantungnya kembali berpacu cepat. Sialan. Kenapa selalu seperti ini kalau ada pria itu?

Ha Joon berhenti sebentar di dekatnya, tetapi tetap menjaga jarak agar tidak ada orang yang curiga.

"Ikut aku." Setelah bicara singkat dengan nada memerintah, lelaki itu melanjutkan langkahnya dengan tubuh tegap.

Rubi sempat terpaku. Kata-kata "ikut aku" masih menggema di telinganya, membuat langkahnya ragu. Untuk Sena tidak berdiri bersamanya dan orang-orang lain sibuk mengatur barang-barang mereka. Di tambah dengan hari yang makin gelap, tidak ada yang melihat interaksi sesaat mereka.

1
LANY SUSANA
up donk Thor extra part nya/Angry//Angry/
anonim
happy ending - terima kasih Author ceritanya bagus - ditunggu extrapartnya
anonim
kejutan - mama dan eomma sudah berada di dalam apartemen Ha Joon.
Menikah tanpa orang tua ini dua sejoli memang dah ngebet bikin anak
anonim
Ha Joon memandikan istrinya dan berusaha menenangkan hati istrinya dengan kata-kata yang diucapkannya
anonim
Ha Joon berhaail menyelamatkan Ruby.
Semoga semua akan baik-baik - hubungan kembali baik seperti sebelum kedatangan Daniel
anonim
Ruby putus asa rupanya sampai pingin bunuh diri kah ? semoga tidak terlambat Ha Joon segera bisa nenolong Ruby
anonim
Ruby yang telah mengalami peristiwa demi peristiwa yang sangat menyakitkan hatinya di masa lalu - di malam kebakaran apartemen yang ditinggali - beberapa hari terpisah dari suami yang masih marah kepadanya - suami yang baginya adalah tujuan akhir - tempatnya pulang - tapi serasa hancur karena seorang Daniel pria di masa lalunya hadir.
anonim
Ha Joon pridasi yang baik - cepat sadar atas kesalahannya sendiri yang kurang peka terhadap permasalahan yang Ruby alami - tahunya Ruby hanya berubah lebih pendiam - siapa tahu ternyata Ruby sampai mengkonsumsi obat anti depresan.
anonim
Sebenarnya Ruby menanggung beban yang tidak ringan ketika masih tinggal di Amerika - maka Ruby pindah ke Negaranya Ha Joon.
Dwi Retno
aaaahhhhh kenapa cepat sekali tamatnyaaaaaa
anonim
Ruby ternyata sudah di selamatkan dan kini berada di rumah sakit dalam perawatan. Berarti Ruby mengkonsumsi obat anti depresan lagi setelah di campakkan Ha Joon karena peristiwa berpasangan dengan Daniel ketika shooting iklan.
anonim
semoga Ruby aman dari amukan si jago merah. Ruby baru berduka atas musibah perkawinannya dengan Ha Joon yang sedang tidak baik-baik saja - kini mendapat musibah kebakaran di apartemennya.
anonim
Ruby - harusnya kok paksa peluk Ha Joon - seberapa dia berontak tetap peluk - kuat gak badanmu ketika Ha Joon tetap berontak
anonim
baguslah Jin Young menghubungi Ruby.
Ruby kurang sat set menjelaskan masa lalunya - jadi Ha Joon sangat kecewa
anonim
ya memang kau bodoh Ribyỳ
anonim
salah paham terus ini Ha Joon - Ruby bodoh bodoh bodoh dan bodoh tidak segera jujur kepada Ga Joon apa yang pernah terjadi
anonim
akhirnya perjelahian terjadi - biar puas tersalurkan rasa sakit Ha Joon yang sudah mendarah daging marasuk ke tulang - hajar terus Daniel - jangan kasih kendor /Facepalm/
anonim
Ruby bodoh mau menemui Daniel tanpa minta persetujuan Ha Joon yang sudah menjadi suaminya. Bodoh bin tolol ini Ruby - jelas suami masih marah malah cari masalah lagi
anonim
Ruby lebih baik kamu terus terang sama Ha Joon - bagaimana hubungan kamu sama Daniel.
wiemay
akhirnya happy ending
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!