Zhang Jian adalah Pangeran, pendekar, pembual, dan penegak keadilan yang suka bikin onar.
Dia bukan murid biasa di Sekte Kunlun, ia datang membawa warisan legendaris: Cincin Naga Langit, peninggalan Siluman Naga dari dunia lain yang membuatnya kebal terhadap serangan Qi dan nyaris tak terkalahkan.
Akan tetapi, tak ada kekuatan yang abadi.
Cincin itu hanya akan melindunginya selama sepuluh tahun. Setelah itu? Dia akan menjadi sasaran empuk di dunia yang tak mengenal belas kasihan. Dunia di mana para pendekar saling menyingkirkan demi kejayaan sekte, harta karun langit, dan ramalan kuno yang bisa mengguncang tatanan alam.
Ketika Sekte Demon mengancam kehancuran dunia, Zhang Jian harus memilih: tetap menjadi bayangan dari kekuatan pinjaman, atau membuka jalan sendiri sebagai pendekar sejati.
Langit tak akan selamanya berpihak.
Bisakah seorang pembual menjadi legenda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Regar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melawan Ratusan Monster
“Langkah Menggetarkan Gunung!”
Zhang Jian menggunakan Tehnik Tombak Dewa Bumi tahap pertama.
Li Feng merasakan aura Qi tiba-tiba melonjak dari bilah Tombak Zhang Jian. Dia ingin menyuruh Monster Harimau Hitam miliknya untuk mundur, tetapi sudah terlambat karena permukaan tanah sudah bergetar hebat.
“Ada apa ini?”
“Zhang Jian menggunakan Tehnik Kultivasi tingkat tinggi!”
“Sial! Bukankah dia murid luar Puncak Matahari, bagaimana ia bisa mendapatkan tehnik Kultivasi tingkat tinggi?”
Murid-murid dari faksi lain menggerutu, kalau mereka tahu Zhang Jian memiliki tehnik Kultivasi tingkat tinggi maka mereka akan membiarkan murid senior saja yang menghadapinya.
“Rasakan tombak baruku ini!”
Zhang Jian mengincar monster Harimau Hitam milik Li Feng.
Monster Harimau Hitam meraung keras, cakarnya langsung berusaha membelokkan arah tusukan Tombak Zhang Jian. Namun, tanaman merambat tiba-tiba melilit kedua tangannya, kemudian ujung tombak itu menusuk dada Monster Harimau Hitam.
“Tinju Banteng Mengamuk, Seruduk Membelah Gunung!”
Li Feng melesat ke arah Zhang Jian sembari menyatu dengan Roh Binatang Mistis Banteng Golem untuk menyelamatkan monster Harimau Hitam.
Senior-senior Li Feng di faksi Li Mu juga menyuruh monster-monster mereka menghancurkan tanaman merambat agar bisa membantu Li Feng mengalahkan Zhang Jian.
Namun, murid-murid dari faksi lain membantu dengan setengah hati, mereka takut monster mereka terluka ataupun dibunuh oleh Zhang Jian.
Batu besar tiba-tiba jatuh dari langit, Zhang Jian terpaksa mundur beberapa langkah sambil menarik tombaknya dari dada Monster Harimau Hitam.
Tiga monster Serigala melompat ke punggung Zhang Jian setelah berhasil menghancurkan tanaman merambat yang melilit mereka.
Zhang Jian terkejut merasakan niat membunuh yang sangat menakutkan muncul di belakangnya, sudah terlambat untuk menghindar sementara dari arah depan Li Feng sudah muncul sambil melayangkan tinju.
Zhang Jian menyatu dengan Roh Binatang Mistis Kura-kura.
Boooooommmmm!
Zhang Jian memuntahkan seteguk darah, rasanya tubuhnya remuk oleh tinju Li Feng. Sementara cakaran ketiga monster Serigala berhasil diredam oleh Roh Binatang Mistis Kura-kura.
Serangan tinju Li Feng tetap berefek karena Kultivasinya jauh lebih tinggi dari Zhang Jian.
Monster Elang Putih kembali menjatuhkan batu besar dari langit. Zhang Jian terpaksa melompat maju ke depan sambil menggunakan Tehnik Tombak Dewa Bumi tahap pertama.
Li Feng menyilangkan kedua tangan menangkis tusukan Tombak Zhang Jian.
Dia didorong mundur beberapa langkah, tangannya bahkan terasa kebas walaupun sudah menyatu dengan Roh Binatang Mistis Banteng Golem.
“Sial! Anak ayam siapa yang terbang di atas itu? Bikin kesal saja!” gerutu Zhang Jian sembari menyeka darah dari sudut bibirnya.
“Roh Binatang Mistis Naga!” seru Zhang Jian.
Rintik-rintik air berjatuhan dari langit, tiba-tiba seekor Naga Biru terbang di langit mengejar Monster Elang Putih.
Murid-murid Puncak Penjinak Monster terkejut melihatnya dan tidak menyangka Zhang Jian ternyata memiliki Roh Binatang Mistis Ganda.
“Monster di bawah Ranah Jin Dan Tingkat Tujuh mundur saja!” seru murid senior dari faksi Li Mu.
Setelah Zhang Jian menyatu dengan Roh Binatang Mistis Kura-kura, maka serangan fisik dari monster di bawah Ranah Jin Dan Tingkat Tujuh tidak akan berefek lagi.
Ratusan monster segera menjauh sehingga hanya puluhan monster yang tersisa mengelilingi Zhang Jian. Itupun yang serius bertarung hanya belasan monster dari pihak faksi Li Mu saja, sementara yang lain hanya meramaikan saja agar tidak disebut penakut.
“Monsterku akan membukakan jalan, suruh monster kalian mengikutinya!” seru senior Li Feng setelah menganalisa di mana letak kelemahan serangan tanaman merambat Zhang Jian.
Monster Babi sebesar kerbau menyeruduk maju sambil mengunyah tanaman-tanaman merambat yang melesat ke arahnya. Di belakangnya Lima monster langsung melesat mengikutinya.
Zhang Jian mengerutkan kening menatap Babi besar melesat cepat ke arahnya.
“Jangan alihkan perhatianmu saat bertarung Pangeran manja bodoh sialan!” umpat Li Feng melayangkan tinju ke wajah Zhang Jian.
Zhang Jian mundur dengan kecepatan tinggi, tanaman-tanaman merambat langsung muncul di depannya untuk menghadang Li Feng. Langkahnya kemudian berhenti karena di belakangnya adalah jurang.
“Mau lari ke mana lagi kau Zhang Jian?” cibir Li Feng menyeringai lebar. Jaraknya dengan Zhang Jian hanya tinggal tiga langkah lagi.
Zhang Jian menghentakkan kakinya, permukaan tanah di depannya tiba-tiba berubah menjadi lumpur. Li Feng dan Monster Babi yang mendekat ke arahnya langsung terperangkap di lumpur tersebut.
“Sial!” Li Feng lupa kalau Zhang Jian juga memiliki elemen lumpur. Dia menampar permukaan lumpur sehingga langsung berubah menjadi keras kembali.
Namun, Zhang Jian sudah muncul di depannya sambil menusukkan tombak ke arah wajahnya.
Semua orang langsung panik, jika tombak itu mengenai wajah Li Feng maka Li Feng mungkin akan mati. Mereka tidak menyangka Zhang Jian tidak akan ragu melakukan pembunuhan yang dilarang oleh Sekte Kunlun.
Li Feng menyilangkan kedua tangan di depan wajahnya.
“Akhhhhhhhhhh!”
Dia berteriak keras, tusukan Tombak Zhang Jian menembus kedua pergelangan tangannya dan mengenai pipi kirinya.
“Berani sekali kau membuat kekacauan di Puncak Penjinak Monster!”
Suara itu menggema di Puncak Penjinak Monster, seorang Pria tua berambut putih melayang di langit.
Sesaat setelah ia selesai berbicara, monster Rusa Emas bertanduk besi putih muncul di depan Zhang Jian dan langsung menabraknya.
Zhang Jian terpental berguling-guling menabrak beberapa pohon hingga akhirnya berhenti di dinding batu.
“Apa yang terjadi?” pikirnya.
Serangan monster Rusa itu sangat cepat sehingga ia tidak menyadari kemunculannya, bahkan Roh Binatang Mistis Kura-kura tidak dapat meredam tubrukan monster Rusa tersebut.
Pria tua itu menghilang dari langit dan muncul di depan Zhang Jian.
“Kau ternyata murid yang memiliki Cincin Naga Langit itu, pantas saja kau sombong sekali!” cibir Pria tua itu dengan tatapan dingin. “Kau pasti sudah tahu konsekuensi membuat onar di tempat orang lain, aku akan mencabut Akar Spritualmu. Kau tidak dibutuhkan lagi di Kunlun!”
Zhang Jian terkejut mendengarnya, kenapa Akar Spiritual-nya dicabut? Padahal pertarungan antar murid diperbolehkan di Kunlun dan dia juga tidak membunuh siapapun.
Tangan Pria tua itu melesat ke arah Dantian-nya, sehingga Zhang Jian panik dan hendak memohon ampunan.
“Kau terlalu berlebihan, Song tua!” Tiba-tiba seorang Pria tua lain melayang di langit yang membuat Tetua Song mengerutkan kening.
“Berlebihan dari mana, Tetua Yan Xu? Dia sudah membuat onar di Puncak Penjinak Monster dan membunuh dua monster, sehingga dua murid kami kehilangan fondasi,” sahut Tetua Song tidak senang dengan kehadiran Tetua Yan Xu dari Puncak Matahari tersebut
“Muridmu yang duluan memukuli murid Puncak Matahari, sekarang murid tersebut masih tidak sadarkan diri dirawat di aula obat, wajar saja muridku datang melakukan balas dendam,” cibir Tetua Yan Xu.
Tetua Song baru tahu alasan Zhang Jian menyerbu Puncak Penjinak Monster. “Tapi itu bukan alasan untuk membuat onar di Puncak kami. Dia masih bisa balas dendam saat mereka turun ke lembah Kunlun, kenapa harus menyerbu ke sini?”
Tetua Yan Xu mengerutkan kening dengan jawaban Tetua Song. Padahal ia sudah datang dengan baik-baik, tapi Tetua Song terus memperpanjang perkara ini. “Apalagi maumu, bukankah kau sudah memukulinya? Apa kita turun ke arena pertarungan untuk menyelesaikan hal sepele ini?”
“Kauuuuuu?” Tetua Song marah dengan jawaban Tetua Yan Xu. Itu sama saja menghinanya, karena basis Kultivasi Tetua Yan Xu lebih tinggi satu tingkat darinya.
Tetua Yan Xu menyeringai lebar, ia tahu Tetua Song tidak berani bertarung melawannya.
“Baiklah, mari kita sudahi saja masalah sepele ini. Aku juga akan menasehati muridku agar tidak melakukan kesalahan yang sama lagi di masa depan,” kata Tetua Yan Xu sembari menjentikkan jarinya.
Tombak Perak Zhang Jian langsung melayang, begitu juga dengan tubuh Zhang Jian. Dia kemudian melesat terbang menjauh dari Puncak Penjinak Monster membawa Zhang Jian ke aula obat.
jangan putus tengah jalan ya bang author. 🤗