NovelToon NovelToon
LAYAR SAKTI ARIEF

LAYAR SAKTI ARIEF

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Cinta Beda Dunia / Action / Sistem / Fantasi / Harem
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Sourcesrc

menceritakan kisah Arief Indiyanto (18), seorang pelajar SMA Indonesia yang ganteng, soft spoken, rajin nabung, dan kocak. Kehidupan tenangnya sebagai anak kos berubah drastis ketika ia menemukan Kristal Biru Misterius. Kristal tersebut mengaktifkan Sistem Hologram Sarkastik yang memaksanya menjalani serangkaian quest konyol namun berbahaya.

Tujuan utama Sistem? Mentransformasi Arief menjadi "Pemain Kunci Semesta Harem" dengan meningkatkan kekuatan dan Relasi Harem-nya. Arief dipaksa berpetualang mulai dari membasmi kejahatan-kejahatan kecil di Indonesia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sourcesrc, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 4

Rabu pagi. Wajah Arief tampak berbeda. Biasanya ia akan datang ke sekolah dengan rambut acak-acakan dan kaos kaki yang entah kenapa selalu berpasangan belang-belang. Hari ini, ia terlihat... rapi. Rambutnya disisir klimis, seragamnya disetrika (tentu saja oleh Ibu), dan ia bahkan mengenakan peci hitam di kepala. Peci hitam yang ia pinjam dari ayahnya, Budi Budiman.

Doni, teman sebangkunya, menatap Arief dengan mata setengah terpejam karena baru bangun tidur.

“Rief, lu kesambet online apa gimana? Peci? Lu mau cosplay jadi santri gabut?” tanya Doni, mengucek matanya.

“Sstt! Jangan keras-keras, Don! Ini namanya Strategi Alim,” bisik Arief, suaranya dibuat selembut mungkin. “Gue punya misi baru. The Solehot Challenge.”

“Hah? Tantangan apaan tuh?”

“Mendekati Ustadzah Sofia,” Arief berbisik lagi, tapi kali ini wajahnya serius. “Sistem bilang, gue harus ngedeketin dia dengan cara yang bersih dan intelektual. Bukan pakai jurus absurd kayak ke Tiara.”

[Tepat, Arief. Ustadzah Sofia itu wanita cerdas dan spiritual. Karisma 25 kamu harus diarahkan ke mode Sopan dan Bertanggung Jawab. Jangan sampai roasting aku kalau kamu enggak mau dia ilfeel!], suara Sistem terdengar di kepala Arief, nadanya mengancam.

“Gue tau, Sist. Gue harus terlihat kayak cowok yang siap menjadi Imam,” Arief mengangguk, meyakinkan dirinya sendiri.

Tiba-tiba, Tiara Anggun, sang Ketua OSIS, berjalan melewati bangku mereka, membawa tumpukan buku tebal.

Arief langsung berdiri tegak. “Pagi, beb!”

Tiara tersenyum manis (senyum yang hanya ia berikan pada Arief), tapi kemudian matanya memicing melihat peci Arief.

“Arief? Kamu... kenapa pakai peci? Mau ngaji di masjid mana?”

“Ehm. Enggak, beb. Ini... ini sebagai simbol bahwa aku sudah mulai berubah. Aku ingin menjadi pemuda yang lebih soleh demi masa depan kita! Aku ingin jadi Imam yang baik buat kamu,” Arief menjawab dengan jurus gombal bucin level 2.

Tiara tersipu. “Aduh, Arief. So sweet banget. Ya udah, semangat ya. Nanti pulang sekolah aku mau video call sama Si Mochi. Jangan telat on-time!” Tiara mencubit pelan lengan Arief, lalu berjalan pergi, hatinya berbunga-bunga.

[Energi Keintiman +5! Interaksi romantis sukses! Pertahankan hubungan ini sambil kamu PDKT ke target lain, Arief! Multitasking itu kunci!], Sist memberikan boost semangat.

Arief kembali duduk, membenarkan letak pecinya. “Lihat, Don. Gue kan sudah bilang. Gue akan menjaga hati Tiara sambil nge-gebet Ustadzah Sofia. Dua track!”

Doni hanya menggeleng-gelengkan kepala. “Gila lo, Rief. Gue yakin, peci lo itu enggak ngebantu. Ustadzah Sofia itu terlalu jauh levelnya dari Tiara.”

Pelajaran Fiqih dimulai. Ustadzah Sofia masuk ke kelas. Seluruh kelas laki-laki mendadak hening, bukan karena takut, tapi karena terpesona. Aura keanggunan Ustadzah Sofia benar-benar mendominasi ruangan.

Ustadzah Sofia (24 tahun) berdiri di depan kelas, gamis panjangnya yang berwarna hijau mint dan hijab syar’i-nya yang lebar tidak mengurangi daya tariknya, malah menambah kesan eksotis. Arief tahu, ia harus melakukan sesuatu yang out of the box.

Selama 15 menit, Arief menjadi siswa paling serius di kelas. Ia mencatat semua yang Ustadzah Sofia katakan, kepalanya mengangguk-angguk seolah mengerti semua materi Fiqih yang rumit.

“Baik, anak-anak. Ada yang mau ditanyakan mengenai materi Puasa Sunnah hari ini?” Ustadzah Sofia bertanya dengan suara yang teduh.

Seluruh kelas diam. Tak ada yang berani.

[Ayo, Arief! Ini kesempatan kamu! Tanyakan hal yang paling berbobot yang bisa kamu pikirkan! Jangan tanya soal game!], Sist mendesak.

Arief mengangkat tangan. Gerakannya sedikit gemetar.

“Ehm. Permisi, Ustadzah. Saya Arief Indiyanto,” Arief berbicara dengan nada yang ia buat seramah dan sesopan mungkin.

Ustadzah Sofia tersenyum lembut, senyum yang langsung membuat Arief merasa hatinya meleleh. “Ya, Arief. Silakan, ada yang mau ditanyakan?”

“Begini, Ustadzah. Saya mau tanya... mengenai **hukum cultivator yang melakukan meditasi pernapasan naga langit di malam hari, apakah itu termasuk bid'ah atau justru termasuk ibadah sunnah yang dapat memperkuat hati?” Arief bertanya, menggabungkan materi pelajaran dengan Pernapasan Naga Langit-nya.

Seketika, seluruh kelas melongo. Doni menahan tawa di samping Arief.

Ustadzah Sofia terdiam sejenak. Matanya yang teduh menatap Arief, seolah mencoba memindai apakah Arief sedang bercanda atau serius.

“Cultivator? Naga Langit? Maksud kamu apa, Arief? Kamu kebanyakan nonton film Wuxia ya?” Ustadzah Sofia bertanya, tertawa kecil, tawa yang sangat renyah.

“Ehm. Enggak, Ustadzah. Maksud saya... begini. Jika ada orang yang mencoba meningkatkan kekuatan spiritualnya melalui pernapasan khusus yang ia lakukan di malam hari, apakah itu diperbolehkan dalam agama, Ustadzah? Atau lebih baik ia fokus saja pada sholat malam?” Arief mengganti topiknya sedikit, membuat pertanyaannya lebih 'aman'.

Ustadzah Sofia mengangguk, terlihat tertarik. “Nah, pertanyaan itu bagus, Arief. Segala upaya untuk meningkatkan kekuatan spiritual tentu diperbolehkan, asalkan tidak melanggar syariat dan tidak mengganggu ibadah wajib. Namun, yang paling baik adalah menggabungkan keduanya. Karena kekuatan spiritual sejati itu datang dari hati yang khusyuk, bukan dari teknik napas yang rumit.”

[Aduh, Arief! Kamu fail! Pertanyaan kamu terlalu absurd! Tapi enggak apa-apa, dia terkesan dengan keanehan kamu!], Sist memberikan rapor merah.

Namun, Ustadzah Sofia melanjutkan, “Tapi, terima kasih Arief. Pertanyaanmu unik. Setelah ini, kamu boleh temui saya di kantor guru. Saya mau ngobrol lebih lanjut tentang motivasi spiritual kamu.”

Arief mendadak tegang. Kantor Guru? One-on-one dengan Ustadzah Sofia?

“B-Baik, Ustadzah. Terima kasih,” jawab Arief, hatinya berdebar tak keruan.

Setelah pelajaran selesai, Arief melepas pecinya, menyimpannya di tas. Ia berjalan menuju kantor guru, langkahnya seperti mau bertemu malaikat maut.

Saat ia sampai, Ustadzah Sofia sudah menunggunya di meja kerja. Dia sedang memegang sebuah cangkir keramik.

“Duduk, Arief. Jangan tegang begitu. Saya tidak akan menghukum kamu,” Ustadzah Sofia tersenyum.

Arief duduk. Ia melihat ke meja guru, dan ia melihat sesuatu yang aneh.

Di meja Ustadzah Sofia, selain buku-buku agama, ada beberapa bungkus kecil bubuk kopi yang aneh. Bukan kopi instan biasa, tapi kopi yang tampak gelap dengan aroma rempah yang kuat.

“Ini, Ustadzah ada bikin kopi. Kamu mau coba? Ini Kopi Tujuh Rupa, resep warisan dari nenek saya,” Ustadzah Sofia menyodorkan segelas kopi hangat.

Arief mencium aromanya. Baunya enak, tapi ada nuansa mistis yang samar.

[Arief! Tunggu! Sist memindai item: Kopi Tujuh Rupa – Item Support Spiritual. Deskripsi: Meningkatkan fokus, Karisma spiritual, dan membersihkan aura negatif. Konsumsi! Ini kesempatan!]

“Wih, Kopi Tujuh Rupa. Boleh, Ustadzah. Saya coba ya. Makasih,” Arief langsung menyesap kopi itu.

Kopinya terasa hangat, pahit, dan kemudian manis karena ada madu di dalamnya. Setelah menyesapnya, Arief merasakan energi dingin yang datang dari Teknik Kultivasi Pernapasan Naga Langit di perutnya, bereaksi dengan energi hangat dari kopi.

Ustadzah Sofia menatap Arief dengan rasa penasaran. “Gimana, Arief? Enak?”

“Enak banget, Ustadzah! Kopi ini rasanya... bikin saya ingin bersujud!” Arief berseru, benar-benar tulus.

Ustadzah Sofia tertawa lagi, kali ini lebih keras. “Kamu ini lucu, Arief. Kamu ini anak yang pintar, tapi terlalu banyak pikiran absurd. Jadi, motivasi spiritual kamu yang tadi... apa maksudnya?”

Arief melihat ini sebagai peluang emas. Ia harus tampil jujur dan tulus.

“Begini, Ustadzah. Sebenarnya... saya merasa ada yang kurang dalam diri saya. Saya tahu saya punya banyak hal (uang, teman), tapi saya merasa... kosong. Saya ingin mencari sesuatu yang bisa membuat hidup saya berarti, Ustadzah. Mungkin kalau saya bisa menjadi orang yang lebih soleh dan bisa membantu orang lain, kekosongan ini akan terisi,” Arief berbohong 70%, tapi dengan Karisma 25-nya, kebohongan itu terdengar tulus.

Ustadzah Sofia menatapnya dengan lembut. Matanya yang teduh memancarkan simpati.

“Arief, itu adalah hal yang sangat baik. Rasa kosong itu adalah pertanda bahwa hati kamu sedang mencari Tuhan. Jangan takut. Kamu bisa memulai dengan hal-hal kecil, misalnya, rajin sholat di awal waktu, atau membantu teman-teman kamu yang kesulitan belajar,” Ustadzah Sofia memberikan nasihat tulus.

[Energi Keintiman +10! Interaksi tulus berhasil! Arief, kamu enggak boleh bohong lagi! Dia suka kejujuran kamu!], Sist memberikan saran.

“Baik, Ustadzah. Saya janji. Saya akan mulai sholat di awal waktu. Boleh enggak kalau saya minta Ustadzah menjadi pembimbing spiritual saya?” Arief maju selangkah.

Ustadzah Sofia terkejut. “Pembimbing? Ehm... Boleh. Tentu saja. Kamu bisa datang ke saya kapan pun kamu mau bertanya tentang agama. Saya senang kamu mau berubah, Arief.”

Arief tersenyum puas. Ia sudah punya alasan untuk sering bertemu Ustadzah Sofia!

Arief meninggalkan kantor guru dengan rasa gembira. Ia sudah punya pass VIP ke Ustadzah Sofia!

Di luar gedung sekolah, di balik semak-semak pohon beringin tua, ada sepasang mata merah yang mengintai. Itu adalah Greater Shadow, minion Iblis Kelas C, yang jauh lebih kuat daripada Lesser Shadow yang ia kalahkan dengan gayung. Greater Shadow ini mengincar Ustadzah Sofia karena aura spiritualnya yang kuat mengganggu rencana Iblis Dosa Besar.

[Arief! Bahaya! Greater Shadow Kelas C di belakang pohon beringin! Kekuatannya tiga kali lipat dari yang kamu hadapi di rumah! Dia mengincar Ustadzah Sofia yang baru keluar dari kantor!], Sist memperingatkan.

Ustadzah Sofia berjalan melewati pohon beringin itu, tidak menyadari bahaya yang mengintai.

Greater Shadow itu melompat. Tubuhnya yang besar dan gelap bergerak cepat, siap menerkam Ustadzah Sofia.

“Ustadzah! Awas!” Arief berteriak, dan refleksnya langsung bekerja.

Ia berlari secepat mungkin, mengaktifkan energi dari Kopi Tujuh Rupa dan Pernapasan Naga Langit secara bersamaan.

AGI (Kecepatan) Arief naik drastis! Ia berhasil mencapai Ustadzah Sofia tepat waktu.

Arief mendorong Ustadzah Sofia menjauh dari serangan. DUK! Arief terkena sabetan cakar Greater Shadow di lengan kirinya. Rasanya panas dan perih.

“Arief! Kamu kenapa?!” Ustadzah Sofia berteriak panik, terkejut melihat sosok bayangan gelap itu.

“Enggak apa-apa, Ustadzah! Enggak apa-apa! Enggak usah lihat!” Arief melindungi Ustadzah Sofia dengan tubuhnya.

Greater Shadow itu mendesis, matanya yang merah menyala menatap Arief.

[Arief! Dia Kelas C! Kamu harus gunakan semua kekuatanmu! Pukul core-nya!], Sist menyarankan.

Arief melihat ke sekeliling. Tidak ada gayung. Hanya ada tanah dan debu.

“Oke. Gue harus improvisasi!”

Arief menarik napas dalam-dalam, mengumpulkan energi kultivasi dan energi kopi di tinjunya. Ia melompat ke arah Greater Shadow.

“Jurus Peci Maut!” Arief berteriak, dan ia melemparkan peci hitam milik ayahnya ke wajah Shadow.

Tentu saja, Greater Shadow itu menepis peci itu dengan mudah. Tapi itu hanya pengalihan!

Arief sudah berada di dekatnya. Dengan Karisma dan kegilaannya, ia melakukan hal yang paling absurd: ia mengambil segenggam penuh tanah dan debu di bawah pohon beringin dan melemparkannya tepat ke mata merah Greater Shadow!

“Ambil ini, debu suci tanah beringin! Rasakan debu neraka!”

Greater Shadow itu meraung kesakitan, matanya yang sensitif terhadap materi duniawi terganggu.

Arief tidak menyia-nyiakan kesempatan. Ia melonjak, mendaratkan pukulan keras yang dibantu oleh boost STR 15 miliknya. Pukulan itu mendarat tepat di core dada Greater Shadow.

BLARR!

Greater Shadow itu meledak menjadi asap hitam tebal. Asap itu hilang dengan cepat, meninggalkan bau mesiu dan kapur barus.

Kalahkan ∗GreaterShadow∗ Kelas C. Dapatkan 30 Poin EXP. Energi Keintiman+5 (karena melindungi Target).

Arief terengah-engah, memegang lengannya yang sakit. Ustadzah Sofia bergegas menghampirinya.

“Arief! Kamu berdarah! Apa yang barusan itu? Hantu?!” Ustadzah Sofia panik, matanya terlihat khawatir.

“Ehm. Enggak, Ustadzah. Itu... itu cuma Angin Nakal. Angin yang membawa penyakit, Ustadzah. Untung aja saya bisa ngelawan anginnya,” Arief berbohong, menunjukkan peci hitam ayahnya. “Ini nih, peci saya kena debu. Enggak apa-apa, Ustadzah. Yang penting Ustadzah selamat.”

Arief menahan rasa sakit di lengannya. Ia tahu, kebohongannya kali ini harus sempurna.

Ustadzah Sofia menatap lengan Arief yang tergores. Ia tidak yakin dengan cerita 'Angin Nakal' Arief, tapi dia yakin Arief baru saja melindunginya dari bahaya nyata.

“Ya Allah, Arief. Kamu harus segera diobati. Mari, ikut saya. Saya punya kotak P3K di ruang guru,” Ustadzah Sofia memegang tangan Arief, menuntunnya masuk ke gedung sekolah.

[Arief! Jackpot! Kontak fisik pertama dan dia memegang tanganmu! Boost Energi Keintiman besar! Kamu berhasil!] Sist bersorak riang.

Arief hanya bisa tersenyum. Rasanya sakit, tapi kebahagiaan karena berhasil melindungi Ustadzah Sofia dan mendapatkan kontak fisik dengannya jauh lebih besar.

Misi The Solehot Challenge sudah bergerak ke stage berikutnya.

Di Belakang Sekolah, The Fool Beraksi

Budi Budiman, ayah Arief, sedang berdiri di atap kantin sekolah, mengenakan kostum Cicak Raksasa lengkap dengan ekor yang bergoyang-goyang. Ia mengamati seluruh adegan pertarungan itu dari atas.

“Hahaha! Anakku memang absurd! Melawan Greater Shadow dengan Debu Beringin! Gaya pertarungan yang benar-benar The Fool!” Budi Budiman tertawa kecil.

Ia kemudian mengeluarkan handphone bututnya dan menelepon seseorang.

“Halo, Magician? Ya. Dia berhasil melawannya. Kelas C. Untung dia pakai boost dari Kopi Tujuh Rupa yang aku titipkan ke Sofia. Kopi itu kan resep rahasia Arcana. Hehe.”

Di seberang telepon, suara wanita itu menjawab, “Baik, Leader. Saya akan segera menyiapkan healing potion untuk Arief. Tapi, Anda yakin Kopi Tujuh Rupa yang Anda berikan bukan yang rasa jengkol?”

Budi Budiman terbahak. “Tenang. Itu cuma untuk musuhku. Untuk calon harem anakku, aku kasih yang rasa caramel. Haha!”

Budi Budiman melompat turun dari atap, lalu berubah menjadi seekor Kucing Oren yang berjalan santai menuju warung kopi. Ia harus menyiapkan cosplay baru untuk besok.

1
Adrian Koto
Arief Indiyanto itu siapa thor? jangan2 nama aslinya ya thor? 🤓
Hesperia: nama char andalan dari pertama kali nulis 🗿
total 1 replies
Ardi Provision
pacar SMP sudah jadi Dr mc masih aja SMA itu pun bakal gak lulus karena gak sekolah asik kerjakan misi
Hesperia: wkwk emang aslinya belom final kak, tapi udah ku upload
total 1 replies
Ardi Provision
pdkt terlalu rame akhirnya satu pun gak hasil 😁
Ardi Provision
hadiah uang nya terlalu dikit berat di ongkos
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!