Tuan Daniel, Saya Sudah Move On

Daniel melihat pesan yang dikirimkan oleh Dominic.

Foto Alexander yang sedang meletakkan makanan di piring Kania. tanpa sadar genggaman tangan pada gawainya mengerat.

Kebetulan Serena dan Elisa sedang ada bersamanya, meskipun tidak terlalu jelas, tapi Sera bisa melihat sekilas foto itu.

Foto Kania bersama dengan seorang pria, yang sudah bisa di tebak, Orang itu pasti Alex.

Serena menundukkan pandangannya untuk menormalkan kembali ekspresinya. Setelahnya, Ia kembali bersikap normal seperti tidak terjadi apa-apa.

Serena dengan sabar dan penuh senyuman, menemani Elisa mengobrol dan bermain.

Daniel melirik interaksi keduanya dan tersenyum. Kemudian mengirimkan balasan (?) pada Dominic.

Dominic yang membaca pesan dari Daniel pun merasa bingung, apa maksud dari pesan itu.

Akhirnya Pria yang dipanggil dengan sebutan Dom itu pun menjawab asal.

"Kamu bertanya kami dimana? Di Restaurant daging panggang langganan Kita"

[Aku bertanya kenapa Kamu memotret Mereka tanpa izin?]

[ Karena Dia istrimu. Apa Kamu tidak cemburu?"

[ Berhenti bertingkah dan makanlah dengan baik]

Daniel meletakkan gawainya seraya menggelengkan kepalanya. Serena yang melihatnya kemudian bertanya,

"Apa ada masalah?"

"Tidak ada" Jawab Daniel singkat. Mendengar jawaban itu, senyum Serena semakin melebar.

'Daniel menyembunyikannya, karena takutAku akan marah bukan?' Batin Serena bangga.

Sementara Dominic malah menjadi kesal. Ia ingin melihat reaksi Daniel, tapi pria itu sama sekali tidak memberikan jawaban yang membuatnya puas.

Apa Daniel benar-benar tidak perduli pada Kania seperti yang Ia tunjukkan selama ini?

Tapi, bagaimanapun mereka sudah menikah selama 7 tahun, masa tidak ada perasaan sedikitpun?

Karena terlalu asik bergelut dengan pikirannya sendiri, Dom tidak sadar bahwa Kania dan Alex sudah pergi dari sana. Ia pun mengedarkan pandangannya, dan benar saja, Mereka berdua sudah pergi dari sana.

"Sial!"

Melihat tidak ada lagi sesuatu yang menarik, Dominic pun meninggalkan restaurant itu meski sisa daging yang belum dipanggang di meja nya masih banyak.

"Kamu tahu kalau Pria bernama Dominic itu mengambil gambar Kita?".Tanya Alex yang duduk di kursi penumpang, sementara Kania yang mengemudikan mobilnya.

"Benarkah? Aku tidak memperhatikannya"

Sahut Kania santai.

"Ya, itu sebabnya Aku berusaha semaksimal mungkin agar kita terlihat romantis"

"Hahahaha, pantas saja Aku merasa ada yang aneh denganmu, Kak"

"Aku heran, bagaimana Daniel yang begitu cerdas dan bertalenta, bisa memiliki teman-teman sampah seperti Mereka. Terutama hubungannya dengan Serena. Padahal Dia tahu sejarah keluarga Kalian"

"Ya, mau bagaimana lagi, Di dunia ini ada yang di sebut cinta buta, Cinta buta tidak butuh alasan"

"Maafkan Aku, Kamu pasti jadi kesal karena Aku terus membicarakan orang-orang itu"

"Tidak kak, tenang saja, Aku menganggap Kita sedang membicarakan orang asing. Sungguh, Aku tidak sedih sama sekali"

"Bagus, bagus, baguslah kalau begitu! Baiklah sekarang mari kita bahas tentang pekerjaan. Apa Kita harus menginap di Kantor?"

"Karena deadline kita tersisa 2 hari lagi, maka Kakak tidak boleh keberatan"

"Tentu saja, Proyek ini akan menjadi sumber kekayaan ku, Jadi, Aku juga Akan mempersiapkannya sebaik mungkin"

Malam itu, tidak hanya Kania dan Alex saja yang tinggal di kantor untuk lembur, Rudolf dan tim Programmer inti Guardian Group juga ada di sana. Bagaimanapun, Proyek baru ini sangat menjanjikan, apalagi produk baru ini juga di targetkan bisa mengikuti kompetisi proyek auto pilot lalu lintas dari pemerintah. Jika Guardian Group bisa mendapatkan proyek itu, maka nilai saham mereka pasti akan melonjak. Selain itu, juga bisa membuka jalan lebih luas lagi untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan besar lainnya. Dengan kata lain, keberhasilan proyek ini akan memberikan berbagai keuntungan yang lebih besar lagi.

Jika Guardian Group semakin besar, maka peluang untuk mendapatkan berbagai tender pun akan menjadi lebih besar.

 Jadi, semua tim bekerja dengan penuh semangat semalaman penuh sampai pagi. Agar lusa saat peluncuran produk, semua berjalan dengan lancar dan sempurna.

Kania kembali ke rumah ibunya pukul 9 pagi. Tubuhnya terasa remuk redam karena kelelahan. Tapi, sebelum masuk ke kamarnya untuk beristirahat, Kania selalu menyempatkan diri untuk mampir ke kamar ibunya.

Begitu melihat wajah ibunya yang semakin kurus, Kania kembali di jalari rasa sedih yang amat dalam. Ibunya jadi seperti ini karena Mereka semua. Sebelumnya, Kania tidak mampu membalas karena dia tidak memiliki kekuatan apapun serta dukungan dari siapapun.

Sekarang Ia telah kembali ke Guardian, Alex, profesor Hasan dan rekan-rekannya di kantor adalah pendukung semangatnya. Pamannya juga bekerja keras untuk membangun kembali Ishaq Corporation milik keluarganya.

"Bu, tunggu saja, Aku pasti akan membalaskan rasa sakit dan penderitaanmu karena kejahatan Mereka. Saat ini, Aku sedang berusaha. Do'akan Aku Bu"

Kania meraih tangan Ibunya kemudian mengecupnya dalam waktu lama. Karen Ishaq, wanita cantik dan berbakat ini sekarang terbaring koma selama bertahun-tahun karena penghianatan dan fitnah suami beserta selingkuhannya.

Jika Kania tidak mampu membuat mereka merasakan penderitaan yang sama, maka Ia bukanlah anak yang berbakti.

Kania kembali ke kamarnya setelah berbincang dengan ibunya meskipun bisa di katakan Ia berbicara sendirian. Kania selalu melakukannya, karena Ia yakin, meski Ibunya tidak bergerak, Ia bisa mendengar apapun yang Kania katakan.

Selesai membersihkan diri, Kania langsung menuju tempat tidurnya, matanya sudah sangat berat dan ingin segera terpejam. Begitu selesai membaringkan tubuhnya, Kania mendengar notifikasi dari layar gawainya.

Itu Daniel.

Meskipun malas, Kania tetap membuka pesan itu, takutnya ada sesuatu tentang Elisa.

Ternyata benar.

[Besok ada pertemuan wali murid di sekolah Elisa, Kamu akan datang?]

Cih, biasanya dia tidak pernah repot-repot seperti ini. Cukup bilang saja 'Kamu tidak perlu datang, karena sudah ada Serena' Kania Mencibir dalam hati.

[Tidak. Aku sibuk. Kamu saja yang datang.]

Tanpa menunggu balasan dari Daniel. Kana langsung mematikan ponselnya dan tertidur.

Hari ini adalah hari tenang, Lusa adalahacara peluncuran produk SmartCam miliknya.

Selain tim Programmer yang semalam telah lembur, tim lain dari berbagai departemen, saat ini tengahsibuk mempersiapkan acaranya.

Undangan juga telah di sebarkan ke semua perusahaan baik BUMN ataupun swasta, baik perusahaan besar maupun menengah, tanpa terkecuali termasuk perusahaan Daniel.

Jadi Kania pun harus mempersiapkan diri.

Ia tidak berniat mengumumkan bahwa hampir semua proyek Guardian Group adalah hasil ciptaannya.

Ia hanya akan menunjukkan kemampuannya secara tersirat, agar semua orang yang menebaknya sendiri. Jika sudah saatnya, Ia akan mengumumkannya secara terbuka tentang siapa Dia sebenarnya.

Terutama, demi memberi kejutan pada keluarga Ayahnya yang selalu merendahkan dirinya serta keluarga Ishaq. Kania ingin lihat, saat itu, apa Mereka masih bisa tersenyum.

Bersambung...