NovelToon NovelToon
DOSEN CANTIK YANG JUTEK

DOSEN CANTIK YANG JUTEK

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cintamanis / Romansa-Tata susila / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Chicklit / Tamat
Popularitas:534.9k
Nilai: 5
Nama Author: RADISYA

Asti seorang gadis yang berusia 28 tahun, dan memiliki wajah yang baby face, banyak orang yang mengira bahwa Asti seperti gadis belia.
Asti memiliki otak yang cerdas, piawai dalam berkomunikasi dan mempunyai sifat penyayang.
Berjalannya waktu, Asti mengenal sosok pria bernama Tomi.
Asti terkenal dengan sifatnya yang cuek dan jutek.
Apakah sosok Tomi Berhasil meruntuhkan hati sang dosen cantik yang jutek?
Di balik sikap Asti yang cuek dan jutek, ia bersama-sama temannya memiliki wadah untuk saling bertukar informasi, berbanding terbalik keseruan pada saat dia bersama sama di geng bucin.
Keseruan apa yang ada di geng bucin?
mari kita bersama membaca keseruannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RADISYA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 Hari Apes Pak Eko.

Pertanyaan Pak Eko yang membuat Asti semakin khawatir “ Sekarang, orangnya dimana Dik?”

Tomi yang sesungguhnya sudah beberapa lamanya berdiri di ruang tamu menunggu kesempatan untuk bisa ikut bergabung di teras, merasa itulah kesempatan yang ditunggu-tunggunya itu tatkala mendengar pertanyaan Pak Eko tadi.

“Saya di sini, Pak Eko!” Katanya sambil keluar membawa baki berisi dua gelas sirup dan kacang tadi.

“Selamat petang, Pak!”

“Selamat petang…” Pak Eko menjawab dengan enggan.

Tiba-tiba saja kegembiraannya melihat Asti di rumah tadi, menguap hilang.

Sudah sejak lama ia mendengar nama Tomi dikait-kaitkan dengan Asti, lelaki itu tidak menyukai Tomi.

“Kebetulan saya tadi membuat dua gelas es sirup, Pak."

Mula-mula yang satu untuk Bu Asti. Tetapi karena Pak Eko datang, minuman ini untuk Bapak saja.

Biar saya buatkan lagi untuk Bu Asti!” kata Tomi lagi. Ia berusaha bersikap wajar dan tenang demi menjaga perasaan Asti.

Padahal ia berani bertaruh bahwa Pak Eko merasa tidak suka melihat kehadirannya di rumah ini.

“Tidak usah!” Asti menyela. “Saya tidak haus”

“Kalau begitu, ya sudah saya hanya ingin membantu Ibu saja”

“Terimakasih!”

Pak Eko mentap Asti kemudian menatap Tomi, silih berganti.

“Apakah Dik Asti tidak mempunyai pembantu rumah tangga?” tanyanya kemudian.

“Atau keluarga Dik Asti lainnya?”

“Semua pergi, Mas.Hanya ada aku di rumah…” suara Asti terhenti ketika menyadari bahwa perkataannya itu bisa menimbulkan dugaan-dugaan di kepala Eko.

Tomi tahu itu. Ia merasa kasihan melihat gadis polos itu sehingga lekas-lekas ia turun tangan menolongnya.

“Itulah Pak Eko mengapa ketika Bu Asti membuatkan minuman untuk saya, saya lekas-lekas mengoper pekerjaan beliau.

Tidak enak kan kalau saya sebagai mahasiswa dilayani oleh dosennya,” katanya.

"Sudahlah, Asti mencoba tersenyum meskipun dengan amat susah-payah. “Sekarang silahkan di minum air sirupnya. Ayo Mas Eko” ucap gadis cantik itu.

Untuk menetralisir suasana yang mulai berbahaya, Tomi segera menghirup es di sirupnya.

Pak Ako yang sebenarnya merasa tidak haus, ikut mengambil gelas yang ada di depannya dan menghirup isinya.

“Kacangnya Mas… maaf, cuma ada kacang saja…” kata Asti lagi.

Pipinya mendadak berubah kemerahan ketika teringat kacang nakal yang berhamburan di atas meja tadi menjadi gara-gara pengalaman luar biasa yang baru dialaminya bersama Tomi.

Untungnya Pak Eko tidak memperhatikannya kendati Tomi dengan matanya yang awas menangkap perubahan wajah sang nona rumah.

Hatinya menjadi hangat dengan tiba-tiba. Dan itu memunculkan rasa iba terhadap gadis yang dicintainya itu.

Kehadiran dirinya di antara dia dan Pak Eko pasti membuatnya merasa serba salah.

Sejak Tomi merasakan betapa pasrahnya Asti ketika berada di dalam pelukannya dan betapa pula ciuman balasan yang diterimanya dari gadis iti, ia merasa perjuangannya selama ini, terutama perjuangannya untuk meraih perhatian gadis itu dari Pak Eko, telah menunjukkan suatu hasil yang mengembirakan.

Karenanya, ia tidak lagi terlalu gelisah dan takut kalau Asti terjatuh kedalam pelukan Pak Eko.

Maka sesudah sekali lagi menyeruput habis es sirupnya, Tomi pun melihat arlojinya.

“Bu Asti, Pak Tomi… saya kira urusan saya kemari telah selesai,” katanya kemudian.

Jadi, saya minta undur diri duluan. Terimakasih atas bantuan Bu Asti. Dan maaf juga saya telah menggangu waktu istirahat Ibu”

“Tidak apa…” hanya itu yang bisa terucapkan oleh Asti.

“Mudah-mudahan kalau saya mengalami kesulitan dalam tugas saya ini nanti, Ibu masih bersedia membantu saya kembali”

“Iya”

Tomi lalu tersenyum manis kearah Asti kemudian kearah Pak Eko.

“Nah, Bu Asti dan Pak Eko… saya pamit pulang. Dan selamat petang!” katanya kemudian.

“Selamat petang!” Asti dan Pak Eko secara bersama membalas salam Tomi tadi.

Dengan kepergian Tomi tadi, Asti menyangka bahwa kepergian Tomi tentu akan mengendurkan suasana menekan yang mulai terasa di tempat itu.

Namun ternyata, sangkaan itu keliru. Dengan duduk hanya berdua dengan Pak Eko saja, perasaan Asti menjadi lebih galau.

Bahkan ia merasa seperti kehilangan pegangan!

Saat berbincang-bincang bersama Pak Eko, Asti merasa kesepian dan tidak fokus.

Asti bangun dari tempat duduknya dan menghidupkan lampu terasnya karena hari sudah gelap.

Pak Eko yang masih berbicara walau kuran di respon oleh Asti ia tetap berusaha melanjutkan pembicaraannya.

Asti kembali duduk dan menatap mawar putih yang sedang rimbun memenuhi pohonnya.

Indah sekali tertimpa cahaya lampu teras yang baru saja di nyalakannya. Tanpa Asti sadari ia masuk dalam lamunan.

Ia memang menyukai bunga mawar di samping bunga melati dan bunga lainya.

Tetapi mawar adalah favoritnya. Mawar apa saja tidak ada kecualinya. Hanya kebetulan saja di antara, mawar-mawarnya, mawar putihnya lah yang tidak pernah berhenti berbunga.

Tetapi meskipun demikian, mawar putih adalah banga favorit nya. Tomi pernah mengiriminya mawar putih dalam rangkaian yang begitu indah, mawar putih lalu menjadi sesuatu yang berbeda.

Setiap matanya melihat mawar putihnya, setiap itu pula ia teringat Tomi. Teristimewa sekarang ketika ia menatap bunga mawar putihnya itu.

Ia teringat pengalaman mendebarkan di dapur belum lama tadi.

Sungguh mati, ia tidak pernah bisa menahan dirinya sendiri, mengapa kemarahan, kejengkelan dan rasa sebalnya terhadap Tomi bisa hilang begitu saja ketika lelaki itu menciumnya.

Bahkan ketika lelaki itu baru menggenggam tangannya. Benar-benar berbahaya situasi yang sedang dihadapinya itu.

Ia tidak ingin mengikat tali perasaan dengan siapa pun saat ini. Apalagi dengan Tomi, mahasiswanya sendiri.

Terlebih-lebih, si mahasiswa itu tidaklah termasuk mahasiswa yang berprestasi.

Kalau ada orang yang tahu bahwa ada apa- apa di antara dirinya dengan Tomi, pasti akan terjadi keramaian di kampus.

Entah kemana nanti mukanya harus di sembunyikan dari tatapan para dosen dan dari pada mahasiswanya.

“Bagaimana Dik Asti, Apakah kau bersedia?”

suara Pak Eko yang tiba-tiba terdengar, memasuki telinga Asti dan membuyarkan lamunannya tadi.

“Menonton film bersamamu?” tanya Asti sambil mengalihkan pandangan matanya dari mawar putih kearah Pak Eko.

“Ya. Ada film bagus sekali lho Dik!”

“Bukannya aku menolak lho Mas, tetapi Mas kan melihat sendiri aku sedang menunggu rumah! sahut Asti.

“Tapi saya mau diajak orang tua dan bibi ku, aku tidak mau ikut pergi bersama mereka”

“Baiklah kalau begitu. Masih ada lain waktu,” sahut Pak Eko menahan rasa kecewanya.

“Mau kan kalau aku mengajakmu jalan-jalan sekedar melihat-lihat suasana lain?”

“Mudah-mudahan, Mas. Itu tergantung kondisi dan situasinya!” Asti berkata sejujurnya.

Pak Eko menatap Asti dengan tatapan yang mengandung rasa ingin tahu. Pandangan mata itu begitu telanjang memperlihatkan perasaannya.

“Aku sudah berulangkali ke sini, loh Dek Asti. Tetapi kau selalu tidak ada dirumah!” katanya kemudian.

“Bolehkah aku tahu apa kepergianmu itu berkaitan dengan seseorang?”

“Seseorang? Siapa maksudmu, Mas?

“Yah, dengan seseorang yang istimewa tentu saja”

“Kenapa itu kamu tanyakan, Mas?”

“Maksudku, kalau memang kau sudah mempunyai seseorang yang khusus, aku tidak akan mengajakmu pergi!”

Asti menahan nafasnya beberapa saat lamanya. Lelaki itu sudah mulai membuka isi hatinya.

Ingin sekali ia mengatakan bahwa ia sudah mempunyai seseorang yang khusus untuk mejawab pertanyaan Pak Eko tadi.

Tetapi ia tahu betul bahwa pada suatu ketika nanti Pak Eko yang sangat memperhatikannya mempunyai hubungan pekerjaan dengannya itu akan melihat bahwa jawabannya itu bohong.

Namun, kalau ia mengatakan belum mempunyai teman khusus, besar kemungkinannya lelaki itu akan semakin sering mencoba mendekatinya.

Serba susah jadinya. Namun toh pertanyaan Pak Eko harus dijawabnya juga. Lelaki itu menantikannya.

“Teman khusus sebagai kekasih, maksud mu kan Mas?”

Asti berusaha mencari jawaban yang tepat kepada Pak Eko agar tidak ada lagi pertanyan dan tidak juga memberi ia harapan padanya, Asti yang merasa semakin bingung dengan situasi yang dia hadapi saat ini. Belum pecah pemikirannya tentang Tomi, datang lagi ini si Pak Eko, dalam pikirannnya.

1
vera tri
terlalu bertele-tele ceritanya....
Okta Rahayu
Lumayan
Karate Cat 🐈
seru
SalsaDCArmy
bagus ceritanya 🥰
Allessha Nayyaka
terhanyut oleh cerita nya
sangat keren
༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸
akhirnya sah jg asti ma tomi..Alhamdulillah
🍭ͪ ͩSIT SUM❤❤
belah duren di pending nyampe selesai resepsi di hotel ya
🍁FAIZ❣️💋🄽🄸🅃🄰👻ᴸᴷ
kisah cinta author nih😊
🍭ͪ ͩSIT SUM❤❤
alhamdulillah sah....
Elisabeth Ratna Susanti
top 👍
🦋⃟ℛ🍾⃝ᴅͩʀᷞɪͧᴇᷠᴀͣʀ♕ᴬ∙ᴴ࿐
alhamdulillah... akhirnya sudah sah juga☺
🦋⃟ℛ🍾⃝ᴅͩʀᷞɪͧᴇᷠᴀͣʀ♕ᴬ∙ᴴ࿐
waah tinggal menunggu selangkah lagi, sehabis ini Asti dan Tomi ijab kabul, dan akhirnya mereka sah, trus tunggu launching Asti dan Tomi junior 🤭🤭
Elisabeth Ratna Susanti
like plus 🌹
Elisabeth Ratna Susanti
maaf baru sempat mampir di karya keren ini 😍
🦋⃟ℛ🍾⃝ᴅͩʀᷞɪͧᴇᷠᴀͣʀ♕ᴬ∙ᴴ࿐
mama Laras jangan capek2 yaa, biar saat hari H tetap fit, moga aja semuanya lancar, Tomi dan Rasti segera halal dan segera memberikan cucu
🍭ͪ ͩSIT SUM❤❤
tinggal ijab kabul.... moga lancar
Elisabeth Ratna Susanti
asyik nih 😍😍😍
jhon teyeng
enak pacaran hbs nikah mau apapun jg sdh halal. nikmat lhoh😁
🦋⃟ℛ🍾⃝ᴅͩʀᷞɪͧᴇᷠᴀͣʀ♕ᴬ∙ᴴ࿐
bener banget itu eyang, mangkanya lebih baik pacarannya setelah menikah, kan enak sudah halal, karena kebanyakan orang-orang jaman sekarang, gaya pacarannya sudah gak sehat
🦋⃟ℛ🍾⃝ᴅͩʀᷞɪͧᴇᷠᴀͣʀ♕ᴬ∙ᴴ࿐
hihihi sabar Ry, mangkanya abis ini Maryam segera kamu lamar terus secepatnya kamu nikahi biar bisa sama Maryam terus🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!