NovelToon NovelToon
KAISAR DEWA SEMESTA

KAISAR DEWA SEMESTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Fantasi Timur / Romansa Fantasi / Identitas Tersembunyi / Perperangan / Penyelamat
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Long Zhu, Kaisar Dewa Semesta, adalah entitas absolut yang duduk di puncak segala eksistensi. Setelah miliaran tahun mengawasi kosmos yang tunduk padanya, ia terjangkit kebosanan abadi. Jenuh dengan kesempurnaan dan keheningan takhtanya, ia mengambil keputusan impulsif: turun ke Alam Fana untuk mencari "hiburan".

Dengan menyamar sebagai pengelana tua pemalas bernama Zhu Lao, Long Zhu menikmati sensasi duniawi—rasa pedas, kehangatan teh murah, dan kegigihan manusia yang rapuh. Perjalanannya mempertemukannya dengan lima individu unik: Li Xian yang berhati teguh, Mu Qing yang mendambakan kebebasan, Tao Lin si jenius pedang pemabuk, Shen Hu si raksasa berhati lembut, dan Yue Lian yang menyimpan darah naga misterius.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5: Satu Inci dan Seorang Pembawa Tas

Mata Li Xian terpaku pada tempat Shen Hu berdiri. Tanah di sana retak. Kekuatan sebesar itu... gagal total.

Bukan "sulit". Bukan "hampir". Itu mustahil.

Gelombang keputusasaan yang dingin, lebih dingin dari lumpur malam, akhirnya menembus keras kepalanya. Tiga hari perjuangan, penghinaan, rasa sakit—semuanya sia-sia.

Orang tua itu telah mempermainkannya. Dia telah menjadikannya tontonan desa.

Api di mata Li Xian padam, hanya menyisakan bara keputusasaan yang pahit. Dia tidak lagi berusaha mengangkat. Dia hanya duduk di sana, bersandar pada batu yang telah mengalahkannya, terlalu lelah untuk menangis, terlalu hancur untuk marah.

Langkah kaki pelan terdengar di atas tanah yang kering.

Zhu Lao berhenti di depannya. Bayangannya menutupi Li Xian dari sisa cahaya sore. Kakek tua itu menguap lebar, sama sekali tidak peduli.

"Sudah menyerah?" tanya Zhu Lao.

Suara Li Xian serak, pecah karena dehidrasi dan debu. "Itu mustahil."

"Oh?"

"Bahkan Shen Hu tidak bisa menggerakkannya," bisik Li Xian. "Kau... kau tahu itu. Kau hanya ingin menertawakanku."

Zhu Lao memiringkan kepalanya. "Aku tahu itu berat. Aku tidak tahu itu mustahil." Dia membungkuk, matanya yang tampak mengantuk mengamati batu itu seolah-olah baru pertama kali melihatnya. "Hmm."

Dia mengulurkan jari telunjuknya yang kotor. Kukunya panjang dan sedikit kuning.

"Mungkin," kata Zhu Lao, "kau hanya tidak memintanya dengan baik."

Dia mengetuk Batu Kura-kura.

Ting.

Itu adalah suara kecil yang jernih, seperti kerikil yang dijatuhkan ke dalam sumur yang dalam. Tidak ada cahaya, tidak ada getaran, tidak ada pertunjukan kekuatan. Hanya satu ketukan kecil yang nyaris tak terdengar.

Di dalam lautan kesadaran Long Zhu, sebuah perintah sederhana diberikan. Segel Paku Semesta Sembilan Juta Tahun, lepaskan sedikit dari penahannya.

Di luar, Zhu Lao menguap lagi, punggungnya berbunyi krek saat dia berdiri tegak.

"Nah," katanya, menepuk-nepuk debu imajiner dari jubah goni-nya. "Sepertinya ada serangga kecil di dalamnya. Sudah kuusir. Coba lagi."

Li Xian menatapnya. Dia pasti sudah gila. Kakek ini pasti sudah gila.

"Apa... apa yang kau lakukan?"

"Menyingkirkan serangga," ulang Zhu Lao, tidak sabar. "Apa kau akan mengangkatnya atau tidak? Aku mulai lapar lagi. Aku ingin 'Ayam Iblis Neraka' itu lagi, tapi aku butuh seseorang untuk membayarnya."

Sesuatu dalam diri Li Xian putus. Logika tidak lagi penting. Rasa sakit tidak lagi penting.

Ini adalah kesempatan terakhir.

Dia tidak peduli lagi jika dia mempermalukan dirinya sendiri. Dia tidak peduli jika tulangnya patah. Dia menolak untuk mati di depan batu ini.

Dengan raungan yang bahkan tidak terdengar seperti manusia lebih seperti suara binatang yang terpojok Li Xian menempatkan semua sisa berat badannya yang kurus di bawah tepi batu. Dia tidak menarik dengan tangannya. Dia mendorong dengan punggung, kaki, dan setiap sisa terakhir dari tekadnya yang terkoyak.

Dia memfokuskan semua kebenciannya pada tiga hari terakhir ke dalam satu titik kontak.

Matanya memutih.

KRRRRRRRRRRKKKK....

Itu adalah suara yang paling mengerikan dan paling indah yang pernah didengar Li Xian. Itu bukan suara otot yang robek. Itu adalah suara batu yang menyeret tanah.

Batu Kura-kura, paku semesta yang telah beristirahat selama sembilan juta tahun, bergeser.

Itu tidak terangkat. Itu tidak terguling.

Itu bergeser.

Satu inci.

Goresan sepanjang satu inci kini terlihat jelas di tanah kering tempat batu itu semula berada.

Keheningan total menyelimuti alun-alun desa.

Li Xian membeku, masih dalam posisi mendorong, tidak berani bergerak. Matanya yang merah dan bengkak menatap goresan itu. Dia melakukannya. Dia... melakukannya?

Lututnya gemetar, lalu menyerah. Dia ambruk ke samping, terengah-engah seperti ikan yang baru ditarik dari air. Dia mencoba tertawa, tetapi yang keluar hanyalah batuk kering.

Zhu Lao mengangguk dalam-dalam, seolah sedang menilai kualitas sebuah lobak di pasar.

"Hmph. Satu inci," katanya. "Kau baru saja memindahkannya. Kau tidak mengangkatnya. Tapi kurasa janjiku adalah 'mengangkat', bukan? Ah, terserahlah. Cukup dekat."

Kaisar Dewa Semesta menatap anak laki-laki yang pingsan karena kelelahan di kakinya. Anak itu kotor, berdarah, dan benar-benar hancur. Fondasinya buruk, bakatnya biasa saja. Tapi tekadnya... tekadnya memiliki kualitas Dao.

"Baiklah," kata Zhu Lao. "Kau tidak sepenuhnya tidak berguna."

Dia menyenggol Li Xian dengan sandalnya yang reyot. "Bangun. Kau belum mati."

Li Xian hanya bisa mengerang.

"Bangun," ulang Zhu Lao, lebih tegas. "Karena kau sudah berhasil menggerakkan 'batu kecil' itu, kau boleh ikut denganku."

Li Xian berhasil mengangkat kepalanya, matanya dipenuhi kebingungan. "Ikut... denganmu? Kemana?"

"Mencari makan," kata Zhu Lao, seolah itu adalah hal yang paling jelas di dunia. "Dan setelah itu, kita cari tempat untuk tidur. Dan besok, kau bisa mulai menyapu halaman."

"Menyapu... halaman?"

"Tentu saja." Zhu Lao berbalik dan mulai berjalan pergi, tidak menoleh ke belakang untuk melihat apakah Li Xian mengikutinya. "Kau sekarang adalah murid" dia berhenti, mempertimbangkan. "Bukan. Kau adalah pembawa tasku. Murid adalah gelar yang terlalu muluk."

Li Xian menatap punggung bungkuk lelaki tua itu. Dia telah melakukan hal yang mustahil. Kakek ini, yang tampak gila dan pemalas, telah melakukan sesuatu pada batu itu. Sesuatu yang ajaib.

Ini adalah kesempatannya. Kesempatan yang dia latih di lumpur setiap hari.

Dengan erangan terakhir yang menyakitkan, Li Xian menggunakan sisa-sisa kekuatannya untuk bangkit, pertama berlutut, lalu berdiri, tubuhnya bergoyang-goyang seperti ranting dalam badai.

"Tunggu!" teriaknya dengan suara serak.

Dia tersandung, lalu berlari kecil, mencoba mengejar kakek tua yang aneh itu.

"Siapa namamu, Kakek?" tanya Li Xian, terengah-engah.

"Zhu Lao."

"Aku Li Xian!"

"Aku tahu," kata Zhu Lao. "Sekarang diamlah. Aku sedang memikirkan di mana kita bisa menemukan anggur yang enak di kota berikutnya."

1
Yanka Raga
🤩😎
Yanka Raga
😎🤩
Yanka Raga
ttap extra semangaaat yaa💪
Yanka Raga
oke Thor 👍👌
Yanka Raga
😎😍
Yanka Raga
😍😎
Yanka Raga
😎😍
Yanka Raga
😍😎
Yanka Raga
awal dari usaha tekad yg kuat
😍💪
Yanka Raga
🤩😎
Yanka Raga
truslah pd tekad yg kuat Li Xian
💪
Yanka Raga
😎🤩
Yanka Raga
🤩😎
Yanka Raga
😎🤩
Yanka Raga
huahaaa , , , kutivator puncak tertinggi tersedak rasa cabai 🤭
Yanka Raga
cabe2an kaliee 😆🤭
Yanka Raga
🤩😎
Nanik S
Alur dan cerita yang bagus
Nanik S
Gurunya keren sekali
Nanik S
Li Xian Koki dapur yang Gagal
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!