Mengejar Gadis SPG

Keesokan harinya mereka sudah siap untuk pulang ke rumah Affan,

Hari ini Alea tidak jogging lagi, karena suaminya mengajak untuk kerumahnya saat pagi-pagi, jadinya setelah sarapan mereka bersiap-siap.

Alea mengenakan celana kulot berwarna cream di padukan dengan blouse berwarna putih serta jilbab senada dengan celana nya , tak lupa sepatu kets berwarna putih, penampilan nya yang sederhana tetapi terlihat berkelas.pp

"ayo " ajaknya membuka pintu mobil untuk alea duduk,

dengan patuh"Alea segera masuk ke mobil sang suami, tatapan nya datar, tak ada raut ketakutan di sana, padahal untuk pertama kalinya dia akan menemui mertuanya,

Affan duduk di kursi kemudi, sesekali melirik sang istri yang sedang menatap jalanan di depannya.

suasana di dalam mobil terasa hening, karena tidak ada yang memulai percakapan, Mereka sibuk dengan pemikirannya masing-masing, setelah 20 menit mereka memasuki kawasan elit... tetapi lagi-lagi Alea tidak merasa takjub, seolah-olah kehidupan mewah sudah terbiasa baginya, itu yang ada di pikiran Affan.

sang penjaga yang sudah mengetahui bahwa mobil tersebut milik Tuan mudanya, langsung membuka gerbang otomatis itu lebar-lebar.

"selamat pagi tuan muda..."sapa nya dengan sopan.

"hemmmm"

Alea sampai menautkan kedua alisnya tidak percaya dengan respon sang suami, dingin juga datar, tetapi kenapa dengan dirinya sifatnya agak lain ya...

Affan menghentikan mobilnya Di pelataran mansion miliknya yang terlihat sangat mewah juga luas.

Affan turun terlebih dulu, lalu membuka pintu mobil untuk sang istri.."ayo... turun " ajaknya lembut.

"terimakasih" ucapnya tersenyum ramah.lalu turun dari mobil.

Deg

Deg

Deg

Jantung Affan berdebar semakin kencang, melihat senyum sang istri yang begitu sangat menawan.membuat dirinya ingin pingsan.

"ayo ...kak" ucapnya, lagi-lagi membuat Affan semakin jantungan mendengar nama panggilan untuknya itu.

" kak..." Alea menggoyangkan lengan sang suami.

" eh eh iya" jawab nya terbata, Alea mengerutkan kedua alisnya heran kenapa sepertinya suaminya yang gugup, harusnya kan dirinya yang gugup.

mansion mewah bergaya Eropa itu kini terpampang jelas di depan mata Alea, tetapi dirinya lagi-lagi tidak ada reaksi apapun, Affan memperhatikan raut wajah istrinya sejak tadi yang tetap sama, datar tanpa ekspresi.seolah-olah, kemewahan yang ada di depannya tidak ada arti.

Pilar-pilar,tinggi menjulang dengan ornamen klasik semakin menambah kemewahan mansion-nya

" bolehkah aku menggandeng tangan mu?" tanya Affan pelan, takut istri nya itu tidak mau, tapi malah di luar dugaan, istrinya langsung menggenggam tangan nya, membuat dirinya semakin grogi, gugup tak karuan setelah tangan nya bersentuhan dengan sang istri.

"ayo ..."

Mereka berjalan saling bergandengan tangan, seorang pembantu yang melihat Tuan mudanya pulang dengan membawa seorang wanita langsung berlari ke dalam rumah dan menuju ke ruang makan, karena saat ini majikannya sedang sarapan.

"permisi tuan besar, nyonya,maaf mengganggu , di luar... tuan muda pulang dengan membawa seorang gadis yang sangat cantik serta masih terlihat sangat muda, mereka bergandengan tangan sangat mesra, sambil melirik tidak suka dengan gadis manja juga sombong di samping nyonya Karin" ucapnya menunduk takut apalagi tiba-tiba mengganggu majikannya yang sedang sarapan.

Tuan Iqbal dan nyonya Karin saling pandang, sementara cinta meremas tangan nya kuat-kuat di bawah meja.

"siapa mah?" tanya Tuan Iqbal kepada istrinya, siapa tahu istrinya sudah tahu.

Nyonya Karin mengangkat kedua bahunya "tidak tahu Pah, semenjak kita pulang ke rumah ini, Mama belum pernah melihat Affan lagi, apalagi dengan seorang wanita..."

Tuan Iqbal mengangguk, "Ayo selesaikan sarapannya dulu, lalu kita keluar" ucapnya tanpa bisa di bantah.

Nyonya Karin saling tatap dengan cinta, merasa sangat penasaran dengan Affan yang katanya membawa seorang gadis., mereka segera menyelesaikan sarapannya.

"ayo Pah ...kita kedepan"ajak Nyonya Karin antusias Karena rasa penasarannya yang begitu besar.

***

Sementara diruang tamu yang begitu luas, dengan lampu kristal yang menggantung di tengah-tengah, menambahkan kesan hangat di ruang itu, sofa panjang berwarna putih gading menambah kesan klasik , Affan dan Alea sedang duduk mengobrol, di meja tamu sudah ada dua cangkir teh hangat dengan biskuit sebagai teman mengobrol mereka.

"bik.... mereka dimana...?" tanya Affan sopan kepada bik sum, orang yang sedari kecil merawat nya.

"masih sarapan den, sebentar lagi akan kesini, bibi permisi dulu, masih ada yang harus di kerjakan, silahkan di nikmati dulu teh nya" ucapnya tersenyum sopan, apalagi melirik gadis cantik yang berpakaian sopan di samping tuan mudanya, bik sum merasa senang.

"iya bik, terimakasih" balasnya tak kalah ramah, berbeda sekali dengan para penjaga dan pembantu yang lainnya, terlihat lebih dingin dan tidak peduli.

"dia bik sum, orang yang sedari kecil, merawat ku , seperti merawat anaknya sendiri, karena memang bik sum tidak memiliki anak, dia seorang janda yang ditinggal oleh suaminya tapi tidak mau menikah lagi, malah mengabdikan dirinya di keluarga ini" tutur Affan membuat Alea tersentuh, bukan hanya dirinya saja yang berada di dunia ini seorang diri, di luar sana masih banyak yang seperti dirinya, contohnya seperti teman-teman di panti nya, dibesarkan dari kecil tanpa orang tua, tetapi menganggap semuanya seperti saudara.

tak tak tak...

Terdengar bunyi heels seseorang dari arah ruang makan....

Affan dan Alea menoleh,

seketika itu juga wajah mereka tercengang setelah melihat gadis yang disebutkan oleh pembantunya tadi, ternyata gadis SPG itu yang sudah mempermalukannya di hadapan semua orang.

wajah Nyonya karin merah padam, melihat gadis di depannya ini, dia langsung melangkah lebih cepat mendahului sang suami, dan sudah siap melayangkan Tangannya untuk menampar alea kembali, tetapi di tahan oleh putranya.

"hap...."

"turunkan tangan mama..." ucap Affan begitu dingin, melihat dengan mata kepalanya sendiri mamanya akan menampar sang istri.

"apa maksudmu membawa wanita rendahan itu ke sini Affan ?" tanya Nyonya Karin menatap tajam Alea, yang sayangnya Alea tidak merasa takut sedikitpun.

Sedangkan tuan Iqbal yang tidak tahu apa-apa, merasa bingung.

" sebenarnya ada apa, Kenapa tiba-tiba raut wajah kalian berubah...." lalu menoleh ke arah Alea.

" dan kau Affan, siapa gadis yang sedang bersamamu?" tanya tuan Iqbal menatap Alea dengan tatapan yang sulit diartikan.

"perkenalkan... mah pah, dia Alea.....istriku" ucap Affan datar, dan menatap lembut ke arah istrinya.

duarr.... seperti ada petir yang menghantam mereka...

"APA MAKSUDMU AFFAN...?" teriak Nyonya Karin tidak terima.

Sementara cinta memundurkan tubuhnya beberapa langkah kebelakang, karena shock dengan apa yang Affan katakan.

"seperti yang Mama lihat... gadis di sampingku ini, adalah istriku..." balas Affan meraih pinggang ramping sang istri agar lebih dekat dengannya.

" ishhh, bukan begini juga kali" gerutu Alea dalam hati risih, karena terlalu dekat dengan suaminya. apalagi ditatap horor oleh ketiga orang tersebut.

"jangan bercanda Affan" kata Tuan Iqbal masih belum percaya dengan apa yang dikatakan oleh putranya itu.

"Affan serius, Alea adalah istri ku, kami sudah menikah kemarin, dan kami saling mencintai" ucap Affan dengan mantap dan tersenyum ke arah Alea, sementara Alea memaksakan senyum palsu nya untuk membalas senyuman sang suami.