Suamiku Dosen Mesum

"Tapi tunggu!" Reyhan mencegah Lolita dan juga Wira yang sudah melangkah menuju mobil mereka masing-masing.

"Gue lupa bilang sama lo, kalau orang suruhan gue sudah dapat info tentang orang yang dicurigai memasukkan obat ke minuman lo sama Tata!"

Deg...

Jantung Lolita berdetak dengan begitu keras. Dia benar-benar gugup dan ketakutan saat ini.

"Mati aku!" Batin Lolita karena menganggap jika orang suruhannya telah berhasil ditemukan oleh Reyhan. Dia sebentar lagi pasti akan menjadi bulan-bulanan banyak orang karena ulahnya itu.

"Siapa orang itu?" Wira pun tampak langsung begitu antusias. Namun terlihat sekali kilatan amarah di manik matanya itu. Pasti Wira sangat membenci Lolita ketika Wira tau semuanya.

"Sayangnya orang itu belum ditemukan. Hanya saja orang itu bukan dari EO. Orang itu sengaja dikirim oleh dalang yang sebenrnya untuk menyamar menjadi pelayan kemudian memasukkan obat ke minuman lo dan Tata!"

"Huhhhh!" Lolita membuang nafasnya dengan lega saat ini. Hampir saja jantungnya copot karena mendengar Reyhan tau tentang kejadian malam kelam itu. Pastinya Lolita yang akan disalahkan.

"Kenapa kamu kok kaya lega gitu?" Heran Wira.

"E-enggak papa kok Bang! Ayo kita berangkat!"

Lolita lebih dulu melesat memasuki mobilnya dan buru-buru untuk berangkat dulu. Dia tidak ingin gerak-geriknya dicurigai oleh Wira dan yang lainnya.

Dia sudah cukup dibuat jantungan dengan ucapan Reyhan tadi. Sepertinya Lolita harus kembali waspada karena bisa saja Reyhan dan Wira menemukan orang suruhannya itu. Meski Lolita telah memastikan semuanya bersih, namun siapa tau jika Reyhan bisa menemukan orang itu karena bantuan orang-orang suruhannya.

Saat tiba di kampus, orang yang pertama kali ingin Lolita temui adalah Exel. Kemarin dia belum sempat bertemu dengan Exel karena jadwal kuliah mereka yang berbeda. Jadi sekarang, Lolita sedang menunggu Exel di taman kampus seperti biasa.

"Hay Ta! Pagi banget, tumben?!" Dara datang membawa camilan ditangannya kemudian duduk di samping Lolita.

"Gimana nggak pagi, sekarang Dosen yang selalu datang pagi dan selalu ada jadwal kuliah pagi sudah ada di rumah ku. Jadi, mau nggak mau aku harus mengimbanginya daripada kena omel Mami dan Papi!"

"Cieee sekarang sudah mulai jadi Istri soleha ternyata!" Ledek Dara.

"Bukan istri soleha, tapi Istri yang menjalani semuanya dengan sangat terpaksa! Aku nggak tau Ra, sampai kapan semua ini akan berakhir!" Lolita terlihat sangat frustasi.

"Cobalah menerima semuanya Ta. Gue yakin, suatu saat nanti lo bakalan menerima Pak Wira. Sekarang ya, memilih suami itu bukan hanya modal ganteng doang. Dari kaca mata gue, Pak Wira itu orang yang sangat bertanggung jawab. Buktinya dia berani mengambil keputusan untuk menikahi kamu padahal dia sudah punya pacar. Pak Wira juga orangnya disiplin dan dewasa, kayaknya dia tipe laki-laki yang cocok untuk dijadikan suami!"

Lolita tampak terdiam, kalau dipikir-pikir, apa yang Dara katakan itu memang benar adanya. Tapi untuk menerima pernikahannya dengan Wira, itu sangatlah berat karena hatinya masih terpaut pada pria lain.

"Samping itu, lo juga bisa merealisasikan niat balas dendam lo itu. Gunakan kesempatan ini Ta, meski sebenarnya menikah dengan Pak Wira itu sudah membuat lo mamang dari Gina!"

"Benar juga apa kata kamu Ra. Tapi gimana sama Exel?" Lolita tentu masih memikirkan tentang kekasihnya itu.

"Sayang!"

Lolita akhrinya melihat Exel setelah kemarin tidak menemukan keberadaan pria itu di kampus.

"Ex?" Gumam Lolita.

"Gimana kabar kamu hmm? Gimana ceritanya kamu bisa menikah sama pria pilihan orang tua kamu itu?" Exel langsung duduk di samping Lolita.

Sampai sekarang Exel belum tau tentang penyebab pernikahan Lolita begitu pula siapa pria pilihan orang tuanya itu.

"Jahat kamu Ex!" Lolita memukul bahu Exel dengan cukup keras. Dia meluapkan kemarahannya pada pria itu.

"Kamu nggak datang! Aku nggak percaya kalau kamu cinta sama aku!" Mata Lolita berkaca-kaca karena terlalu kecewa pada Exel.

"Maafkan aku sayang. Tapi aku sudah jelaskan kenapa aku tidak bisa datang. Andai saja aku tidak terlibat kecelakaan, aku pasti sudah datang dan menyelamatkan nmun dari pernikahan itu!"

"Sudah terlambat Ex. Sekarang aku sudah menikah. Aku sudah menjadi Istri orang lain!" Lolita menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Dia tak mau air matanya dilihat oleh banyak orang disekitarnya.

Sementara Dara, dia hanya diam menatap sahabatnya. Dia tidak bisa ikut campur masalah Lolita dengan Exel untuk saat ini.

"Tapi gimana ceritanya kamu bisa menikah secepat ini sayang? Kenapa orang tua kamu terkesan buru-buru menikahkan kkamu?" Exel tentu saja merasa curiga karena sebelumnya Lokita juga tidak pernah menyinggung tentang perjodohan dan pernikahan.

"Aku.." Lolita menatap Exel. Dia menjadi begitu gugup. Dia bingung harus menceritakan semuanya pada Exel atau tidak. Kalau Lokita menceritakan yang sebenrnya, dia takut Exel akan membencinya dan menganggapnya wanita murahan. Tapi kalau tidak, alasan apa yang ia berikan pada Exel

"Maaf karena kemarin aku tidak bicara yang sesungguhnya sama kamu. Sebenarnya aku dijebak seseorang hingga membuat ku tidur dengan seorang pria!"

"APAAA!!" Suara Exel yang begitu terkejut membuat beberapa orang disekitar menatap ke arah mereka.

"Siapa yang berani meniduri kamu!" Geram Exel.

"Bisa pelan dikit nggak!" Tegur Dara.

"Siapa orang itu sayang?!" Mata Exel tampak mengkilap.

"Pria itu juga dijebak Ex. Kami sama-sama dijebak dan kami tidak tau siapa pelakunya. Waktu acara kampus kemarin, Tiba-tiba saja aku sudah terbangun di sebuah kamar bersama dengan pria itu!" Lolita masih belum berani mengatakan siapa orang itu pada Exel.

"Bohong, pasti orang itu sengaja mau memiliki kamu dan meniduri kamu kan? Atau jangan-jagan kamu juga sama-sama menginginkan pria itu?"

"Jaga ucapan kamu Ex!!" Kali ini Lolita menatap Exel dengan tatapan penuh rasa kecewa.

"Aku bukan wanita murahan yang bisa tidur dengan siapa saja. Bahkan aku masih tidak percaya kalau hal ini terjadi padaku!" Lolita kembali tertunduk. Dia kecewa dengan Exel yang menuduhnya demikian, namun dia meras malu.

"Jadi siapa pria itu sayang? Siapa.oria yang telah menjadi suami kamu itu?!" Desak Exel ingin tau. Wajahnya sudah seperti singa yang siap menerkam mangsanya.

"Dia, Laki-laki itu..." Lolita tampak begitu ragu-ragu. Dia takut kalau Exel akan marah dan meluapkan emosinya pada Wira.

Exel pasti mengira jika Wira sengaja memanfaatkan kesempatan untuk meniduri Lolita. Padahal sebenarnya semua masalah berasal dari Lolita itu sendiri. Itu kenapa sampai sekarang Lolita tidak pernah menyalahkan untuk kejadian malam itu.

"Iya, siapa dia?"

"Saya laki-laki itu!!"