Suamiku Dosen Mesum

Suamiku Dosen Mesum

Wiro Sableng

Lolita tampak lesu ketika turun dari mobilnya. Hari ini dia benar-benar tak bersemangat karena matanya terasa begitu berat. Kalau saja hari ini tidak ada jadwal kuliah pagi, saat ini dia pasti masih asik bergelung di bawah selimut tebalnya.

Sayangnya Dosennya itu benar-benar menyeramkan. Selain harus masuk kelas tepat waktu, Dosennya itu juga terkenal pelit nilai. Dengan wajahnya yang dingin itu, sudah mampu mengintimidasi banyak orang. Kalau istilahnya sekarang, orang-orang menyebutnya sebagai dosen killer.

Brug...

Buku-buku tebal yang ada di tangan Lolita jatuh berhamburan karena dia menabrak seseorang.

"Maaf maaf, aku nggak sengaja!" Lolita langsung memungut buku bawaannya tanpa melihat siapa yang ia tabrak.

Tapi saat ia melihat sepatu kulit berwarna hitam yang mengkilap, kepalanya langsung mendongak untuk memastikan.

"M-maaf Pak, s-saya tidak sengaja!" Rasanya benar-benar gugup sekaligus takut. Orang yang ia tabrak ternyata adalah Dosen yang sejak tadi ada dipikiran Lolita. Dosen killer yang ingin dia hindari.

"Kalau ngantuk, lebih baik tidur di rumah!" Ucap pria berlawanan tinggi dan gagah itu. Kemudian pergi begitu saja sampai membuat Lolita melongo.

"Iishhh!!" Lolita memukul-mukul udara didepannya seolah Dosen itu masih ada di depannya.

"Dasar Wiro sableng!!" Bibirnya masih saja bergumam walau Dosen yang ia sebut Wira sableng itu sudah menjauh.

"Nggak sadar apa kalau badannya tinggi besar kaya gitu? Mana keras banget lagi!" Lolita mengusap keningnya yang tadi menabrak tubuh Dosennya.

"Lo kenapa Ta?" Dara, sahabat Lolita tiba-tiba saja sudah ada di sampingnya.

"Habis nabrak beton!" Jawab Lolita dengan ketus.

"Beton?" Dara melihat ke kiri dan kanannya. Mencari beton yang disebut Lolita tadi.

"Mana?" Tanya Dara.

"Udah pergi!"

"Hah? Beton bisa jalan?" Dara benar-benar terlihat polos.

"Bisa lah, melotot juga bisa!"

"Hah?" Dara semakin tak mengerti maksud Lolita.

"Udah ah ayo masuk kelas, sebelum Dosen killer itu masuk lebih dulu!" Lolita langsung menarik Dara yang masih penasaran dengan apa yang Lolita katakan tadi.

Seperti biasa, rasanya Lolita muak mendengar semua teman kelasnya membicarakan Dosennya tadi. Di kampusnya ternyata menerapkan standar ganda, mau sekejam apa Dosennya hanya karena wajahnya yang tampan dan katanya berkarisma itu, mereka semua tetap saja mengidolakannya. Bahkan Dara, sahabatnya saja tergila-gila pada Dosennya itu.

Tampaknya hanya Lolita saja yang tak tertarik dengan Dosennya itu. Baginya hanya Excel yang menarik perhatiannya. Hubungan Lolita dengan Excel juga sudah berlangsung dua tahun, namun ketertarikan Lolita pada Excel sudah sejak mereka masuk kuliah.

"Selamat pagi!" Suara bariton itu membuat seisi kelas menjadi bergemuruh. Sungguh hal yang memuakkan bagi Lolita karena harus berada diantara pengagum Dosen killer itu.

"Selamat pagi Pak Wiraaaaaa!" Jawab mereka semua serentak kecuali Lolita. Dia hanya diam dan enggan menatap kedepan.

Sungguh saat ini dia ingin pulang, matanya terasa begitu berat. Menurutnya lebih baik tidur daripada harus berada di sana. Namun dia ingat jika Dosennya itu sangatlah pelit dan tidak pernah mentolerir mahasiswanya yang telat, mangkir ataupun tidak serius memperhatikannya di dalam kelas.

"Hooammm!" Lolita menguap dengan lebar karena rasa kantuknya benar-benar tak tertahan.

Rasanya seperti meminum obat tidur yang membuat matanya ingin tertutup. Ini semua gara-gara drama china yang sedang booming dan membuat kecanduan, dia terus ketagihan hingga menontonnya sampai pagi.

"Ta, Tata!!" Dara menendang bangku Lolita dengan pelan karena dia beberapa kali melihat Lolita memejamkan matanya.

"Apasih?!!" Kesal Lolita dengan suara berisik.

"Jangan tidur, lihat depan!" Ucap Dara disertai dengan gerakan bola matanya yang mengarah ke depan.

"Hmm" Lolita hanya bergumam saja sembari mengerjabkan matanya agar kembali terbuka dengan lebar.

Dia mencoba fokus ke depan, menatap Dosen yang menurut orang-orang sangat tampan itu. Sekarang Lolita bukannya fokus dengan mata kuliahnya, tapi dia sibuk mencari dimana letak ketampanan dan karisma yang dimiliki Dosennya itu. Menurut Lolita, Wira juga terlalu tua untuk diidolakan. Dia dengar, umurnya sudah tiga puluh satu tahun.

Tapi jujur, kalau masalah bentuk tubuhnya, Lolita mengakui jika Wira memiliki tubuh yang tinggi, tegap, dengan otot lengan dan dada yang terbentuk sempurna. Apalagi Wira sering memakai kemeja ketat yang digulung hingga siku, jelas itu membuat otot-ototnya terbentuk sempurna.

Lolita gelagapan sendiri saat matanya tak sengaja bertemu dengan Wira. Dia berkali-kali memalingkan wajahnya namun di depan sana, Wira justru terus menatapnya hingga membuatnya salah tingkah.

Lolita meraih buku didepannya untuk berpura-pura membaca dan menutup wajahnya. Tapi apa yang terjadi, Wira justru tersenyum kepadanya. Senyum yang tak pernah ia lihat sama sekali. Senyum yang membuat Lolita akhirnya menemukan letak tampan dan berkarismanya seorang Wiranata, si Dosen killer.

Jantung Lolita seperti dipompa dengan begitu cepat. Apalagi saat ini Wira berjalan kearahnya dengan senyum yang tak pudar dari bibirnya.

"Lolita?"

Entah mengapa suara Wira terdengar merdu ditelinga Lolita.

"I-iya Pak?" Lolita benar-bener gugup sampai tergagap.

Lolita menatap Wira yang hanya diam saja. Namun Lolita semakin gugup saat Wira justru menunduk, mendekatkan wajahnya pada Lolita.

Kini wajah keduanya begitu dekat. Benar-benar dekat sampai Lolita bisa merasakan hembusan nafas dari Wira.

"B-bapak mau apa?" Suara Lolita terdengar begitu pelan seperti bergumam.

Dia ingin menjauh, namun tak bisa. Lehernya seperti tak berfungsi sama sekali hingga yak bisa bergerak untuk memalingkan wajahnya. Dia justru terpaku pada pria yang wajahnya tetap berada di hadapannya. Matanya terkunci dengan mata Wira yang biasanya menatapnya dengan tajam.

Perlahan mata Wira terpejam, wajahnya juga semakin mendekat hingga ujung hidungnya menyentuh ujung hidung Lolita.

Seakan terhipnotis, Lolita ikut memejamkan matanya. Kalau dari drama China yang ia tonton tadi malam, sebentar lagi pasti Wira akan menciumnya. Bibir Lolita pun bersiap menerima ciuman dari Wira. Bibirnya sudah mengerucut untuk menyambut ciuman dari Dosennya itu. Tapi..

Plug...

"Awww!!" Lolita memekik karena sesuatu mengenai dahinya. Dia mengusap dahinya itu sambil meringis. Dia melihat tutup spidol jatuh di pangkuannya.

Namun tawa dari teman-teman sekelasnya membuat Lolita tersadar. Dia melihat kiri, kanan kemudian ke depan. Dimana Wira berdiri di sana sambil menatapnya dengan tajam.

"Kalau cuma mau tidur di kelas saya, kenapa tidak bawa kasur sekalian?" Ucap Lidah tajam milik Wira hingga membuat Lolita kembali ditertawakan.

"Udah gue bilang kan Ta. Fokus! Jangan tidur! Kena timpuk kan jadinya!" Ucap Dara yang berusaha menahan tawa.

"Jadi tadi cuma mimpi?" Lolita kembali menatap Wira yang saat ini masih menatapnya.

"M-maaf Pak"

Wira hanya melengos tak menanggapi permintaan maafnya sama sekali.

"Dih amit-amit" Ucap Lolita dalam hatinya. Dia benar-benar tak menyangka jika bisa bermimpi sejauh itu.

Terpopuler

Comments

Chacha

Chacha

baru awal az dah bikin moodbooster aq naik nihhh...gara" tingkah laku Lolita yg super duper🤣🤣🤣

2025-09-07

2

Esther Lestari

Esther Lestari

kegantengan pak Wira masih kalah sama ngantuknya Lolita...sampai kebawa mimpi😅

2025-09-07

2

Sukhana Ana lestari

Sukhana Ana lestari

Hadir Thor.. nyimak komen²yg lain dulu..
Ada bbrp typo Thor.. 🙏🏻

2025-09-08

2

lihat semua
Episodes
1 Wiro Sableng
2 Kesialan Lolita
3 Pembully
4 Jadi saya yang salah?
5 Masih masalah Wiro Sableng
6 Ulah Gina
7 Dendam Lolita
8 Menjebak Wira
9 Terjebak
10 Kehancuran Gina atau Lolita?
11 Keputusan Wira
12 Kemarahan Reyhan
13 Malam ini juga!
14 Keputusan Indra
15 Pernikahan
16 SAH!!
17 Diusir di malam pertama
18 Meminta Wira pulang
19 Saran dari Dara
20 Kesepakatan yang gagal
21 Jamur Enoki
22 Kebas
23 Siapa laki-laki itu?
24 Go publik
25 VVIP
26 Mencari benang merah
27 Masih selamat
28 Salah paham
29 Mau kamu gimana?
30 Wira yang licik
31 Pengakuan
32 Ke rumah mertua
33 Ketularan mesum
34 Sayang-sayangan
35 Lebih suka Lolita!
36 Salah tingkah
37 Abang mau selingkuh?
38 Pembalasan Lolita
39 Fakta Keluarga Wira
40 Ciuman ke dua
41 2-0
42 Malu
43 Tragedi di rumah baru
44 Kalah telak
45 Pilihan Lolita
46 Hamil?
47 Kecewa
48 Salah paham
49 Ceraikan dia!
50 Keputusan ada di kamu!
51 Lolita ketakutan
52 Para mantan berulah
53 Sabotase
54 Terbuai
55 Kedua kalinya
56 Jamur enoki
57 Surga dunia
58 Jalan bareng adik Ipar
59 Tidak tau tempat
60 Lolipop
61 Rencana pindah rumah
62 Pemerasan
63 Kencan
64 Telepon dari pengganggu
65 Masih aman
66 Kualat
67 Penjelasan Wira
68 Hati yang berdesir
69 Rose dan Jack
70 Bodyguard
71 Belajar masak
72 Jadi Istri yang baik
73 Perhatian Wira
74 Kekhawatiran Lolita
75 Keadaan Wira
76 Abang jahat
77 Belajar sama-sama
78 Membahagiakan Istri
79 Kesepakatan Gina
80 Dara diculik
81 Terbongkar
82 Berlagak jadi korban
83 Mengakui kesalahan
84 Meminta maaf dari mertua
85 Sikap dingin Wira
86 Cara meluluhkan
87 Mengubah keputusan
88 Yang Wira lakukan
89 Keadaan Lolita
90 Dia mencintaimu
91 Hadiah dari Lolita
92 Perasaan yang sebenarnya
93 Bantuan Wira
94 Selalu Gina
95 Cinta Wira
96 Kehancuran Gina
97 Keaberadaan Andre dan Exel
98 Wira yang manja
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Wiro Sableng
2
Kesialan Lolita
3
Pembully
4
Jadi saya yang salah?
5
Masih masalah Wiro Sableng
6
Ulah Gina
7
Dendam Lolita
8
Menjebak Wira
9
Terjebak
10
Kehancuran Gina atau Lolita?
11
Keputusan Wira
12
Kemarahan Reyhan
13
Malam ini juga!
14
Keputusan Indra
15
Pernikahan
16
SAH!!
17
Diusir di malam pertama
18
Meminta Wira pulang
19
Saran dari Dara
20
Kesepakatan yang gagal
21
Jamur Enoki
22
Kebas
23
Siapa laki-laki itu?
24
Go publik
25
VVIP
26
Mencari benang merah
27
Masih selamat
28
Salah paham
29
Mau kamu gimana?
30
Wira yang licik
31
Pengakuan
32
Ke rumah mertua
33
Ketularan mesum
34
Sayang-sayangan
35
Lebih suka Lolita!
36
Salah tingkah
37
Abang mau selingkuh?
38
Pembalasan Lolita
39
Fakta Keluarga Wira
40
Ciuman ke dua
41
2-0
42
Malu
43
Tragedi di rumah baru
44
Kalah telak
45
Pilihan Lolita
46
Hamil?
47
Kecewa
48
Salah paham
49
Ceraikan dia!
50
Keputusan ada di kamu!
51
Lolita ketakutan
52
Para mantan berulah
53
Sabotase
54
Terbuai
55
Kedua kalinya
56
Jamur enoki
57
Surga dunia
58
Jalan bareng adik Ipar
59
Tidak tau tempat
60
Lolipop
61
Rencana pindah rumah
62
Pemerasan
63
Kencan
64
Telepon dari pengganggu
65
Masih aman
66
Kualat
67
Penjelasan Wira
68
Hati yang berdesir
69
Rose dan Jack
70
Bodyguard
71
Belajar masak
72
Jadi Istri yang baik
73
Perhatian Wira
74
Kekhawatiran Lolita
75
Keadaan Wira
76
Abang jahat
77
Belajar sama-sama
78
Membahagiakan Istri
79
Kesepakatan Gina
80
Dara diculik
81
Terbongkar
82
Berlagak jadi korban
83
Mengakui kesalahan
84
Meminta maaf dari mertua
85
Sikap dingin Wira
86
Cara meluluhkan
87
Mengubah keputusan
88
Yang Wira lakukan
89
Keadaan Lolita
90
Dia mencintaimu
91
Hadiah dari Lolita
92
Perasaan yang sebenarnya
93
Bantuan Wira
94
Selalu Gina
95
Cinta Wira
96
Kehancuran Gina
97
Keaberadaan Andre dan Exel
98
Wira yang manja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!