NovelToon NovelToon
Perjodohan Masa SMA

Perjodohan Masa SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Tunangan Sejak Bayi / Dijodohkan Orang Tua / Pihak Ketiga / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:64.3k
Nilai: 5
Nama Author: Alfiyah Mubarokah

Dijodohkan? Kedengarannya kayak cerita jaman kerajaan dulu. Di tahun yang sudah berbeda ini, masih ada aja orang tua yang mikir jodoh-jodohan itu ide bagus? Bener-bener di luar nalar, apalagi buat dua orang yang bahkan gak saling kenal kayak El dan Alvyna.

Elvario Kael Reynard — cowok paling terkenal di SMA Bintara. Badboy, stylish, dan punya pesona yang bikin cewek-cewek sampai bikin fanbase gak resmi. Tapi hidupnya yang bebas dan santai itu langsung kejungkal waktu orang tuanya nge-drop bomb: dia harus menikah sama cewek pilihan mereka.

Dan cewek itu adalah Alvyna Rae Damaris — siswi cuek yang lebih suka diem di pojokan kelas sambil dengerin musik dari pada ngurusin drama sekolah. Meskipun dingin dan kelihatan jutek, bukan berarti Alvyna gak punya penggemar. Banyak juga cowok yang berani nembak dia, tapi jawabannya? Dingin banget.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiyah Mubarokah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 Merinding

Cahaya mentari mulai menyusup masuk melalui celah gorden kamar yang setengah terbuka. Cahaya keemasan itu menari-nari di dinding kamar, memberikan sentuhan hangat pada suasana pagi. Jam sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi, namun dua remaja yang baru saja resmi menyandang status suami istri kemarin itu belum juga terbangun dari tidur nyenyak nya.

El dan Alvyna masih terlelap. Meski posisi tidur mereka sudah jauh bergeser dari posisi semalam. Kalau tadi malam Alvyna tertidur di atas dada El, kini tubuhnya sudah berpindah ke sisi kasur, namun El masih memeluknya erat dari belakang. Posisi yang bagi orang luar tampak manis dan penuh kasih sayang.

Sebuah potret manis dari pasangan baru menikah meski kenyataannya, pernikahan mereka jauh dari kata romantis.

“Ugh...” Gumaman kecil keluar dari bibir Alvyna yang mulai menggeliat pelan. Matanya yang berwarna hazel membuka sedikit demi sedikit, menyipit menyesuaikan cahaya pagi yang masuk ke dalam kamar. Ia menguap kecil lalu meregangkan tubuhnya dan mendadak kaku.

Begitu matanya terbuka penuh dan melihat tangan yang melingkar di perutnya, reflek Alvyna hendak berteriak. Tapi hanya sampai niat. Setelah dua detik diam, napasnya tertahan.

“Oh iya gue udah nikah kemarinkan?” batinnya menyadarkan diri. Matanya menoleh ke belakang, memastikan siapa pemilik tangan yang melingkari tubuhnya. Ternyata benar itu tangan El. Napasnya langsung menghela panjang lega sekaligus kesal.

Lega karena bukan tangan orang asing. Kesal karena posisi mereka sekarang terlalu intim menurutnya. Apalagi mengingat ini bukan pernikahan impian ala drama Korea, tapi pernikahan mendadak yang bahkan tak direncanakan olehnya.

“Kirain gue guling apaan,” gumam Alvyna sembari berusaha keluar pelan-pelan dari pelukan erat suaminya.

Ia mengatur napas, mencoba bergerak tanpa membuat El terbangun. Tangan cowok itu berat juga pikirnya. Tapi dengan teknik pelan-pelan kayak maling, akhirnya tubuhnya berhasil bebas. Ia menoleh sebentar, memastikan El tidak terbangun, lalu menyelimuti pria itu dengan hati-hati. Setelah itu, ia melangkah masuk ke kamar mandi dengan ringan seperti kucing.

Sekitar lima belas menit kemudian, Alvyna keluar dari kamar mandi dengan tubuh terbalut handuk dan rambut setengah basah ia mengintip ke arah ranjang. El masih tertidur pulas, bahkan posisi tidurnya berubah jadi miring dan mulut sedikit menganga. "Jelek banget," gumam Alvyna geli sendiri.

Ia berjalan masuk ke walk-in closet. Saat membuka pintu, ia tertegun sejenak. Rapi itulah kesan pertama yang ia dapat. Berbagai baju pria dan wanita tergantung rapi di dalamnya. Bahkan seragam sekolah pun sudah disiapkan lengkap.

“Kayaknya Mama Manda yang nyiapin semua ini deh,” katanya pelan sambil mengambil satu set seragam. Ia mengenakannya, memastikan pas di tubuhnya yang mungil tapi tinggi.

Sambil menyisir rambut dan merapikan penampilannya sekilas di cermin, Alvyna tersenyum kecil. “Ya ampun istri orang ternyata masih cocok jadi anak SMA juga.”

Ia lalu melangkah keluar dari kamar, menuruni tangga menuju dapur yang terletak di ujung lorong lantai bawah. Suara langkah kakinya terdengar pelan, mengikuti ritme detak jantungnya yang entah kenapa mendadak lebih cepat. Mungkin karena ini hari pertama dia memulai pagi sebagai istri.

‘Ingat Ra. Sekarang lo istri orang. Mama dulu tiap pagi selalu nyiapin sarapan buat Papa. Lo juga harus bisa kayak gitu ya,’ suara mamanya seperti terngiang-ngiang di kepala. Nasehat yang terkesan sederhana tapi menohok.

Namun semua niat baik itu mendadak goyah saat Alvyna membuka kulkas dan hanya menemukan mie instan, telur, dan beberapa sayuran layu.

“Yaelah Mie lagi, mie lagi. Ini sih bukan istri idaman, tapi istri kos-kosan,” gumamnya sambil menghela napas. Tapi ia tidak kehabisan akal. “Masak mie aja deh. Gak ideal tapi dari pada perut kosong.”

Ia mulai memasak tangannya lincah memotong sayur dan memecahkan telur, air mendidih di panci kecil, aroma bumbu mie mulai menyebar di udara. Sambil bekerja, ia bersenandung kecil. Katanya sih, bisa bikin awet muda dan entah kenapa, pagi itu terasa sedikit lebih ringan. Namun ketenangannya buyar saat sebuah suara serak dan berat terdengar di belakangnya.

"Masak apa lo? Pagi-pagi udah rajin amat."

"Anjir bikin kaget aja!" Alvyna hampir menjatuhkan sendoknya. El berdiri di sampingnya dengan wajah kusut, rambut acak-acakan, dan mata setengah terbuka. Wajah khas cowok baru bangun tidur.

"Mulut lo jangan kasar dong sama suami," sindir El dengan nada sok bijak, lalu menguap lebar.

"Tuh kulkas isinya cuma mie doang makanya gue masak ini," jawab Alvyna cuek, tak tertarik meladeni celetukannya.

El membuka kuLkas, mengintip isinya, lalu mengangguk seolah itu adalah hasil riset penting. “Buat gue juga?”

Alvyna tak menoleh. "Terserah mau makan silakan, gak ya buang aja ke ayam tetangga."

El mengangkat bahu, lalu tanpa banyak bicara berbalik arah dan naik lagi ke atas. “Gue mandi dulu. Sisain satu ya jangan lo sikat semua!”

Alvyna hanya mendengus sambil mengaduk mie yang nyaris matang. “Cowok ini kalo pagi udah kayak anak TK belum dapet susu.”

Beberapa menit kemudian, Alvyna selesai memasak. Ia menyiapkan dua piring di meja makan, lalu buru-buru naik ke atas untuk mengambil tas sekolah.

Saat memasuki kamar, ia melihat meja rias dan spontan mendekat. Ia berdandan tipis sekadar pakai bedak dan sedikit liptint agar wajahnya tidak terlihat pucat. Setelah memastikan semuanya rapi, ia hendak melangkah keluar kamar.

Namun…

Pintu walk-in closet terbuka. El keluar dengan penampilan berantakan dengan kancing atas seragam terbuka, rambut basah masih menetes, topi SMA di tangan. Gaya badboy nya terlalu kentara, dan sayangnya tetap cocok di dia.

“Jangan lupa kedip Ra. Gue tau gue ganteng,” celetuknya sambil berjalan ke arah cermin.

Alvyna mendelik. “Sok banget lo!”

El mendekat. Tatapan matanya menelusuri wajah Alvyna, tapi kali ini dengan ekspresi serius. “Ngapain sih pake pewarna bibir? Bibir lo udah pink alami gitu.”

“Biar gak keliatan pucat,” jawab Alvyna pendek. Tapi jantungnya berdetak lebih cepat, entah kenapa.

Sebelum ia sempat melangkah pergi, El tiba-tiba mencekal pergelangan tangannya wajahnya berubah serius. Sangat serius.

“Gue gak minta banyak,” ucapnya pelan tapi mantap. “Tapi selama kita di rumah, gue pengen lo tetap hormati gue sebagai suami. Gue gak suka berbagi Ra. Kalau sesuatu udah jadi milik gue, gak akan gue biarin disentuh orang lain lo paham kan?”

Alvyna membeku. Matanya menatap El dengan campuran bingung, kaget, dan jujur sedikit berdebar. Tangan El bahkan sempat menyeka sedikit liptint di bibirnya, gerakan itu pelan, seperti menyiratkan sesuatu yang lebih dalam.

Setelah itu, El melepas genggamannya dan langsung melangkah keluar kamar tanpa menoleh lagi.

Alvyna berdiri terpaku lama.

"Itu barusan El?" gumamnya lirih. "Kenapa rasanya kayak baru diakui jadi miliknya gitu sih?!"

Tangannya secara reflek menyentuh tengkuknya yang tiba-tiba terasa dingin. Bukan karena AC, bukan karena angin. Tapi karena sensasi aneh yang tidak bisa dijelaskan merinding, seperti habis digigit kenyataan. Dan ini baru pagi pertama mereka sebagai suami istri.

1
Clarisa Putri
buruan lanjut dong
Clarisa Putri
up nya brpa hari sekali si
Reni Anjarwani
lanjut thor
Murni Dewita
tetap semangat dan jangan lupa double up ya thor
Miss Lim
El karakternya labil gak tegas.padahal ceritanya udah bagus.
Cikka Ikka
thor jangan buat alvyna cepat hamil, biarkan dia menikmati masa" sekolahnya dulu 🤭
Ayla nur
lanjut dong
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Sara
bagus ceritanya 😍
Sara
jangan lama-lama thor update nya 🥰
Yanuaretnaning Sekar Laras Laras
bagus banget .. seru ...
Murni Dewita
double up thor
Ayla nur
cih sekarang baru nyesal
Sara
lanjut
Sara
lnajut
Reni Anjarwani
doubel up thor
Maima Elfaam
Kecewa
Adira_chan
cerita nya sangat bagus
Murni Dewita
double up thor
Reni Anjarwani
doubel up thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!