FB Tupar Nasir, ikuti FB nya ya.
Diam-diam mencintai kakak angkat. Namun, cintanya tidak berbalas. Davira, nekad melakukan hal yang membuat seluruh keluarga angkatnya murka.
Letnan Satu Arkaffa Belanegara, kecewa dengan kekasihnya yang masih sesama anggota. Sertu Marini belum siap menikah, karena lebih memilih jenjang karir yang lebih tinggi.
Di tengah penolakan sang kekasih, Letnan Arkaffa justru mendapat sebuah insiden yang memaksa dia harus menikahi adik angkatnya. Apa yang terjadi?
Yuk kepoin.
Semoga banyak yang suka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 Setelah Dua Tahun
Dua tahun kemudian, di kediaman orang tua Kaffa. Bu Daisy mengalami sakit sudah kurang lebih sebulan ini. Sebelumnya, Bu Daisy pernah mengalami demam tinggi, ketika demam tinggi, Bu Daisy mengigau dan sempat menyebut nama Davira.
"Davira, pulanglah, Nak. Mama nggak benar-benar marah samamu. Mama hanya kecewa. Kembalilah Nak, mama rindu."
"Bagaimana keadaanmu sekarang, Davira?" Dan kalimat itulah yang kini sering dilontarkan Bu Daisy. Bu Daisy kadang terlihat sehat, tapi saat dia bengong, dia akan berbicara sendiri dan kalimat itu yang selalu dilontarkan.
Hal ini membuat Pak Daka khawatir. Ia segera memberitahu Kaffa tentang kondisi ibunya. Kaffa kini sering menghabiskan waktu di kediaman orang tuanya sejak Bu Daisy sering bicara sendiri dan mulai sering sakit demam.
"Kaf, sepertinya Mamamu jiwanya mulai terguncang. Sejak sakit demam tinggi sebulan yang lalu, kondisi Mamamu terus seperti ini. Papa khawatir, sakit Mamamu berlanjut dan ...."
"Papa, jangan berlebihan. Saat ini yang diperlukan Mama adalah kehadiran Papa dan perhatian Papa. Aku mohon selama Mama seperti itu, Papa jangan jauh-jauh dari Mama."
Kaffa berusaha menenangkan pikiran buruk papanya. Sementara Pak Daka hanya bisa menunduk sedih. Bahkan hari-harinya kini selalu diliputi kekhawatiran sejak Bu Daisy mengalami sakit.
"Sudah dua tahun, apakah kamu sama sekali tidak mendapat kabar dari Davira? Sepertinya sakitnya Mamamu ini berkaitan dengan Davira. Carilah lagi, Kaff." Pak Daka memohon, wajahnya menahan sedih.
"Kaffa sudah berusaha mencari Pah, bahkan tidak hanya di kota ini, melainkan keluar kota. Seandainya nomer Hp Davira aktif, Kaffa bisa saja melacak keberadaan Davira, tapi saat ini tidak bisa. Aku pikir, Davira memang berada di suatu tempat, tapi dia sengaja tidak keluar dari tempat itu."
Kaffa menjeda ucapannya, wajahnya menatap ke depan, tatapannya menerawang jauh. "Davira seperti sengaja bersembunyi. Bahkan mungkin Davira melakukan itu karena dia sakit hati oleh kita." Kaffa melanjutkan bicara.
"Ya ampun, Davira. Kenapa kamu tidak memaafkan kami, Nak?" gumam Pak Daka semakin dilanda sedih.
"Papa jangan terlalu khawatir dan sampai berpikiran buruk tentang Mama. Kaffa tetap berusaha mencari Davira sampai kini. Papa doakan saja supaya ada petunjuk." Kaffa berlalu setelah mengatakan itu. Dia sebenarnya tidak ingin memperlihatkan kesedihannya di depan sang papa, yang bisa jadi memperburuk keadaan.
"Harus ke mana lagi aku mencari?" gumamnya setengah putus asa. Selanjutnya Kaffa bersiap menuju suatu tempat. Dia akan kembali mencari di kota sebelah di mana terakhir dia pernah melihat Davira di sebuah swalayan dua tahun lalu.
Di tempat berbeda. Davira telah melewati suatu pekerjaan sebagai Resepsionis di PT Graha Nusantara Sejahtera. Kehadirannya di perusahaan itu, kini mulai diperhitungkan.
Pembawaannya gesit dan sikapnya ramah. Davira juga termasuk pekerja yang cerdas, meskipun dia belum tamat kuliah, akan tetapi attitude dan profesionalitasnya dalam bekerja tidak kalah dari orang-orang yang berpendidikan di atasnya.
Hal itu membuat Arda semakin menyukai pribadi Davira. Perasaan sukanya semakin tumbuh seiring waktu.
Akan tetapi Davira selalu mengalihkan perhatian Arda ke topik lain. Davira selalu berusaha menghindari Arda, apabila Arda sudah menunjukkan perasaannya.
"Vira, besok aku ada tugas ke luar kota. Dan kamu ditunjuk untuk menemani aku."
Davira terhenyak, dia merasa tidak ada kapasitas diikutkan dalam tugas yang diemban Arda, tapi kenapa dia yang diutus untuk menemani Arda keluar kota? Davira menjadi bingung.
"Kamu tidak usah bingung, aku punya hak meminta siapa yang menemaniku tugas luar kota, sekalipun kamu seorang resepsionis. Alasan utamanya, karena kamu memang punya kapasitas di dalamnya," ujar Arda memberi alasan.
"Tapi, Mas. Kenapa harus saya, bukankah masih ada yang lain, misalnya orang di bawah divisi yang Mas Arda bawahi? Bagaimana kalau mereka merasa dianak tirikan?" Davira melayangkan protes. Tapi, bukan berarti menolak, ia hanya merasa tidak pantas menemani Arda dalam tugas ini.
"Tapi, kamu mampu dan aku berhak ajukan kamu. Ah, sudahlah. Itu jangan dijadikan masalah. Yang jelas, besok kita harus siap dalam tugas itu."
Davira mau tidak mau mengangguk. Mungkin memang ia punya kapasitas secara akademik, akan tetapi ijazah yang dia miliki tidak sepadan dengan tuntutan yang diajukan Arda.
"Kenapa Mas Arda ini selalu melebihkan aku? Aku tidak mau orang-orang di bawah divisinya merasa iri melihat aku menemani tugasnya keluar kota." Davira merenung, dia merasa aneh dengan keputusan Arda memilihnya.
***
Besoknya, hari yang ditentukan tiba. Sekitar jam 08.00 pagi, Arda dan Davira sudah bersiap. Mereka menaiki mobil dinas perusahaan.
Mobil dinas segera melaju, menuju kantor cabang di luar kota yang jaraknya bisa ditempuh dengan waktu kurang lebih dua jam.
Sepanjang jalan, Arda begitu perhatian terhadap Davira. Bahkan dia sempat membelikan makanan dan minuman ketika di rest area untuknya dan Davira.
Mobil dinas tiba di kantor cabang perusahaan. Kedatangan mereka sudah disambut dan langsung dipersilakan menuju ruang rapat.
Namun, Arda tidak membawa serta Davira. Davira justru dia persilakan menunggunya di lobi. Sejenak Davira merasa heran, kenapa dia disuruh menunggu di lobi, tahu akan seperti itu, dia lebih memilih tinggal di perusahaan utama dan bekerja seperti biasanya menjadi resepsionis.
"Aneh Mas Arda ini," gumamnya heran.
Rapat berlangsung dengan lancar. Arda menjalankan tugasnya dengan baik. Presentasi yang dia suguhkan begitu jelas dan baik. Para pengisi rapat bertepuk tangan, sebelum pada akhirnya menyudahi rapat.
"Wah, ternyata Mas Arda sudah punyai gandengan. Dia gadis yang sangat cantik dan bersahaja," puji salah seorang rekan di kantor cabang. Pujiannya ia tujukan pada Davira.
Arda tidak membantah, dia membalas dengan senyum kecil.
Arda menghampiri Davira yang masih berada di lobi. "Davira, ayo."
Davira tersentak, sepertinya ia sedang melamun ketika Arda berkata barusan. Davira menoleh lalu bangkit.
"Sudah Mas?"
Arda mengangguk, lalu mengulurkan tangannya ke arah Davira. Namun tangan itu tidak diraih Davira. Davira benar-benar malu jika dia sampai berpegangan tangan dengan Arda.
Arda nampak kecewa, tapi dia tidak bisa berbuat banyak, karena pada kenyataannya, dirinya dan Davira bukan sepasang kekasih.
"Lihat saja, dalam waktu dekat ini, aku harus mengajak ke rumah dan memperkenalkan kamu pada mama dan papa bahwa kamu adalah perempuan yang aku sukai saat ini." Arda membatin.
"Vira, nanti kita turun dulu di swalayan, untuk membeli makanan buat di mess."
Davira mengerutkan keningnya dalam, dia bertanya untuk apa. "Untuk apa, Mas?"
"Aku mau belanja makanan untuk mengisi kulkas kamu," sahut Arda. Lagi-lgai Davira terkejut, dia tidak pernah mengharapkan itu. Tapi, Arda selalu melakukan itu.
"Tapi, itu tidak perlu, Mas."
"Itu perlu," kilah Arda.
"Tapi, untuk apa, Mas? Di kulkas saya masih banyak makanan."
Arda tidak menjawab, dia tidak peduli dengan penolakan Davira.
NB; Ada yang setuju gak kalau Davira dengan Arda?
dr awal sudah dianggap rendahan..
klo kafa g suka mending talak aja biarkan davira bahagia dgn caranya
krn tdk prnh mo jujur tu yg sdh bw davira dlm kebodohanx😏🙄
sm halx dgn diri qt,
suami mna yg tdk marah lo dpati qt ber2 sm laki" lain sx pun qt cm anggap tmn yg suami qt tdk knl???
psti mrh kan....
sm lo suami qt kdpatan ber2 sm perem lain qt j9 psti marah.
z ttap d pihak kafa, krn sbgai istri tdk mnjaga MARWAHNYA.
pinterx cm mghilang sj n jd prempuan bodoh.
z jd jemek jengkel dgn sifat davira ni, dsni jd tokoh utama tp tokoh utamax goblok bin o'on🙄🙄🙄
bner yg d blg kafa lo davira ni pengecut, kafa jg tdk slh dgn kata" yg d lontarkan buka sj hijab mu n menarikx hingga lepas
krn kafa jg py hAk krn suamix, lo kafa blg bk sj hijab mu mang benar ...
krn apa....krna davira goblok, sbgai istri tdk bs mnjaga MARWAHNYA
seenakx jln sm laki" lain bhkan smpe dbw krmh ortux,
untung ortux arda menolak
jd perempuan tu hrs tegas davira, jgn jd prempuan goblok trus.
lo ad apa" tu mulut mu bicara jgn diam jd pengecut.
lm" z jd pngin ulek mulut davira ni biar bs bicara jujur bkn jd pengecut trus mnerus