NovelToon NovelToon
Kanvas Hati

Kanvas Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Romantis / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Lia Ramadhan

Berawal dari seorang Pelukis jalanan yang mengagumi diam-diam objek lukisannya, adalah seorang perempuan cantik yang ternyata memiliki kisah cinta yang rumit, dan pernah dinodai oleh mantan tunangannya hingga dia depresi dan nyaris bunuh diri.
Takdir mendekatkan keduanya, hingga Fandy Radistra memutuskan menikahi Cyra Ramanda.
Akankah pernikahan kilat mereka menumbuhkan benih cinta di antara keduanya? Ikuti kelanjutan cerita dua pribadi yang saling bertolak belakang ini!.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lia Ramadhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 31.

Sore itu langit berwarna jingga dan merah, pertanda tak lama lagi sang surya akan terbenam. Di tepi jalan yang agak ramai dilewati banyak mobil, ada dua mobil berhenti mendadak di sana.

Cyra yang masih memegang batu besar di tangannya sontak terkejut dan seolah tak percaya apa yang dilihatnya sekarang.

“An-Anda? Kenapa Anda selalu mengikuti saya?”

Si penguntit senyum menyeringai. “Karena penasaran denganmu dan ingin mengetahui setiap aktifitasmu.”

“Ini sungguh tidak benar, saya bisa melaporkan anda ke pihak berwajib.”

“Silahkan saja lapor. Saya tidak melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan atau mengancammu, kan?

Cyra menggeleng-geleng. “Bukan tidak melakukan tetapi belum, karena anda masih melihat situasi dan kesempatan yang ada. Benar dugaan saya, kan?”

Penguntit terkekeh. “Ya. Kita lihat saja nanti ke depannya.”

“Tergantung anda, jika masih mengabaikan pesan atau telepon saya lagi bahkan menolak bertemu secara pribadi, dugaan anda mungkin bisa jadi kenyataan,” kata penguntit sambil senyum licik.

“Anda memang sudah kelewat batas, saya pastikan kita tidak akan bertemu lagi sampai kapanpun. Tolong ingat ucapan saya ini!”

“Saya hanya mengingat kecantikan dan keanggunan anda di hati dan pikiran ini, selain itu tidak mau ingat,” tolak si penguntit.

“Anda gila! Bisa juga psikopat,” umpat Cyra karena kesal.

“Saya hanya mengagumi, bahkan mungkin mulai mencintai anda. Sampai bertemu lagi… bye sayang,” goda si penguntit.

“Dasar psikopat, wajah tampan tapi berhati busuk,” umpat Cyra lagi yang didengar penguntit, tapi dia hanya tertawa sambil menekan tutup otomatis kaca pintu mobilnya.

Hampir saja Cyra melempar batu besar tadi ke pajero penguntit. Tapi mobil itu sudah melaju cepat dari hadapannya.

Cyra tak menyadari, beberapa mobil dan motor berhenti menonton perdebatan dia dan si penguntit. Menyebabkan sedikit kemacetan.

Saat dia meletakkan kembali batu besar ke tempat sebelumnya dan ingin kembali ke mobilnya baru dia sadar. Kerumunan orang masih memperhatikannya. 

Cyra menepuk keningnya. “Mati aku, kejadian tadi banyak yang nonton ternyata dan buat macet juga… aduh malu banget sumpah,” gerutunya.

Cyra kemudian membungkukkan badannya seraya meletakan kedua tangannya di dada, memohon maaf kepada orang-orang yang masih menontonnya. 

“Saya minta maaf jika insiden tadi sudah membuat macet. Sungguh tidak ada unsur kesengajaan sama sekali,” ucapnya lalu bergegas masuk ke mobilnya.

BMW merah Cyra terus melaju di jalan raya. Kecepatannya hanya 50 km/jam, tidak seperti saat menghindari penguntit tadi. Cyra sedikit lega, karena mengetahui akhirnya siapa yang selalu mengikutinya.

“Papa dan mama harus tahu hal ini. Nanti saat di rumah kuceritakan semuanya pada mereka,” batin Cyra.

Setengah jam kemudian Cyra tiba di rumahnya. Bergegas dia sedikit berlari masuk ke dalam.

“Assalamualaikum Mama dan Papa… huh… huh,” ucap salam Cyra begitu melihat orang tuanya tengah duduk santai menonton televisi.

Papa dan mama terheran melihat putrinya pulang sambil terengah-engah napasnya.

“Waalaikumsalam. Sayang kamu kenapa? Masuk dalam rumah sambil berlari begini,” tegur Mama.

Cyra langsung memeluk mamanya erat. “Kangen Mamaku. Tega banget deh ninggalin anaknya keluar kota… huh… huh,” keluhnya seraya menetralkan deru napasnya.

“Hush kamu ini! Mama di sana temani papa kerja bukan jalan-jalan ataupun belanja,” bantah Mama.

“Iya tahu aku. Modus Papa juga itu, agar bisa berduaan sama Mama terus… hehehe,” canda Cyra.

Papa langsung menoyor kepala Cyra yang mengejeknya. “Kamu ini pulang kerja bukannya peluk Papa juga, malah meledek Papa.”

Cyra meringis, mengusap-usap kepalanya. “Biarin saja, memang itu kenyataannya, kan?”

Mama Dila hanya terkekeh, melihat suami dan anaknya ribut jika sudah bertemu. “Sudah-sudah. Itu Papamu dipeluk juga! Katanya kangen kami berdua?”

Cyra menurut, melepaskan pelukan mamanya dan beralih memeluk papanya. “Papa nyebelin ihh… tapi aku juga kangen Papa.”

Papa dan Mama tertawa mendengarnya. Lalu ketiganya duduk santai sambil mengobrol santai, bercerita apa saja sekadar melepas rindu. 

Satu jam kemudian, Cyra pamit ke kamar ingin mandi dulu. “Pa, Ma. Setelah aku mandi kita lanjut mengobrol serius, ya? Ada yang harus kuceritakan pada kalian berdua,’ ujarnya.

Papa dan Mama saling menatap penuh tanda tanya, tapi sama-sama mengangguk setuju. “Iya sayang boleh,” jawab Mama lembut.

Sambil menunggu Cyra mandi, mama segera menyiapkan makan malam terlebih dahulu. Saat mama mulai sibuk memasak, papa dengan sigap membantunya. 

Ketika mama menggoreng, papa dengan santainya memeluk mama dari belakang sambil mengecup kedua pipinya. “Mama selalu cantik meski sedang masak juga,” puji Papa.

“Papa gombal deh. Ini puji-puji aku pasti ada maunya, kan?”

“Enak saja. Ini pujian tulus aku buat Mama seorang.”

“Halah gombal Papa nih! Sudah sana duduk dulu! Mama mau selesaikan masakannya, terus kita bisa lanjut makan.”

Papa menggeleng, malah semakin kuat memeluk mama dan menghujani banyak kecupan di rambut mama, pipi, leher dan bahunya.

Cyra yang sudah berada di dapur sontak iri melihat kemesraan orang tuanya. “Ehem… ehem… pamer keromantisan di dapur, enggak kasihan apa sama anaknya yang lagi jauh dari suaminya?” tegur Cyra sambil berkacak pinggang.

Papa dan mama tertawa terbahak-bahak mendengarnya. Mama berusaha melepaskan pelukan papa tapi suaminya itu enggan, justru semakin mengeratkan pelukannya.

“Kasihan deh kamu! Makanya cepat susul suamimu sana jika kangen,” ledek Papa.

“Iya tahu Pa. Memang mau aku susul besok kok setelah pulang kerja,” sahut Cyra kesal.

“Sudah-sudah kalian ini, ada saja yang diributkan. Ini sudah matang semua masakan Mama. Yuk kita makan!” ajak Mama.

Papa melepas pelukannya dan beralih memeluk Cyra sebentar sebelum duduk. “Papa sayang kamu Cyra,” kata Papa seraya mencium kening putri kesayangannya.

“Aku juga sayang Papa dan Mama… selalu dan selamanya.”

Puas berpelukan, lalu ketiganya mulai makan malamnya. Tidak ada perbincangan serius lagi, hanya fokus menghabiskan makanannya.

Selesai makan ketiganya pindah ke ruang tengah. Suasana serius tapi santai sangat terasa. Papa dan mama menunggu putrinya cerita.

Cyra memejam mata sesaat sambil menarik napas panjang. “Pa… Ma. Akhir-akhir ini ada orang yang selalu membuntutiku. Saat aku keluar kantor mau pulang ke rumah, lalu mengikuti kemanapun aku pergi,” ungkap Cyra.

Papa dan mama sontak terkejut mendengarnya. “Kenapa kamu baru bilang sekarang sayang? Siapa dia?” tanya Papa.

Mama ikut penasaran. “Kamu mengenalnya sayang? Apa dia mengancammu?”

1
Syahril Salman
Akhir yang bahagia, semoga Fandy dan Cyra Samawa. Ditunggu kak, karya selanjutnya 🙏😍
Lia Ramadhan 😇😘: baik kak...terima kasih dukungannya🙏🤗😘
total 1 replies
Intan Muthia
mau aja ditempeli ulet bulu terus nih Fandy😩
Syahril Salman
Kayanya udah mendekati akhir cerita ya kak?
Lia Ramadhan 😇😘: Hehehe...ditunggu saja ya kak kelanjutannya🙏🤗
total 1 replies
Intan Muthia
jangan lupa beri pelajaran yg setimpal buat si Mira😡😡
Intan Muthia
Gak bisa bersikap tegas kamu Fandy sorry aja nih di bagian ini aku kurang respect sama kamu mau2 nya masuk rencana licik si mira nanti kalau Cyra tau di tinggalin nangis lo😡😡
Intan Muthia
mau aja di peluk dari belakang meskipun
sudah nolak malah di biarkan ada2 saja nih Fandy😩
Intan Muthia
hawa2 pelakor 😡
Intan Muthia
aku juga tambah sayang🔥🔥🤭
Intan Muthia
Cyra ngambek tuh🤭🔥
Intan Muthia
so sweet bangeet siih😍😍
Intan Muthia
pengantin baruu nempel kaya perangko🤭🔥
Intan Muthia
🥵🥵🥵🔥🔥
Intan Muthia
aduhh pagi2 nih salah waktu buat bacanya😭😭🔥🔥
Lia Ramadhan 😇😘: hehehe...gak papa kak nanggung itu, hajar aja terus😄🤭
total 1 replies
Intan Muthia
🥺🥺🥺
Intan Muthia
Cyra jangan frustasi karena lelaki tukang slengki 🥺
Lia Ramadhan 😇😘: udh frustasi banget itu kak Cyranya😭🥲
total 1 replies
Intan Muthia
di bales tuh kecupannya🤭🔥
Lia Ramadhan 😇😘: menggoda bgt bibirnya dia kak😄🤭
total 1 replies
Intan Muthia
baru mampir nih❤🔥
Lia Ramadhan 😇😘: Alhamdulillah...makasih ya kak intan, mampir jg akhirnya🙏🤗😘
total 1 replies
Syahril Salman
Semangat lanjut kakak othor dan happy weekend 🙏😍
Lia Ramadhan 😇😘: Terima kasih kak, dan happy weekend juga🤗😘
total 1 replies
Syahril Salman
Saya masih mengikuti cerita ini kak, bagi saya tidak masalah dengan alur ceritanya. Tetap semangat dan sehat terus kk othor🙏😍
Syahril Salman: sama-sama kak 😍
total 2 replies
Syahril Salman
semangat lanjut kakak 💪😍
Syahril Salman: sama2 kak😍
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!