NovelToon NovelToon
Istri Jenderal Yang Mencuri Hatinya

Istri Jenderal Yang Mencuri Hatinya

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Romansa Fantasi / Cinta Seiring Waktu / Era Kolonial / Mengubah Takdir / Cewek Gendut
Popularitas:950.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: ICHA Lauren

Aku membuka mata di sebuah ranjang berkelambu mewah, dikelilingi aroma parfum bunga yang asing.
Cermin di depanku memantulkan sosok wanita bertubuh besar, dengan tatapan garang dan senyum sinis—sosok yang di dunia ini dikenal sebagai Nyonya Jenderal, istri resmi lelaki berkuasa di tanah jajahan.

Sayangnya, dia juga adalah wanita yang paling dibenci semua orang. Suaminya tak pernah menatapnya dengan cinta. Anak kembarnya menghindar setiap kali dia mendekat. Para pelayan gemetar bila dipanggil.

Menurut cerita di novel yang pernah kubaca, hidup wanita ini berakhir tragis: ditinggalkan, dikhianati, dan mati sendirian.
Tapi aku… tidak akan membiarkan itu terjadi.

Aku akan mengubah tubuh gendut ini menjadi langsing dan memesona.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ICHA Lauren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Selalu Salah di Matamu

Selesai makan siang, Nateya mengelus kepala Anelis, sebelum menyuruh Bi Warti mengantar si kembar ke kamar mereka.

“Biar mereka beristirahat,” ucapnya lembut.

Namun sebelum berlalu, Bi Warti menyerahkan sebuah surat undangan ke tangan Nateya.

“Nyonya… ini tadi dititipkan Nona Amara. Katanya undangan makan malam.”

Nateya menerima undangan itu. Ia membuka perlahan, membaca sekilas tulisan rapi berbahasa Belanda di dalamnya. Senyumnya tipis, hampir sinis.

"Baik. Aku mengerti. Terima kasih, Bi Warti.”

Setelah Bi Warti membawa anak-anak pergi, keheningan kembali menyelimuti ruang makan.

Nateya pun kembali ke kamar dan menutup pintu. Ia duduk di meja tulis, kembali menulis daftar menu sehat, lengkap dengan racikan minuman herbal yang berkhasiat meluruhkan lemak. Tangannya menggerakkan pena dengan lincah, seolah otak medis modernnya berpacu dengan semangat baru.

Di samping catatan itu, ia menulis jadwal olahraga. Targetnya jelas: dari bobot 80 kilogram, ia harus menurunkan 30 kilogram hanya dalam sebulan. Angka itu terdengar gila, tapi Nateya tersenyum penuh tekad.

“Tubuh ini harus berubah. Aku akan membuat semua orang tercengang."

Begitu menuliskan titik terakhir di jadwalnya, Nateya menegakkan tubuh. “Mengapa harus menunggu besok? Bukankah lebih baik aku mulai dari sekarang?” gumamnya.

Ia menoleh pada cermin, menatap tubuh tambun Seruni yang terbungkus kebaya hitam. “Sedikit penurunan sebelum jamuan makan malam besok pun sudah berarti banyak.”

Ia memejamkan mata, membayangkan setelan olahraga yang nyaman. Seketika, cahaya berkilau muncul di hadapannya. Saat cahaya itu meredup, tampak sepasang baju olahraga modern. Kaus ketat warna hitam dipadu celana training stretch biru tua dengan garis putih di sisi.

Bibir Nateya melengkung puas. “Sempurna.”

Lalu, ia membayangkan sebuah alat pembakar lemak yang efektif. Dalam sekejap, di sudut kamar muncul sebuah skipping rope berwarna merah menyala, seolah baru keluar dari toko olahraga masa depan.

Dengan hati riang, Nateya melepaskan kebayanya, lalu mengenakan setelan olahraga itu. Perasaan ringkas, bebas, dan ringan menjalari tubuhnya.

Ia meraih tali skipping dan mulai berlatih. Tubuh Seruni memang berat, tetapi dengan teknik dan stamina dari jiwa Nateya, ia mampu melompat dengan ritme teratur. Napasnya teratur, peluh mulai bercucuran. Meski begitu, senyum tidak pernah lepas dari wajah Nateya.

Si tengah semangatnya, terdengar bunyi pintu berderit. Nateya sontak berhenti, jantungnya terlonjak. Ia menoleh cepat.

Di ambang pintu, berdiri sosok tegap berseragam militer—Jenderal Elias, suami Seruni.

Tatapan dinginnya menusuk, alisnya berkerut rapat melihat pemandangan yang tidak biasa: istrinya yang tambun, kini berkeringat, memakai pakaian aneh, dan bergerak dengan penuh energi.

“Seruni, apa yang sedang kau lakukan?” tanya Jenderal Elias. Suara baritonnya terdengar berat, rendah, bercampur dengan nada heran.

Alih-alih menjawab, Nateya justru menarik napas, lalu tersenyum penuh tantangan. Ia malah balik bertanya dengan suara tenang.

“Dan, kenapa Jenderal Elias hari ini sering masuk ke kamarku tanpa izin?”

Ia melangkah maju satu langkah, sorot matanya berkilat. “Bukankah tadi kau bilang akan pulang larut malam? Atau jangan-jangan kau mencari Amara?”

Nama itu meluncur tajam dari bibir Nateya. Senyumnya berubah sinis. “Kalau begitu, kau salah tempat. Amara tidak ada di sini. Dia sudah pulang ke rumah orang tuanya.”

Ruangan seketika mencekam. Elias menatapnya, sulit dibaca apakah itu kemarahan, keterkejutan, atau sekadar keheranan pada perubahan mendadak istrinya.

Elias mendengus pelan. “Jangan memulai pertengkaran, Seruni. Aku pulang bukan karena urusan sepele. Aku mendapat laporan dari Victor bahwa istri Jenderal Bastian datang ke rumah ini dan bertengkar denganmu. Apa itu benar?”

Nateya mengangkat dagunya, sorot matanya berkilat tajam. “Jadi Victor, yang mengaku ajudan setiaku, ternyata hanya tukang mengadu.”

Nada suaranya penuh sinisme, membuat kerut di dahi Elias semakin dalam.

“Jangan salahkan Victor,” balasnya dingin. “Itu memang tugasnya. Ia harus melapor padaku apa pun yang terjadi. Dan sekarang aku ingin tahu…masalah apa lagi yang kau buat, Seruni? Kenapa sampai bertengkar dengan Eleanor?”

Nateya mendengus, dada naik-turun menahan getir. Ia menyilangkan tangan di dada, tubuhnya tegap walau lingkar pinggangnya besar.

"Ah, tentu saja. Bagimu, aku selalu biang onar. Jadi, apa pun yang kulakukan akan selalu terlihat salah di matamu.”

Tatapan Nateya tidak goyah sedikit pun. Sambil maju perlahan, ia melanjutkan kalimatnya.

“Kalau kau ingin tahu penyebabnya, tanyakan langsung pada Victor. Bukankah dia lebih kau percaya?”

Elias melangkah maju, aura dingin militernya mengurung ruangan. Suaranya merendah, tajam bagai pedang.

“Aku bertanya pada istriku. Jadi, kau yang harus menjawab, Seruni.”

Seringai tipis menyungging di bibir Nateya. Mulai detik ini, ia akan melawan dominasi Elias.

“Percuma. Apa pun jawabanku akan kau cap sebagai kebohongan. Lebih baik, kau menjenguk Julian dan Anelis di kamar. Biarlah mereka yang bercerita. Sekarang, keluar dari kamarku."

Kata-kata Nateya yang lugas, nyaris seperti pengusiran, membuat rahang Elias menegang. Sorot matanya menyala marah.

“Kau….” desisnya lirih, hampir seperti geraman. Ia tidak terbiasa diabaikan, terlebih oleh istrinya sendiri.

Dalam sekejap, Elias meraih lengan Nateya dengan cengkeraman kuat.

“Kau harus ikut denganku ke kamar Julian dan Anelis,” perintahnya keras.

Tak kenal takut, Nateya mencoba meronta. Namun, Elias lebih sigap. Dengan gerakan cepat yang mencerminkan jam terbang seorang perwira, ia meraih pinggang istrinya lalu melingkarkan lengannya erat-erat. Tubuh Seruni yang besar sekalipun tak mampu melepaskan diri.

Napas Nateya tercekat. Ia bisa merasakan otot-otot keras Elias menekan tubuhnya, mengunci geraknya.

Elias menunduk, bibirnya nyaris menempel di telinga Nateya. Suaranya turun menjadi bisikan yang menggetarkan, dan penuh ancaman.

“Meski tubuhmu kuat, kau lupa siapa aku. Aku sudah terbiasa melatih diri, terbiasa bertempur di medan perang. Kau tak akan pernah bisa melawanku, Seruni.”

Ruangan seketika hening, hanya terdengar napas keduanya yang saling bersahutan. Nateya merasakan degup jantungnya berpacu, bukan hanya karena kaget, tetapi juga karena getaran asing yang berdenyut di bawah kulitnya.

1
Erna Fkpg
penasaran apakah nateya kembali ke alam nyata atau tetap bahagia didlm cerita novel
Erna Fkpg
selamat berbahagia untuk aldric akhirnya diterima juga lamarannya untuk seruni semoga lancar sampai hari pernikahan
Mamae Daffa
kenapaa ak yg sneng yaa😁😁
Dyana
happy ending y kk author.. 🙏...
adik tiriny nateya klo pun dtag utk bls dendam.. please jgn sampe brakibat fatal.... bisr lh nateya bahagia kk.. jauh2 mnyebrag k Novell, kn kasihan klo sad endinv🤭
Dewiendahsetiowati
apakah Amara sudah tau tentang kematian Elias
Yani Cuhayanih
pas acara pernikahan undang ya aldrich ..kita kan best friend forever di dunia novel..thor tolong tulis namaku di surat undangan dengan huruf bhs Indonesia saja..kalo bhs belanda aku gk ngerti tak kira itu undangan pertempuran perang ketiga..janganlah buat aku pusing ,karena nungguin othor up saja sudah membuat ku puyeng karena lama menungu 🤭
snowwhite risca: Maaf y Kak kalau lama, othornya lg pengen liburan he3. Undangan Spesial Resepsi Pernikahan Aldrich-Seruni : Noni Yani Cuhayanih- Tamu Kehormatan 😍
total 1 replies
Hary Nengsih
akhirnya langsung gaspol
Nda
luar biasa,novel mu keren thor..
Amaya Fania
oh iya emang harus dicerai waktu udah jadi cantik biar makin sakit hati. lagaknya elias udah kaya cowok paling cakep sedunia aja
Andi Fitriani
hatiku berdebar menunggu kata selanjutx🤭
Yani Cuhayanih
Seruni maukah kau menikah denganku 😍 begitulah kira2 ucapan aldrich saat di restoran 🤭
chataleya
mungkin seruni mau dilamar 🤭🤭🤭 aku deg-degan thor... 🙈🙈🙈
Kusmawati Hartono
menyala pelakor 😝😝😝
pinpin
Kasian kalo Elias meninggal 😭
kalea rizuky
q demen sama orang yg blg penjajah karena kenyataan nya emank penjajah bkin sengsara
Yani Cuhayanih
kuharap acara pdkt seruni dan aldrich tdk bertele tele..keburu tahun baru..hd akhir tahun status seruni berubah jadi nyonya Aldrich
Mamae Daffa
😭😭😭sumpah Thor aku nangis kejer pas Elias di makamkan kasian ngerasain Julian dan anelis..pas adegan Julian ingin jadi seperti Elias ya Allah 😭😭
Mamae Daffa
aku nangis kasian lihat Elias knp bukan Amara aja yg mati Thor😭😭😭
Hary Nengsih
kapan nateya balik k raganya
Arin
Baguslah.... Tak sia-sia Nateya bertukar jiwa dengan Seruni. Dan membalik semua kesialan Seruni jadi keberuntungan dalam hidup nya
Semoga keberuntungan juga kepada Nateya bisa kembali kedunia nyata dan bersatu dengan kembaran Aldric 😁😁😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!