NovelToon NovelToon
Cek Khodam Online

Cek Khodam Online

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Mata Batin / Hantu
Popularitas:720
Nilai: 5
Nama Author: ef f

gara-gara nonton cek khodam online yang lagi viral membuat Deni tertarik untuk mengikutinya. Ia melakukan segala macam ritual untuk mendapatkan khodam nya. Bukannya berhasil Deni justru diikuti setan berdaster, tapi sayang wujudnya kurang keren

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ef f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

Keributan akhirnya berakhir, mereka telah membubarkan diri masing-masing. Namun karena peristiwa itu, ia tahu suatu rahasia bahwa mira, yang ternyata masih kerabat Vira ternyata jadi wanita simpan haji Rozikin.

Tak lama kemudian Deni tiba di tempat kerja, ia tersenyum melihat dua sahabatnya. Namun anehnya mereka hanya diam menatap amplop putih di atas meja.

"Wah, Udah datang kalian bro?" Tergur Deni santai

"Kenapa sih kalian? lagi marahan?" tanya Deni kembali, namun keduanya hanya saling sikut.

"Tadi pak haji kesini, dia nitipin ini Den" Dimas membuka suara sambil menyodorkan amplop putih itu.

"Lah kita kan belum waktunya gajian?"

"Kamu buka sendiri aja Den biar tau isinya"

Tanpa curiga Deni membukanya, yang hanya berisi secarik kertas. Namun perasaan lega akibat kejadian di pasar tadi lenyap saat selesai membacanya.

"Hah? Di pecat? Kenapa mendadak begini? Emang aku salah apa?"

"Kami juga gak tau Den, pak haji gak ngasih alesan ke kita"

"Apa mungkin gara-gara kamu sering telat Den?" pekik Tegar menduga

"Lah, kan telat udah ada hukumannya sendiri. Buktinya kemarin aku juga lembur sama kalian kan" mereka berdua hanya mengangguk karena tak mengetahui kejadian yang sebenarnya.

Ingatan Deni kembali ke kejadian saat memergoki haji Rozikin sedang main kuda-kudaan. Maka ia yakin jika si juragan melakukan pemecatan sepihak karena menganggap Deni adalah ancaman untuk nama baiknya.

"Benar-benar kampret si Rozikin itu. Dia yang salah aku yang kena" gerutu Deni

"Kenapa Den? Kamu tau kenapa haji Rozikin memecatmu?"

"Oh nggak, aku gak tau apa-apa. Mungkin lagi tantrum aja dia. Yaudah kalo gitu, aku kan gak kerja disini lagi. Aku pulang dulu ya Gar, Dim" Ucap Deni berbesar hati.

Meskipun berat, namun Deni tak ingin memperpanjang urusan ini.

"Kamu kok gitu? Kita kan konco kentel, susah seneng bareng"

"Kalo urusan satu ini aku gak mau ngajak susah kalian. Apalagi kalian kan ada keluarga yang harus dinafkahi. santai aja, nanti aku bisa cari lowongan kerja lain." Deni berujar dengan suara tercekat.

Setelah mereka berpelukan, Deni kembali melajukan motornya meninggalkan tempat itu, setelah jauh dari tempat itu, barulah Deni mengeluarkan kata-kata mutiaranya.

"Janc\*k! Si Rozikin itu, tua bangka gak ada akhlak. Dia yang main esek-esek kenapa malah aku yang apes"

Segala macam umpatan kasar serta isi kebun binatang disebutnya. Ia tidak menyangka jika si Rozikin itu melakukan ini.

Tak ada tempat yang bisa ia datangi untuk menenangkan diri, hingga akhirnya ia pulang ke rumah.

Di tengah perjalanan menuju ke desa, ia berpapasan dengan Lek To bersama beberapa warga. Mereka nampak terburu-buru mengitari desa sambil membawa nampan berisi sesajen.

"Pak, ada apa ini pak?" tanya Deni ke warga

"Ini Den, keponakan kang Abdul hilang semalam" terang warga

"Hilang gimana maksudnya pak?"

"Kurang tau Den, tapi yang jelas, ada warga yang menemukan tas di pos ronda, dan setelah diperiksa ternyata itu milik keponakan nya kang Abdul yang semalam tiba dari kota. Tapi anehnya pemiliknya gak ada. Kami khawatir keponakan nya digondol demit, jadi kami minta tolong sama Lek To"

Deni hanya terdiam. Ia sekilas teringat peristiwa janggal yang ia dengar semalam, suara misterius seorang pria. Namun segera ia tepis karna ia menganggap itu kebetulan semata.

Akhirnya Deni kembali meneruskan perjalanan pulang. Kali ini ia tidak tertarik membantu masalah orang. Apalagi udah ada Lek To yang bekingannya kuat di dunia persetanan.

Tiba di rumah, ia memarkirkan motornya, namun pandangannya justru tertuju ke rumah mbok yem yang nampak sangat sepi, padahal belum genap tujuh harinya.

"Perasaan udah siang, tapi kok rumahnya kayak gak ada orang ya?"

Karena penasaran, Deni terdorong untuk memeriksa. Ia melihat isi rumah dari balik jendela. Kondisi itu benar-benar sepi. Deni tak mendapati adanya Ratih dan anaknya, maka dengan makin penasaran, ia mengetuk pintu sambil mengucapkan salam.

"Assalamualaikum mbak"

Kenop pintu berderak yang kemudian terbuka. Dibarengi si pemilik rumah yang berdiri menyambutnya.

"Ada apa Den?" tanya Ratih dengan tatapan datar

"Gak ada apa-apa mbak, tak kira mbak Ratih pergi, dari luar kelihatan sepi. Oh ya, Sukma ke mana mbak?"

"Lagi main di kamar ibu"

Tengkuk Deni sempat merinding, tingkah Sukma memang berbeda dari anak pada umumnya. Jika banyak yang menghindari kamar orang yang sudah tiada, justru Sukma sangat senang main disana.

"Oh kalo gitu, aku pulang dulu ya mbak"

"Bantuin mbak sebentar bisa Den?"

"Minta tolong apa mbak?"

"Di dapur ada tikus mati. Tolong di buang ya"

Deni menyanggupi. Ia masuk kedalam rumah hendak menuju dapur yang ada di ujung. Semula tak sedikitpun ada rasa takut. Deni berjalan santai melewati kamar mbok yem. Samar-samar ia menangkap suara riang Sukma. Namun lambat laun ia merasa janggal yang jelas mendengar Sukma memanggil ibunya.

"Ibu, geli, ibu geli"

Mendengar itu, tentu saja Deni menghentikan langkahnya, ia melihat aktivitas itu melalui celah pintu yang sedikit terbuka. Deni tersentak, matanya melotot. Sebelumnya ia mengira jika Sukma main kelitik-kelitikan. Tapi dugaannya salah, Deni melihat dengan jelas, di punggung gadis itu muncul luka borok dan sosok wanita di belakang Sukma itu sedang menjilati luka itu. Mendadak perut Deni terasa mual. Sementara itu, ia masih ingat Ratih duduk menunggunya di ruang tamu.

"Terus tadi di dalam kamar itu siapa dong?" gumam Deni yang merasa ada sesuatu yang tidak beres.

Akhirnya Deni mempercepat langkahnya agar segera tiba menuju dapur. Ia memindai segala sudut. Namun tak menemukan bangkai tikus. Deni terdiam sesaat. Jika ia kembali ke ruang tamu maka ia harus melewati kamar mbok yem yang membuat nyalinya ciut. Namun alih-alih menemukan jawaban, ia justru mendengar suara perempuan yang berbisik lirih di telinganya.

"Keluar! Keluar dari rumah ini. Mereka semua bukan manusia"

Deni tersentak kaget, ia tersadar setelah bisikan itu menghilang. Tanpa pikir panjang ia melangkah keluar tanpa berani menoleh ke belakang.

Usai tiba di ruang tamu. Ia celingukan mencari Ratih. Namun wanita itu sudah tak ada disana, namun sebelum pulang ia kembali memeriksa lewat jendela.

"Deni? Kamu ngapain?"

1
Ikhsan Adriansya
lanjut kk
Ikhsan Adriansya
astoge/Joyful/
Ikhsan Adriansya
bagus
Slemkleseman
semoga menghibur
Slemkleseman: update tiap hari ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!