Novel kedua author ❤️
Bacaan Romantis komedi. Awas senyum-senyum nggak jelas!!! Penuh keuwuan dan kebucinan.
Kimmora, gadis jutek yang sangat benci diatur, tiba-tiba terbangun dari pingsan dan harus menikahi laki-laki yang merupakan anak dari sopir papanya. Kimmy yang cantik dan kaya, tak ingin dunia tahu jika dia sudah menikah, apalagi Arsen jelas tidak selevel dengannya. Saat Kimmy masih membenci suaminya, cinta dari pria lain datang menghampirinya. Mampukah Arsen membuat Kimmy bertahan dan mencintainya?
Ketika mereka baru merasakan indahnya pernikahan, fakta masa lalu mereka mulai terungkap. Siapakah Kimmy dan Arsen yang sebenarnya?
follow ig penulis: @ittaharuka
Selamat membaca Sayang-sayangnya Kimmy-Arsen 😍😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22
Aku tengah menonton drama korea kesukaanku, saat motor Arsen memasuki halaman depan rumah kontrakan kami. Malam mulai menyapa karena Arsen sampai rumah tepat pukul 19.00. Cowok itu pun masuk ke rumah setelah mengucapkan salam.
“Kamu udah di rumah?” tanya Arsen yang kini duduk d sofa tamu, sedangkan aku berada di depan televisi beberapa langkah darinya.
“Iya, takut kemalingan aku.” Aku masih fokus dengan drama korea romantis di hadapanku.
“Kamu tadi jalan sama Dion?” tanya Arsen lagi.
“Iya, dia cowokku sekarang.” Aku menoleh pada Arsen. Raut wajahnya terlihat sendu.
“Kenapa kamu mau sama dia, kamu ‘kan istri aku?”
“Arsen, kamu lupa, aku mau nikah sama kamu bukan karena cinta. Jadi sah-sah aja dong aku mau pacaran sama siapa. Lagian kamu tuh aneh, punya cewek secantik Yumna tapi malah ninggalin dia demi aku. Apa dia kurang kaya?”
Arsen terdiam, laki-laki itu tak langsung menjawab pertanyaan bertubi-tubi yang aku lontarkan. Aku yakin, dia sedang menyusun jawaban supaya bisa menipuku.
“Kimmy, aku menikahimu bukan karena harta, tapi karena cinta, karena janjiku ke kamu juga.” Arsen berjalan mendekatiku.
“Maksud kamu itu apa? Aku nggak pernah kenal sama kamu, nggak pernah ketemu kamu, kenapa juga kamu janji sama aku?”
“Mungkin kamu nggak ingat tentang aku, tapi aku masih ingat semua tentang kamu. Aku memenuhi janji kita dulu untuk menikah. Itu sebabnya aku menerima permintaan papa kamu untuk menikahi kamu.”
Aku mencerna setiap kata yang diucapkan Arsen. Namun, aku masih belum mengerti juga kapan aku dan Arsen mengucap janji. Janji apa yang tidak aku ingat. Arsen ini siapa sih, kenapa dia penuh dengan teka-teki.
“Aku nggak ngerti dan nggak ingat janji apa yang kamu maksud, tapi aku dan kamu ketemu pertama kali pas di kafe, ‘kan?”
“Bukan, tapi di tempat lain.” Arsen berjalan menuju kamar mandi.
“Arsen tunggu, kita dulu ketemu dimana?” tanyaku yang hanya bisa memandang Arsen sebelum masuk ke kamar mandi.
Apa yang diucapkan Arsen sungguh tidak bisa aku terima. Kapan aku bertemu Arsen, dan sejak kapan dia mengenalku. Otakku benar-benar buntu. Papa dan Kak Dareen bisa kenal dengan Arsen, kenapa aku tidak?
Setahuku, Arsen tidak pernah mengunjungi Bi Sri dan Pak Aji di rumah papa, dan aku bahkan tidak tahu jika anak Bi Sri dan Pak Aji ada di kota ini. Jadi, kenapa Arsen tidak pernah mengunjungi orang tuannya? Apa benar Arsen anak kandung mereka?
Malam minggu ini, tiba-tiba hujan datang mengguyur dengan deras. Aku segera mengunci pintu rumah dan berniat masuk ke dalam kamar. Namun, saat aku akan memasuki kamar, tiba-tiba lampu di rumah ini padam. Dalam kegelapan itu, aku merasa sedikit ketakutan, apalagi ponselku ada di dalam kamar dan tidak ada cahaya sama sekali.
“Arsen, kamu belum selesai mandinya?” Aku meraba-raba pada dinding mencari jalan menuju kamarku.
“Iya, aku baru selesai mandi, kenapa bisa mati lampu ya?” kata Arsen yang tak bisa kulihat keberadaannya.
Lalu, suara petir pun mulai memekakkan telingaku.
“Arsen, aku takut. Aku takut petir.” Aku berteriak histeris, setiap mendengar petir aku memang selalu ketakutan.
“Iya, tenang aku di sini.” Arsen berhasil meraih lengan tanganku. “Tenang ya, jangan takut.” Tangan Arsen yang terasa dingin meraba kulit tanganku, lalu menggenggam erat telapak tanganku.
Jedeer.
“Arsen.” Aku langsung memeluk tubuh Arsen setelah mendengar suara petir yang kembali menggelegar. “Aku takut Arsen, aku takut.”
“Iya, iya. Tenang dulu ya.” Arsen membalas pelukanku, tubuh Arsen terasa dingin karena baru selesai mandi.
Aku bisa merasakan dinginnya dada Arsen yang kutebak hanya memakai handuk saja. Aku semakin mengeratkan pelukanku, gelap-gelapan ditambah hujan petir, aku semakin merasa takut.
“Kita ke kamar aja ya,” kata Arsen yang perlahan membawa tubuhku meninggalkan tempat kami berdiri.
“Arsen, jangan pergi, aku takut.” Aku tidak punya pilihan lain selain bergantung dengan Arsen.
“Iya, aku ganti baju dulu ya,” kata Arsen saat kami memasuki kamar.
“Jangan lepas tanganku tapi.” Aku masih memeluk Arsen sambil terus berjalan.
“Tapi sepertinya ini kamar kamu Kim, kamar aku di sini lemari bukan ranjang,” kata Arsen saat kami menabrak sesuatu yang kutebak itu memang ranjang.
Aku sendiri tidak pernah masuk ke kamar Arsen jadi aku tidak tahu letak kamar Arsen seperti apa.
“Udah, kamu di sini aja, pakai selimut aja dulu, nanti kalau udah nyala baru balik ke kamarmu.” Aku menarik tangan Arsen agar tidur di ranjangku.
Arsen menurut dan naik ke ranjang bersamaku.
“Tapi kok tumben ya ada pemadaman, apa kita belum isi pulsa listrik?” tanya Arsen yang tidak aku pahami.
“Pulsa? Emang listrik pakek pulsa?” tanyaku.
Aku sungguh tidak tahu, karena yang aku tahu pulsa itu untuk menelepon. Lalu apa hubungannya sama listrik.
“Aduh, masak kamu nggak tau sih, pulsa listrik itu ada.” Arsen menarik selimut untuk menutupi tubuhku juga tubuhnya.
Jedeer.
Petir kembali menggelegar, aku kembali memeluk erat tubuh Arsen. Benar-benar malam sial, sepertinya aku dan Arsen harus tidur bersama untuk pertama kalinya.
“Arsen, janji ya jangan pergi. Aku beneran ketakutan tiap dengar suara petir.” Aku membenamkan wajahku pada dada bidang milik Arsen.
“Iya, kamu tenang aja, aku nggak akan kemana-mana, kamu tidur ya sekarang.” Arsen membalas pelukanku, dan aku merasa nyaman dalam dekapan Arsen yang berstatus suamiku.
🌹🌹🌹
Iyalah nyaman, dia kan suamimu Kim, by the way itu beneran belum bayar listrik. Astaga, mati lampu membawa berkah ya. Kalau gini kan bisa bobok bareng 🥰🥰
Halo Gengs, apa kabar? Jujur aku seneng banget kalian, readers kece ini bisa mendalami cerita yang aku buat. Terima kasih banyak ya.🤗🤗🤗
Kalian marah kalian kesel sama Kimmy, itu bikin aku seneng Gengs, artinya karakter Kimmy yang aku buat benar-benar tersampaikan. Tapi, jangan karena kalian nggak suka sama sikap Kimmy terus kalian ninggalin aku ya. Jangan, Jangan, pokoknya Jangan.
Suatu hari nanti sii Kimmy pasti akan berubah kok, tapi butuh waktu ya.
Okay, jangan lupa ritual jejaknya, tinggalkan like juga komentarnya ya. kembang atau kopi atau vote juga tetap aku terima 🥰🥰
I love you Gengs, sayang-sayangnya Kimmy & Arsen 😘😘
See U again.