NovelToon NovelToon
Black Division

Black Division

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Penyelamat / Action / Sistem / Mafia
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Saepudin Nurahim

Di tengah kekacauan ini, muncullah Black Division—bukan pahlawan, melainkan badai yang harus disaksikan dunia. Dipimpin oleh Adharma, si Hantu Tengkorak yang memegang prinsip 'hukum mati', tim ini adalah kumpulan anti-hero, anti-villain, dan mutan terbuang yang menolak dogma moral.
​Ada Harlottica, si Dewi Pelacur berkulit kristal yang menggunakan traumanya dan daya tarik mematikan untuk menjerat pemangsa; Gunslingers, cyborg dengan senjata hidup yang menjalankan penebusan dosa berdarah; The Chemist, yang mengubah dendam menjadi racun mematikan; Symphony Reaper, konduktor yang meracik keadilan dari dentuman sonik yang menghancurkan jiwa; dan Torque Queen, ratu montir yang mengubah rongsokan menjadi mesin kematian massal.
​Misi mereka sederhana: menghancurkan sistem.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saepudin Nurahim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Konsensi Dan Air Mata Seorang Dewi Perang

​"Jelaskan padaku, Tanaka," suara Helena terdengar rendah, berbahaya, dan lebih dingin dari ruangan itu. "Kaiser adalah unit tempur terbaik kita di lapangan. Dia punya armor anti-kimia, anti-peluru, speed enhancer, dan bilah plasma. Dan dia dikalahkan oleh... seorang vigilante tanpa armor?"

​"Dia tidak mati, Nyonya Kvist," balas Dr. Tanaka, menekan tombol di tabletnya. "Data telemetri menunjukkan trauma tumpul masif di reactor core-nya, yang melumpuhkan sistemnya. Tapi life supportnya utuh. Dia dilumpuhkan, bukan dibunuh."

​Helena mengangkat alisnya yang pirang tipis. "Dilumpuhkan? Kenapa? Kenapa Adharma—atau siapapun dia—membiarkannya hidup? Itu tidak sesuai dengan pattern pembunuhannya selama ini. Emosi. Ini lebih buruk daripada kematian. Ini adalah pernyataan penghinaan terhadap kekuatan kita, Tanaka."

​"Dan bukan itu saja, Nyonya," sambung Tanaka. "Kami juga melacak tiga sinyal yang berhasil dievakuasi oleh pesawat tak dikenal. Timing dan rute pelarian kargo Black Division terlalu bersih. Saya curiga... mereka mendapat perlindungan dari dalam."

​Belum sempat Tanaka menjawab, pintu ruang rapat terbuka. Sosok asing yang berkelas dan mengenakan setelan jas navy blue mahal masuk ke dalam ruangan. Di sampingnya, dua pengawal kekar.

​"Aku yang akan menjawab pertanyaanmu, Helena," suara pria itu berat, dengan aksen Jerman yang kental. Ia adalah Victor Rhausfeld, Utusan Khusus Keluarga Rhausfeld.

​Helena segera berdiri, menunjukkan sedikit rasa hormat yang terpaksa. "Victor. Kami tidak mengharapkan kehadiran Anda secepat ini."

​Victor Rhausfeld tidak menjawab sapaan itu. Ia meletakkan sepasang sarung tangan kulit di atas meja kaca. Matanya memancarkan kemarahan yang tenang.

​"Kontainer yang dicuri bukan milik GATRA, Helena," ujar Victor, suaranya pelan, tetapi menekan. "Itu adalah produk unggulan yang disiapkan untuk klien tertentu. Kegagalanmu, sebagai perwakilan militer PBB yang mengawasi keamanan kargo ini, telah merusak supply chain kami, reputasi kami, dan yang lebih penting... arus kas kami."

​"Kami akan menemukan kargo itu, Victor. Itu hanya masalah waktu. PBB akan mengerahkan—"

​"Waktu adalah uang, Dewi Perang," potong Victor, menggunakan julukan sinis Helena. "Dan aku tidak punya banyak waktu. Pemerintah Indonesia telah menjadikanmu perwakilan keamanan PBB untuk transaksi ini, dan kau gagal melindunginya. Bagi kami, PBB dan GATRA hanyalah perusahaan jasa pengiriman yang gagal."

​"Apa yang Anda inginkan, Victor?" tanya Helena, mencoba mengendalikan nada suaranya.

​Victor Rhausfeld mencondongkan tubuh ke depan. "Dua hal. Pertama: Ganti Rugi Penuh. Dan kedua: Black Division harus lenyap. Hapus mereka dari peta. Segera."

​"Kami sudah memburu mereka. Kami akan melacak sinyal mereka kembali ke Sentral Raya—"

​"Tidak cukup cepat, Helena," potong Victor. "Kami akan memberikan tekanan politik global kepada Pemerintah Indonesia dan Presiden Bagaskara secara langsung. PBB harus mengeluarkan resolusi mendesak yang mengutuk dan secara resmi meluncurkan operasi militer untuk melenyapkan teroris domestik ini. Kau, sebagai Anggota Eksekutif, harus mendorong resolusi itu!"

​Ancaman itu nyata. Helena kini tidak hanya berurusan dengan kerugian GATRA, tetapi juga dengan tanggung jawabnya di PBB. Victor Rhausfeld telah memaksa Dewi Perang itu untuk memilih antara melindungi perusahaan militernya atau menjalankan tugas diplomatik global.

​Setelah Victor Rhausfeld pergi, wajah Helena Kvist terlihat tegang.

​"Tanaka, batalkan semua pencarian di padang gurun. Fokus kita adalah pada lubang keamanan," desis Helena. "Mereka bergerak dengan presisi militer dan lolos tanpa cedera dari Air Defense kita. Hanya ada dua kekuatan di Indonesia yang mampu melakukan ini tanpa terdeteksi: The Vault atau organisasi bayangan militer yang didanai pemerintah."

​Helena membesarkan salah satu titik di peta, menunjuk pada potret wajah seorang wanita berambut hitam pendek yang elegan.

​"Menteri Luar Negeri Indonesia. Puja Fernando," kata Helena, matanya menyipit penuh kecurigaan. "Wanita ini mengendalikan semua akses diplomatik, logistik, dan dia adalah salah satu otak di balik penguatan militer bayangan negara itu. Dia adalah penjaga pintu dari segala sesuatu yang ilegal yang dilakukan pemerintah Indonesia."

​"Nyonya, tapi Tuan Darma adalah vigilante Sentral Raya. Kenapa seorang Menteri Luar Negeri melindunginya?" tanya Tanaka skeptis.

​"Karena Darma melakukan pekerjaan kotor yang tidak bisa dilakukan oleh Vanguard yang terikat PBB," jawab Helena. "Victor Rhausfeld benar. Seseorang membantu mereka, dan orang itu memiliki kekuatan untuk menekan Presiden Bagaskara. Kita tidak lagi berperang melawan Darma. Kita berperang melawan Puja Fernando, dan jaringan rahasia yang ia kendalikan. Dia yang paling tahu bagaimana cara memuluskan jalur penyelundupan ini."

​Helena berdiri. "Siapkan tim intelijen terbaik. Aku ingin kau menyusup ke Indonesia. Cari tahu organisasi rahasia apa yang dikendalikan Puja Fernando. Kita harus membuktikan bahwa Menteri Luar Negeri yang menjual kami."

​Helena harus memenangkan pertarungan ini. Jika tidak, ia akan kehilangan kredibilitasnya di PBB dan GATRA.

GATRA beralih fokus dari pemburu vigilante menjadi spy agency yang menargetkan Anggota Kabinet Indonesia. Dewi Perang PBB kini menghadapi sesama politisi cerdas yang dingin, Puja Fernando, dan bertekad mengungkap shadow organization yang melindunginya.

Bersambung....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!