NovelToon NovelToon
The Price Of Affair

The Price Of Affair

Status: tamat
Genre:Poligami / Selingkuh / Pelakor / Suami Tak Berguna / Tamat
Popularitas:763.3k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

Sinopsis

Arumi Nadine, seorang wanita cerdas dan lembut, menjalani rumah tangga yang dia yakini bahagia bersama Hans, pria yang selama ini ia percayai sepenuh hati. Namun segalanya runtuh ketika Arumi memergoki suaminya berselingkuh.

Namun setelah perceraiannya dengan Hans, takdir justru mempertemukannya dengan seorang pria asing dalam situasi yang tidak terduga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab: 9

“Kamu serius?” tanya Hansel pelan, masih sulit mempercayai kata-kata Arumi barusan. Matanya menatap lekat wajah istrinya, seolah mencari kepastian dari sorot matanya.

Arumi mengangguk pelan. “Iya… aku serius.”

Hansel menarik napas dalam, lalu menatapnya penuh kesungguhan. “Aku sudah mengakhirinya, Rum. Aku dan dia... sudah selesai. Tak ada lagi apa-apa di antara kami.”

Arumi menatapnya lama, mencoba mempercayai kata-kata itu sepenuh hati. Luka memang belum hilang, tapi ia memilih untuk memberi kesempatan, untuk rumah tangga mereka.

“Pak, silakan tebus obatnya di resepsionis,” ujar salah satu tenaga medis, memecah suasana haru yang baru saja menyelimuti ruang IGD.

“Baik, Suster. Terima kasih,” ucap Arumi sopan, mengangguk kecil.

Ia lalu menoleh pada Hansel, dengan beberapa bagian tubuhnya masih dibalut perban.

“Kamu tunggu di sini, ya. Biar aku saja yang ambil obatnya,” kata Arumi lembut, mencoba tersenyum.

Arumi baru saja keluar dari ruang IGD dan berjalan menuju resepsionis untuk menebus obat, ketika tiba-tiba sebuah suara memanggilnya dari belakang.

“Arum!”

Arumi refleks menoleh. “Hil?” ucapnya kaget.

Langkahnya langsung terhenti saat melihat sosok Hilda berdiri beberapa meter di belakangnya, wajahnya pucat dan tubuhnya tampak lelah. Tapi yang paling mengejutkan, beberapa bagian tubuh Hilda terlihat terluka. Ada perban di lengan, goresan di pelipis, dan baju yang sedikit berantakan.

“Hilda, kamu… kamu kenapa?” tanya Arumi cemas, segera menghampiri sahabatnya dengan langkah tergesa.

“Tadi... kecelakaan,” ujar Hilda pelan, mencoba tersenyum meski wajahnya masih menegang. “Tapi tenang aja, Rum. Nggak parah kok.”

Arumi menggeleng cepat, matanya menatap luka-luka di tubuh sahabatnya dengan panik. “Nggak parah gimana, Hil? Kamu luka-luka begitu! Lihat tanganmu, pelipismu juga berdarah.”

Nada suaranya terdengar marah, bukan karena kesal, tapi karena khawatir. Terlalu khawatir.

Hilda hanya tertawa kecil, meski jelas tubuhnya menahan nyeri. “Beneran, aku baik-baik aja. Ini cuma lecet sedikit.”

Namun Arumi tak mudah diyakinkan. Ia segera meraih tangan Hilda, memperhatikannya dengan seksama. “Kamu harus dicek lagi, jangan anggap sepele.”

Namun Arumi tak mudah diyakinkan. Ia segera meraih tangan Hilda dan memperhatikannya dengan cermat.

“Kamu harus dicek, Hil. Jangan anggap sepele,” ucapnya serius.

“Aku temani kamu, ya,” lanjut Arumi, masih dengan nada khawatir.

Hilda tersenyum tipis, lalu menatap sahabatnya dengan heran. “By the way, kamu ngapain di rumah sakit?”

Arumi terdiam sejenak, lalu menjawab pelan, “Hansel... Hansel kecelakaan.”

Hilda terbelalak. “Hansel juga kecelakaan?”

Arumi mengangguk pelan. “Iya.”

Hilda mengerutkan kening. “Kok bisa barengan gini, ya? Aneh banget.”

Ia lalu menatap Arumi dengan curiga. “Terus, kamu datang ke sini buat lihat dia?”

“Iya... aku...” Arumi menggigit bibir bawahnya, ragu melanjutkan. “Aku sama Hansel... kita...”

Kalimat itu menggantung di udara. Arumi menunduk, tak sanggup melanjutkan. Hatinya gelisah. Ia tahu, jika mengatakannya sekarang, bahwa ia telah memaafkan Hansel dan ingin memulai kembali, itu akan mengundang banyak pertanyaan dari Hilda.

“Kamu mutusin buat baikan lagi sama Hansel?” tanya Hilda hati-hati, menatap sahabatnya dengan ekspresi sulit ditebak.

“Iya,” jawab Arumi singkat, tanpa banyak penjelasan.

Hilda membuka mulut, hendak mengatakan sesuatu, namun belum sempat keluar, Arumi langsung menyela, “Udah, Hil… kita bahas ini nanti aja, ya. Sekarang kamu perlu diobati dulu.”

Tanpa menunggu respons, Arumi segera menggandeng tangan Hilda dan membawanya kembali ke ruang IGD untuk diperiksa.

“Besok kita ketemu lagi, dan kita bicarakan semuanya,” ucap Arumi saat Hilda hendak masuk ke ruang periksa.

“Iya, ingat ya, besok. Sekarang kamu pulang aja, antar Hansel pulang,” kata Hilda, mencoba tersenyum meski wajahnya masih tampak lelah.

“Tapi kamu gimana? Aku tunggu aja, sekalian kita pulang sama-sama,” ucap Arumi, ragu meninggalkannya sendirian.

“Nggak usah. Kalian duluan aja. Aku nanti gampang, aku telepon Nayla buat jemput,” balas Hilda menenangkan.

*****

“Pelan-pelan.” ucap Arumi lembut sambil menopang lengan Hansel, membantunya naik ke atas ranjang dengan hati-hati.

“Makasih, sayang,” ucap Hansel pelan, menatap Arumi dengan mata yang penuh rasa syukur.

Arumi tersenyum kecil. “Kamu mau makan sesuatu? Aku bisa buatkan atau ambilkan kalau kamu lapar.”

“Aku mau makan masakan kamu. Beberapa hari ini, aku kangen banget sama masakan kamu,” ujar Hansel, suaranya lembut, penuh kerinduan yang tulus.

Arumi tersenyum tipis, ada kehangatan yang mengalir di dadanya. “Oke, aku cek kulkas dulu, ya. Aku masakin yang kamu.”

Ia lalu beranjak menuju dapur, meninggalkan Hansel yang masih menatapnya dengan tatapan penuh makna, seolah kehangatan rumah itu mulai kembali terasa.

“Yang ada cuma ini, ya. Besok aku belanja lagi, terus aku masakin makanan kesukaan kamu,” ujar Arumi sambil membawa masuk sepiring tumis sayur dan telur ceplok.

Hansel tersenyum hangat, matanya tak lepas dari wajah istrinya.

“Selama itu masakan kamu, aku pasti suka. Makasih, sayang,” ucapnya tulus, membuat Arumi diam-diam tersenyum sambil meletakkan nampan di meja kecil di samping ranjang.

“Mau aku bantu?” tawar Arumi lembut saat melihat Hansel meringis kesakitan, berusaha menyuap makanan dengan tangan yang masih terluka.

Hansel mengangguk. "Aku mau."

Arumi tersenyum tipis, lalu duduk di sisi ranjang sambil mengambil sendok dari tangan Hansel. Dengan hati-hati, ia meniup suapan pertama sebelum menyodorkannya ke mulut pria itu.

“Pelan-pelan aja, ya,” ucapnya lembut.

Hansel mengangguk, lalu membuka mulutnya. Suasana hening, hanya diisi oleh suara halus sendok menyentuh piring dan napas pelan di antara mereka.

Setiap suapan terasa seperti bentuk kecil dari kasih yang perlahan mulai dipulihkan. Arumi tak banyak bicara, tapi cara ia menyendokkan makanan dan menatap Hansel dengan penuh perhatian, sudah lebih dari cukup.

“Enak,” gumam Hansel setelah beberapa suapan.

Arumi tersenyum sambil menunduk. “Cuma tumis sayur dan telur ceplok.”

“Tapi karena kamu yang masak dan nyuapin, rasanya beda,” kata Hansel, menatapnya dengan penuh arti.

Arumi terdiam sejenak. Kata-kata itu menyentuhnya, tapi ia menahan diri untuk tidak hanyut terlalu dalam. Luka mereka belum benar-benar sembuh, tapi setidaknya, mereka mulai saling menjangkau lagi.

*****

Support author dengan like, komen dan subscribe cerita ini ya, biar author semangat up-nya. terima kasih atas support kalian semua. salam hangat dari Author.

1
alfyhmbrkh
Aku membuat sebuah karya menarik di NovelToon, mohon dukungannya ya! langsung klik profilku ga novelnya seru²
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
rumi liatin jari manismu sambil bilang maaf aku bukan janda lagi
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
lambat lu keras kepalanya mi
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
tolol masih nanya mau verikan dia atau aku gustiii
Erna Lubis
rasain kau Nayla..
Anonymous
Jangan sampai hilda menghancurinhidup arumi, kasihan kadang teman dekat yg menghancurkan kita diam2😭
Anonymous
Arumi terlalu bertele2, gk tahan mundur, mana mertua kaya mercon gitu mulutnya
rose pareira
si Ryan mati suri ya, ga ada bunyinya
Putra Putra
d maafkan ntar d slingkuh ini lg, nangis² lg capek deh
Putra Putra
arumi ke bukan drama, g cpt ambil keputusan, kok y sakit hati bkn cpt kluar dr mslh tp mlah mendayu dayu, jd gregetan dg sikap arumi
Sunarmi Narmi
SAMPAI SINI KOK JADI MALES BACA..NAYLA DIATAS ANGIN TRUS...DAH LAH DRIPDA AKU EMOSI BACA NOVEL BIAR RILEKS MLAH BIKIN 😡😡 MENDING STOP LAH TAK CARI YG LUCU" DN ROMANTIS PENUH PERJUANGAN..KLO MAIN LICIK KYAK GINI KURANG SUKA..MAAF YA THOR
Sunarmi Narmi
JANGAN LAMA" BAB KEMENANGAN NAYLA + DIMAS THOR..LIHAT NGAK BNYAK YG LIKE DN KOMEN..KRN MEREKA MALES LIHAT NAYLA MASIH DIATAS ANGIN ALIAS MAKIN MENGILA...KPAN DIA HANCUR..ARUMI KAN KASIHAN...!!!!!
Sunarmi Narmi
KOK NGAK DISUNTIK MATI AJA SIH THOR...KAN MENGANCAM NYAWA SESEORANG KLO HALU NYA SDH KELEWATAN KYAK HANSEL...🤔🤔🤔🤔
Sunarmi Narmi
Ooo HANSEL Jdi EDAN ALIAS GILA...😄😄KURANG TRAGIS SIH..
Sunarmi Narmi
Aku mlah kangen masakan Arumi ya..lebih berselera pas bacanya..yg thailan mah bodo amat ngak pham..😄😄
Sunarmi Narmi
Reuni SMA ngak segitunya jg kali...bully sdh lewat soalnya usia mereka jg sdh dewasa jdi rata' yg pernah aku ikuti ngak ada bully an justru seru" an tpi klo timbul cinta lama kembali menyala bnyak..tpi ya tergantung orangnya..klo pamer kekuasaan ,pamer harta cuma di Drakor dn Dracin..Indonesia No...Aman pokoke.
Sunarmi Narmi
Semoga segera hamil baby twins
Sunarmi Narmi
Aku jdi perempuan ngak bnyak omong sih..kata orang akubtegas ..jdi klo kebanyakan debat mlah bikin emosi..eksekusi lupakan Han Rum..itu pesanku..kmu terlalu bertele tele...jdi kebnyakan drama..kelamaan kmu galaunya..
Sunarmi Narmi
ini ngapain Arumi msih di rumah GOBLOK AMAT RUM KAMU..BYAKITIN DIRI SENDIRI...TOBAT...TOBYATTT KIRAIN PLNG DRI BANDUNG DITEMENIN HILDA TRUS BERBENAH BAJU DN SEMUA LNGSUNG PERGI..NGAPAIN NASIH NGENDON DI RUMAH HANS...HARGAI DIRIMU RUM..NGAPAIN DEBAT SAMA HANS...BENER" YA RUM KAMU STUPID 😡/Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer/
Sunarmi Narmi
Pulang kemasi barang" mu Rum....stop menunggu Hans dia tdk berubah..pergi dn lupakan..cari kerja dn mandiri..lupakan Hans dgn kmu sibuk kerja dn manjakan tubuhmu..OK..jgan lemah menangis boleh tpi sayang kelamaan nangis mata burem 😄😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!