NovelToon NovelToon
Diantara Cinta Dan Dosa

Diantara Cinta Dan Dosa

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang
Popularitas:16.2k
Nilai: 5
Nama Author: Jesslyn Kim

Masih saling sayang, masih saling cinta, namun terpaksa harus berpisah karena ego dan desakan dari orang tua. Ternyata, kata cinta yang sering terucap menjadi sia-sia, tak mampu menahan badai perceraian yang menghantam keras.

‎Apalagi kehadiran Elana, buah hati mereka seolah menjadi pengikat hati yang kuat, membuat mereka tidak bisa saling melepaskan.

‎Dan di tengah badai itu, Elvano harus menghadapi perjodohan yang diatur oleh orang tuanya, ancaman bagi cinta mereka yang masih membara.

‎Akankah cinta Lavanya dan Elvano bersatu kembali? Ataukah ego dan desakan orang tua akan memisahkan mereka dan merelakan perasaan cinta mereka terkubur selamanya?


Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jesslyn Kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Make a wish

Hari-hari berlalu terasa panjang dan melelahkan. Kini Vano tak lagi memegang Grand hotel, sesuai dengan keputusannya. Ia memilih bekerja di sebuah perusahaan asing, meskipun harus memulai karir dari bawah. Anggap saja ini sebagai batu loncatan, karena Vano sudah berencana untuk membuka usaha sendiri ketika semua sudah matang.

Begitu juga kehamilan Bella yang sudah memasuki usia 5 bulan, dengan bekerja di tempat orang, tentu saja membuat Vano harus bekerja sesuai aturan. Namun hal itu justru Vano syukuri, Karena ia tak bisa selalu bersama Bella.

"Kenapa belum tidur?" Tanya Vano yang baru saja pulang pukul 9 malam.

"Aku menunggumu pulang," Bella mengelus perutnya yang sudah sudah mulai terlihat membesar.

"Istirahatlah!"

"Sayang.. lebih baik kamu urus perusahaan Papa saja, dari pada bekerja pada orang lain."

"Aku sudah katakan berkali-kali, aku tidak mau," Vano tetap dengan keputusannya.

"Sayang.. perusahaan itu akan jatuh ke tanganku juga, dan jujur aku tidak tertarik sama sekali mengurus perusahaan, aku ingin menjadi ibu rumah tangga, mengurus kamu juga anak-anak kita."

"Kamu meremehkan usahaku?" tanya Vano tersinggung.

"Bukan begitu, aku percaya padamu... Tapi ini buat kebaikan kita juga,"

"Aku tahu kamu meragukanku, Bella. Bahkan uang yang ku kasih pun tak pernah kamu gunakan," harga diri Vano sebagai laki-laki terluka.

"Bukan begitu maksudku," Bella mencoba menjelaskan. Namun, nampaknya Vano sudah terlanjur kecewa.

Ternyata walaupun Vano memang bertanggung jawab atas kehamilan Bella, hubungan keduanya tak juga membaik. Selalu saja ada perselisihan dan kesalahpahaman di antara mereka.

Bella kesal, niat baiknya selalu di salah artikan oleh Vano. Berbeda dengan pemikiran Vano, ia tak ingin terikat ataupun bergantung pada keluarga Bella. Sudah cukup menjadi pelajaran saat dirinya mengelola usaha orangtuanya. Ia tak bisa bebas berpendapat dan selalu mendapatkan tekanan. Jika hanya soal pekerjaan Vano masih bisa terima, namun jika sudah mencampuri urusan pribadi Vano tidak sudi.

Malam itu Vanya mengirim pesan pada Vano, ia berencana merayakan ulang tahun Elana di yayasan anak. Sebenarnya kegiatan ini rutin mereka lakukan setiap tahun saat ulangtahun Elana. Vanya juga tak meminta Vano untuk datang, mengingat pekerjaan Vano yang benar-benar sibuk akhir-akhir ini. Bahkan menemui Elana pun hanya saat hari libur saja. Tapi setidaknya itikad baik Vanya memberitahu Vano.

Ulang tahun Elana memang selalu dirayakan sederhana. Tanpa lilin, tanpa kue mewah, bahkan tanpa gaun baru. Kalaupun ada perayaan, mereka hanya berkumpul bertiga di rumah. Vanya dan Vano selalu mengajarkan Elana untuk bersyukur dan berbagi dengan teman-teman yang kurang beruntung.

"Mami... hadiah untuk teman-teman sudah semua 'kan?" Elana nampak antusias mempersiapkan hadiah untuk teman-temannya di yayasan.

Vanya mengelus rambut Elana dengan lembut, merasa bangga dengan Elana, di usianya yang masih dini sudah memiliki empati yang tinggi. "Sudah sayang,"

"Apa Papi nanti datang?" tanya Elana kemudian.

"Mami belum tahu sayang... Papi sedang sibuk dengan pekerjaan. Tidak apa-apa 'kan ada mami."

Elana hanya mengangguk kecil. Setelah beberapa bulan menjalani terapi dengan psikolog, perlahan ia mulai memahami apa yang sebenarnya terjadi pada orang tuanya.

"Elana sekarang tidur ya, besok kita 'kan berangkat pagi."

"Iya mami," Elana hanya menurut.

pagi-pagi sekali Vanya sudah terlihat rapi dan bersiap, sementara Elana sengaja belum di bangunkan. Biarlah ia selesaikan pekerjaannya terlebih dahulu, sebelum membangunkan Elana, gadis kecil itu juga sudah ijin tidak masuk sekolah.

Di tengah kesibukannya, bel apartemen tiba-tiba berdering. Siapa yang bertamu sepagi ini? Sus Tari sedang pulang kampung, dan Mama Herlina juga sedang ada urusan. Dengan penuh rasa penasaran Vanya pun membuka pintu.

Ternyata Vano datang membawa kue, dan juga kado untuk putri kesayangannya. "Di mana Elana?" tanya Vano ketika pintu terbuka.

"Ada di kamar, Elana belum bangun. masuklah,"

Vano pun membuka kotak kue yang di bawanya, kemudian menyalakan lilin, niat hati ingin memberikan kejutan untuk Elana.

"Memangnya kamu tidak kerja?" tanya Vanya khawatir jika Vano terlambat berangkat kerja nanti.

"Aku sudah mengajukan cuti, aku ingin menghabiskan waktu dengan Elana di hari ini," jawab Vano jujur.

"Sudah ijin Bella?" tanya Vanya lagi. Ia tak ingin ada kesalahpahaman lagi di antara mereka.

"Sudah,"

Vanya hanya mengangguk.

"Ayo Vanya, kita beri kejutan untuk Elana. Apa kamu sudah siapkan kado juga?"

"Sudah, sebentar aku ambilkan dulu,"

Kini mereka terlihat seperti pasangan harmonis yang tengah merayakan ulangtahun putri semata wayangnya.

"Selamat ulangtahun tuan putri," Vano membangunkan Elana, dengan membawa kue dan kado di tangannya.

"Papi.. Mami..." Elana tersenyum sumringah melihat kedua orangtuanya.

"Selamat ulangtahun putri kecilnya Papi, ayo buat permohonan," Vano menyodorkan kue yang di bawanya.

Elana memejamkan mata, dan berdoa dalam hatinya. "Elana mau Mami dan Papi bersatu lagi seperti dulu, dan kita tinggal bersama lagi." Permintaan Elana sederhana tapi sulit untuk di wujudkan.

Elana membuka mata kemudian meniup lilin.

Vanya dan Vano memberikan ucapan serta kado secara bergantian.

"Kita langsung ke yayasan?"

"Papi... kita makan kue dulu," protes Elana.

"Baiklah tuan putri," Vano hanya menurut apa yang di katakan Elana.

Kedatangan mereka di sambut hangat oleh anak-anak juga para pengurus yayasan. Elana senang bertemu dengan teman-temannya, Bahkan Elana tak sungkan berbaur dengan mereka. Karena setiap bulan Vanya selalu mengajak Elana untuk berbagi di sini.

"Sudah lama kita tidak menikmati momen seperti ini," Vano menghampiri Vanya yang menatap Elana dengan perasaan haru, tidak terasa Elana sudah berusia 5 tahun, bahkan akhir-akhir ini Elana menjalani masa yang sulit.

"Semoga Elana selalu bahagia," gumam Vanya lirih, ia mengusap air matanya yang mulai menetes.

"Maafkan aku, Vanya," Vano merasa bersalah dengan apa yang terjadi kini.

"Mungkin sudah takdir kita seperti ini," ucap Vanya pasrah.

Tiba-tiba di tengah hangatnya acara itu, Bella datang membawa kado untu Elana, juga membawa banyak bingkisan untuk anak-anak di yayasan.

"Selamat ulangtahun, Elana," Bella menghampiri Elana yang tengah bermain itu. tak lupa ia memberikan kado yang berukuran besar.

"Terimakasih, Mama Bella," ucap Elana sedikit terbata, sejujurnya Elana masih sedikit takut jika bertemu Bella.

Begitu juga dengan Vano, ia tak menyangka Bella akan hadir di acara itu. Vano memang ijin terlebih dahulu, namun ia sengaja tidak mengajak serta Bella.

"Bella, ngapain kamu di sini?" tanya Vano yang sedikit merasa tidak suka dengan kehadiran Bella.

"Aku juga mau merayakan ulangtahun Elana, Bagaimana kalau kita mengadakan pesta," Bella memberi saran.

"Elana tidak suka pesta," jawab Vano cepat.

"Maaf aku tidak bilang sebelumnya... Aku cuman ingin ikut merayakan," ucap Bella lirih.

"Tidak apa Bella," jawab Vanya. Tak ingin Vano terbawa emosi.

"Vano, berhentilah berburuk sangka pada Bella, bagaimanapun dia tetap ibu sambungnya Elana 'kan?" Bisik Vanya.

Sejujurnya Vanya hanya tak ingin momen ini rusak hanya karena perdebatan.

"Elana kita pulang ya Nak," ajak Vanya yang melihat hari sudah sore. Vanya pun berpamitan pada pengurus yayasan dan teman-teman Elana.

"Aku akan mengantar kalian, kamu 'kan tidak membawa mobil." Vano tak ingin melihat Vanya kerepotan.

"Tidak usah, aku bisa naik taksi. Kamu pulanglah bersama Bella, mungkin dia kelelahan," Vanya pergi begitu saja.

Elana melambaikan tangan pada Vano.

"Tidak apa-apa 'kan kita naik taksi sayang?" tanya Vanya.

"Tidak apa-apa Mami," jawab Elana, ia mengerti dengan keadaan orangtuanya.

Hari ini terasa melelahkan, bukan hanya lelah fisik, tapi juga hati. Bagaimanapun Vanya belum sepenuhnya melupakannya Vano, ada sedikit rasa cemburu saat melihat perhatian kecil Vano pada Bella.

Vanya hanya melamun di sepanjang perjalanan pulang, sementara Elana tertidur karena kelelahan. Tanpa terasa mereka sudah tiba di basement apartemen.

Vanya menggendong Elana turun dari Taxi, sementara biarlah barang-barangnya ia titip dulu di pos scurity, Vanya akan mengambilnya nanti.

Ada rasa sedih di saat seperti ini, ia harus benar-benar bisa melakukan semua hal sendiri. Kebetulan Susi Tari sedang pulang kampung karena ibunya meninggal, juga mama Herlina yang sedang menemani pak Hartono yang sedang dinas di luar negeri. Kini Vanya benar-benar sendiri.

Tiba-tiba sebuah tangan kekar mengambil Elana dari pelukan Vanya. "Biar saya yang menggendong Elana," ucap Ryuji mengambil alih Elana dari tangan Vanya.

Vanya terdiam, tak menyangka Ryuji akan datang. Padahal pria itu benar-benar sedang sibuk. Merekapun naik ke unit apartemen.

***

Jangan lupa like dan komennya ya...

1
Author.N.
tuh kan bayi itu nungguin lu vanoooooooooooo
Author.N.
kok kesel ya sama vano 😒 baru juga kelar acara dah kabur ke rumah mantan. terlepas dia sayang apa engga sama bella. tapi kan bayi kecil itu anaknya (sebelum DNA keluar) itu adalah anaknya. ga ngehargai bgt dihhh. emosi gw ma vano
Author.N.
eh kenapa kok tanya papi ini 😅
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
lama² stres tuh si Vano karena perbuatannya sendiri.wkwkwk
Author abal-abal: tutorial mempersulit hidup 🤭
total 1 replies
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
syukurlah kalo elana udah mulai lupa tentang celakanya vanya
Q⃟ui𝐧🦋
Kalau itu ternyata anak kandung, kamu mau apa vano 😭
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
buat apa Vano melakukan itu apakah untuk tes DNA
Author.N.
mau tes DNA kah?
Author.N.
bagusss 😍 Welkam baby ganteng
Q⃟ui𝐧🦋
Bisa juga ryuji bikin bertingkah gemes 🤭
Q⃟ui𝐧🦋
Emang udh salah paham 😭
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
biarkan aja si Bella melakukan apapun nanti juga dia akan menyesali perbuatannya
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
ini cocoknya dipanggil nenek sihir sii 😂
Alana syafa
Gengsi amat 😋
Author.N.
diihh bahaya ternyata nih cewek. masa mo nyingkirin elana. takutnya malah kebalik, semacam karma dibayar tunai. bukan elana yang tersingkir tapi malah dia
Author.N.
kok kamu kayak kurang semangat gitu sih bang
Q⃟ui𝐧🦋
Sm ryuji lebih fresh rasanya. Soalnya vano darinya awal ga tegas. Punya kesempatan dia sndiri yang buang.
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
mobil lebih terlihat waawww
🏘⃝Aⁿᵘ Yu
si Vanya bodoh... itu si Ryuji faham ada yg tidak rebesssss...
akankah Karina kapur jadi kunci??? nantikan kelanjutannya.........
🏘⃝Aⁿᵘ Yu
apaaaaaah.... kamu meluk Rindu..... lebih baik melul Ryuji..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!