 
                            Sebuah kecelakaan membawa Sora Langi ke dunia kultivasi, bersama sistem kultivasi harem akankah dia bisa kembali ke bumi?   Sistem milik Sora tidak biasa, kalau mau jadi kuat harus sering melakukan kontak fisik dengan lawan jenis. Semakin intim kontak fisik semakin besar poinnya, akankah Sora mampu melangkah maju bersama sistem? 
 
(Ding! Pegangan tangan dengan lawan jenis, poin harem +...) 
(Ding! Berciuman dengan lawan jenis, poin harem +...) 
(Ding! Berpelukan dengan lawan jenis, poin harem +...) 
(Ding! Berhubungan i...., poin harem +...) 
Tentu saja, meski caranya absurd, Sora Langi pasti melangkah maju sambil mengumpulkan kecantikan di kanan dan kiri.  Anak tetua desa yang cantik tapi pemalu, ketua sekte yang tegas dan dingin, dewi perang yang ditakuti miliaran orang, semua akan menjadi miliknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AYN02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
-
"Jangan panik wahai keturunanku, aku tidak punya maksud jahat padamu." Suara misterius kembali terdengar.
"Kalau mau aku tidak panik, tunjukkan dirimu! Kalau kau bicara melalui bayang - bayang seperti ini, semua orang pasti merasa panik." Sora berkata dengan tergesa - gesa. Meski begitu tidak ada rasa takut dalam suaranya.
"Ha ha ha! Meskipun kita terpisah ratusan juta generasi, ternyata sifat kurang ajarnya masih sama."
Wooosh!
Di ruangan putih tiba - tiba muncul pusaran aura yang perlahan membentuk sosok humanoid setinggi hampir dua meter. Sosok itu tidak punya wajah, dia seperti ilustrasi karakter yang belum selesai digambar.
Tatapan Sora memadat, dia merasa dekat dengan sosok itu meskipun ini kali pertama dia bertemu dengannya.
"Siapa kamu?" tanya Sora ragu.
"Aku leluhurmu, tidakkah kamu merasakan kedekatan kita?"
"..." Sora terdiam, tidak bisa menyangkal pernyataan sosok yang mengaku sebagai leluhurnya.
"Jangan bengong begitu, aku tidak punya banyak waktu. Aku harus segera mewariskan konstitusi fisik serta teknik latihan yang aku punya."
"Kenapa terburu - buru?" tanya Sora ragu.
"Aku sudah lama mati, sisa energiku hampir habis setelah miliaran tahun menunggu tanpa hasil. Beruntung kamu muncul di saat - saat terakhir hidupku, dengan begini aku bisa pergi dengan tenang."
Sora menyipitkan mata dengan wajah ragu. "Apa aku bisa menanyakan sesuatu?"
"Silakan, selama tidak terlalu panjang, aku bisa menjawabnya."
"Kalau kamu memang leluhurku, jelaskan asal - usul garis keturunan kita. Aku yakin peradaban manusia modern di bumi baru muncul sekitar tiga ratus tahun lalu."
"He he he, bagaimana kalau aku bilang kita bukan penduduk asli bumi?"
"Eh?!" Sora syok sampai tidak bisa berkata - kata.
"Sekarang kamu berpindah ke dunia lain, apa aku benar?"
Sora mengangguk dengan ekspresi ragu.
"Aku tidak tahu gimana caranya, tapi sepertinya kamu memperoleh kesempatan di luar nalar."
"..." Sora mengunci mulutnya rapat - rapat supaya tidak membocorkan keberadaan sistem. Meskipun lawan bicara merupakan leluhurnya, Sora merasa tidak bisa mempercayainya.
"Dasar bocah curigaan, aku tidak punya waktu untuk menjelaskan karena terlalu panjang. Sekarang aku akan mengirim teknik rahasia leluhur, gunakan teknik itu dengan baik!"
Sora menatap sosok leluhurnya dengan perasaan rumit. Saat tahu kalau sosok leluhurnya akan segera menghilang, tiba - tiba saja dia merasa sedikit galau.
"Jangan sedih, kehidupan memang seperti ini. Siapa yang gagal berakhir dilenyapkan, kamu jangan mengulangi kesalahan yang sama seperti yang aku buat. Taklukkan seluruh alam dan jadilah yang pertama mencapai tahta itu. Sekarang kamu pasti bingung tapi suatu saat nanti kamu akan memahaminya."
Sosok leluhur mulai bersinar terang dengan kilauan yang membutakan mata. Anehnya Sora sama sekali tidak terganggu dengan kilauan cahaya tersebut. Bukannya menutup mata, dia malah membuka mata lebar - lebar seperti sedang melihat kecantikan telanjang di hadapannya.
Cahaya memasuki tubuh Sora, ketika sadar, Sora sudah kembali ke dunia nyata.
"!" Sora tiba - tiba berdiri hingga mengejutkan Melati.
"Sora, apa kamu baik - baik saja?" tanya Melati khawatir.
Pikiran Sora melayang - layang sebentar sebelum ia menganggukkan kepala. "Aku baik - baik saja, jangan khawatir."
Wosh!
Hembusan angin menyadarkan Sora kalau tubuhnya sekarang diselimuti cairan hitam lengket yang bau dan menjijikkan.
Itulah kenapa Melati tidak bisa mendekat, ternyata aromanya lebih busuk daripada yang terakhir kali saat pencucian darah dan sumsum tulang.
'Luna! Kamu di mana!'
(Aku berada di sini, sepertinya proses pewarisan berjalan lancar. Sekarang Tuan Rumah memiliki salah satu fisik teratas di dunia kultivasi.)
'?' Sora memiringkan kepala dengan ekspresi penasaran.
(Sebaiknya Tuan Rumah mandi lebih dulu. Kalau Tuan Rumah menunda - nunda, nanti malah membuat hubungan kalian renggang.)
'Ah!' Sora sadar kalau Melati berdiri semakin jauh darinya. Dia tersenyum malu kemudian bergegas mencari sungai terdekat dan terjun ke dalamnya.
Berbeda dari terakhir kali, sekarang bukan cuma ikan yang mati tapi semua vegetasi bawah air langsung layu setelah terkontaminasi cairan hitam dari tubuh Sora.
Melati terpana melihat adegan ini tapi dia lebih terpana lagi begitu menyadari peningkatan aura maskulinnya Sora. Sekarang Sora memancarkan aura misterius yang membuat hatinya berdebar saat melihatnya.
Meski Melati cuma melihat dari jauh, jantungnya tetap berdebar lebih kencang dari biasanya. 'Apa yang terjadi padaku? Kenapa tubuhku terasa panas hanya dengan melihat Sora?'
(Selamat! Tuan Rumah baru saja membangkitkan konstitusi fisik khusus, Sembilan Yang Kuno!)
'Sembilan Yang Kuno? Fisik jenis apa itu?' tanya Sora penasaran.
(Fisik ini merupakan fisik ilahi yang memiliki kemampuan khusus. Salah satunya adalah kemampuan alami untuk menaikkan kesan lawan jenis. Efeknya akan berlipat ganda kalau lawan jenis memiliki fisik khusus yang beratribut Yin.)
'...' Sora terpana mendengar penjelasan Luna. Otomatis menaikkan kesan lawan jenis? Bukannya itu kemampuan yang sangat menguntungkan?
Sora butuh kontak fisik dengan lawan jenis untuk mengumpulkan poin harem, sekarang dengan bantuan kemampuan ini, pasti lebih mudah baginya dalam mengumpulkan poin harem.
(Ngomong - ngomong Tuan Rumah juga mewarisi teknik ilahi yang sangat cocok untuk pemilik fisik Sembilan Yang Kuno. Nama dari teknik tersebut adalah Sutra Sembilan Yang. Konon katanya, saat Sutra Sembilan Yang mencapai penguasaan tertinggi, pengguna bisa menguasai dunia dan menaklukkan hati seluruh wanita cukup dengan satu kedipan mata.)
Luar biasa, cuma itu kalimat yang muncul di benak Sora setelah mendengarkan penjelasan Luna.
(Teknik ini sudah disetel jadi teknik utama. Tuan Rumah tidak perlu berlatih karena penguasaan teknik ini akan secara otomatis dinaikkan bersamaan dengan peningkatan ranah Tuan Rumah.)
Sora mengangguk puas. 'Bagus, kamu menyelamatkan aku dari banyak masalah.' Sora terus membasuh tubuhnya sampai benar - benar bersih sebelum naik ke permukaan dan menyapa Melati. "Maaf membuatmu menunggu, ayo kem-."
Bruk!
Sebelum Sora menyelesaikan kalimatnya, Melati tiba - tiba menjatuhkan diri ke arah Sora.
Sora menangkapnya dengan wajah ragu.
Melati dengan rakus mencium aroma maskulin yang terpancar dari tubuh Sora. Beberapa saat kemudian, wajahnya memerah kemudian tubuhnya menjadi sangat panas seperti orang terkena afrodisiak.
"Melati?" Sora mencoba memanggil tapi diabaikan oleh Melati.
Tak hanya mengabaikan, Melati malah mulai merogoh celana Sora. Sora langsung panik dan menghentikan gerakan Melati.
"Jangan! Kamu tidak boleh melakukannya!"
"Ehhh... Kenapa? Bukannya kamu suka padaku?" kata Melati dengan setengah sadar seperti orang mabuk.
Setan di hati Sora mendorongnya untuk langsung menyerang Melati, tapi malaikat di hatinya mencegah supaya dia tidak bertindak terlalu jauh.
Sora sebenarnya mau melakukannya, tapi hati kecilnya memperingatkan untuk tidak mengecewakan Melati.
Sekarang Melati terangsang karena efek maskulinitas Sora, dengan kata lain dia tidak punya kesadaran penuh atas tubuhnya. Rasanya kurang ajar kalau mengambil sesuatu darinya sekarang.
Kalau nanti memang sudah waktunya, Sora tidak akan ragu untuk melakukannya tapi sekarang jelas tidak mungkin.
'Luna? Apa ada cara mengatasi keadaan Melati?'
(Gunakan saja energi sejati untuk menyadarkannya.)
'Aku mengerti, terima kasih!'
Sora segera merawat Melati. Hasilnya Melati sadar tak lama setelah dirawat Sora.
Begitu sadar, wajahnya berubah merah dan dia jatuh pingsan di pelukan Sora.
"Hah, ini lebih baik." Sora menggendongnya seperti putri kembali ke desa.
Sora kembali secara sembunyi - sembunyi agar tidak ada orang yang melihatnya menggendong Melati.
...
..
.
Bersambung...
 
                     
                    