Setelah di khianati oleh cinta pertamanya, Alex memutuskan pergi ke Australia untuk mengembangkan perusahaan ayahnya yang ada disana. Sampai akhirnya, dia kembali lagi ke Indonesia dan dia dijodohkan dengan seorang gadis cantik yang ternyata gadis itu pernah menolongnya ketika ia masih berada di Australia. Bagaimana kisah selengkapnya?
Gambar yang terdapat dalam novel ini hanyalah sebagai ilustrasi. Bukan milik author sendiri. Author hanya mengambilnya dari berbagai sumber di internet. Hak cipta sepenuhnya milik masing-masing pemilik bukan milik author...
IG : @embunpagi544
salam hangat author❤️❤️❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 21
"O iya aku belum memberi tahu dokter Andre untuk tidak usah datang" ucap Alex sambil menyetir mobilnya. Lalu ia memasang head seat Bluetooth di telinganya dan menelepon dokter Andre.
"Halo dok, dokter tidak perlu datang ke apartemen saya," ujar Alex ketika dokter Andre mengangkat teleponnya.
"Tapi Tuan, saya sudah dalam perjalanan dan hampir sampai" jawab dokter Andre yang sedang dalam perjalanan menuju apartemen Alex.
"Anda bisa putar balik, istri saya baik-baik saja dan tenang saja, Anda tetap menjadi dokter keluarga Parvis," ucap Alex tanpa merasa bersalah. Kemudian, ia mematikan ponselnya.
"Tapi tuan," belum sempat dokter Andre melanjutkan bicaranya, ia sudah mendengar suara sambungan telepon yang dimatikan.
"Ah sial!" umpat dokter Andre kemudian memutar balik mobil yang ia kendarai menuju rumahnya.
🌼 🌼 🌼
Alex telah sampai didepan sebuah minimarket 24 jam. Ia memarkirkan mobilnya di depan minimarket tersebut dan masuk kedalam.
"Selamat datang Tuan," sapa karyawati minimarket yang berdiri didepan meja kasir.
Alex langsung mencari dimana letak pembalut.
"Eh eh lihat, cowok itu ganteng banget sumpah, hemm jadi nggak ngantuk kalau shift malam n ada customer kayak gitu," ucap salah seorang karyawati toko.
" Kamu nggak tahu dia siapa?" tanya yang lain.
"memang siapa?"
" Dia itu pimpinan Parvis Group, perusahaan bonafit yang terkenal itu."
"Ohhn jadi dia yang bernama Alex Abraham Parvis, ya ampun ternyata orangnya ganteng banget."
"Yups, eh liat dia sepertinya ingin membeli pembalut."
"Ahhh so sweet banget, malam-malam begini mau beliin istrinya pembalut, jarang ada laki-laki kayak gitu mana ganteng lagi."
"Eh tapi setahu aku dia belum menikah."
"Mungkin saja itu buat pacarnya, ya Allah beruntung banget tuh cewek, sisakan satu laki-laki seperti itu untukku ya Allah."
"Hust kalian ini, ghibah aja malam-malam begini. Meskipun bagus, ganteng atau apa juga dia bukan punya kamu, syukuri apa yang kamu miliki sekarang. Ayo kembali kerja!" ucap seorang karyawan laki-laki di minimarket tersebut.
Sementara Alex terlihat kebingungan, didepannya ada berbagai merk dan model pembalut. Ia tidak tahu harus membeli yang mana. Kemudian ia mencoba menghubungi Anes, namun tidak diangkat.
"kemana sih, kenapa nggak diangkat," ucap Alex merasa kesal.
Alex terus menghubungi Anes hingga akhirnya diangkat juga.
"Kenapa lama sekali angkatnya?"
"Maaf. Maaf aku ketiduran mas," jawab Anes.
" Suami suruh nyari pembalut dini hari begini, eh kamunya malah tidur. Pintar!" sungut Alex
"Ya maaf, kan ketiduran, oya kenapa mas telepon?"
"Ini ada banyak merk dan model, mana yang harus aku beli?" tanya Alex.
"Yang ada sayapnya mas, o ya tolong sekalian beliin minuman yang buat datang bulan ya?"
"Memang mau terbang pakai sayap segala, minuman apa yang kamu maksud, ada-ada aja."
" Pokoknya cari yang bersayap, minumannya ki****i aja."
"Tapi ini banyak merknya, mana yang biasa kamu pakai?"
Belum sempat Anes menjawab tiba-tiba.
"Tut!"
"Malah dimatiin lagi!" gerutu Alex.
Alex masih tampak kebingungan hingga seorang karyawan minimarket menghampirinya.
"Maaf Tuan, ada yang bisa saya bantu, sepertinya Anda kebingungan mencari sesuatu," tanya karyawan tersebut.
"Mmm tolong bungkus semua ini yang bersayap," ucap Alex sambil menunjuk pembalut-pembalut yang ada di depannya tanpa malu.
"Se... Semuanya Tuan?"
Alex menjawabnya dengan mengangguk dan berjalan menuju kasir
"O ya sekalian minuman ki****i yang buat orang datang bulan biar gak nyeri," ucap Alex lagi.
"Ki****inya berapa Tuan?"
"Satu karton," jawab Alex.
" Baik tuan."
"Berapa?" tanya Alex kepada kasir minimarket.
"Totalnya menjadi xxxx Tuan," jawab kasir sambil menahan tawa.
(source:pinterest)
Setelah membayarnya, Alex keluar menuju mobilnya dan diikuti karyawan minimarket yang membawakan belanjaannya.
🌼 🌼 🌼
Sesampainya di apartemen, Alex yang meminta bantuan security untuk membawa belanjaan ya yang banyak, langsung menuju ke kamar.
"Mas sudah pulang?" tanya Anes sambil menghampiri Alex.
"Hemmm," jawab Alex.
"Terus mana pembalutnya?"
"Di bawah, aku tidak tahu mana yang biasa kamu pakai, kamu pilihlah sendiri."
Anes pun bergegas menuju lantai bawah dengan diikuti suaminya. Sesampainya dibawah, ia terkejut dengan banyaknya pembalut yang dibeli suaminya.
"Masya Allah, mas mau buka warung, kenapa belinya segini banyak, ini ki****inya juga kebanyakan, satu aja cukup," ucap Anes.
"Tadi aku mau tanya merk apa yang kamu mau, tapi keburu kamu matiin teleponnya, ya udah aku beli aja semuanya yang bersayap," jelas Alex.
"Maaf tadi baterai aku habis, kan bisa beli aja satu yang merk apa aja nggak apa-apa, nggak perlu sebanyak ini."
"tidak apa-apa, buat stok, biar lain kali nggak harus keluar lagi dini hari kayak gini," jawab Alex datar.
"Sudah sana pakai dan tidur lagi." lanjutnya.
Kemudian mereka naik ke kamar dan Anes langsung menuju kamar mandi. Setelah selesai dari kamar mandi, Anes menghampiri suaminya yang duduk bersandar ditempat tidur.
"Mas, makasih ya, mas udah bela-belain beliin itu buat aku."
"Hem," jawab Alex singkat.
"O ya, rencana ke Maldives nya kita tunda saja," lanjut Alex.
"Lhoo kenapa Mas, tidak jadi besok? yaaah padahal aku udah seneng banget mau ke sana besok." Anes tampak sedikit kecewa
"Apa kamu bercanda, kita ke sana buat honeymoon, kalau kamu datang bulan, mau ngapain ke sana," ucap Alex blak-blakan.
Anes yang mendengar ucapan suaminya langsung terdiam dan pipinya memerah
"Y**a ampun, terlalu terus terang banget sih ni orang," gumam Anes dalam hati.
"Kenapa? Apa ada yang salah dengan yang aku katakan?" tanya Alex.
Anes hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Terus kapan kita kesananya mas, kan aku juga harus segera masuk kerja."
"Kalau kamu udah selesai, kita berangkat. Kamu nggak usah khawatir, aku bosnya. Apa kamu lupa?"
"Ya udah aku ikut kata mas aja."
"Udah ayo tidur lagi!" ajak Alex.
Anes mengiyakan ajakan suaminya dan mereka melanjutkan tidur lagi. Alex memeluk Anes dari belakang
"Mas,"
"Udah tidur aja, biarkan tetap seperti ini," ujar Alex dengan memejamkan matanya.