- Lora sadar bahwa hidupnya telah hancur Karena jebakan kenikmatan sesaat yang di berikan oleh papa tirinya.
-
Dia mencoba untuk kembali ke jalan yang benar, tapi sudah terlambat
-
Lora Jatuh Lebih Dalam dan Lora semakin terjebak dalam kehidupan liar dan kehilangan semua yang dicintainya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuna Nellys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29. kucing dan tikus
0o0__0o0
Mansion jam 19.00 malam..!
Di ruang makan, mereka bertiga duduk di tempatnya masing-masing dengan pelayan yang sibuk membantu menyiapkan makanan untuk Mereka.
Pelayan tersebut menyiapkan makan sederhana tapi tetap lezat seperti pasta dengan sayur dan juga daging ayam. Tidak lupa juga Salat buah sebagai makanan pendamping. Setelah selesai semua pelayan tersebut segera undur diri.
Mata Lora sedari tadi tidak lepas dari pasta yang ada di atas meja, Rasanya dia sudah sangat ngiler ingin memakan-nya. Rico dan Mike hanya bisa geleng-geleng kepala melihat mata Lora seakan keluar dari tempatnya.
Rico mengambil satu piring Pasta untuk Lora "Makanlah Sayang" Katanya sambil meletakan sepiring pasta di depan Lora.
Wajah Lora langsung sumringah "Wah...ini kelihatannya sangat enak, Terimah kasih Papa karena sudah mengabulkan permintaan Lora" katanya dengan senyuman lebar'nya.
Rico tersenyum lembut sambil mengusap kepala Lora penuh sayang "Sama-sama Sayang, kamu bebas minta makanan apapun, Papa pasti akan kabulkan. Sekarang cepat habiskan makananmu." jawabnya dengan nada rendah yang terdengar hangat.
Mike berdecit sinis "Makanan gini doank Lo sebahagia itu, Seperti orang tidak pernah makan saja" Samber-nya datar namun terdengar jelas menghina.
Lora langsung menatap Mike penuh permusuhan "Sirik aja Lo, Gue emang tidak pernah makan mie, Mau apa Lo ha..?" Sarkas-nya Sinis tidak terima atas penghinaan dari mulut tajam Mike.
"Lora, Mike, stop jangan mulai dan makan makanan kalian sekarang juga" Lerai-nya dengan tegas. Kalau tidak cepat di Lerai mereka bisa berdebat dan berakhir adu Jambak lagi seperti waktu itu.
Mereka berdua langsung fokus sama sepiring spaghetti yang ada di depannya masing-masing. Lora makan makanan dengan sangat lahan dan penuh binar bahagia.
Sedangkan Mike memakan makanan'nya tidak minat, karena dia sudah keseringan makan mie saat di luar negeri.
Menu makan malam hari ini adalah request dari Lora, ini kali ke dua Lora makan makanan yang terbuat dari mie. Namun kali ini mie buatan pelayan mansion yang sudah pasti sehat. Ketimbang mie instan yang dijual di market place.
Hening sejenak dan hanya ada suara dentingan garpu dan piring yang saling beradu dengan pelan. Hanya dalam 1 menit makanan Lora sudah ludes.
"Hah..Ini sangat enak" Pujinya dengan senyum cerah. Lora melirik tipis ke arah Mike yang makanan'nya masih tersisa setengah.
"Lo gak suka makan mie ?" Katanya bertanya memastikan.
"Hem.." Mike hanya berdehem singkat sebagai jawaban-nya. Lora langsung tersenyum lebar mendengar'nya.
"Jangan di makan kalau tidak suka" Katanya lembut sambil menarik piring Mike ke arahnya. Mike hanya terdiam sambil mengikuti tarikan piringnya.
Lora langsung melahap sisa spaghetti milik Mike dengan lahap tanpa persetujuan dari yang punya.
"LORA.." Mike meng-geram dengan suara rendah namun terdengar jelas menyeramkan. Lora menoleh dengan mulut mengembung penuh mie, yang mirip seperti ikan buntal.
"Ajdkslpdksjh...'' Lora berkata tidak jelas karena mulutnya penuh makanan yang belum di telan.
"Dasar rakus" Katanya sinis. Namun dalam hati berkata lain. ''Gemas" sambung'nya membatin.
Rico hanya bisa geleng-geleng kepala pasrah, pasti ada aja tingkah Lora yang memancing kemarahan Mike. Jika salah satunya diam pasti salah satu dari mereka akan memancing keributan.
Rico mengelus lembut kepala Lora "Pelan-pelan sayang" Katanya mem-peringatkan supaya Lora tidak sampai tersedak makan'nya. Lora hanya mengangguk patuh.
Mike melirik sinis dengan wajah datar'nya "Gue berasa jadi anak tiri" Celetuknya menyindir sang Papa.
"Kamu mau di elus juga kepalanya Boy'' Ucap Rico dengan tatapan menggoda.
"Tidak" Tolaknya langsung, singkat, padat dan jelas. Mana mau Mike di perlakukan kayak bocil begitu. Melihat saja bulu kuduknya sudah merinding.
Mike makan salat buahnya sampai habis setengah, Lalu meng-geser sisanya ke samping Lora yang sudah menghabiskan spaghetti-nya.
Lora menerima dengan senang hati "Terima kasih Kakak Mike" Katanya sambil bercanda yang di akhiri kekehan renyah.
"Gue bukan kaka Lo" Katanya datar tidak suka di panggil kakak oleh Lora.
"Ok, Abang" Saut Lora memancing sambil memakan lahan salad buahnya.
"Gue bukan Abang Lo, Lora" Sautnya datar penuh penekanan.
Lora meletak-kan sendok-nya sedikit kasar, Lora menatap Mike penuh dengan ejekan. "Terus Lo mau jadi apanya gue Hem ?" Lora semakin memajukan wajah'nya "Lo mau jadi pacar gue ?" Sambung'nya berbisik dengan sangat pelan.
CETAK...!
Mike menyentil kuat kening Lora sampai meninggalkan bekas merah. Bisikan dari Lora membuat tubuh Mike meremang seketika.
"Aaaaa....Papa, Mike sentil kening Lora. Lihat ini kening Lora sakit" Katanya mengadu sambil menunjukkan keningnya ke arah Rico.
Rico menatap kening Lora yang benar-benar memerah, dia mengusap lembut dan di akhiri dengan kecupan singkat.
Cup..!
"Sudah Papa kasih obat mujarab" Katanya dengan lembut yang di akhiri kedipan mata genit. Seketika Lora langsung tersipu malu.
Mike melihat dengan jelas adegan romantis itu yang nampak menyebalkan di matanya. Dengan wajah datar'nya Mike menarik kuat rambut Lora sampai kepala'nya mundur ke belakang.
"Aaaaaaa....Apa yang Lo lakuin Mike" Pekik Lora dengan suara keras. Maklum bensin Lora full jadi dia punya banyak tenaga untuk mulai bergulat.
Rico menatap tajam putranya itu ''Lepas Mike" perintahnya dengan tegas.
"Ok..!" Jawabnya santai sambil menarik kuat rambut Lora sampai kejengkang ke belakang dan berakhir jatuh ke lantai.
Bruk..!
Pantat Lora mendarat sangat keras di lantai dingin. Seketika wajah Lora memerah penuh amarah dengan mata yang sudah siap mengeluarkan air-nya.
"Sudah" Lapornya datar sambil menepuk pelan kedua telapak tangan'nya seakan membersihkan debu yang menempel.
"Huwaaa...Papa, Bokong sama kepala Lora sakit" Pekik Lora sambil menangis keras. Sedangkan pelakunya langsung pergi dari sana dengan santai tanpa rasa bersalah.
Mike menyeringai tipis mendengar tangisan kencang Lora, Entah kenapa dia sangat suka membuat Lora menangis. Suara tangisan-nya membuat Mike tersenyum senang.
Rico langsung membantu Lora berdiri, untung kepala Lora tidak membentur lantai maupun kursi. Karena Mike sudah mem-perhitung-kan, sehingga pantat Lora yang mendarat duluan di lantai karena kakinya Mike jegal.
"Huwaa...Lora tidak terima" Lora menangis tantrum sambil memukuli dada bidang Rico sebagai korban pelampiasan Lora. Rico hanya bisa menghela nafas panjang.
"Tenanglah sayang, Nanti Mike akan Papa hukum'' Katanya mencoba menenangkan. Lora langsung berhenti memukuli Papa Tirinya.
"Lora akan hukum Mike sendiri" Katanya langsung lari mengejar Mike dengan cepat. Lora berteriak keras di selah larinya.
"Mike jangan kabur Lo, Gue akan bales Lo" Katanya penuh dengan amarah.
Mike berhenti melangkah, Dia menoleh kebelakang dan disana Lora lari sambil membawa kemoceng yang dia rampas dari satu pelayan.
"Sial, dia mirip singa kalau lagi marah" Guman'nya datar, lalu berlari kencang ke arah tangga. Namun Mike memutar kembali langkahnya menuju ke arah lift.
"Berhenti Lo, Mike" Pekik nyaring Lora dengan pacuan larinya yang semakin kencang sambil mengangkat tinggi-tinggi kemoceng-nya.
Mike masuk ke dalam Lift, dia segerah memencet tombol'nya saat Lora semakin dekat. "Sial kenapa lama sekali" Umpatnya panik.
Mike trauma dengan jambakan kuat dari Lora, Rasanya kepalanya mau lepas bersama kulit-kulitnya. Jambakan Lora tidak main-main sakitnya.
Mike menyeringai kalah pintu lift mulai bergerak tertutup dengan pelan " By Little bitch.." Ucap masih sempat-sempatnya mengejek Lora.
Lora berhenti dengan nafas memburu, Dia melempar kemoceng'nya ke arah lift yang sedikit lagi tertutup rapat. Dan kemoceng itu melayang tepat berhenti di tengah-tengah pintu lift.
Lora tersenyum penuh kemenangan "tidak akan gue biarin Lo lolos, MIKE" Katanya penuh dengan dendam kesumut. Lora langsung lari dan masuk ke dalam lift.
Rico mengusap kasar wajah'nya, karena setelah ini pasti terjadi pergulatan yang akan sulit di pisahkan.
"Mereka berdua selalu seperti kucing dan tikus" Katanya mulai frustasi menghadapi sifat kedua anak-nya.
Namun Rico tidak keberatan sama sekali, dia hanya perlu menyiapkan obat migren saja. Mansion ini jadi lebih hidup dengan kehadiran Lora. Biasanya mansion ini hanya terlihat sepi dan sunyi, sekarang jadi terlihat lebih berwarna.
Di belakang sana para pelayan saling berbisik-bisik pelan "Kehadiran Nona Lora, membuat Tuan Rico lebih tenang dan tidak se-horor biasanya" Katanya salah satu pelayan.
''Benar, tingkah polos Nona Lora bisa membuat mansion ini terasa lebih nyaman dan tidak menyeramkan" Sautnya membenarkan.
"Mana Nona Lora Lucu lagi, Gemas gitu wajahnya kayak boneka hidup dengan mata bulatnya. Cantiknya Nona itu sangat memikat" Ucapan'nya teman'nya.
Mereka mengangguk serentak " Selain itu Nona Lora baik hati dan tidak sombong, dia tetap sopan dan menghormati kita. Padahal kita hanya pelayan biasa" sambung'nya lagi.
Mereka sama-sama mengangguk cepat, menyetujui ucapan dari teman'nya. "Sudah, ayo cepat bereskan meja makan" katanya meng-akhiri sesi gibah malamnya.
0o0__0o0