Perjodohan berkedok menyambung silaturahmi dengan sahabat Daddy nya membuat Atlas Ferdinand yang sudah berusia matang harus menikahi gadis belia atas permintaan keluarga nya .
" Lala nggak suka sama Om " kata Azila yang baru melihat wajah pria itu saja sudah kelihatan pemarah nya .
" Kau pikir aku menyukaimu?" pertanyaan Atlas yang kalau tidak terpaksa juga tidak mau menikahi bocah ingusan itu.
" Masa Om nggak suka , Lala cantik loh" kata gadis kecil itu dengan centil tersenyum.
" Cantik? bocah ingusan seperti kamu cantik ?" tanya Atlas ulang merasa geli melihat gadis kepedean itu .
" Sembarang bilang Lala bocah ingusan sebulan lagi Lala lulus SMA" katanya tidak terima dikatai bocah ingusan .
" Terserah aku tidak peduli " ketus Atlas memangku kedua tangannya.
" Bagaimana nak apa kalian cocok ?" pertanyaan orang tua mereka begitu datang dan ikut duduk bersama mereka .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
" Lala apa yang kamu lakukan" Atlas memegang tangan Lala saat perlahan tangan nakal itu bergerak kebawah .
" Hai Om " Lala malah menyapa Atlas yang sudah kembali membuka mata seolah tidak melakukan apa-apa.
" Apa yang kamu lakukan?" tanya Atlas ulang mendekap Lala semakin erat dalam pelukan nya .
" Liatin itu napa Om , Lala penasaran" kata Lala dengan tatapan penasaran pada Atlas yang berstatus suaminya.
Tidak salah namun sedikit mengejutkan!!!.
Atlas menatap mata Lala bahkan memandangnya dalam waktu cukup lama sampai terkejut karena Lala mencubit perutnya.
" Ayolah Om " bujuk Lala yang penuh rasa penasaran.
" Baby " Atlas mengelus kepala Lala sambil tersenyum lebar, istrinya memang masih gadis belia yang hanya ingin menuntaskan rasa penasaran.
" Om lihatin , kata nya Lala cuma boleh lihat punya suami jadi Lala bukan wanita gatal kan kalau pengen liat ?" tanya Lala yang sebenarnya malu juga tapi entahlah rasa penasaran terus mendesak nalurinya.
" Kamu boleh melihatnya, tapi apa kamu tau konsekuensinya nanti ?" tanya Atlas dengan tatapan dalam nya .
" Mmmmh, Om mau perkosa Lala?" tanya Lala mendadak jadi takut .
" Astaga Baby, bagaimana bisa kamu tau semua hak namun tidak tau kewajiban " kata Atlas mengangkat sebelah alisnya.
" Lala tau , tapi masih takut Om " jujur Lala yang mengerti akan hal itu .
" Kamu takut aku sentuh tapi selalu menyentuh aku , katakan itu konsep nya bagaimana Lala?" tanya Atlas .
" Sebenarnya dari dulu alasan Lala pengen pacaran karena penasaran dengan hal-hal begini Om , tapi,"
" Itulah untung nya kamu tidak sempat pacaran Lala " ucap Atlas menarik nafas panjang tidak bisa membayangkan jika itu terjadi .
" Om, Lala cuma penasaran ingin melihat secara langsung tidak untuk melakukan hal seperti itu juga dalam yang akan merusak Lala " ucap Lala yang walaupun terus didesak naluri karena rasa penasaran namun dalam hatinya masih ada batasan.
" Aku tau Kamu tidak berniat semacam itu karena pada dasarnya kamu wanita baik-baik bukan wanita seperti itu , namun rasa penasaran bisa menjerumuskan Baby " ucap Atlas mengelus kepala Lala yang fokus mendengarkan apa yang Atlas katakan.
" Awalnya kamu hanya ingin melihat lalu tumbuh keinginan untuk merasakan dan akhirnya naluri mendesak kamu untuk menyentuhnya kan " ucap Atlas yang sadar kalau Lala menyentuh tubuhnya tidak lebih dari untuk sekedar menghilangkan rasa penasaran.
" Maafin Lala udah sentuh tubuh Om tanpa izin " kata Lala menunduk takut sepertinya Atlas tidak menyukai hal yang Lala lakukan.
" Tidak perlu minta maaf itu adalah hak kamu, aku hanya memperingatkan jangan melampaui batasan. Jika pria itu suami kamu maka terserah kamu mau menyentuhnya seperti apa , aku hanya mengatakan jika pada orang lain " jelas Atlas .
" Tidak ada yang salah jika menyentuh suami sendiri , Lakukan lah " ucap Atlas pasrah .
" Tidak ada juga yang akan mengatakan kamu wanita gatal atau apapun itu , karena yang kamu sentuh suami kamu sendiri dan kamu punya hak mutlak atas itu " pernyataan Atlas duduk dan melepas baju nya.
" Jadi boleh Om ?" tanya Lala yang diangguki Atlas.
Atlas memeluk Lala yang menyentuh tubuhnya dengan senyuman manis dan jalan pikiran yang tidak diketahui orang sama sekali .
" Lala kamu sudah menyentuhku duluan karena rasa penasaran mu jadi kamu harus candu dan terbiasa atas itu " batin Atlas mengecup kening Lala.
Perlahan Atlas menurunkan pakaian nya sehingga Lala dapat melihatnya.
Lala langsung buang muka dengan wajah memerah ketika untuk pertama kalinya melihat itu secara langsung.
" Baby, aku tau kamu belum cukup dewasa untuk melakukan semua ini namun sebagai suami aku sama sekali tidak ingin kamu melihatnya dari orang lain " ucap Atlas perlahan membawa tangan Lala untuk menyentuh nya .
" Sekarang kamu punya tugas untuk menyenangkan suami agar tidak berdosa " bisik Atlas memanfaatkan kepolosan dan rasa penasaran istri kecil nya .
Keesokan paginya.
Lala yang sudah siap dengan seragam sekolahnya menghampiri Atlas yang duduk dimeja makan menunggu nya .
" Ayo sarapan" kata Atlas tersenyum menatap Lala yang duduk disampingnya.
Namun setelah kejadian semalam Lala menjadi malu-malu dan juga banyak diam, namun Atlas senang atas hal itu .
Perlakuan lembut dan sabar Atlas membuat Lala merasa senang serta menikmati tidak trauma seperti kebanyakan gadis belia yang berhubungan dengan pria dewasa .
Lala sarapan dengan tenang namun diam saja tidak banyak cerita atau berdebat dengan Atlas seperti biasanya bahkan kadang melawan juga .
" Ternyata wanita bisa ditaklukkan lewat sentuhan " batin Atlas punya kesimpulan hari ini .
" Om, Lala boleh ikut camping sama teman-teman sekolah ?" tanya Lala yang sudah menghabiskan sarapannya.
" Tidak " jawaban singkat Atlas yang tentu tidak akan mengizinkan.
" Kalau mendaki gunung?" tanya Lala yang membuat Atlas tak hanya bernafas kasar namun berhenti sarapan dibuatnya.
" Tidak " kata Atlas dengan keputusan mutlak .
" Yaudah , Lala ikut tim futsal " kata Lala yang membuat Atlas semakin tidak setuju saja .
" Acara itu diselenggarakan oleh sekolah?" pertanyaan Atlas yang diangguki Lala dengan cepat .
" Kenapa aku tidak menerima surat pemberitahuan?" tanya Atlas yang memang sudah memegang tanggungjawab atas Lala sepenuhnya jadi apapun itu dia adalah orang yang duluan mendapatkan informasi.
Lala langsung menunduk namun tidak lama jujur pada Atlas " Om, sebenarnya camping dan mendaki gunung itu acara yang kami susun sekelas agar ada momen sebelum perpisahan " kata Lala .
" Kalian tidak harus melakukan kegiatan tanpa pengawasan institusi untuk sebuah momen , bukankah sekolah sudah menyiapkan kegiatan perpisahan lalu kenapa kalian mengundang bahaya dengan mengadakan kegiatan tambahan " ucap Atlas .
Bukan Atlas tidak tau bagaimana jadinya jika mereka sekelas yang sama labil nya pergi camping apalagi tidak ada pihak menanggung jawab yang jelas badan hukumnya kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
" Iya juga ya Om " kata Lala baru kepikiran kalau hasil rapat sekelas mereka tempo hari keliru .
" Nanti deh , Lala ajak Alfian untuk mengadakan rapat ulang " ucap Lala setelah dipikir-pikir ucapan Atlas ada benarnya juga .
" Apa status kalian dikelas?" tanya Atlas to the poin.
" Alfian ketua dan Lala wakilnya " kata Lala menjawab .
" Oooh, pantas dia menyukai istriku " suara kecil Atlas yang jadi bisa menyimpulkan sesuatu .
" Apa Om ?" tanya Lala yang tidak begitu mendengar ucapan Atlas karena sangat pelan .
" Tidak ada, ini uang jajan kamu " ucap Atlas memberikan dan mengajak Lala segera berangkat.
Di mobilnya Atlas berpikir banyak hal " Aku benar-benar tidak sabar Lala tamat sekolah " batin Atlas yang merasa banyak sekali hal yang mengancam rumahtangga mereka.
" Tapi apapun itu aku harus membuat Lala jatuh cinta padaku dulu dan memenangkan hatinya , sehingga apapun yang terjadi dia tidak akan meninggalkan ku bahkan tidak bisa mengalihkan perhatian nya sedetikpun dari aku " ucap Atlas memikirkan sebuah cara .
