NovelToon NovelToon
Aris Anak Indigo

Aris Anak Indigo

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Epik Petualangan
Popularitas:728
Nilai: 5
Nama Author: Izza naimah

Aris putra abraham adalah anak indigo yang menolak menjadi indigo. dia merasa Tuhan salah teknis ketika menciptakannya dengan kelebihan yang bisa melihat makhluk tak kasat mata. setiap kali bertemu makhluk halus aris selalu menghindar. selain takut, dia juga tak sudi terjun ke dunia perhantuan. sampai seorang gadis Misterius penuh dengan teka-teki, Miya Aluna Dhawa.saat berdekatan dengan gadis dada Aris terasa sangat sakit dan Aris juga melihat kalau Miya di penuhi puluhan makluk halus yang menggerogoti jiwanya, hingga Aris mengasah kemampuan nya untuk memecahkan teka-teki pada gadis itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izza naimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Aris mengerutkan keningnya.

 ini bocah ngapa deh? kacung gaunnya pakek ikut-ikutan setelah lagi.

" Adek, ngapain? " tanya si ibu.

Anak itu menunjuk Aris.

" mama, itu pangeran yang duduk di kursi emas sama ratu. yang adek ceritain semalem. dia bisa berubah jadi harimau"

Si ibu melirik Aris, kemudian menarik anaknya pergi.

" jangan ngomong yang aneh-aneh"

Aris dan Miya saling tatap-tatapan. baik Aris maupun Miya tidak ada yang paham dengan maksud anak itu.

Drrtt!!

dering ponsel Miya mengejutkan keduanya, mereka sama-sama memalingkan wajah.

" hallo? " Miya mendengarkan dengan serius apa yang dikatakan orang di seberang telepon. detik kemudian sekujur tubuhnya menegang.

" kenapa? "

Miya menatap Aris.

" sopir aku kecelakaan. Mobilnya terbakar"

***

kurang ajar!

jadi dengan cara itu orang tua Miya ingin membunuh Miya?

membuatnya seolah-olah itu kecelakaan?

Aris tidak membayangkan apa Jadinya kalau Miya tidak pulang bersamanya. Gadis itu pasti- Ah, sudahlah.Aris benci mengingatnya.

" kepenuhan itu woi!"

Aris terssentak, minuman yang dituangnya dari teko kaca tumpah melebihi gelas. Iya cepat-cepat mengambil serbet untuk mengelap air yang tumpah di meja. sejak kecil Leon dan Aris memang sudah diajarkan untuk bertanggung jawab dengan kesalahan sendiri, tidak manja masih pun ada ART.

" ngelamun bae. Kenapa lu, terlilit benjol?"

" ini lebih buruk dari sekedar terlilit benjol" harus duduk di meja makan, setia menunggu Mama masak makan malam dengan big Titin.

Mama menoleh ke anak bungsunya.

" Kenapa Ris?"

" Ma, Aris mau cerita"

Aris minum air putihnya. Kemudian menceritakan soal Miya yang dijadikan tombol pesugihan kedua orang tuanya, sampai Kejadian beberapa saat lalu.

Leon yang sedang makan brownies di dekat Aris menanggapi.

" katanya nggak bisa lihat hal-hal mistis, Kenapa tiba-tiba tahu kalau ada portal gaib hasil pesugihan di rumah cewek itu?"

Aris diam sejenak. Dia sering bilang begitu kan karena menolak bisa melihat mereka.

" tapi serius, Bang. gue lihat ada Bunderan gitu di dalam rumahnya. Terus tadi itu yang gue sampe nggak bisa lihat benar-benar nyata. begitu ada yang ngusap muka gue, semuanya kelihatan lagi."

" Itu tuh yang rusak muka kamu yang jagain kamu dari alam gaib. kan Mbah sudah sering bilang, sekeras apapun kamu nolak nggak akan mengubah takdir kalau kamu adalah keturunan ke-7 dari ratu siluman harimau. kamu pangeran di Kerajaan gaib mereka. dan yang ngikutin kamu itu pasukan penjaga dari alam gaib, yang sering ada di mimpimu itu" kata Mama tanpa menghilangkan Fokus dari masakannya

" ah, omong kosong itu lagi". Aris memutar bola mata.

Leon tergelap lucu sampai hampir tersedak.

" loh, kok ngomong kosong. buktinya kamu merasakan sendiri kan. kamu bisa melihat hantu, itu pertama, kamu sering mimpi dikejar-kejar pasukan berkuda yang dipimpin Harimau, terus kamu dilindungi dari segala bahaya. itu sudah jadi pertanda buat kamu, Aris"

" nggak masuk akal, ma. Mama kebanyakan nonton drama kolosal. yang ngelindungin arus itu Tuhan, Bukan Pasukan dari kehidupan khayalan."

" Dibilangin kok ngeyel terus sih, semprul. Dasar anak kota. harusnya dulu mama titipkan kamu ke simbah supaya bisa di Didik jadi orang bener. jadi kemampuan kamu nggak sia-sia, bisa digunakan untuk menolong orang"

harus memanyunkan bibir sambil melirik Leon yang memasukkan kembali sisa browniesnya ke kulkas.

" Kenapa nggak Bang Jack aja sih. biar dia bermanfaat dikit jadi orang, jangan Bisanya cuman ngelukis cewek telanjang"

Leon mendelik. dikira Leonardo diDicaprion apa.

" kamu tuh kalau dibilangin ya, cari-cari alasan terus, suatu hari kamu baru sadar kalau kamu butuh ilmu dari si mbahmu"

" Dengar tuh, pangeran" Leon mamiting leher Aris lalu memukul kepala adiknya layaknya gendang.

" sakit, Jack!!"

Leon melepaskan Aris.

" nama gue Leon"

" nama gue Aris bukan, pangeran!"

" kan kata Mama lo Pangeran"

" mama halu"

Mama langsung menoleh dengan mata melotot.

Leon ter, mencium pipi Mama sebelum berangkat ke perpustakaan untuk mencari referensi tugas akhirnya.

" anak mami" ledek Aris.

" anak pungut!" balas Leon.

Mama masih masak di dapur dengan Bi Titin, saat ponselnya di kantongnya berdering.

" sebentar y,a Tin. Tuan telepon"

" Iya, Nya"

Mama sedikit menjauh dari dapur.

" Halo, Pa"

" mah hari ini panci sama istrinya mau makan malam di rumah, Mama nggak perlu masak, Papa sudah pesan makanan dari restoran teman Papa" Panji adalah adik papa satu-satunya.

" Loh, kenapa nggak bilang dari tadi sih, pa. Mama sudah terlanjur masak" sambil bicara, mata Mama bergerak mengikuti Aris yang melewatinya sampai naik ke lantai 2. jalannya lurus aja tanpa mampir ke kulkas atau mengintip Masakan mama.

Tumben, biasanya ngerusuk dulu. Pikir mama.

" papa lupa, mah. Ya sudah kalau mama sudah terlanjur masak. malah bagus makanannya banyak"

Sudah mulai pikun.

"ya sudah, Mama tutup dulu" Mama kembali ke dapur Seraya menyimpan ponselnya kembali.

" Tin, nanti malam adiknya Tuan mau makan malam di sini, Tuan sudah pesan makanan. bahan-bahan sudah terlanjur dipotongin masukkan lagi ke aja ke dalam kul-"

Bi Titin yang tengah terus mendengarkan, dibuat bingung saat mama tiba-tiba nge-freez sambil menatap keluar jendela dapur.

" nya? "

Bagaimana tidak langsung kaku. Aris masih ada di kolam ikan, masih ngomong-ngomong sendiri. Padahal baru saja beberapa menit lalu mama lihat Aris lewat depannya, benar-benar nyata di depan mata.

kalau si semprul masih di situ, lantas yang tadi siapa?

Mama menoleh ke belakang.

" kenapa, nya? "

" gak, ada apa-apa" mama menggeleng.

***

" Kak Aris!"

" tuyul tuyul gue" harus langsung merentangkan tangan saat kedua sepupu bocilnya berlari ke arahnya begitu turun dari mobil. mereka berpelukan.

kedua kakak beradik, yang laki-laki Savier, 6 tahun, dan yang perempuan Siena, 4 tahun.

" Hai... " Mama menyambut adik iparnya, Panji dan layanan. cupika-cupiki sebentar sebelum diajak masuk.

Aris jongkok menghadap siena, lalu menyodorkan pipinya.

" Siena Kakak Aris cium dulu dong"

" nggak mau, kak Aris bau" siena mendorong pipi Aris.

ekspresi arus langsung daftar. sialan bocah.

Savier terpingkal sambil menunjuk-nunjuk Aris.

" hahaha.. bau. kak Aris bau"

" nggak mau sama kak Aris, maunya sama Kak Leon"

" sama Leon mulu, sama guenya kapan" gerutu Aris.

" Kak Leon ganteng" celetuk Siena tersenyum malu-malu.

Idih, si bocah. "gantungan juga Kak Aris" harus membusungkan dadanya dengan bangga.

" gak! Kak Aris mukanya kayak tai""siena terkikik centil.

" baunya juga kaya tai" sambung Savier. kedua kakak beradik itu kompak menertawakan Aris.

Aris mendelik tak terima.

" Oh gitu. Awas ya, Siena Kak Aris culik" Ia menggendong Sienna di pundak, lalu dibawa lari.

.

.

.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!