"aahh teriak Mila, ampun jin penunggu kebun teh, saya tidak sengaja.
Biarkan saya pergi jin, saya gadis biasa tidak pantas jin jadikan istri.
"kata-kata Mila membuat Andrean ingin tertawa, lelaki tampan itu sekuat tenaga menahan tawa nya.
"Jan jin, Jan jin" sembarangan saja kalau ngomong.
ini saya guru kamu, ngapain kamu masih gelap lari-lari di jalan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizah salsabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pernikahan
Di kediaman pak Hasan.
Seperti biasa anak perempuan nya, susah untuk di bangunkan.
"Safira bangun, "ini sudah subuh nak.
Ibu Miranti, selalu saja di buat heran, kenapa susah banget anak nya di bangunkan.
"Safira, ibu akan nikahkan kamu. "kalau masih tidak mau bangun."
"Safira langsung terperanjat, mendengar kata-kata menikah.
"Apaan sih ibu ancaman nya, "selalu menikah, sudah tau anak nya masih sekolah."
"Mungkin saja, setelah kamu menikah. "bangun subuh nya, akan tepat waktu Safira."
"Iya_iya ibu safira bangun. "gadis yang berparas cantik itu. "dengan rasa malas nya, keluar dari kamar."
Safira melangkah kan kaki nya, ke sebuah kamar mandi yang berada di dekat dapur.
"Cek Safira berdecak, "Dingin banget lagi air nya?" batin Safira."
Selesai dengan wudhu nya, gadis cantik itu pun segera menunaikan ibadah solat subuhnya.
Sudah selesai dengan ritual wajibnya, Safira membaringkan lagi tubuh nya di atas kasur, yang berukuran kecil.
Pak Hasan Ali kesibukan nya, sebagai pekerja serabutan.
Ibu Miranti istri dari pak Hasan Ali, hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga.
"Bu, bapak pergi kerja dulu ya, "Ucap pak Hasan."
"Iya pak, hati-hati kerja nya."
"Setelah kepergian pak Hasan, ibu dan anak itu ada saja drama nya.
"Ibu satu anak itu berjalan, kearah kamar anak gadis nya.
"Ya Allah Safira, "ucap ibu Miranti."
"ini sudah jam berapa, kenapa tidur lagi."
"Bangun, bangun ayo bantuin ibu. "mencuci pakaian."
Ibu Miranti membuka gorden jendela kamar anak nya.
"Ibu tutup lagi jendela nya. "ini hari Minggu bu biarkan Safira, "tidur sebentar lagi bu."
"Ibu Miranti menggelengkan kepalanya, "seperti nya menikah, "jalan terbaik untuk kamu Safira."
"Ibu apaan sih, "nikah, nikah terus ngomong nya."
Safira memanyunkan bibir nya.
"Ibu sudah cape. "setiap hari membangunkan kamu." "dari kecil, sampai sekarang.
"Masih saja, tidak ada perubahan.
"Tapi enggak, "harus menikah juga bu."
"Sudah sekarang kamu bangun, "beresin kamar kamu, yang seperti kapal pecah ini."
"Perasaan ibu, "dulu enggak," se jorok kamu safira."
"Ya sudah, "ibu nya keluar dulu sana.
Safira mendorong pelan ibu nya, keluar dari kamar milik safira.
"Nanti kalau ada yang ngelamar kamu. "ibu akan segera menerima nya."
"Ucap ibu Miranti, dari balik pintu kamar anak nya.
"Ibu sudah dong, Safira enggak mau."
safira menjawab perkataan ibu nya, dengan rasa kesal.
"Bu Miranti terkekeh geli, padahal apa yang di katakan bu Miranti hanya sebuah gertakan saja.
Dengan cara itu lah, Safira menuruti perkataan ibu nya.
Ya kalau benar itu terjadi, tidak masalah juga anak nya menikah.
Entah menurun dari siapa, punya anak satu-satunya susah bangun subuh.
Mencuci pakaian nya, sendiri saja Safira malas.
Tapi tetap saja kasih sayang seorang ibu, tidak akan luntur walau anak nya susah di atur.
Di dalam kamar seorang gadis cantik, menggerutu tidak ada henti nya.
"Menikah terus, yang ibu katakan, "apa ibu sudah tidak mau ya, aku tinggal di sini."
"Aku tuh masih ingin belajar, "dan mengejar cita-cita."
"Bukan jadi ibu rumah tangga, "yang mempunyai anak belum waktu nya."
Safira merinding sendiri membayangkan nya. "aaaaa, Teriak Safira.
"Tidak pokok nya, "aku enggak mau, "menikah muda."
"Aku akan lebih rajin lagi, "bangun subuh sama bantuin ibu, "biar tidak di suruh menikah muda."
Selesai membereskan kamarnya, gadis manis itu keluar dari kamar nya.
Safira berjalan ke arah dapur, melihat ibu nya yang sedang mencuci piring.
Hati Safira tersentuh, aku jadi anak kok enggak ada tau diri nya ya.
"Orang tua sibuk, "aku malah santai saja."
Gadis Berhijab itu mendekat ke arah ibu nya.
"Bu, "panggil Safira."
"Hemmm, "jawab ibu satu anak itu."
"Bu maafin, Safira ya bu. "belum bisa nyenengin ibu, "aku malah sering menyusahkan ibu."
Safira memeluk ibu nya dari belakang.
Gadis manis itu merasa bersalah sama ibu nya.
"Bu mulai sekarang, biar Safira saja. "yang ngerjain semua tugas ibu."
"Ada apa, kok tiba-tiba bilang begitu. "tanya ibu Miranti.
"Safira, tidak mau ibu terus-terusan, "ngomongin pernikahan."
"Aku juga tidak mau, menikah muda bu. "dan mempunyai anak di bawah umur."
"Kalau jodoh kamu, datang lebih awal. "apa kamu bisa menolak takdir Safira."
"Ya enggak juga sih bu, "Udah dong bu, jangan ngomongin, "tentang pernikahan terus."
"Safira takut Bu."
"Ya sudah, sana cuci pakaian kamu, "yang sudah menumpuk itu."
"Nanti kalau sudah menikah, "jangan sekali-kali menimbun pakaian kotor mu. "di kamar mandi."
"Ibu..u..u." teriak Safira geram mendengar perkataan yang ibu Miranti katakan.
Bu Miranti, terkekeh melihat wajah kesal anak nya.
Padahal ibu satu anak itu hanya bercanda.
Tapi sudah membuat anak nya kesal, berlari ke kamar mandi.
"Safira, safira." Ucap sang ibu, sambil menggelengkan kepalanya.