NovelToon NovelToon
Baca Aku!

Baca Aku!

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Reinkarnasi / Murid Genius / Akademi Sihir / Persahabatan
Popularitas:966
Nilai: 5
Nama Author: Karya Penulis

Penyihir yang menjadi Buku Sihir di kehidupan keduanya.


Di sebuah dunia sihir. Dimana Sihir sudah meraja rela, namun bukan berarti tidak ada Pendekar dan Swordman di Dunia Sihir ini.

Kisah yang menceritakan pemuda yang memiliki saudara, yang bernama Len ji dan Leon ji. Yang akan di ceritakan adalah si Leon ji nya, adek nya. Dan perpisahan mereka di awali ketika Leon di Reinkarnasi menjadi Buku Sihir! Yang dimana buku itu menyimpan sesuatu kekuatan yang besar dan jika sampulnya di buka, maka seketika Kontrak pun terjadi!.

"Baca aku!!" Kata Leon yang sangat marah karena dirinya yang di Reinkarnasi menjadi Buku. Dan ia berjanji, siapa pun yang membaca nya, akan menjadi 'Penyihir Agung'!. Inilah kisah yang menceritakan perjalanan hidup Leon sebagai Buku Sihir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karya Penulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

_____

Mereka segera menuju ke kamar mereka. Leon masih berusaha untuk melupakan tentang adiknya. Sebisa mungkin mengontrol emosi nya.

Rafael juga tidak ingin mengganggu nya. Jadi suasana nya menjadi sangat hening.

Apalagi saat dikamar, tidak ada omongan sama sekali, hanya suara nafas Leon yang menahan amarah.

Sampai sebuah keto-an pintu membuat suasana menjadi sedikit lebih encer. Membuat Rafael dan Leon menoleh ke arahnya. Mereka dapat menduganya.

Rafael membuka pintunya. Ia juga menjaga langkah Kakinya agar tidak mengganggu Leon yang tampak kembali menunduk.

Dan benar saja, itu adalah Nel. Sepertinya ini waktu nya untuk Kelas Riley.

"Kita harus segera ke hutan.. " Ajak Nel. Ia tersenyum. Namun, pandangannya jelas berbeda, seolah ada sesuatu yang sekarang sudah ia sadari.

Rafael mengangguk. Ia bergegas mengambil Buku Sihir--Leon. Namun segera ia tersentak, memberhentikan langkahnya.

"Tak perlu, tinggalkan aku sendiri, aku butuh waktu untuk menenangkan pikiranku.." Kata Leon tiba-tiba. Suaranya terdengar lebih tenang dari sebelumnya.

Rafael tentu peka, ia tidak jadi mengambil Buku yang tergeletak di kasur nya. Rafael paham maksud Leon. Itu malah lebih bagus, agar mood-nya kembali normal.

Nel menaikkan kedua alisnya ketika melihat Rafael berbalik. Sepertinya ia tidak heran akan hal itu.

'Sungguh kasihan...' Batin Nel. Ia berjalan pergi bersama Rafael meninggalkan Leon sendiri.

Sesampainya mereka di tempat latihan yang biasanya, mereka langsung diperintah untuk bermeditasi. Banyak hal yang baru Rafael pahami.

Ia mendapat banyak pelajaran dan pengalaman saat Kelas Riley. Seperti sekarang, sekarang ia tahu bahwa ada Meditasi Pemanasan, Meditasi untuk sebelum memulai latihan.

Dan akan semakin bertambah setiap harinya. Pengetahuan dan pengalamannya, akan membuatnya mengerti akan Dunia Sihir.

Namun, itu masih belum bisa menyaingi pengalaman Leon.

***

Di tengah-tengah latihan.

"Dengan bakat kalian ini, kalian seharusnya bisa mengikuti Turnamen Beginition. Aku yakin, kalian bisa menjadi pemenang nanti. Aku juga berharap kalian mengikutinya. Maka dari itu, aku sudah mendaftarkan kalian di kompetisi itu"

Kata Riley. Tampaknya mereka sedang berdiskusi. Mereka sudah selesai ber-Meditasi Pemanasannya. Jadi, kali ini sepertinya Riley sangat menekan untuk mereka mengikuti Turnamen yang akan diadakan tak lama lagi.

Sebenarnya Rafael sedikit keberatan. Kalau bukan karena Riley yang sudah terlanjur mendaftarkannya, pastilah ia tidak akan mengikuti Turnamen itu. Tapi, sekarang apa boleh buat.

"Maka dari itu, aku akan mengajarkan Mantra Sihir yang akan menjadi bekal saat di pertarungan kalian nanti"

Kata Riley. Melanjutkan penjelasannya. Tampaknya ia benar-benar bertekad untuk memenangkan mereka berdua di Turnamen nanti.

"Sebelum itu, apakah Turnamennya Turnamen Solo, atau boleh berkelompok?" Kali ini Nel bertanya. Sepertinya ia tidak keberatan untuk mengikuti Turnamen kali ini.

"Pertanyaan bagus... Turnamen Beginition yang akan diselenggarakan nanti bukanlah Turnamen Kelompok, melainkan Turnamen Solo. Dimana hanya ada satu pemenang. Dan aku harap, salah satu dari kalianlah pemenangnya"

Riley menjelaskan nya. Ia menjawab pertanyaan Nel. Itu membuat Nel paham, sepertinya ia harus berlatih lebih keras! Pikirnya, sembari melirik Rafael.

"Nah... Mari kita mulai, aku akan mengajarkan Mantra baru kepada kalian. Tapi, sebelum itu, aku harus menjelaskan sedikit tentang Mantra ini"

Riley memulai penjelasannya. Ia tampak serius, begitu juga dengan mereka berdua. Kali ini Rafael tidak akan mengecewakan Riley lagi.

Ia juga sempat melirik sesekali saat Riley menjelaskan, tatapan Riley memancarkan harapan yang terang dimata Rafael. Itu juga menekannya untuk memenuhi harapan Riley. Dengan menjadi Pemenang.

Katanya Mantra yang Riley akan ajarkan adalah Mantra yang hanya anak-anak yang ia pilih saja yang akan ia ajarkan Mantra itu.

Itu sudah cukup membuktikan betapa berharganya Mantra itu.

Dan lagi, sepertinya itu bukan sembarang Mantra Basic. Kata Riley, Mantra itu akan menciptakan daya serang yang lebih besar dari Sihir pada umumnya.

"Namanya Luminar"Luminar adalah mantra sihir yang memadatkan cahaya murni menjadi semburan energi tajam. Saat diucapkan, cahaya putih keemasan akan berkumpul di telapak tangan penyihir, lalu ditembakkan sebagai sinar lurus yang menembus apapun di depannya. Serangannya cepat, presisi, dan sulit dihindari.

Kata Riley. Itu adalah namanya. Penuh dengan aura dingin yang intens.

Riley menjelaskan Mantra itu. Ia harus membuat Nel dan Rafael paham dengan Mantra yang akan mereka miliki nanti.

Kata Riley, Mantra itu adalah mantra sihir yang memadatkan cahaya yang terbuat dari Mana menjadi semburan energi tajam. Saat diucapkan, cahaya putih keemasan akan berkumpul di telapak tangan penyihir, lalu ditembakkan sebagai sinar lurus yang menembus apapun di depannya. Serangannya cepat, presisi, dan sulit dihindari.

Itu adalah Mantra yang bagus. Katanya, itu bisa menembus Mantra Ilusi. Dan... Sepertinya Rafael tidak tertarik. Walau itu sebenarnya berguna, tapi Rafael lebih mengandalkan serangan fisik.

"Kalau untuk serangan fisik, aku juga butuh itu" Kata Rafael. Ia berusaha menyatakannya dengan sopan.

Riley tampak berpikir. Sepertinya sedikit sulit. "Ada, sih.. Tapi ini dulu, ya.. Setelah ini kita akan belajar yang itu" Kata Riley.

Mendengar jawaban Riley, tentu membuat Rafael paham. Ia akan menyelesaikan yang satu ini dulu. Sepertinya Riley ingin melihat mereka menggunakan Luminar itu.

"Nah... Sekarang ayo, posisi Meditasi" Kata Riley. Tampaknya ia akan mempraktekkan langsung caranya.

Mereka duduk secara serentak. Bersila. Dengan mengatur nafas.

"Lalu, pusatkan Energi Mana pada telapak tangan yang kanan" Pinta Riley.

Rafael mengikutinya. Mereka tampak mengerutkan dahi. Tampaknya mereka mulai merasakan nya.

"Lalu, Mana itu harus berubah menjadi Cahaya Mana. Dengan mengucapkan Mantra Sihir Cahaya" Kata Riley. Ia tampak mengambil nafas.

Namun itu tidak membuat Nel dan Rafael hilang fokus dan membuka matanya.

"Light!..... Active! " Kata Riley. Ia mencontohkan nya. Mambuat tangan kanannya penuh dengan cahaya samar, seolah ada kunang-kunang yang terpenjara disana.

Nel lebih dulu mengucapkannya. Lalu di ikuti Rafael. Mereka masih saja memejamkan matanya. Tingkat fokus mereka bukan main fokusnya. Karena hal mendasar sebelum Meditasi adalah fokus.

"Rasakan Cahaya yang mengelilingi telapak tangan mu, rasakan, dan ungkap dalam hati, apa rasanya?" Riley melanjutkan nya. Kali ini tahap nya telah naik. Membuat suasana menjadi serius dengan ketenangan hutan pagi saat itu.

'Dingin'

 Ujar Rafael dalam hatinya. Ia mengerutkan dahinya lagi.

'Hangat..'

Kali ini sedikit bercampur dengan nada bingung. Lalu mengerutkan dahinya lagi.

'Panas?!'

Ujar batinnya. Kerutan dahinya maksimal. Seolah alisnya menyentuh hidung.

Itu benar. Rasanya panas. Membuat Rafael membuka mata, namun, kefokusannya masih tetap bertahan.

"Hah!" Kata Rafael. Seketika matanya dipenuhi dengan cahaya putih bercampur kuning. Seketika hilang.

"Kau berhasil!" Kata Nel. Membuat Rafael terkejut. Nel dan Riley menatapnya lekat lekat. Tepat di depan nya. Membuat ia terkejut.

Namun Cahaya itu masih belum padam, itu masih ada di telapak tangan Rafael.

"L-loh!...." Rafael mengerutkan dahinya. Mengapa Nel tidak melakukan itu? Atau... Sudah selesai? Rafael menanyakan itu dalam batinnya.

"Lama sekali kau.." Kata Nel ia bangkit dari jongkok nya.

"A-apa... Ada apa ini sebenarnya?!" Rafael masih belum menyadari sesuatu.

Riley tersenyum.

"Sudah hampir 3 jam kau belum membuka mata" Kata Riley sembari tersenyum.

Membuat Rafael terkejut. Mulutnya sedikit ternga-nga. Ti-tiga jam?! Mengapa bisa selama itu?! Rafael baru mengalami Meditasi selama itu.

"Itu artinya kau benar-benar merasakan Cahayanya, seakan cahaya itu adalah kesadaran mu" Kata Riley. Itu adalah pujian. Rafael langsung bergegas berdiri. ia sudah tidak terkejut lagi.

"Hei, masih ada cahaya loh ditangan mu~" Kata Nel. Ia melipat tangan depan dada.

"Ah, benar..." Rafael tersadar. Dengan cepat ia mengarahkan cahaya itu keatas langit. Untuk menghindari kecelakaan, ia harus melepaskan cahaya yang melesat itu ke atas.

"Wah... Lebih hebat dari punyaku~" Kata Nel. Ia tidak bohong. Cahaya Rafael lebih pekat.

"Mengapa begitu?" Nel bertanya. Ia bertanya kepada Riley.

"Itu karena Rafael lebih lama merasakan cahayanya" Riley menjawabnya. Ia tersenyum. Ia bangga, kedua muridnya ini ternyata memiliki bakat.

"Memangnya kau berapa lama?" Kali ini Rafael bertanya. Ia seakan baru bangun dari tidur siang yang menyenyakkan.

"Sekitar... setengah jam ya?.." Ia menoleh ke Riley. Riley mengangguk sembari terpejam dan tersenyum.

"K-kau mau menunggu ku selama itu!?" Rafael bertanya padanya. Ia tidak percaya, padahal kalau mau Nel bisa saja langsung kembali. Karena pelajaran selanjutnya hanya Rafael yang ingin.

"Itulah teman!..." Sembari membusungkan dadanya.

Riley tersenyum-senyum melihat mereka, baginya mereka sangat menggemaskan.

Padahal, sebenarnya yang membuat Nel lebih cepat adalah dikarenakan ia hanya merasakan dingin dan damai, di tangannya.

Yang merasakan Kehangatan Cahaya itu hanyalah seseorang yang sudah memiliki dua Mana, lalu... yang merasakan Panas nya... Adalah seseorang yang sudah terpilih oleh God of Light--sama seperti Damian, tapi bukan Agen.

Riley tahu itu. Itulah yang membuatnya merasa lebih senang dari biasanya. Ia tahu bahwa Rafael memiliki dua Mana, dan ia juga tahu bahwa Rafael terpilih oleh God of Light. Itu dikarenakan Meditasi Rafael yang lebih dari 2 jam.

Ia hanya menyembunyikan kebenaran itu, di balik senyuman indahnya. Ia tentu bangga. Tidak ada pikiran negatif. Hanya saja, satu kata untuk Rafael.

'Mustahil'

Batin Riley saat itu. Itulah komentar pertama Riley saat mendapati Meditasi Rafael hampir 3 jam.

Anak itu memiliki dua Mana!? Ia juga terpilih oleh... Dewa Cahaya! Riley benar benar bangga saat memikirkannya.

Tapi... Siapa yang mengajarinya? Itulah yang membuat Riley memberi gelar kepada Rafael, Anak Ajaib.

1
Murnila Wati
Nice Thor! Kau membuat minat baca ku bertambah!/Applaud/
Murnila Wati
Ini dia. Kebenaran yang ditunggu²/Hey/
Murnila Wati
Yok thor lanjutkan. Para readers mu ini ingin melihat Rafael dan Leon berdiri sebagai Penyihir Agung di akhir cerita/Chuckle//Smile//Applaud//Good/
Murnila Wati
Mantra baru unlock/Hey/
Murnila Wati
Hehe, bisa aja Leon/Slight/
Murnila Wati
Pasti Lauren/Shhh/
Anin: Hayyo loh... Baca bab selanjutnya ya, nanti kamu bakal tahu
total 1 replies
Murnila Wati
Wah Thor! Kenapa aku penasaran?!/Cry/ Cerita mu membuatku penasaran Thor!/Good/
Anin: Thanks/Smile/

Leon:Tuh kan, para Readers penasaran /Chuckle/ Makanya Baca Aku!
total 1 replies
Murnila Wati
Hayyo loh.. Leon nengok apa tuh~ Seketika berubah genre/Frown//Shhh/
Anin: Hehe, auto jadi horor/Tongue/

Rafael:Seram nye!...
total 1 replies
Murnila Wati
Sedikit typo yah Thor/Smile/
Anin: Hehe iya, maaf ya atas kesalahannya/Grievance/

Leon:Tuh kan para Readers marah!! Makanya, nulis yang benar!/Smug/
total 1 replies
Murnila Wati
Pasti MC kita dong yang menang~~ yakan Thor~~
Anin: Aku setuju!

Rafael: Pastilah/Chuckle/

Leon:Nantikan saja readers ku!/Bye-Bye/
total 1 replies
Murnila Wati
/Facepalm/
Murnila Wati
Sabar, Nel
Anin: Nel:Udah gak bisa/Panic/ Rasanya tuh mulut pengen gw tabok!
total 1 replies
Murnila Wati
Duh... Kebenaran yang menyakitkan/Sob//Sob/
Anin: Tahan ya... Ini hanya bumbu.. Nanti akan banyak laki kebenarannya/Proud/

Leon:Makanya, terus Baca Aku!
total 1 replies
Murnila Wati
/Facepalm/
Murnila Wati
Sip Thor.. Kutunggu kejutanmu /Hey//Smirk/
Anin: Sip..

Leon:Aku juga akan menunggu kau terkejut /Smirk/

Rafael:...
total 1 replies
Murnila Wati
Haha, makanya jangan bandel/Curse//Curse/
Anin: Rafael:Yah... Disorain Readers/Sob//Sob/

Leon:Tulah... Makanya, jadi MC utama boy!!/Casual/
total 1 replies
LION QUEEN
200 hal?🤨 dikit lah itu.... kalau sangat tebal itu sekitar seribu hal lah🤫
Anin: Kalau 1000 hal, nanti bacanya gak kelar kelar dong...
total 1 replies
LION QUEEN
semakin menarik! Ada tambahan tokoh baru, dan dunia sihir nya semakin nampak/Smile/
Anin: Tokoh baru akan Author tambahin sebanyak-banyaknya
total 1 replies
LION QUEEN
waw keren
Anin: Thank a lot/Casual/
total 1 replies
Murnila Wati
Waw... Semakin menarik. Lanjutkan Thor
Anin: Yoi, lagi semangat neh..🔥🔥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!