NovelToon NovelToon
Cek Khodam Online

Cek Khodam Online

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Mata Batin / Hantu
Popularitas:634
Nilai: 5
Nama Author: ef f

gara-gara nonton cek khodam online yang lagi viral membuat Deni tertarik untuk mengikutinya. Ia melakukan segala macam ritual untuk mendapatkan khodam nya. Bukannya berhasil Deni justru diikuti setan berdaster, tapi sayang wujudnya kurang keren

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ef f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Setelah cukup lama disana akhirnya ia melanjutkan perjalanan. Di tengah perjalanan pulang, hati kecilnya kembali terusik, isi kepalanya dipenuhi oleh banyak hal. Salah satunya adalah pekerjaan yang belum ia dapatkan.

"Apa sebaiknya aku menggarap sawah kakek aja ya?"

Deni berfikir hingga hanyut dalam lamunan, sampai akhirnya matanya menangkap sosok gadis yang berdiri sendirian di pinggir jalan.

"Vira?"

Entah kebetulan atau takdir tuhan. Akan tetapi itu dapat melegakan perasaannya.

"Kamu lagi nunggu siapa Vir?" tanya Deni menghampirinya.

"Eh mas Deni, ini mas, aku lagi nunggu temen"

"Maksud kamu temen spesial ya?"

"Bukan mas, cuma temen biasa kok. Dia perempuan" jawab Vira tersenyum

Melihat senyuman manis itu membuat Deni tak berkedip beberapa saat. Darahnya mendidih, ia seolah merasakan sensasi yang menyejukkan. Ia melihat kesana kemari, melihat situasi yang aman untuk melakukan upaya PDKT.

"Emangnya kamu mau kemana? Aku antar kamu aja ya?"

"Sayangnya gak bisa mas, aku udah terlanjur janji dengan temen untuk berangkat ke kampus bersama"

"Oh, jadi sekarang kamu kuliah, pantes aja gak pernah terlihat di kios ibumu" jawab Deni membesarkan hati, dalam hati ia sadar bahwa semakin jauh perbedaan antara dirinya dan Vira.

"Iya mas, aku disuruh ibu, itu pun juga karena sepupuku"

"Sepupu kamu yang sempat jadi salah faham karena aku nganterin dia?" Vira mengangguk dengan jawaban Deni. Namun entah mengapa, ketika membicarakan gadis itu, raut wajah Vira nampak tak suka.

"Memang ada apa dengan sepupumu?"

"Ibu selalu membandingkan aku dengan Mira, ibu juga ingin aku belajar kayak Mira yang masih menghasilkan uang tanpa mengesampingkan pendidikan" curhatnya pada Deni.

"Aku memahami posisimu Vir, tapi ingat, kamu harus tetep semangat, karena banyak hal yang harus kamu syukuri, lihatlah orang-orang yang tak seberuntung kamu di luar sana. Termasuk pria tampan di depan mu ini" Vira tersenyum kecil ketika Deni memuji dirinya sendiri.

Lain hal dalam pikiran Deni, ia hanya mencibir dalam hati saat Vira mengatakan jika sepupunya sudah berpenghasilan.

"Ya, kamu benar mas, mungkin aku kurang bersyukur. Tapi haruskah ibu membandingkan aku dengan Mira? Padahal setiap hari aku tak berpangku tangan, aku selalu bantu orang tua jaga kios"

Vira tertunduk sambil menyeka air mata yang terlanjur keluar. Deni sendiri juga tak menyangkal, ia dapat merasakan kesedihan yang dialami Vira

"Seandai nya ibu mu tau apa pekerjaan sepupumu ?"

Deni bergumam, tapi sialnya masih bisa di dengar gadis di samping nya hingga gadis itu langsung menoleh menghadap nya.

"Pekerjaan apa maksud nya mas?"

"Ah, nggak, maksudku seandainya ibu mu tau selama ini kamu juga bekerja keras seperti sepupumu" ralat Deni.

"Oh ya, tumben sekali mas Deni belum berangkat kerja?"

"Aku udah gak kerja Vir"

"Hah? Kenapa mas?"

"A-aku sendiri yang memutuskan keluar dari sana, biar dapat ilmu dan pengalaman baru"

Cukup lama keduanya duduk dengan canggung. Deni juga enggan melewatkan waktu yang berharga ini. Sesekali Deni mencuri pandang ke arah gadis pujaannya. Ia tak menyangkal jika ia mengagumi Vira sejak keduanya masuk Smp.

"Mas, itu temenku udah datang, aku berangkat dulu ya?"

Deni mengangguk ketika Vira berpamitan, seulas senyum mengembang ketika mereka saling melambaikan tangan.

Deni kemudian melanjutkan perjalanan menuju persawahan. Disana dia berpapasan dengan beberapa warga yang berangkat meladang. Mereka masih membahas yang bersangkutan dengan Ilham.

"Aku udah kapok gabung tim pencarian, gara-gara nyari Ilham, kita malah ketemu genderuwo" celetuk Ucun kesal.

"Sama, aku juga, bahkan aku susah tidur karna masih kepikiran" balas Sa'ad juga kesal.

"Pokoknya desa kita udah gak aman, kalian tau gara-gara siapa? Gara-gara anaknya mbok yem" teriak Ucun hingga seluruh mata tertuju padanya.

"Kok bisa?"

"Lah, emang kalian gak tau gosip yang sering di bicarakan warga mengenai Ratih dan anaknya? Apalagi anaknya yang kecil itu. Dengar-dengar dia makan ayam mentah di tukang sayur"

"Hah? Sumpah?" teriak warga yang masih tak percaya.

"Sumpah aku gak ngarang, ibu-ibu yang lagi belanja itu liat sendiri. Katanya anaknya Ratih makan dengan rakus kayak orang kelaparan"

"Wah, wah, wah, gak beres ini. Baru daging ayam yang di makan. Nanti lama-lama kita yang di makan, gimana hayo?"

"Betul, kita harus cepet-cepet ngambil tindakan biar anak itu gak meresahkan warga di kampung kita"

Mendengar itu, lambat laun Deni tak bisa menahan diri, entah mengapa ia merasa firasat buruk yang akan menimpa Sukma.

Dengan langkah terburu-buru, ia menuju kediaman Ratih untuk menyampaikan dugaan warga mengenai Sukma. Namun saat tiba disana, ia melihat seorang pria sedang duduk sambil menghubungi seseorang melalui telepon

"Iya, tolong bantu urus semuanya ya" ujar pria itu kepada orang di sebrang telepon

Deni dengan ragu menghampiri dan dengan ramah ia menyapa pria itu, barulah ia tau jika pria itu adalah suami dari Ratih yang bernama Rizal.

"Siapa mas?" Tanya Ratih berjalan keluar rumah.

"Oh, ternyata kamu Den, kalian udah kenalan ta? Ini Deni mas, anaknya mbak Lastri"

"Ya, kami udah kenalan. Jadi ini tetangga kita? Salam kenal ya Den"

Sontak saja Deni terkejut usai mendapat kabar jika mereka akan menempati rumah itu dan menetap di sini. Deni tak tau pasti hal ini akan jadi sesuatu yang baik atau sebaliknya, namun ia semakin khawatir dengan keselamatan Sukma.

"Sukma dimana mbak?"

"Ada di dalam, dia lagi main sama kakak nya, oh ya, nanti kamu sama mbak Lastri kesini ya, kami mau biki syukuran kecil-kecilan"

Deni mengangguk, ia kemudian pamit pulang dan mengurungkan niat untuk menyampaikan kabar tentang Sukma.

Baru saja Deni tiba di rumah, ia di kejutkan dengan kepulan asap yang membumbung tinggi hingga membuat ia terbatuk. Tak lama sesosok wanita terbentuk dari dalam asap itu.

"Bisa dikurangin gak sih mode asapnya?" ujar Deni kesal

"Ya maaf mas, udah di setel begini dari sananya"

"Ada apa siang bolong gini muncul ?"

"Gini mas, ini gawat"

"Gawat kenapa?"

"Warga mulai mencurigai Sukma dan mengancam akan mengusirnya dari desa kalo terbukti Sukma adalah sumber masalahnya"

"Iya, aku juga mau bilang gitu sama mbak Ratih, tapi aku kalah cepet, suaminya datang dan bilang kalo mau netap di desa ini"

"Sepertinya kamu harus lebih ekstra menjaga Sukma"

"Tapi aku kok ngerasa aneh ya Nik"

"Aneh kenapa mas?"

"Aneh sama yang baca, padahal aku udah capek capek ngetik tapi gak di kasih like Nik"

"Oh gitu ya mas, ya udah nanti malem Monik bantu buat nakutin mereka biar inget terus kedatangan Monik ke sudut-sudut rumah mereka biar sampai ke bawa mimpi hi hi hi hi hi"

1
Ikhsan Adriansya
lanjut kk
Ikhsan Adriansya
astoge/Joyful/
Ikhsan Adriansya
bagus
Slemkleseman
semoga menghibur
Slemkleseman: update tiap hari ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!