NovelToon NovelToon
HIDDEN MARRIAGE

HIDDEN MARRIAGE

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis / CEO / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Pernikahan rahasia
Popularitas:457
Nilai: 5
Nama Author: Wendy081104

Elena terikat pernikahan sejak umurnya menginjak 17 tahun. Awalnya pernikahan ini tidak ia ketahui, hingga saat umurnya menginjak 20 tahun, barulah ia mengetahui bahwa ia sudah menikah selama 4 tahun. Namun yang membuat Elena bertanya, siapa pria yang berstatus sebagai suaminya itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wendy081104, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 20

Elena terbangun, lalu duduk di pinggir ranjang itu, dia menatap dirinya yang tengah memakai kameja kebesaran milik Alex, berwarna marron itu. Seketika Elena mengusap wajahnya yang panas, dan mungkin pipinya sudah memerah. Untung saja ini adalah akhir pekan, jadi Elena tidak perlu memikirkan dirinya sekarang.

"Di mana dia?" gumam Elena.

Kamar yang semalam menjadi kapal pecah, akibat jejak percintaan mereka sudah tersusun rapi kembali. Elena menduga jika Alex yang melakukannya.

Elena melangkah keluar dari kamar mereka, lalu turun ke bawah. Namun sama saja dari lantai atas, Elena tidak menemukan keberadaan suaminya itu.

Saat fokus, Elena tidak menyadari, lengan kekar itu langsung memeluk pinggang mungil Elena dari belakang, membuatnya hampir berteriak.

"Apa yang kamu lakukan di sini? Tubuhmu baik - baik saja?" bisik Alex, sambil menatap Elena, yang memakai kamejanya.

"Aku lapar." kata Elena.

Alex langsung menggendong Elena koala, lalu menuruni tangga perlahan menuju dapur, Alex tahu Elena akan mengatakan hal itu, karena semalam mereka tidak makan apapun jadi Alex sudah menyiapkan semuanya. Alex mendudukkan Elena perlahan di kursi dapur itu, lalu memanaskan kembali makanan yang sudah dirinya buat tadi. Setelah selesai mereka langsung menyantap makanan itu bersama, Alex senang Elena makan dengan lahap hingga habis tidak tersisa.

"Makanlah yang banyak, agar kamu bisa mengimbangi stamina suamimu ini," kata Alex.

Elena yang sementara meminum air putih itu, hampir tersedak mendengar perkataan Alex, wajahnya sudah memerah. Pria ini terlalu pandai menggodanya. "Berhentilah, kamu sangat suka menggodaku." sambung Elena menghabiskan airnya.

Semalam, entah berapa kali Alex mengklaim dirinya, Alex juga terus mengatakan cinta padanya semalam, bahkan Elena tidak bisa menghitung berapa banyak Alex mengatakan hal itu. Alex seperti seseorang, yang baru saja mendapatkan apa yang dia inginkan setelah sekian lama, dan itu bisa di rasakan oleh Elena semalam. Selesai sarapan, Elena duduk bersendawa di tepi kolam renang penthouse itu, sedangkan Alex kembali ke ruang kerjanya untuk melakukan sesuatu.

Hari ini sangat cerah, bahkan Elena bisa melihat keadaan jalan di depan gedung yang tinggi ini. Elena memasukan kakinya ke dalam kolam renang, sambil menikmati air dingin yang sejuk, lalu tersenyum senang. Elena merasakan hembusan angin sepoi-sepoi yang menyapa kulitnya. Dia menarik napas dalam-dalam, menikmati kehangatan mentari pagi yang menyapa tubuhnya. Sejenak, pikirannya melayang kembali ke malam yang penuh gairah.

"Elena singkirkan pikiran itu," gumam Elena malu, sambil menutupi wajahnya.

"Sweetie..."

Elena menoleh, mendapati Alex yang berjalan ke arahnya dengan bertelanjang dada, membuat Elena menelan salivanya. Namun pandangan Elena berhenti tepat di tangan Alex, yang sedang memegang gelas berisi anggur.

"Tubuhnya sangat menggoda," batin Elena kalut, dengan cepat Elena menyingkirkan pikiran itu.

"Ada apa?" tanya Alex.

Elena menggelengkan kepalanya pelan, lalu kembali menatap ke arah kolam renang itu, yang cukup panjang. Namun Alex langsung meletakan gelas berisi anggur itu, dan duduk di samping Elena yang menikmati suasananya.

"Kemarilah, bersandar padaku." kata Alex.

Elena langsung mendekat dengan patuh, bersandar pada dada kekar Alex, dia memang menikmati semua ini, namun kejadian semalam terus mengusik pikirannya.

"Al." panggil Elena, pelan dan lembut.

Alex menoleh, mendapati Elena yang tengah menatapnya, "Hmm?" Alex menjawab dengan deheman.

"Tidakkah kamu ingin mengatakan sesuatu padaku?" tanya Elena, membuat Alex terdiam.

Alex bangun lalu menggendong Elena kembali ke dalam, lalu mengunci pintu itu, mendudukan Elena di sofa, lalu Alex berlutut di bawah tepat di depan Elena. "Aku akan mengatakannya, tapi kamu harus percaya padaku." Alex memegang kedua tangan Elena erat.

Elena mengangguk pelan, membuat Alex menghela napasnya dalam, lalu mulai menceritakan semuanya, tanpa ada yang di sembunyikan.

·–·–·–·–·

Setelah hari itu di mana Alex, mengadakan konferensi pers. Banyak orang yang sangat penasaran, tentang siapa wanita yang menjadi istri pria tampan dan dingin itu. Dan hal itu tidak luput dari pendengaran Daniel, pria tua yang menemui Alex semalam. Dia adalah musuh bisnis Alex, semua yang Alex capai, semua yang Alex lakukan selalu membuat pria itu iri dan ingin memusnahkan Alex sepenuhnya dari dunia bisnis.

Namun kenyataan selalu berbanding terbalik, Alex berasal dari Castellio, keluarga yang tidak bisa di singgung oleh siapa pun, pria itu menempati tempat tertinggi di dalam keluarga Castellio, membungkam semua orang yang tidak patuh pada dirinya.

"Bagaimana rencananya?" tanya Daniel.

"Semuanya sudah siap tuan." jawab asistennya.

"Bagus, kita harus bergerak lebih dulu, ini adalah perang, dan aku tidak akan membiarkan Alex menang. Apalagi aku telah menemukan kelemahan pria itu." kata Daniel.

Semalam ia melihat Alex datang bersama seorang perempuan, Alex begitu peduli padanya, dan itu adalah hal yang bagus untuk Daniel, karena perempuan itu bisa menjadi umpan untuknya.

·–·–·–·–·

Elena terdiam mendengar penjelasan Alex, dia sebenarnya sudah menduga hal ini. Melihat dari bagaimana Alex semalam, yang berusaha menyembunyikan amarahnya sekuat tenaga. Ternyata mereka mengincar dirinya.

"Aku tidak bermaksud menyeretmu, tapi..." Alex tidak sanggup melanjutkan kalimatnya.

"Aku tahu...aku tahu..." kata Elena.

Dia bisa merasakan kekhawatiran dari nada Alex, bukan untuk pria itu, melainkan untuk dirinya sendiri. Elena menangkup wajah Alex di bawahnya, membawanya untuk memandang Elena.

"Kamu akan melindungiku bukan?" tanya Elena pelan.

"Iya. Aku akan melindungimu. Aku tidak akan membiarkan mereka menyentuhmu." Alex memegang tangan Elena di wajahnya.

"Aku percaya padamu, jadi kamu harus melakukan apa yang menurutmu aman untuk kita berdua." kata Elena mantap.

Alex menarik Elena, hingga Elena jatuh tepat di pelukan Alex. Pria itu memeluknya erat, seperti Elena akan di ambil darinya. Elena membalas pelukan Alex, di saat seperti ini yang mereka berdua butuhkan adalah komunikasi dan perhatian satu sama lain. Semua orang mengenal Alex adalah pria dingin dan kejam, tapi di depan Elena, semua julukan itu hilang begitu saja.

Elena melepaskan pelukan Alex, menatap pria itu dan tersenyum, lalu mencium pelan pipi Alex. Alex sedikit terkejut dengan aksi Elena, namun Alex menikmati hal itu.

Dan itu adalah bentuk kasih sayang Elena pada Alex, masih banyak bentuk kasih sayang yang belum Elena tunjukan pada Alex.

Sore menjelang malam, hujan turun membasahi kota itu. Langit yang awalnya cerah berubah menjadi hitam seperti malam, Elena duduk di sofa sambil menatap keluar jendela, melihat hujan yang turun itu. Sedangkan Alex, sedang berbicara dengan David, di ruang kerja pria itu. Bahkan mereka berdua tampak serius.

"Kamu yakin?" tanya Alex.

"Benar tuan. Sudah hampir beberapa minggu ini nona Lily di nyatakan hilang, sampai sekarang belum ada satupun keluarganya yang menemukan dirinya," jelas David.

Tapi David melihat jika kejadian ini memiliki beberapa kejanggalan, namun David tidak tahu di mana letak kejanggalan itu.

"Selain itu, sepertinya, tuan James dan nyonya Yumi, mencurigai anda, mereka pasti mengira jika anda yang menjadi penyebab hilangnya nona Lily." tambah David.

"Biarkan mereka berpikir seperti itu, itu bukan urusanku, selain istriku tidak ada seorangpun yang menjadi urusanku." kata Alex dingin.

"Lalu bagaimana dengan Daniel tuan?" tanya David.

"Terus awasi pria itu, dia telah menargetkan Elena. Dan juga mulai sekarang tambahkan pengawal untuk selalu mengawasi istriku." perintah Alex yang langsung di angguki oleh David.

Setelah kepergian David dari sana, Alex turun mencari Elena. Sengaja Alex memberikan sebotol anggur untuk Elena minum, namun Alex tidak menyangka botol itu masih rapat dengan tutupnya, sedangkan Elena sibuk menikmati hujan di luar.

"Kamu tidak menyukai anggur?" Alex mengambil botol anggur itu lalu membukanya dan menuangkannya di gelas depan Elena.

"Tidak." jawab Elena singkat.

"Benarkah? Tapi anggur sangatlah enak, yakin tidak ingin mencobanya?" tanya Alex lagi.

Elena menatap Alex, bukannya Elena tidak menyukainya, hanya saja Elena belum siap jika rahasia kecilnya terungkapkan begitu saja, untuk itu Elena menghindari meminum anggur itu, jika dia siap, dia akan mengatakan rahasia kecilnya pada Alex. Alex duduk di belakang Elena, karena gadis itu duduk sambil membelakangi sofa separuhnya, Alex menyimpan botol anggur itu di meja, Alex terus mempersempit jarak antara dirinya dan Elena.

"Ahh..." Elena mendesah pelan, saat Alex, mencium punggung belakangnya, dan entah sejak kapan, Alex menurunkan sedikit kameja itu.

Alex terus mencium punggung belakang Elena, tangannya bergerak ke depan membuka kancing kameja itu, dan Elena tidak menghentikannya. Dan sekarang Alex bisa melihat punggung Elena, yang masih terdapat bekas cupang miliknya.

Dengan kasar, Alex menggigit pelan bahu Elena, hingga pekikan terdengar dari bibir Elena. Elena tersentak, tubuhnya menegang mendengar desahan kasar yang keluar dari bibir Alex. Dia berbalik, tangannya terangkat ingin menepis sentuhan Alex, tapi jari-jari Alex sudah mencengkeram kuat tangannya.

"Alex..." Elena mencoba berontak,  namun Alex mencium lehernya dengan kasar. Bibirnya mengelus lembut kulit halus di bawah telinga, membuat Elena mendesah pelan.

"Shh...sweetie, jangan takut, aku tidak akan menyakitimu. Hanya saja aku tidak bisa menahan diriku lagi." bisik Alex, membuat tubuh Elena di bawahnya menjadi lemah.

"Biarkan aku menyentuhmu." Alex langsung menggendong Elena koala, lalu kembali ke kamar mereka.

Alex masuk ke kamar mereka, lalu menutup pintu menggunakan kakinya dengan kasar, berjalan mendudukan Elena dia atas meja itu lalu menguncinya menggunakan kedua tangannya.

Alex langsung memeluk Elena dan menciumnya dengan sedikit kasar, dan Elena yang mendapatkan serangan mendadak itu, terkejut namun dirinya tidak memberontak dirinya terbuai oleh ciuman Alex dan membalas setiap ciuman Alex. Didalam kamar itu dua insan yang berstatus suami istri, masih bercumbu dengan ciuman mereka yang panas dan mengebu - gebu.

Alex melepaskan ciuman mereka, lalu menyatukan kening mereka. "Apakah boleh?" tanya Alex, suaranya seperti sedang menahan sesuatu.

"Pelan - pelan saja, bawahku masih terasa sakit." kata Elena pelan.

Mendapatkan persetujuan dari Elena, Alex langsung menurunkan pandangannya dan membenamkan wajahnya di leher milik Elena, dirinya sangat suka mencium aroma tubuh milik Elena yang membuatnya sangat candu. Alex langsung memposisikan dirinya, agar bisa masuk kedalam Elena.

"Akhhhh...sakit..." desah Elena yang merasakan Alex sedang masuk ke dalam dengan perlahan.

"Tidak apa - apa, gigit saja bahuku untuk melampiaskan rasa sakitnya," bisik Alex sambil berusaha untuk memasuki Elena, jika dia menghentikannya maka Elena akan lebih sakit lagi.

"Sangat sempit," gumam Alex saat sudah masuk sepenuhnya.

Elena tidak bisa meredamkan suara teriakannya, air mata menetes dari kedua matanya, ini sakit tapi tidak sesakit semalam. Alex mendiamkan sebentar kejantananya di dalam Elena, dirinya lalu menarik sedikit bagian bawahnya sebelum memasukan kembali lebih dalam lagi, dia tidak ingin Elena merasakan sakit lagi, saat Elena sudah hampir terbiasa, Alex langsung mempercepat gerakannya.

Suara desahan dari dua orang yang sedang menikmati surga dunia di atas meja itu, menggema di seluruh kamar itu. Pendingin yang ada di dalam kamar itu sudah tidak memiliki harga diri sama sekali, di lihat dari tubuh pria dominan itu yang sudah berkeringat, dan wanita cantik di bawahnya pun juga sudah setengah basah menandakan betapa panasnya aktivitas mereka saat ini.

Lewat tengah malam, Alex tersenyum puas. Dirinya menggendong Elena yang telanjang memasuki kamar mandi, lalu menaruhnya di dalam bathtub. "Jika kamu tidak tertidur, aku akan mengganggumu hingga pagi." gumam Alex, sambil masuk ke dalam bersama Elena yang tertidur.

·–·–·–·–

to be continue...

1
nyonya
jangan bilang lu sengaja menta ditembak lex
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!